Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu :
Dr. Roekhudin, SE. M.Si, Ak.,CA

Disusun Oleh :
Intan Arivia Kusuma 200020113111006
Ely Kartikaningdyah 200020113111007

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021

1
AKUNTANSI MANAJEMEN LINGKUNGAN

Perkembangan akuntansi manajemen lingkungan


Menurut IFAC (2005), akuntansi manajemen lingkungan (environmental management
accounting) merupakan pengelolaan lingkungan sekaligus kinerja ekonomi organisasi
melalui pengembangan dan implementasi system dan praktek akuntansi yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi tersebut. Pada dasarnya terdapat tiga hal utama dalam akuntansi
manajemen lingkungan, yaitu:
1. Kepatuhan (compliance); akuntansi manajemen lingkungan harus dapat memberikan
informasi mengenai kepatuhan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang terkait
dengan lingkungan, yang dibuat sendiri oleh perusahaan tersebut maupun yang dibuat oleh
pemerintah.
2. Eco-effisien; akuntansi manajemen lingkungan harus dapat melakukan monitoring terhadap
effisiensi penggunaan sumber daya alam seperti penggunaan bahan baku, bahan bakar, air,
dan lain-lainnya, dan dampaknya terhadap lingkungan dan juga biaya-biaya yang
dikeluarkan olehperusahaan.
3. Posisi stratejik; organisasi harus membuat program-program yang terkait dengan
lingkungan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Akuntansi manajemen
lingkungan harus dapat memonitor apakah biaya-biaya yang dikeluarkan dapat mencapai
tujuan tersebut.

Manajemen biaya kualitas yang baik mensyaratkan bahwa biaya kualitas dilaporkan dan
dikendalikan (pengendalian memiliki penekanan pada pengurangan biaya). Pengendalian
memungkinkan manajer untuk membandingkan hasil aktual dengan hasil standar untuk
mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan. Laporan kinerja biaya
kualitas memiliki dua elemen penting: hasil aktual dan hasil standar yang diharapkan.
Penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan digunakan untuk mengevaluasi kinerja
manajerial dan memberikan sinyal mengenaik masalah yang mungkin terjadi. Mengidentifikasi
standar kualitas adalah elemen kunci dalam laporan kinerja kualitas. Standar harus
menekankan peluang pengurangan biaya.

Mengukur Biaya Kualitas


1. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality costs), adalah biaya-biaya yang tersedia
atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.
2. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden costs), adalah biaya kesempatan atau tidak
disajikan dalam catatan akuntansi. Biaya-biaya kualitas yang tersembunyi bias menjadi
signifikan sehingga seharusnya diestimasi.

Ada tiga metode untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi :


1. Metode Pengali (multiplier method), mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil
pengalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.
Rumus :Total biaya kegagalan eksternal = k( biaya kegagalan eksternal yang terukur )
Dengan memasukkan biaya kualitas yang tersembunyi dalam menilai jumlah biaya kegagalan
eksternal, manajemen dapat menentukan tingkat pengeluaran sumber daya untuk kegiatan
2
pencegahan dan penilaian secara lebih akurat. Dengan meningkatnya biaya kegagalan,
manajemen diharapkan akan meningkatkan investasinya dalam biaya pengendalian.
2. Metode Penelitian Pasar (Market Research Method), digunakan untuk menilai dampak
kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar. Hasil penelitian pasar dapat
digunakan untuk memproyeksikan hilangnya laba di masa depan akibat kualitas yang buruk.
3. Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Quality Loss Function), mengasumsikan setiap
penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya
kualitas yang tersembunyi.
Rumus : L(y) = k(y-T)2
di mana : k = konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya
kegagalan eksternal perusahaan; y = nilai aktual dari karakteristik kualitas; T=nilai target
dari karakteristik kualitas; L = kerugian kualitasUntuk menggunakan fungsi kerugian
Taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung dengan membagi estimasi biaya pada salah
satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi kuadrat dari batas nilai target. Rumus : k =
c/d2dimana :c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawahd= jarak batas dari nilai
target.
Pelaporan Informasi Biaya Kualitas
Sebuah sistem pelaporan biaya kualitas adalah menilai biaya kualitas aktual saat ini. Terdapat
dua pandangan pencatatan biaya kualitas aktual :
1. Catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang
memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya.
2. Catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori yang
memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dari setiap kategori.
Laporan Biaya Kualitas; Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat
dinilai dengan mudah dengan menampilkan biaya-biaya kualitas sebagai persentase penjualan
aktual. Para manajer memiliki tanggung jawab dalam menilai tingkat kualitas optimal dan
menetapkan jumlah relatif yang seharusnya dikeluarkan untuk setiap kategori.

