Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN IPTEK

DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Strategi Dalam Rangka Transfer Teknologi Lingkungan
Oleh : Prof. DR. KRT. Azis Djajadiningrat *)

Abstrak
Eko-teknologi merupakan strategi baru yang inovatif dalam menunjang
pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini merupakan prespektif pendekatan yang
menjelaskan interdependensi sistem teknologi pengelolaan lingkungan dengan
sistem biogeofisik. Pendekatan ini difokuskan pada peran teknologi lingkungan
dalam meminimisasikan limbah dan memaksimalkan daur ulang bahan dan enerji.
Sejauh mungkin sistem produksi mendekati sistem pencegahan kehilangan bahan
yang bermanfaat maupun energi. Bersifat sistemaik, berorientasi ke masa depan,
serta efisiensi sik1us melalui pemanfaatan sumber daya alam, energi dan limbah
yang dibuang menjadi basis model pengintegrasian sistem biogeofisik kedalam
sistem eko-teknologi atau sebaliknya Tuntutan akan kepedulian kerjasama warga
masyarakat dan pengambil keputusan menegaskan bahwa eko- eknologi bukan
sekedar suatu pendekatannn berpikir atau suatu alat analisis, namun harus
ditumbuhkan sebagai etika bagi masyarakat industri, masyarakat luas dan pelaku
dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan kehidupan masa depan.
Perubahan pradigma dimana lingkungan alam sebagai penyedia sumber bahan
baku serta tempat pembuangan yang tidak terbatas menjadi keterpaduan antara
sistem teknologi dan sistem ekologi dalam keberlajutan masa depan.

Katakunci : Eko-teknologi, antropogenik, biogeofisik, minimisasi, globalisasi,


keberlanjutan

1. PENDAHULUAN akan mempengaruhi pula pandangan hidup


manusia.
1.1. Interaksi Manusia Dan Lingkungan Kualitas lingkungan dapat diukur dengan
menggunakan kualitas hidup sebagai acuan,
Lingkungan hidup adalah ruang yaitu dalam lingkungan berkualitas tinggi
dengan semua benda, daya, keadaan dan terdapat potensi untuk berkembangnya
makhluk hidup, termasuk di dalamnya kualitas hidup yang tinggi. Kualitas hidup
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi ditentukan oleh tiga komponen yaitu :
kelangsungan perikehidupan dan ♦ Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup kelangsungan hidup hayati.
lainnya. ♦ Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk
Sejarah panjang kehidupan manusia kelangsungan hidup manusiawi, dan
di planet bumi telah mencatat perubahan
♦ Derajat kebebasan dan memilih
yang nyata dalam menyelenggarakan
interaksinya dengan lingkungan alam
Daya tampung lingkungan (carrying
sekitarnya. Bumi terus mengalami tekanan
capacity) adalah kemampuan lingkungan
dari unsur-unsur pencemar sehingga
hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau
mengancam akan menurunkan kualitas
komponen lainnya yang masuk atau
lingkungan. Aktivitas manusia yang tidak
dimasukkan ke dalamnya.Pada era pra
ramah lingkungan menyebabkan bumi serta
industri, manusia cenderung menjadi bagian
atmosfer-nya mengalami nasib yang tidak
dari sistem alami. Untuk mempertahankan
menguntungkan.
kehidupannya, manusia harus menghadapi
Kegiatan manusia seperti kegiatan
tantangan berat dari sistem biogeofisik,
mahluk hidup lainnya berinteraksi dengan
antrosfer harus berjuang untuk mencapai
lingkungan hidupnya. la mempengaruhi
keseimbangan dengan biogeosfer. Dominasi
lingkungan hidupnya dan sebaliknya dipe-
biogeosfer memungkinkan untuk menetralkan
ngaruhi oleh lingkungan hidupnya. Proses
atau mendaur limbah antropogenik melalui
interaksi manusia dengan lingkungannya
proses-proses aliran bahan yang digerakan
*)
Staf Departemen Teknik Lingkungan FTSP-ITB, Kepala Lab. Kualitas Udara

