Anda di halaman 1dari 11

Program Studi Ilmu Kelautan

Universitas OSO

Biaya sosial dan Permasalahan dalam


Pengelolaan Lingkungan

Ekonomi Sumberdaya Alam


dan Lingkungan T.A. 2020/2021
Sistem harga dengan kewajiban
01 membayar kerusakan

02 Pembatasan secara sah terhadap hak


penguasaan.
Sub
Pembahasan
03 Pemperkirakan biaya pencemaran

04 Penanggulangan pencemaran di Indonesia


Sistem Harga dengan Kewajiban Membayar Kerusakan

Ronald Coase mulai mengajukan analisisnya dengan mengambil contoh yang


biasanya disetujui oleh para ekonom yaitu bahwa apabila terdapat perusahaan
yang menimbulkan kerusakan bagi orang lain diwajibkan melakukan pembayaran
untuk kerugian yang ditimbulkannya dan sistem harga bekerja secara sempurna.
Contoh yang diambil adalah Kerusakan terumbu karang di Raja Ampat akibat
ditabrak kapal pesiar Noble Caledonia bisa jadi lebih besar dari 1.600m2 yang
diperkirakan semula.
Multiplier effect, misalkan dulu di sana
tempatnya schooling ground (tempat
berkumpulnya) ikan. Karena tidak ada
tempatnya lagi mungkin dari sisi
pendapatan perikanannnya jadi tidak ada.
Kendala sisi pariwisatanya juga sangat
merugikan di sana.
Lanjutan…

Manfaat Langsung Ekosistem Terumbu Karang Manfaat langsung (Direct Use Value)
adalah manfaat yang dapat diperoleh dari ekosistem terumbu karang misalnya perikanan
terumbu, pariwisata, penelitian, penambangan karang, ikan hias, dan lain-lain (Fauzi
2002) dengan rumus sebagai berikut:
Lanjutan…
Manfaat Tak Langsung Ekosistem Terumbu Karang
Manfaat tak langsung (Indirect Use Value) adalah nilai manfaat yang diperoleh dari ekosistem terumbu
karang secara tidak langsung, misalnya sebagai penahan ombak, dan lainlain. Nilai manfaat tidak
langsung yang dapat diidentifikasi berupa : (1) Pelindung Pantai; Nilai ini dapat diperoleh dengan
melakukan pendekatan replacement coct method, yaitu dengan menggunakan perhitungan biaya
pembuatan penahan ombak sebagai pengganti fungsi ekosistem terumbu karang
(2) Nilai Serapan Karbon Ekosistem Terumbu Karang; Nilai ini diperoleh dengan mengacu pada Soemarwoto (2001),
bahwa nilai 1 ton karbon berkisar antara US$ 1- US$28 dengan menggunakan asumsi harga US$10 per ton dan nilai
produktivitas primer terumbu karang sebesar 2500 gr/m2/tahun.
Manfaat Pilihan Ekosistem Terumbu Karang Manfaat pilihan
diartikan sebagai nilai yang diberikan oleh masyarakat atas adanya pilihan untuk menikmati barang dan
jasa dari sumberdaya alam pada masa yang akan datang. Manfaat pilihan dalam penelitian ini dihitung
dengan mengacu pada Fauzi dan Anna, (2005) nilai keanekaragaman hayati terumbu karang yaitu sebesar
Rp 493.696,-/ha/tahun.
pilihan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
MP = (Nb x L)
Lanjutan…
Manfaat Keberadaan Ekosistem Terumbu Karang
Manfaat keberadaan adalah nilai yang diukur dari manfaat yang dirasakan masyarakat karena keberadaan
ekosistem terumbu. Manfaat tersebut merupakan nilai ekonomis keberadaan (fisik) dari ekosistem terumbu
karang (Fauzi, 2002) yang dirumuskan sebagai berikut:

Manfaat tersebut dihitung dengan metode Willingness to Pay (kesediaan membayar masyarakat).

Manfaat Warisan Ekosistem Terumbu Karang Nilai warisan


ekosistem terumbu karang yang dimiliki tidak dapat dinilai dengan pendekatan nilai pasar. Sehubungan
dengan hal tersebut maka diperkirakan bahwa nilai warisan tidak kurang 10% dari nilai manfaat langsung
terumbu karang (Hasmin, 2006).
Pembatasan secara sah terhadap hak Penguasaan.