Ada dua pandangan mengenai biaya kualitas optimal :


1. Pandangan tradisional yang mengacu pada pencapaian tingkatkualitas yang dapat diterima
2. Pandangan kontemporer yang dikenal sebagai pengendalian kualitas total

Dalam model kualitas lingkungan total, keadaan yang ideal adalah tidak ada kerusakan
lingkungan. Kerusakan disefinisikan sebagai degradasi lingkungan langsung seperti emisi padat,
cair atau residu gas ke lingkungan (misalnya kontaminasi air dan polusi udara) atau degradasi
yang tidak langsung seperti penggunaan bahan dan energi yang tidak perlu. Biaya lingkungan
disebut juga biaya kualitas lingkungan. Lingkungan biaya adalah biaya yang timbul karena
kualitas lingkungan yang buruk ada atau mngkin ada. Biaya lingkungan dikaitkan dengan
penciptaan deteksi, remediasi dan pencegahan degradasi lingkungan (Hansen & Mowen, 2009)
Sebagian besar orang menganggap bahwa pencemar yang harus menanggung seluruh biaya
kerusakan lingkungan karena produksi barang dan jasa (prinsip pencemar-membayar).
Perusahaan dapat mencari metode produksi yang lebih efisien untuk menanggung biaya penuh.
Definisi Efisiensi adalah kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa dengan harga
bersaing yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi dampak negatif lingkungan,
konsumsi sumber daya dan biaya. Efisiensi berarti memproduksi lebih banyak barang dan jasa
dengan menggunakan lebih sedikit bahan, energi, air dan tanah sekaligus meminimalkan emisi

3
udara, pembuangan air, pembuangan limbah dan penyebaran zat beracun dengan tujuan
meningkatkan kualitas lingkungan tanpa mengurangi barang yang bermanfaat dan layanan
yang meningkatkan keuntungan.
Konsep akuntansi manajemen lingkungan digunakan untuk melakukan pemonitoran dan
pengevaluasian informasi yang terukur dari keuangan maupun manajemen serta arus data
tentang bahan dan energi guna meningkatkan efisiensi pemanfaatan bahan-bahan maupun
energi, mengurangi dampak lingkungan dari operasi perusahaan, mengurangi resiko-resiko
lingkungan dan memperbaiki hasil dari manajemen perusahaan.

Bentuk informasi dari akuntansi manajemen lingkungan adalah :


a. informasi fisik atau Physical Environmental Management Accounting (PEMA). PEMA
merupakan pendekatan yang berfokus pada dampak perusahaan pada lingkungan
(Schaltegger & Burritt, 2000).
b. informasi moneter atau Monetary Environmental Management Accounting (MEMA). MEMA
merupakan aspek dalam akuntansi manajemen lingkungan yang diwujudkan dalam unit
moneter (Schaltegger & Burritt, 2000)

Pengelolaan dan Pengendalian Biaya Lingkungan


Pengelolaan dan pengendalian biaya lingkungan dapat dilakukan dengan membagi biaya yang
terkait dengan biaya lingkungan menjadi empat bagian, yaitu:
1. Biaya lingkungan yang bersifat pencegahan (Environmental prevention costs)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan yang dapat dipergunakan untuk menjaga agar perusahaan dalam
melakukan aktivitasnya tidak menghasilkan sesuatu yang dapat berdampak negative
terhadap lingkungan. Contoh dari kelompok biaya ini adalah:
a. Memilih dan mengevaluasi pemasok, sehingga didapatkan pemasok yang ramah
lingkungan
b. Merancang proses produksi yang ramah lingkungan
c. Memperoleh sertifikasi ISO 14001
d. Merancang produk yang ramah lingkungan
2. Biaya lingkungan yang bersifat pemeriksaan (Environmental appraisal costs)
Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk memastikan apakah produk yang dihasilkan perusahaan,
ataupun proses dan aktivitas yang dilakukan perusahaan memang sudah sesuai dengan
standar lingkungan yang terdapat pada peraturan pemerintah ataupun peraturan
perusahaan sendiri. Aktivitas-aktivitas ini dilakukan untuk dapat mendeteksi sedini mungkin
jika terdapat produk atau proses yang tidak sesuai dengan peraturan atau standar tersebut,
sehingga jangan sampai dampaknya meluas. Contoh dari kelompok biaya ini adalah:
a. Melakukan pemeriksaan (audit) terhadap aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan
b. Melakukan inspeksi terhadap produk dan proses yang dilakukan
c. Mengembangkan tolok ukur yang berkaitan dengan lingkungan
d. Melakukan testing untuk melihat apakah terdapat kontaminasi
3. Biaya lingkungan karena adanya kegagalan internal (Environmental internal failure costs)
Biaya-biaya ini muncul karena dalam kegiatannya perusahaan menghasilkan elemen-elemen
yang dapat merusak lingkungan, namun elemen-elemen tersebut dapat dikendalikan oleh
perusahaan, sehingga tidak mencemari lingkungan. Contoh dari kelompok biaya ini adalah:
a. Biaya untuk mengamankan dan membuang ekses produksi yang tidak ramah lingkungan.

4
b. Biaya untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan yang berkait dengan polusi.
4. Biaya lingkungan karena adanya kegagalan eksternal (Environmental external failure costs)
Biaya-biaya ini muncul, karena elemen-elemen yang dapat merusak lingkungan yang
dihasilkan perusahaan, ternyata mengkontaminasi lingkungan. Contohnya, adalah kasus
kapal tanker pengangkut minyak yang karam, yang mengakibatkan tumpahan minyak ke
laut. Environmental external failure costs dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Realized external failure costs, dalam hal ini adalah biaya-biaya yang benar benar
dikeluarkan perusahaan, karena adanya kontaminasi atau kerusakan lingkungan akibat
kegiatan operasi perusahaan. Contoh dari biaya-biaya ini adalah:
1) Biaya untuk membersihkan minyak yang tertumpah di laut karena bocor atau
karamnya kapal tanker pengangkut minyak
2) Biaya untuk membersihkan danau atau sungai yang tercemar
3) Biaya yang dikeluarkan untuk membayar ganti-rugi pada penduduk atau piha ketiga
karena kerusakan lingkungan yang dibuat perusahaan
b. Unrealized external failure (societal) costs, dalam kasus ini kontaminasi dan kerusakan
lingkungan memang berasal dari kegiatan operasi perusahaan, namun biaya yang timbul
tidak ditanggung olehperusahaan, tapi ditanggung oleh pihak lainnya diluar perusahaan.
Contoh dari biaya-biaya ini adalah:
1) Kesehatan penduduk yang menurun karena sungai terkontaminasi
2) Mata pencaharian nelayan yang hilang karena laut terkontaminasi

Pengelolaan Biaya Lingkungan


Pada dasarnya, prinsip pengelolaan biaya lingkungan sama dengan prinsip
pengelolaan biaya kualitas yang telah dibahas dalam modul sebelumnya. Biaya lingkungan
terbesar yang dihadapi perusahaan adalah biaya lingkungan karena adanya kegagalan
eksternal. Biaya ini memang tidak sering muncul, namun jika biaya tersebut muncul, maka akan
dapat membebani perusahaan dengan biaya yang amat besar, bahkan dalam kasus yang ekstrim
dapat menimbulkan kebangkrutan perusahaan. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori
mengungkapkan dua hasil penting: (1) dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas
perusahaan dan (2) jumlah relatif yang dikeluarkan dalam setiap kategori.