180 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3 No. 3, September 2002: 180-186


sendiri (self purification). Kemampuan berguna/diperlukan yang sering disebut
lingkungan untuk memasok sumberdaya dan limbah dan/atau emisi.
untuk mengasimilasi zat pencemar serta Emisi dari proses ini dapat berupa
ketegangan sosial adalah terbatas. Batas limbah cair, limbah padat dan limbah gas atau
kemampuan ini disebut daya dukung dan udara. Pada dasarnya limbah belum
daya tampung lingkungan. merupakan proses ahir dari suatu produk
Perubahan radikal pada interaksi sampingan yang harus dibuang ke medium
aktifitas antropogenik dengan lingkungan penerimanya. Limbah didefinisikan sebagai
alam terjadi melalui berlangsungnya Revolusi bahan sisa yang masih memer1ukan
Industri di Abad ke 18. Revolusi industri per1akuan khusus, Per1akuan tersebut baik
ditandai oleh pengambilan bahan bakar fosil untuk maksud penggunaan dan pemanfaatan
secara besar-besaran oleh aktivitas sosio- kembali, atau ditransformasikan menjadi
ekonomi mengakibatkan kecendrungan bentuk lain yang dapat dimanfaatkan untuk
kerusakan ekosistem yang meningkat. kepentingan proses itu sendiri maupun untuk
Meluasnya aktifitas industri secara kepentingan lain. Limbah yang tidak dapat
luar biasa selama lebih dari dua abad yang lagi diolah untuk kepentingan lain yang
menjelma menjadi proses modernisasi I berguna , baru dinamakan sebagai buangan.
industrialisasi, kini eksistensinya menuju Dengan perkembangan penduduk
proses yang tidak terkendali, tidak yang begitu pesat diperkirakan pada ahir
berkelanjutan dan mulai menghancurkan bio- abad ke 21 penduduk bumi akan mencapai
geosfer. Hal ini terjadi setelah tercapainya lebih dari 12 milyard, dengan demikian planit
tingkat kebabasan dan memilih, manusia bumi ini harus dapat mendukung jumlah
kadang kadang menginterpertasikannya tersebut, disamping itu jumlah emisi dan latau
sangat berbeda-beda. Kebebasan yang limbah yang akan dihasilkan akan meningkat
diartikan dapat melakukan apa saja, antara baik jumlah maupun ragamnya.
lain dalam mengekstraksi sumber daya alam
yang berlebihan dengan demiikian mulailah 2. TEKNOLOGI LINGKUNGAN &
tragedi lingkungan terjadi (common tragedy). PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Proses industrialisasi telah memberikan
kontribusi pada perjalanan tahun, dekade, 2.1. Standar Lingkungan Dan Persyaratan
abad hingga mencapai kondisi kerusakan Teknologi
lingkungan seperti sekarang. Beberapa
contoh nyata common tragedy adalah : Pemilihan teknologi pengendalian
♦ Peruskan lapisan ozon pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah
♦ Terjadinya efek gas rumah kaca, baik berupa cair, gas dan padat, tergantung
pemanasan global pada beberapa faktor antara lain :
♦ Meningkatnya keasaman tanah dan ♦ Jenis dan komposisi unsur pencemar
air pemukaan yang terkandung didalam limbah, menurut
sifat fisik kimia dan biologi
♦ Meningkatnya konsentrasi logam
berat pada sedimen, tanah dan lautan ♦ Assimilative Capacity kemampuan media
penerima dalam menerima beban limbah
♦ Akumulasi bahan kimia terurai
tanpa terjadi pencemaran
♦ Pemusnahan hutan hujan tropis,
lahan basah serta keanekaragaman
♦ Nilai ambang batas dari zat pencemar
dan baku mutu media penerima (effluent
hayati.
and/or emission standard, stream and/or
ambient standard)
1.2. Pencemaran Lingkungan
Telah terbukti bahwa pengembangan
Pencemaran adalah masuknya atau
dan penerapan teknologi pengendalian
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
pencemaran lingkungan senantiasa sejalan
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
dengan kriteria mutu lingkungan yang
oleh kegiatan antropogenik sehingga
diberlakukan. Pada tahap awal program
kualitasnya turun hingga kualitas tertentu
manajemen lingkungan, teknologi
yang menyebabkan lingkungan tidak dapat
konvensional telah dimanfaatkan untuk
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
melakukan penyempurnaan guna mencapai
Dalam kehidupan dan aktivitas
standar mutu lingkungan. Selain untuk
manusia (proses transformasi) tidak luput dari
menghasilkan bahan yang tidak

Perkembangan Iptek Dalam Pengelolaan ….(Azis Djayadiningrat) 181


melakukan rehabilitasi perlengkapan yang Pembangunan yang berwawasan
ada. lingkungan dan berkelanjutan merupakan pula
Akan tetapi, perkembangan industri suatu proses pembangunan yang proaktif
dalam skala global dan kemunculan berbagai dalam mencegah, mengurangi dan
jenis produk baru telah menyebabkan meniadakan dampak lingkungan yang negatif.
munculnya limbah baru yang lebih komplek Dalam penerapan teknologi bersih,
dan berbahaya. Oleh sebab itu teknologi pengkajian proses dan bahan baku dilakukan
pengendalian pencemaran yang lebih sedemikian rupa sehingga hasil sampingan
komplek menjadi berperan penting. dan limbah yang ditimbulkan tidak lagi
Pengalaman di Amerika Serikat dan sejumlah berbahaya bahkan dapat memberikan mafaat
negara industri lainnya menunjukkan terjadi langsung atau sampingan yang berarti bagi
evolusi teknologi lingkungan menuju konsep pemrakarsa. (Cradle to cradle)
nir emisi. Perkembangan teknologi Berdasarkan hal-hal tersebut diatas,
pengawasan lingkungan pada dasarnya dipandang strategis bila pola reaktif dalam
dituntun oleh tujuan yang hendak dicapai pengelolaan lingkungan diubah menjadi pola
dengan manajemen mutu lingkungan yang proaktif yang dalam pelaksanaannya
semakin tinggi dan kompleksitas karakteristik mempunyai urutan prioritas sebagai berikut :
dari limbah yang ada. Perkembangan ♦ Prinsip pencegahan pencemaran
teknologi lingkungan itu terutama dipengaruhi (pollution prevention)
oleh tujuan manajemen mutu lingkungan ♦ Pengendalian pencemaran (pollution
kompleks dan peningkatan kekompleksan control), atau Toxic use reduction (TUR)
karakteristik limbah.
♦ dan Design for Environment (DfE)
2.2. Konsep Reaktif dan Proaktif ♦ Remidiasi (remediation)

Pada periode ini konsep Kelemahan dari penerapan strategi


pembangunan dan pengelolaan lingkungan teknologi bersih atau produksi bersih saat ini,
bersifat reaktif, untuk memperbaiki (remedial sebagai titik awalnya (starting point) dilakukan
action) dan mengurangi (mitigasi) kerugian- pada aktvitas industri yang telah beroperasi
kerugian dan dampak lingkungan yang timbul. dalam memperbaiki kualitas lingkungan
Teknologi pengendalian ini dikenal pula (forecasting approach) sementara untuk
sebagai teknologi ujung pipa (end-of-pipe mencapai keberlanjutan perlu kosep serta visi
technology). baru dalam mengisi atau memenuhi
Dalam lanjutan era ini diperkenalkan kebutuhan dasar manusia (backcasting
pula proses Analisis Mengenai Dampak approach) (Vergragt and van Grootveld 1994).
Lingkungan yang merupakan suatu alat dalam Juga sering dijumpai bahwa penerapan
sistem pengelolaan lingkungan untuk produksi bersih dimulai berdasarkan pada
mencegah secara dini terjadinya kerusakan biaya yang efektif dalam meningkatkan
lingkungan. Pertimbangan mengenai aspek kualitas lingkungan, yang hasilnya dapat
lingkungan dari suatu usulan kegiatan harus menjadi penilaian yang meleset yaitu biaya
dilakukan sejak dini dalam tahap efektif yang sekecil mungkin tetapi
perencanaan, terintegrasi bersama-sama mengharapkan perbaikan kualitas lingkungan
studi kelayakan ekonomi dan teknologi. serta berwawasan ekologi yang besar.
Pencegahahan terhadap kerusakan Kelemahan serta kritik ini merupakan
lingkungan yang akan terjadi dilakukan secara masukan dalam pengembangan ekologi
proaktif. industri , yang merupakan kosep dasar dan
Konsep proaktif berkembang lebih yang menggabungkan aspek pendekatan
lanjut dengan penerapan teknologi-teknologi forecasting dengan pendekatan back-casting.
proses yang direka untuk meminimkan atau
sama sekali menghilangkan limbah-/imbah 2.3. Keberlanjutan EkoTeknologi
yang mencemarkan dan berbahaya terhadap Nir Emisi
/ingkungan. Teknologi bersih muncul sebagai
salah satu perkembangan teknologi yang Eko-teknologi merupakan prespektif
utama sekarang ini. Intervensi dan perubahan pendekatan yang menjelaskan inter-
proses produksi yang ada kalanya mendasar, dependensi sistem teknologi lingkungan
dilakukan untuk memproduksi secara bersih dengan sistem biogeofisik Pendekatan ini di
dan akrab lingkungan. fokuskan pada peran ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengurangi kerusakan

182 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3 No. 3, September 2002: 180-186


lingkungan secara integratif sejak ekstraksi menerus dalam menunjang siklus produk
bahan mentah, produksi barang dan jasa, berikutnya).
pemanfaatan barang dan jasa, serta Transformasi tersebut berimplikasi
pengelolaan limbah yang tersisa. Fungsi mendasar dalam memandang sistem industri,
pengintegrasian tersebut merupakan (Lowe, 1996):
kontribusi utama eko-teknologi bagi upaya ♦ Operasi industri harus menjamin sistem
pengelolaan lingkungan. Bersifat sistimatik, tingkungan alam.
berorientasi ke masa depan, serta efisiensi ♦ Prinsip & dinamika ekosistem merupakan
siklus melalui pemanfaatan sumberdaya acuan.
alam, energi, fluida dan limbah yang di buang
♦ Efisiensi bahan dan energi dalam
menjadi dasar model keterpaduan dari sistem
pemanfaatan, pemrosesan dan pendaur
biogenik ke sistem industri. dan sebaliknya.
ulangan akan merupakan keunggulan.
Eko-teknologi adalah "ekologi"
dimana aktifitas antropogenik berlangsung, ♦ Nilai ekonomi akan dinilai dari daur
dan teknologi lingkungan dalam artian yang kehidupan (life cycle assessment)
luas menurut berbagai skala; serta
diposisikan dalam konteks lingkungan Dalam memahami eko-teknologi
biogeofisik secara komprehensif. industri, dilema yang dihadapi adalah
Tuntutan akan kepedulian kerjasama, keterbatasan pengetahuan untuk melintasi
warga masyarakat dan pengambilan dimensi ruang dan waktu. Kontribusi utama
keputusan menegaskan bahwa eko-teknologi ekotogi industri adatah fungsi keterpaduan
industri bukan sekedar suatu pendekatan pengelolaan lingkungan, namun
berpikir atau alat analisis, namun harus kompleksitasnya justru terletak pada
ditumbuhkan sebagai etika bagi masyarakat pengintegrasian antara sistem industri dengan
luas, dan pelaku dalam pengambilan sistem lingkungan alam menurut skala ruang
keputusan bagi kelangsungan kehidupan di dan waktu.
masa depan. Kompteksitas tersebut melahirkan
berbagai aliran dalam menjelaskan ekologi
Pendekatan Interaksi Industri dengan industri, diantaranya adalah (Lowe, 1996):
Lingkungan dapat dilihat dalam tabel berikut : ♦ Belajar dari ekosistem, menggunakan
Pendekatan aktifitas Dimensi waktu prinsip dinamika ekologi.
Remediasi Lampau ♦ Metabolisme industri, mengkaji dan
Pengolahan, menganalisis atiran bahan dan energi.
penyimpanan, Sekarang ♦ Model dinamika masukan -keluaran
pembuangan (input- output).
Eko-teknologi industri Yang akan datang ♦ Perancangan untuk lingkungan (Design
for Environement DfE)
3. PENERAPAN EKO-TEKNOLOGI ♦ Keterkaitan antara sistem industri dengan
sistem lingkungan alam yang
3.1. Transformasi Sistem Industri memungkinkan atiran umpan batik.
♦ Memperpanjang umur produk dan jasa.
Eko-teknologi industri berkembang
sebagai tanggapan yang holistik dalam
3.3. Penerapan Ekologi Industri
memandu transformasi sistem industri menuju
interaksi yang berkelanjutan dengan sistem
Ekologi Industri menerapkan
lingkungan alam. Keluasan dari eko-teknologi
pandangan holistik dalam pelaksanaan studi,
industri menempatkannya sebagai kerangka
penilaian, dan peningkatan serta
kontekstual bagi penggunaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam (material,
pemanfaatan berbagai metoda dan instrumen
energi, dan kapasitas asimilasi dari
pengelolaan lingkungan secara lebih efektif.
lingkungan) pada masyarakat industri.
Kesadaran akan pentingnya ekologi
Prespektif kearah implementasi ekologi
industri pada hakekatnya terletak pada
industri, secara sederhana prinsip-prinsip
kesadaran perlunya transformasi kerangka
dasarnya, dapat diuraikan sebagai berikut :
kontekstual dalam memahami penerapan
a. Ekologi industri merupakan kosep
penegelolaan industri dari model linier menuju
proaktoif bukan reaktif. Diprakarsai dan
suatu sistem yang daur tertutup menyerupai
diperkenalkan oleh industri sendiri karena
suatu ekosistem (daur sumber energi terus
merupakan kepentingannya sendiri serta

