Anda di halaman 1dari 5

VALUASI LINGKUNGAN

Hajrul Nurtami Dinata

Jelaskan dan diskusikan tentang konsep dari averting behavior method,


bagaimana aplikasi dan limitasi dari averting behavior method tersebut, serta tipe-tipe
averting behavior method yang dapat digunakan dalam valuasi dan pengambilan
kebijakan lingkungan.

Jawab:

A. Konsep

Valuasi ekonomi memberikan nilai kuantitatif terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, baik atas dasar nilai pasar (market
value) maupun nilai non-pasar (non market value). Manfaatnya untuk menentukan
penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan yang efektif dan efisien meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan dan pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan

The Averting Behavior Method menggambarkan pengeluaran yang dibuat untuk


mencegah/ mengurangi dampak negatif degradasi lingkungan. The Averting Behavior
Method dengan Cost-Based Methods, dimana metode ini mengunakan biaya dari
pembelian barang (produk) tertentu untuk menilai kualitas lingkungan.

Metode The Averting Behavior Method tidak mencakup surplus konsumen,


karena pilihan-pilihan sosial untuk mendapatkan lingkungan yang sehat bisa lebih besar
dari pengeluaran untuk suatu produk dan, karena harga pasar dari produk tersebut
digunakan untuk menilai lingkungan. Misalnya WTP air tanah vs Harga air dalam
kemasan.

B. Aplikasi

Secara umum, The Averting Behavior Method sangat sesuai diaplikasikan untuk
kasus-kasus dimana pencegahan kerusakan atau pengeluaran untuk barang pengganti
benar-benar ada atau benar-benar akan dibuat.
Cara pengaplikasiannya dengan menggunakan asumsi. Misalnya, asumsi dalam
The Averting Behavior Method: (1) Orang mengenali dampak negatif kerusakan
lingkungan terhadap kesejahteraan mereka. (2) Orang mampu menyesuaikan kebiasaan
mereka untuk mencegah/ mengurangi dampak tersebut. Contoh aslinya misalnya karena
dampak negatif penipisan lapisan ozon orang akan membeli topi/suncream untuk
mencegah kerusakan kesehatan karena topi/suncream dianggap bisa melindungi diri dari
penipisan lapisan ozon tersebut yang membuat bumi semakin panas.

C. Limitasi

The Averting Behavior Method menganggap bahwasanya orang mempunyai


kesadaran yang penuh terhadap potensi dampak perubahan kualitas lingkungan, dan
mereka mempuyai pilihan dalam meresponnya melalui tindakan mereka sendiri atau
keputusan individual untuk membeli peralatan perlindungan ekosistem. Akan tetapi,
kenyataannya tidak semua orang yang terkena dampak akan menyadari akibat
pengurangan kualitas atau suplai jasa lingkungan. Terkadang orang mungkin tidak
bereaksi terhadap perubahan yang kecil dalam kualitas lingkungan.

D. Tipe-tipe

Ketiga tipe The Averting Behavior Method mengestimasi nilai jasa lingkungan
berdasarkan biaya pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya jasa
lingkungan, atau biaya pengganti jasa suatu ekosistem. Metode ini didasarkan pada
asumsi bahwasanya apabila orang menerima biaya untuk mencegah kerusakan yang
disebabkan oleh hilangnya jasa lingkungan atau mengganti jasa ekosistem, maka nilai
jasa lingkungan tersebut setidaknya harus sama dengan harga yang dibayarkan individu
untuk penggantian tersebut.

1. Damage Cost Avoided (DCA)


Metode Damage Cost Avoided mengestimasi nilai ekonomi berdasarkan
biaya yang dihasilkan akibat hilangnya jasa lingkungan Pendekatan ini
menggunakan nilai properti yang dilindungi atau biaya dari tindakan yang
diambil untuk mencegah kerusakan sebagai sebagai sebuah ukuran dari manfaat
yang disediakan ekosistem (lingkungan). Damage cost avoided method secara
khusus sangat bermanfaat dalam penilaian ekosistem yang menyediakan suatu
bentuk perlindungan alami.
Contohnya, jika lahan basah melindungi properti di sekitarnya dari
banjir, maka manfaat dari perlindungan baniir tersebut bisa diestimasi melalui
pencegahan kerusakan apabila banjir tidak terjadi atau melalui pengeluaran yang
dibuat pemilik properti dalam melindungi milik mereka dari banjir. Damage
Cost Avoided Method menyediakan pendekatan yang relatif mudah untuk
menentukan nilai dari jasa perlindungan alami di pulau-pulau kecil.

2. Preventive Expenditure (PE)


Preventive Expenditure juga dikenal dengan sebutan mitigate atau
defensive expenditure approach. Jasa lingkungan bisa dinilai dengan melihat
seberapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan pencegahan
peningkatan kerusakan akibat hilangnya jasa tersebut. Misal: Biaya yang
digunakan untuk pembuatan filterisasi air minum karena adanya kerusakan di
sumber mata air.
Preventive expenditure approach secara umum merujuk pada metode
yang menggunakan pengukuran biaya yang dikeluarkan untuk mencegah
terjadinya degradasi lingkungan. Metode ini berguna untuk mengukur indirect
use value dimana teknologi pencegahan kerusakan lingkungan sudah tersedia.
Pendekatan ini bisa dilihat sebagai penilaian substitusi permintaan terhadap
proteksi lingkungan secara tidak langsung mengukur biaya kerusakan
lingkungan dengan melihat jumlah sumberdaya yang disediakan untuk
mencegahnya.

3. Replacement Cost (RC)


Replacement Cost mengestimasi nilai jasa lingkungan sebagai biaya
penggantian jasa tersebut dengan barang dan jasa alternatif buatan. Dengan kata
lain replacement cost menggambarkan nilai dari jasa lingkungan yang bisa ditiru
menggunakan teknologi (misal: water storage atau waste water processing).
Pendekatan replacement cost dibangun berdasarkan pemikiran bahwa
biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aset produktif yang rusak akibat
dampak lingkungan yang kurang baik dapat digunakan sebagai perkiraan
minimum dari manfaat yang diperoleh untuk memelihara maupun memperbaiki
lingkungan. Kelebihan pendekatan ini antara lain bisa digunakan untuk menilai
manfaat kegunaan tidak langsung (indirect use benefit) pada kondisi dimana data
biofisik sulit diperoleh

Referensi

Dickie, M. (2017). Averting behavior methods. In A Primer on Nonmarket Valuation


(pp. 293-346). Springer, Dordrecht.

Um, M. J., Kwak, S. J., & Kim, T. Y. (2002). Estimating willingness to pay for
improved drinking water quality using averting behavior method with perception
measure. Environmental and Resource Economics, 21(3), 285-300.
Webster-Stratton, C. (1998). Preventing conduct problems in Head Start children:
strengthening parenting competencies. Journal of consulting and clinical
psychology, 66(5), 715.

Whitehead, J. C. (2005). Environmental risk and averting behavior: Predictive validity


of jointly estimated revealed and stated behavior data. Environmental and
Resource Economics, 32(3), 301-316.

Anda mungkin juga menyukai