Klasifikasi Biaya Lingkungan


Kegiatan pencegahan: Aktivitas kegagalan internal:
• Mengevaluasi dan memilih pemasok • Mengoperasikan peralatan pengendalian polusi
• Mengevaluasi dan memilih peralatan • Mengolah dan membuang limbah beracun
pengendalian polusi • Memelihara peralatan polusi
• Proses perancangan • Fasilitas perizinan untuk menghasilkan
• Merancang produk kontaminan.
• Melaksanakan studi lingkungan • Daur ulang produk
• Mengaudit risiko lingkungan
• Mengembangkan sistem manajemen lingkungan
• Produk daur ulang
• Memperoleh sertifikasi ISO 14001
Aktivitas deteksi: Aktivitas kegagalan eksternal:
• Mengaudit aktivitas lingkungan • Membersihkan danau yang tercemar
• Memeriksa produk dan proses • Membersihkan tumpahan minyak
• Mengembangkan ukuran kinerja lingkungan • Membersihkan tanah yang terkontaminasi
Menguji kontaminasi • Menyelesaikan klaim terkait lingkungan
• Memverifikasi kinerja lingkungan pemasok • Mengembalikan tanah ke keadaan aslinya
5
• Mengukur tingkat kontaminasi • Kehilangan penjualan karena reputasi
lingkungan yang buruk
• Menggunakan bahan dan energi secara tidak
efisien
• Menerima perawatan medis karena udara yang
tercemar
• Kehilangan pekerjaan karena kontaminasi
• Kehilangan danau untuk penggunaan rekreasi
• Merusak ekosistem dari pembuangan limbah
padat

Pengurangan Biaya Lingkungan


Berinvestasi lebih banyak dalam kegiatan pencegahan dan deteksi dapat menghasilkan
pengurangan yang signifikan dalam biaya kegagalan lingkungan. Perilaku biaya lingkungan
sama dengan biaya kualitas. Biaya lingkungan terendah dapat dicapai pada titik kerusakan nol
sama seperti titik kerusakan nol dari model biaya kualitas total. Solusi ekoefisien akan fokus
pada pencegahan dengan pembenaran bahwa pencegahan lebih murah dari pada pengobatan.
Analog model manajemen kualitas total yaitu kerusakan nol adalah titik biaya terendah untuk
biaya lingkungan.

Laporan Keuangan Lingkungan


Ada 3 jenis manfaat dalam efisiensi modifikasi pelaporan biaya lingkungan yaitu: pendapatan
tambahan, tabungan saat ini dan penghindaran biaya (tabungan berkelanjutan). Pendapatan
tambahan adalah pendapatan yang mengalir ke organisasi karena tindakan lingkungan seperti
mendaur ulang kertas, menemukan aplikasi baru untuk limbah tidak berbahaya (misal:
potongan kayu untuk membuat papan catur kayu), peningkatan penjualan karena peningkatan
citra lingkungan. Penghindaran biaya mengacu pada penghematan biaya berkelanjutan yang
telah dibayarkan pada tahun sebelumnya. Penghematan saat ini mengacu pada pengurangan
biaya lingkungan yang dicapai pada tahun berjalan dengan membandingkan manfaat yang
dihasilkan dengan biaya yang timbul dalam periode tertentu seperti jenis laporan keuangan
lingkungan yang dihasilkan. Manajer dapat menggunakan pernyataan tersebut untuk menilai
kemajuan (manfaat yang dihasilkan), potensi kemajuan (biaya lingkungan). Laporan keuangan
menjadi bagian dari laporan kemajuan lingkungan yang diberikan kepada pemegang saham
setiap tahun.