Perkembangan Iptek Dalam Pengelolaan ….(Azis Djayadiningrat) 183


kepentingan terhadap sistem disekitarnya menjadi bahan baru bagi keberlanjutan
di mana mereka melakukukan interaksi sistem industri yang bersangkutan
dan bukan karena faktor eksternal yang menghadapi kendala ruang, sehingga
mempengaruhinya. pendekatan ini di aplikasikan untuk
b. Ekologi industri termasuk dalam memperpendek daur bahan.
perencanaan proses internal bukan
sesuatu perencanaan tambahan dalam Ketiga pendekatan tersebut di
prosesnya. Suatu sistem dapat dikatakan implementasikan secara komplementer pada
berlanjut apabila dalam evolusinya proses berbagai skala, dengan dilengkapi oleh
adaptasi eksternal dapat dilanjutkan kelembagaan dan regulasi penunjangnya.
secara gradual oleh proses adaptasi Pengelolaan lingkungan yang dilaksnakan
internal. selama ini cendrung dilembagakan dalam
c. Ekologi industri bersifat lentur (flexible) kerangka yang linier. Prakarsa yang dilakukan
tidak kaku (rigid), ekologi industri dapat dalam rangka ekologi industri mendorong
mengakomodasikan berbagai perubahan terbentuknya kelembagaan dan regulasi
dan perkembangan baru di bidang ilmu pengelolaan lingkungan menurut model sikIus
pengetahuan, ekonomi dan budaya. tertutup.
d. Ekologi industri memiliki cakupan yang
luas dan merupakan pendekatan lintas 4. STRATEGI DALAM TRANSFER
sektoral, lintas ruang dan lintas budaya. TEKNOLOGI LINGKUNGAN

