Anda di halaman 1dari 17

VALUASI DAERAH ALIRAN SUNGAI

ANTIROGO
OLEH :
KELOMPOK 3
TEP-A

Muhammad Afandi 151710201118


Latar Belakang
Indonesia memiliki total 94.573 km sungai yang terdiri
dari sungai utama, anak sungai dan sungai utama
panjang. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai
1.512.466 km2.

Sungai mempunyai peran dalam menjaga


keanekaragaman hayati (biodiversity), nilai ekonomi
budaya, transportasi, dan juga pariwisata.

Pemanfaatan sungai yang berlebihan dapat merusak


dan mencemari sungai akibat limbah rumah tangga
atau perusahaan / industri yang ada di sekitar sungai.

Perlu adanya sistem penilaian atau valuation method,


yang mudah diukur dan dapat digunakan sebagai
pedoman bagi semua pihak dalam menilai setiap
program serta kegiatan pengelolaan DAS. Termasuk
masalah pencemaran lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami, dimana
semua air hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar
melalui suatu outlet pada sungai tersebut.
Pengelolaan DAS

Pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan menggunakan semua sumberdaya


alam atau biofisik yang ada, serta sosial ekonomi secara rasional untuk
menghasilkan produksi yang optimum dalam waktu yang tidak terbatas
(sustainable), menekan bahaya kerusakan seminimal mungkin dengan hasil akhir
kuantitas dan kualitas air yang memenuhi persyaratan.

Tujuan dari pengelolaan DAS yaitu memanfaatkan sumberdaya alam di


dalam DAS secara berkelanjutan dan tidak membahayakan lingkungan
disekitarnya.
Kebijakan Pengelolaan DAS
KEGIATAN MERUSAK
KEGIATAN NON FISIK LINGKUNGAN
1. Penebangan hutan liar, kegiatan ini dapat
• Pembuatan organisasi penanggujawab kegiatan
mengurangi lahan hijau yang ada di permukaan
konservasi lingkungan fisik. bumi.
• Pembuatan peraturan yang memberikan sankAsi 2. Pembakaran hutan, kegiatan ini dapat
mengurangi lahan hijau dan juga meningkatkan
terhadap pelanggar (merusak lingkungan)
pencemaran udara.
• Pembuatan kegiatan gotong royong yang dapat 3. Pembuangan sampah sembarangan, kegiatan ini
melestarikan dan memperbaiki lingkungan. dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
4. Pembangunan rumah di bantaran sungai.
• Penyuluhan tentang konservasi lingkungan. 5. Pembuangan limbah cair industri dan domestik
(MCK)langsung ke sungai.
6. Penambangan pasir dan batu kali.
7. Pengambilan ikan disungai dengan pukat
harimau.
8. Penggunaan bahan kimia yang berlebihan.
LINGKUNGAN HIDUP KERUSAKAN LINGKUNGAN
- Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009,  Bentuk kerusakan lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk 1. Bencana Alam
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang 2. Manusia yang mengusai dunia
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta  Dampak dari kegiata manusia terhadap
makhluk hidup lain. lingkungan hidup menimbulkan berbagai
masalah sebagai berikut :
- Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan
menjadi tiga antara lain :
1. Mutasi gen
2. Dampak rumah kaca
1. Unsur Hayati
3. Hujan asam
2. Unsur Sosial Budaya
4. Pencemaran air
3. Unsur FIsik
Peranan SDA &
Lingkungan
3 peranan utama SDA & L sebagai
pendukung kegiatan ekonomi :

1. Penyedia bahan baku


2. Penerima sisa produksi & konsumsi (limbah)
3. Penyangga kehidupan

Implikasi :
1. Tanpa SDA & L sistem ekonomi tidak berjalan
2. Pembangunan ekonomi harus berkelanjutan & ramah
lingkungan (intergenerational & intragenerational equity)
3. Manfaat (benefits) melibihi korbanan/biaya (costs) untuk
kesejahteraan umat manusia dan menguntungkan semua
pihak, tanpa satupun dirugikan (pareto efficient)
Bencana 1998 –
2003
(sumber: Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi dalam
Kompas, 3 Januari 2004)

Gempa bumi,
dls: 46;
8%

Tanah Banjir: 302;


Longsor: 245; 51%
41%

Disebabkan oleh rusaknya daya dukung lingkungan?


Hasil Eksploitasi VS Kerusakan Infrastruktur:
Kasus Kabupaten Pasir, Kaltim (Kartodihardjo, 2005)

Biaya Perbaikan 41
Infrastruktur
akibat Banjir

Hasil
Penebangan
Kayu 7

0 10 20 30 40 50
Milyar Rp
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi :
Nilai ekonomi :
diartikan sebagai karakteristik (kualitas) dari sesuatu (barang
dan jasa) yang menyebabkan/membuat sesuatu tersebut dapat
dipertukarkan dengan sesuatu yang lain (Duerr, 1993).