Tujuan Environmental Accounting untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian perusahaan


terhadap dampak aktivitas perusahaan terhadap lingkungan. Adanya akuntansi berbasis
lingkungan ini menjembatani hubungan antara perusahaan dengan organisasi non profit yang
bergerak di bidang lingkungan, untuk mengajak perusahaan menyisihkan sebagian keuntungan
yang diperoleh untuk kepentingan lingkungan. Di antaranya upaya konservasi lingkungan,
pemberdayaan lingkungan dan masyarakat di sekitar area perusahaan dan kegiatan lainnya.
Aktivitas tersebut telah direncanakan secara rinci dan detail dalam program CSR (Corporate
Social Responsibility) yang dikerjakan oleh tim manajemen perusahaan. Program CSR ini
menjadi alat utama bagi perusahaan sebagai alat untuk mengontrol manajemen lingkungan di
perusahaan dan sebagai alat yang efektif sebagai media komunikasi dengan masyarakat sekitar.
Program ini menjadi salah satu media branding bagi perusahaan untuk menampilkan citra
terbaik sebuah perusahaan.

6
Penggunaan dan pengaplikasian akuntansi berbasis lingkungan digunakan untuk meminimalisir
dan mengurangi dampak aktivitas perusahaan pada lingkungan di sekitarnya agar dapat
mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi kinerja baik biaya dan akibatnya berdasarkan
aktivitasnya yang berdampak pada lingkungan di sekitarnya.

Fungsi Akuntansi Lingkungan


Konsep akuntansi yang digabungkan dengan prinsip lingkungan hidup tentu memiliki fungsi
pada aktivitas perusahaan dan masyarakat di sekitarnya. Fungsi dari akuntansi berbasis
lingkungan terbagi menjadi dua yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal.
1. Fungsi Internal
Adalah fungsi pihak internal perusahaan terhadap pelaksanaan manajemen lingkungan
hidup di sekitarnya. Pelaksanaan manajemen lingkungan hidup berkaitan erat dengan
konsep dan prinsip akuntansi lingkungan. Akuntansi berbasis lingkungan berfungsi sebagai
patokan untuk mengukur biaya apa saja yang dibutuhkan perusahaan terkait lingkungan
hidup. Mulai dari biaya pengelolaan limbah dan konservasi alam di lingkungan sekitar.
Akuntansi berbasis lingkungan ini akan berperan penting analisa biaya dari dampak
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan sehingga, hasil dari analisa biaya ini
dapat digunakan sebagai alat penentu dalam pembuatan kebijakan bagi para stakeholders di
perusahaan. Akuntansi berbasis lingkungan menjadi sistem yang terintegrasi dengan
lingkungan oleh perusahaan. Dua pihak yang berperan penting adalah perusahaan dan
masyarakat di sekitar lingkungan tersebut. Jika bagi perusahaan, akuntansi berbasis
lingkungan sebagai alat untuk mengatur dan memiliki fungsi kontrol di perusahaan sehingga
perusahaan dapat mengemukakan dan menerapkan kebijakan barunya pada masing-masing
bagian di perusahaannya dan selanjutnya kebijakan tersebut ditujukan bagi karyawan yang
tinggal di sekitar area tersebut. Bagi masyarakat di sekitar area lingkungan tersebut,
akuntansi berbasis lingkungan sebagai media untuk berkomunikasi dengan masyarakat di
sekitar area tersebut. Harapannya, informasi yang disampaikan oleh perusahaan bisa
terdengar dan sampai pada stakeholders di area tersebut.
2. Fungsi Eksternal
Adalah fungsi yang ditujukan bagi pihak-pihak di luar perusahaan. Biasanya bagi pihak
eksternal perusahaan akan membutuhkan pelaporan keuangan sebagai tolak ukur keadaan
perusahaan secara keseluruhan. Dari laporan keuangan perusahaan tercermin secara aktual
keadaan perusahaan yang sebenarnya berdasarkan angka-angka yang tertera pada laporan
tersebut. Bagi pihak eksternal, menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam
berinvestasi. Dalam laporan keuangan tercantum rincian aktivitas perusahaan terkait
dengan usaha konservasi lingkungan berkelanjutan berupa angka-angka dan rincian biaya,
tercatat siapa saja pemilik perusahaan, bagaimana perusahaan menjalankan usahanya,
siapakah yang menjadi pemodal, dan masih banyak lagi informasi yang bisa ditemukan
dalam sebuah laporan keuangan. Hal ini akan berimbas pada keputusan para stakeholders
terkait tentang keberlanjutan perusahaan di masa mendatang dan saat ini perusahaan
dituntut agar lebih transparan terhadap apa yang dilakukannya terhadap lingkungan. Hal ini
menjadi tugas utama bagi perusahaan untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai
perusahaan yang menghasilkan profit juga mengupayakan konservasi alam di sekitarnya.