Kompleksitas dalam pengimplemen- 4.1. Pertimbangan Perubahan Pola Berfikir


tasian ekologi industri didekati melalui
pengelompokan kepentingan pada berbagai Dalam pengembangan konsep eko-
skala, baik untuk sistem industri muapun teknologi industri dalam pengelolaan
sistem lingkungan alam. Sistem industri lingkungan perlu diperhatikan beberapa faktor
dibangun oleh masyarakat industri, yang yang dapat mempengaruhinya antara lain
secara hiraarkis merupakan pengelompokan adalah :
sejumlaaah sektor industri, di dalamnya
dibentuk oleh sejumlah unit usaha yang ♦ Kultur/kebiasaan
memproduksi barang dan jasa. Sistem ♦ Keikutsertaan stakeholder kunci
lingkungan alam juga dibangun oleh
♦ Kemampuan teknologi, SDM dan
kepentingan lingkungan global, regional dan
lokal. Walaupun pengelompokan tersebut ♦ Pranata kelembagaan
tidak memberikan batasan ruaang secara
pasti, namun dapat membantu memposisikan Bagian yang sangat kritis dalam
pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam penerapan konsep ekologi industri dalam
pengimplementasian ekologi industri. Pada teknologi pengelolaan lingkungan adalah
umumnya, implementasi ekologi industri merubah atau mempengaruhi kebiasaan pola
dilakukan melalui berbagai pendekatan yaitu : konsumsi atau pola berfikir masyarakat.
a. Pendekatan Rekayasa, pendekatan Dipihak produsen konsep CATNP
menuju aplikasi teknologi memusatkan (Cost Avoiding Technology Not Involving
pada perhatian pada bahan dan produk Prosecution) ataupun BATNEAC (Best
sebagai komponen sistem industri. Available Technology Not Entailing Any Cost)
Jelinski (1992) menyebutkan seebagai masih banyak dianut. Sedangkan dipihak
pendekatan spesifik bahan (material konsumen nilai harga produk menjadi faktor
specific) dan spesifik produk (product utama. Terlebih lagi di negara yang sedang
specific). berkembang dimana daya beli masyarakat
b. Pendekatan Ekonomi, pendekatan ini masih rendah.
mengaplikasikan instrumen insentif dan Untuk ini perlu dikembangakan
disinsentif untuk mendorong sistem program atau strategi penyuluhan dan
industri bergerak menuju siklus tertutup. pendidikan yang melibatkan peran serta
c. Pendekatan Ruang, salah satu perbedaan masyarakat. Melakukan kampanye melalui
yang hakiki antara sistern industri dengan mass-media mengenai keuntungan dalam
sistem ekologi adalah keterkaitan menerapkan konsep eko-teknologi industri
komponennya. Pada sistem industri untuk menunjang keberlanjutan di masa yang
keterkaitannya tidak selalu teratasi oleh akan datang.
ruang dan jarak. Dalam mendaur bahan

184 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3 No. 3, September 2002: 180-186