❑ Apabila transaksi pasar tidak membutuhkan biaya, maka hak penguasaan untuk semua
pihak seharusnya didefinisikan secara baik dan dampak dari setiap tindakan yang sah akan
mudah diketahui. Tetapi seperti yang kita ketahui, keadaannya sangat berbeda apabila
transaksi pasar sangat mahal sehingga sangat sulit untuk mengubah pengaturan hak
penguasaan yang ditetapkan undang-undang.
❑ Jadi masalah yang kita hadapi dalam kaitannya dengan tindakantindakan yang memiliki dampak
yang merugikan bukannya hanya bagaimana membatasi tindakan mereka yang menimbulkan
kerugian tersebut. Apa yang harus diputuskan ialah apakah manfaat dari pencegahan timbulnya
kerugian itu lebih besar daripada kerugian yang diderita siapa saja dan di mana saja sebagai akibat
pencegahan tindakan yang menimbulkan kerugian tersebut.
❑ Sebagai misal sebuah pabrik yang membuang limbah ke udara, ke air, maupun ke lautan, dan
pabrik tersebut tidak mengeluarkan biaya apaapauntuk pembuangan limbah tersebut; dan bila
limbah yang dibuang itu tidak menimbulkan dampak yang merugikan kepada siapapun, baik yang
hidup maupun yang masih akan lahir, maka ini berarti bahwa biaya privat maupun biaya sosial
adalah identik dan sama dengan nol, dan keputusan produsen secara perorangan (privat) tidaklah
efisien secara sosial.
Memprakirakan Biaya Pencemaran

❑ Baik dalam teori maupun dalam praktik, hal yang paling sulit dalam pendekatan ekonomi adalah
bagaimana menentukan atau mengukur biaya dan manfaat dari usaha penanggulangan
pencemaran. Hanya sebagian kecil biaya pencemaran yang dapat diperkirakan secara langsung.
Sebagai misal telah ada perkiraan biaya yang ditimbulkan oleh adanya udara yang kotor karena
asap pabrik sebesar US$200 per orang per tahun, karena mereka harus melakukan pengecatan
dinding, mencuci, maupun membersih-kan pakaian lebih banyak.
❑ Biaya pencemaran yang tidak dapat diukur dengan mudah sering disebut "intangible costs" atau
"noneconomic costs" atau "nonpecuniary costs", seperti asap yang memedaskan mata, maupun
limbah di sungai yang mematikan banyak ikan. Sebagai misal adalah adanya pencemaran
pelabuhan Tanjung Mas di Semarang. Hal ini menimbulkan pengorbanan yang harus dipikul
masyarakat.
❑ Biaya yang berupa menurunnya penangkapan ikan dapat diperkirakan secara langsung: yaitu
berupa biaya mengalihkan orang dan per-alatannya dari penangkapan ikan ke kegiatan lain,
ditambah dengan perbedaan dari apa yang mereka peroleh dari hasil penangkapan ikan dan apa
yang mereka peroleh dari kegiatan yang baru, ditambah dengan kerugian konsumen yang
kemudian mengkonsumsi ayam misalnya untuk menggantikan ikan.
Penanggulangan Pencemaran Di Indonesia

Dalam rangka peletakan landasan pembangunan yang kuat inilah dipahami adanya dua kepentingan yaitu
mengusahakan pembangunan tanpa merusak lingkungan dan mengelola sumberdaya alam secara
bijaksana untuk dapat menopang tahapan pembangunan jangka panjang. Dalam usaha melindungi
lingkungan, Indonesia sudah memiliki Undang - Undang Lingkungan Hidup yaitu yang tertuang dalam
Undang-Un-dang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 serta khusus untuk mence-
gah pencemaran dari kegiatan industri telah dimiliki UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
Adapun pokok-pokok yang tercantum dalam UULH itu adalah seperti berikut:
❑ Pengelolaan lingkungan hidup berasaskan pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan
seimbang guna menunjang pembangunan yang berkesinambungan. Selanjutnya tujuan pengelolaan
lingkungan hidup adalah 1) tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, 2)
terkendalinya pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana, 3) terwujudnya manusia Indonesia
sebagai pembina lingkungan, 4) terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang, dan 5) terlindunginya negara terhadap dampak
kegiatan di luar wilayah negara yang menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Lanjutan…

❑ Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan se-hat, serta berkewajiban memelihara
lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemarannya. Ini berarti
bahwa beban pencemaran dipertanggungjawabkan kepada pihak pencemar. Sanksi hukum diterapkan
kepada mereka yang menghasilkan pencemaran.
❑ Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan-serta dalam rangka pengelolaan
lingkungan hidup.

❑ Usaha mengembangkan lingkungan hidup tidak berlangsung dalam keadaan terisolasi, melainkan
berkaitan dengan kepentingan hidup antar bangsa.

❑ Pengelolaan lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem dalam keterpaduan dengan
ciri utamanya.

❑ UULH berfungsi sebagai undang-undang yang memayungi (umbrella act) undang-undang lain yang
mempunyai dampak terhadap undangundang perindustrian dalam menanggulangi pencemaran.

Anda mungkin juga menyukai