7
Faktor yang Mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi Environmental Accounting ada tiga yaitu biaya konservasi
lingkungan, keuntungan konservasi dan profit dari kegiatan konservasi lingkungan. Pengukuran
dengan satuan nilai mata uang dan dengan unit fisik terdampak dari aktivitas perusahaan.
1. Biaya konservasi lingkungan yang diukur menggunakan satuan nilai mata uang. Biaya
konservasi lingkungan terkait dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sebagai salah satu upaya
dalam melestarikan lingkungan. Sebagai contoh, penyediaan kolam limbah ampas tahu oleh
perusahaan tahu susu. Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan kolam, pengelolaan, dan
analisis dampak lingkungan serta perawatan kolam penampungan limbah tersebut harus
diperhitungkan.
2. Keuntungan dari upaya konservasi alam di sekitar area perusahaan yang diukur dengan
satuan fisik. Sebagai contoh, jumlah limbah yang diolah secara mandiri sebesar berapa
kilogram dan alternatif limbah tersebut dapat digunakan sebagai bio-energi yang
menghasilkan tenaga sebesar berapa kilo Joule. Hal-hal yang dapat dihitung dengan satuan
fisik merupakan keuntungan kegiatan konservasi yang dilakukan oleh perusahaan.
3. Profit dari kegiatan konservasi yang dapat dihitung menggunakan satuan nilai mata uang.
Biasanya, hal ini merupakan efek dari kegiatan konservasi yang telah dilakukan. Secara tidak
langsung, kegiatan konservasi yang dipublikasikan merupakan salah satu senjata untuk
melakukan promosi dan menguatkan citra perusahaan sebagai perusahaan yang ramah
lingkungan sehingga, masyarakat akan tertarik dan secara tak langsung mereka akan
membeli produk perusahaan sebagai salah satu wujud kontribusi dalam menyelamatkan
lingkungan seperti yang tersiar di media-media.

Triple-Bottom-Accounting
Teori triple bottom line (Elkington, 1998) memberi pandangan bahwa jika sebuah perusahaan
ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus
memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus
memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut
berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Triple bottom accounting
merupakan kerangka akuntansi yang melihat dari tiga sisi, yaitu people (orang), planet
(lingkungan), dan profit.
a. Profit (Keuntungan); menjadi tujuan utama dan terpenting dalam setiap kegiatan usaha.
Tidak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar
profit dan mendongkrak harga saham setinggi-tingginya. Karena inilah bentuk tanggung
jawab ekonomi yang paling esensial terhadap pemegang saham. Aktivitas yang dapat
ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan
melakukan efiisensi biaya. Peningkatan produktivitas bisa diperoleh dengan memperbaiki
manajemen kerja mulai penyederhanaan proses, mengurangi aktivitas yang tidak efisien,
menghemat waktu proses dan pelayanan. Efisiensi biaya dapat tercapai jika perusahaan
menggunakan material sehemat mungkin dan memangkas biaya serendah mungkin.
b. People (Masyarakat Pemangku Kepentingan); merupakan stakeholders yang sangat penting
bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat sangat diperlukan bagi keberadaan,
kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka dari itu perusahaan perlu
berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.
operasi perusahaan berpotensi memberi dampak kepada masyarakat sehingga perusahaan
perlu untuk melakukan berbagai kegiatan yang dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.

8
c. Planet (Lingkungan); adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang dalam kehidupan
manusia. Karena semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk hidup selalu
berkaitan dengan lingkungan misalnya air yang diminum, udara yang dihirup dan seluruh
peralatan yang digunakan, semuanya berasal dari lingkungan. Namun sebagian besar dari
manusia masih kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan karena tidak
ada keuntungan langsung yang bisa diambil didalamnya.
Dalam pelaporan keuangan secara tradisional, biasanya perusahaan hanya melaporkan profit
atau keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Namun demikian, apa yang terjadi apabila profit
tersebut diperoleh dengan kegiatan yang merusak lingkungan ataupun dengan melakukan
outsourcing pada perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan pekerja dibawah umur. Collin
dan Porras (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa perusahaan yang memiliki tujuan
utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham, biasanya tidak akan bertahan hidup
dalam waktu yang lama. Perusahaan yang dapat bertahan sukses dalam waktu yang lama
adalah perusahaan yang berusaha untuk mencapai beberapa tujuan (cluster of objectives),
dimana memaksimalkan kekayaan pemegang saham hanya merupakan salah satu tujuan yang
ingin dicapai, dan biasanya bukan merupakan tujuan yang utama.
Tujuan akuntansi lingkungan adalah untuk menyempurnakan atau menutupi
keterbatasan/kelemahan yang terjadi dalam praktek akuntansi konvensional saat ini. Dalam
sistem akuntansi lingkungan, manajemen harus mengidentifikasi, mengklasifikasikan,
mengukur dan mengungkapkan biaya lingkungan, serta mengevaluasi kinerja
manajemen/pengelola lingkungan secara berkelanjutan untuk mendukung pengambilan
keputusan manajerial. Coopers et. Al. (1998) mengemukakan bahwa akuntansi lingkungan
dapat menjadi alat yang berguna dalam pengambilan keputusan bisnis untuk mencapai
profitabilitas dan kesuksesan. Kesuksesan atau keberhasilan akuntansi lingkungan sangat
tergantung pada beberapa kondisi, yaitu (1) implementasi dan integrasi akuntansi lingkungan
ke dalam praktek-praktek kerja/bisnis secara rutin, dan (2) indentifikasi dan penggunaan data
yang tepat dalam pengambilan keputusan-keputusan bisnis. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa akuntansi lingkungan mampu menyediakan informasi lingkungan untuk mengukur
kinerja perusahaan dalam bentuk kinerja lingkungan (environmental performace).
Pelaporan yang hanya memfokuskan pada kinerja keuangan dianggap tidak cukup,
karena hanya mencerminkan kinerja jangka pendek perusahaan. Kesulitan utama dalam
menerapkan konsep ini adalah menyiapkan laporan yang dapat menggabungkan ketiga elemen
ini. Contoh dari laporan triple bottom accounting seperti pada laporan yang dibuat oleh Cascade
Engineering.

Referensi:
Collins, Jim dan Porras, Jerry I., Built to Lasts; Successful Habbits of Visionary Company, Harper
Business Essentials, 2004
Coopers and Lybrand Consultants, (1998). Environmental Accounting, Volume 3 No. 2
Elkington, J. (1998), Accounting for the triple bottom line, Measuring Business Excellence, Vol. 2
No. 3, pp. 18-22
Hansen, Don R., and Mowen, Maryanne M., and Guan, Liming, (2009), Cost Management, 6
edition, South-th Western Cengage Learning
International Federations of Accountants,(2005), Environmental Management Accounting
www.cascadeng.com/triple-bottom-line

Anda mungkin juga menyukai