4.2. Kelembagaan dan Regulasi komprehensif tentang aspek dana dan
teknologi, serta kemungkinan-kemungkinan
Lembaga penelitian ataupun kegiatan yang bersifat pengembangan
perguruan tinggi ikut mengembangkan kreatifitas yang dapat dimanfaatkan oleh yang
penelitiannya pada bidang-bidang yang bersangkutan.
menyangkut pollution prevention, teknologi Program bantuan teknis yang
pegendalian lingkungan, baik penelitian didasarkan kepada one-on-one basis, atau
mendasar yang berkaitan dengan proses kelompok kecil akan dapat membantu dalam
maupun material bahan baku yang akrab pengembangan program pengidentifikasian
lingkungan. dan pengevaluasian kemungkinan yang
Pengembangan kapasitas kelem- spesifik dari masing-masing kegiatan dalam
bagaan yang ada sehingga dapat lebih upaya pemanfaatan konsep eko-teknologi.
mudah dalam mengakses, mengadopsi atau Peran pengusaha dan industriawan
mengelola dan menggunakan teknologi yang dalam masalah pencemaran dan kerusakan
berwawasan lingkungan antara lain dengan lingkungan merupakan kunci utama bagi
pengembangan sumber daya manusia, suksesnya program pengelolaan lingkungna
penguatan kemampuan institusional untuk secara baik. Melalui strategi atau konsep eko-
meneliti dan pengembangan serta teknologi industri yang merupakan teknologi
implementasi program, penilaian (assesment) pengelolaan lingkungan yang proaktif dan
yang terintegrasi terhadap kebutuhan peningkatan efisiensi proses produksi serta
teknologi. pelaksanaan teknologi bersih serta prosedur
ISO 9000 dan ISO 14000 dapat product life cycle, yang bersasaran minimisasi
merupakan pemacu dalam transfer teknologi limbah dan produksi bersih, maka
lingkungan untuk penerapan konsep eko- kebijaksanaan pengusaha dan industri.
teknologi industri termasuk pengusaha tradisional, akan
Perlunya melibatkan kerjasama memegang peranan utama dalam mengurang
dengan badan-badan resmi PBB, (UNEP, dampak negatif
UNINDO etc) ataupun badan penelitian di luar Kredibilitas fungsi LSM terletak pada
negeri, khususnya kerjasama regional yang perannya yang bertanggung jawab, bebas
diperkirakan mempunyai permasalahan dan dan konstruktif dalam masyarakat. Untuk
kondisi yang sejenis. Kerjasama dengan luar menjamin agar kontribusinya dapat terwujud,
negeri harus bersasaran peningkatan dibutuhkan komunikasi dan kerja sama yang
kemampuan sumber daya manusia dalam baik dengan organisasi lainnya dan
negeri melalui alih teknologi yang pemerintah. Dalam membantu melakukan
menguntungkan. transfer teknologi lingkungan, organisasi ini
dapat berperan dalam bentuk kampanye
4.3. Informasi Lingkungan kepedulian maupun penyuluhan-penyuluhan
serta saran aplikasi praktis.
Pengembangan informasi lingkungan
hidup, untuk meningkatkan efisiensi, 5. PENUTUP
produktifitas dan efektifitas pembangunan
serta manajemen nasional melalui Perdagangan bebas dan sistem
penyelenggaraan sistem informasi yang pengelolaan lingkungan memacunya terjadi
handal (net-working) evolusi dalam upaya mengurangi limbah
Penyebarluasan informasi eko- (waste minimization) dari konsep ujung pipa
teknologi industri harus digalakkan di segala (end-of-pipe) menjadi proses efisiensi pada
lapisan masyaakat guna membentuk seluruh rantai proses produksi (cradle-to-
kesadaran tentang pentingnya eco-efisiensi, grave) dilakukan melalui analisis daur hidup
sehingga pembangunan dapat berkelanjutan. (life-cycle-analysis) yang kemudian
Program-program pendidikan akan berkembang menjadi cradle-to-cradle or
memanfaatkan informasi untuk memberikan reincarnation
semangat kepada pelaku pembangunan Globalisasi dan perdagangan bebas
untuk menerapkan konsep eko-teknologi serta sistem pengelolaan lingkungan
secara sukarela. Dengan memanfaatkan memacunya terjadi evolusi dalam upaya
sarana, prasarana serta kemampuan yang mengurangi limbah (waste minimization) dari
ada, akan dapat dikomunikasikan program konsep ujung pipa (end-of-pipe) menjadi
tersebut kepada masyarakat. Jalan yang proses efisiensi pada seluruh rantai proses
terbaik adalah memberikan informasi yang produksi (cradle-to-grave) dilakukan melalui

Perkembangan Iptek Dalam Pengelolaan ….(Azis Djayadiningrat) 185


analisis daur hidup (life-cycle-analysis) yang
kemudian berkembang menjadi cradle-to-
cradle or reincarnation
Konsep proaktif dapat dicapai bila
eco-efisiensi dapat tercapai. Yaitu usaha
meminimumkan penggunaan bahan baku
yang berbahaya dalam proses termasuk
sumber daya alam dan energi sehingga dapat
meminimukan limbah dan dampak negatif
yang timbul. Disamping itu dapat
memanfaatkan limbah yang dihasilkan
menjadi produk lain (waste to product)
Sistem Pengelolaan Lingkugan harus
mempunyai visi global dan pencegahan
pencemaran (pollution prevention),
pengendalian serta pengelolaan kualitas
lingkungan menuju pada nir emisi.
Teknologi konversi serta bioteknologi
akan sangat berperan dalam pengembangan
konsep proaktif sehingga dapat tercapai
keseimbangan ekosistem dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Allenby, Braden R. and T.E Greadel,


Industrial Ecology, Prentice Hall, New
Jersey 1995.
2. Berthouex Mac P. et al, Strategy of
Pollution Control, John Wiley and Son
New York 1995.
3. Soemarwoto O, Ekologi Lingkungan
Hidup dan Pembangunan, Penerbit
Jembatan 1990.
4. Tsueneyuki Ueki, Zero Emmision
Industries: The Role of of Consulting
Engineering Firms International
Confrence on Zero Emmision, Jakarta
1997.

186 Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3 No. 3, September 2002: 180-186

Anda mungkin juga menyukai