Penilaian (valuasi) ekonomi SDA & Lingkungan:


Serangkaian upaya/proses untuk mengkuantifikasi dan memberi nilai
moneter (satuan uang) – monetizing – atas barang dan jasa SDA &
Lingkungan, sehingga nilai barang dan jasa SDA & Lingkungan tersebut
dapat diketahui baik yang bersifat manfaat maupun korbanan (biaya).
Teknik khusus ini diperlukan, karena tidak semua manfaat maupun biaya
atas penggunaan barang dan jasa SDA & Lingkungan memiliki harga pasar.
Metode Perhitungan Nilai Ekonomi SDA
&L Aspek dihitung
Metode perhitungan Penjelasan
Manfaat Biaya
Metode nilai kontingensi Melakukan survei langsung untuk mengetahui WTP X X
(contingent valuation method - (willingness to pay) seseorang dalam mendapatkan
CVM) manfaat, atau WTA (willingness to accept) untuk
memperoleh kompensasi atas kerusakan lingkungan
Metode biaya perjalanan Biaya perjalanan sebagai pembelanjaan seseorang X
(travel cost method - TCM) (revealed preference) untuk menikmati asset lingkungan
(SDA & L) dijadikan dasar estimasi kurva permintaan
Metode harga hedonik Mengukur kualitas jasa lingkungan (SDA) melalui X
(hedonic price method – HPM) penelaahan harga barang pengganti pada kondisi
lingkungan berbeda
Metode Dosis-Respon Menghitung nilai kerugian ekonomi pencemaran X
(the dose-responds method) terhadap manusia, hewan atau tumbuhan dengan
metode harga pasar atau harga bayangan
Metode biaya penggantian Menilai biaya penggantian/perbaikan/rehbilitasi dari X
(replacement cost method) SDA & L yang dimanfaatkan

Metode perilaku peredaan Diobservasi dalam konteks polusi. Misalnya untuk X


(mitigation behavior) mengurangi dampak kebisingan orang membeli
insulator, biaya tersebut dijadikan dasar untuk
mendekati manfaat pengurangan kebisingan
Biaya terluang Menghitung seberapa besar kerugian/manfaat dari X X
(opportunity cost) suatu pemanfaatan alternatif
Model Ekonomi Total

Nilai Ekonomi
Total

Nilai Guna Nilai Non-Guna

Nilai Guna Nilai Guna Tak


Nilai Pilihan Nilai Keberadaan Nilai Warisan
Langsung Langsung
VALUASI
EKONOMI
Jenis pendekatan penilaian ekonomis (Barbier, 1997)

1. Impact analysis : nilai ekonomi dilihat dari dampak akibat


adanya aktivitas tertentu
2. Partial analysis : dengan menetapkan 2 atau lebih alternatif
pilihan pemanfaatan ekosistem
3. Total Valuation : untuk menduga total kontribusi ekonomi dari
sebuah ekosistem tertentu kepada masyarakat.

Nilai Ekonomi atau TEV adalah penjumlahan WTP dari banyak


individu WTP ini merefleksikan preferensi individu
 Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pembuat
kebijakan adalah bagaimana menilai suatu
sumberdaya alam secara komprehensif.

 Dalam hal ini tidak saja market value dari barang yang
dihasilkan dari suatu sumberdaya melainkan juga jasa
yang ditimbulkan oleh sumberdaya tersebut.

 Pertanyaan yang sering timbul misalnya bagaimana


mengukur, atau menilai jasa tersebut padahal
konsumen tidak mengkonsumsinya secara langsung,
bahkan mungkin tidak pernah mengunjungi tempat
dimana sumberdaya alam tersebut berada. Salah satu
cara untuk melakukan valuasi ekonomi adalah dengan
menghitung Nilai Ekonomi Total (TEV).
Nilai Ekonomi Total (TEV) adalah nilai2 ekonomi yang
terkandung dlm suatu SDA, baik nilai guna maupun nilai
fungsional yang harus diperhitungkan dalam menyusun
kebijakan pengelolaannya sehingga alokasi dan alternatif
penggunaannya dapat ditentukan secara benar dan
mengenai sasaran.
Misalnya dalam konteks penentuan alternatif
penggunaan lahan dari ekosistem terumbu karang.
Berdasarkan hukum biaya dan manfaat (a benefit-cost rule),
keputusan untuk mengembangkan suatu ekosistem
terumbu karang dapat dibenarkan (justified) apabila
manfaat bersih dari pengembangan ekosistem tersebut
lebih besar dari manfaat bersih konservasi. Jadi dalam
hal ini manfaat konservasi diukur dengan TEV dari
ekosistem terumbu karang tersebut.
TEV ini juga dapat diinterpretasikan sebagai TEV dari
perubahan kualitas lingkungan hidup.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai