Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam semesta dalam setiap proses perubahannya selalu menghasilkan


ketidakberaturan. Dalam hal ini bisa kita sebut entropi, atau untuk lebih
mudahnya kita sebut saja limbah.

Manusia menghasilkan limbah, itu pasti. Mesin-mesin produksi menghasilkan


limbah, itu juga pasti. Yang bisa dikurangi hanya volumenya saja, tetapi dengan
populasi yang terus meningkat limbah akan terus meningkat. Sebagai makhluk
homoeconomicus, manusia akan terus haus dan lapar, dan tidak akan pernah
kenyang. Memang ada manusia yang tidak seperti itu, tetapi jumlahnya
sedikit. Bahkan dengan bergulirnya waktu orang-orang seperti itu semakin sedikit.
Alam semesta dirancang tidak untuk bertahan selamanya. Daya tahannya ada
batasnya. Kemampuannya untuk menetralisir racun terbatas.

Pada saat-saat tertentu ia bisa terluka dan sakit, dan itu artinya akan
mempercepat kehancurannya. Sebagai sesuatu yang dianggap milik bersama,
sumber daya alam menjadi sesuatu yang tak terpelihara. Semua orang mengambil
manfaat darinya, tetapi tak seorangpun yang bersedia untuk sedikit berkorban
untuk memeliharanya. Dengan paksaan hal itu bisa dihilangkan. Ekonomi
lingkungan dipakai sebagai instrumen memaksa. Misalnya, ada sebuah danau
yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk air minum, irigasi, PLTA, untuk terus
menjaga agar fungsi danau tetap berjalan maka harus ada pemeliharaan. Manfaat
danau untuk penduduk adalah fungsi dari permintaan, dan pemeliharaan adalah
fungsi dari penawaran. Yang selama ini terjadi adalah tidak pernah ada
penawaran, tidak tercipta pasar.

Akhirnya pencemaran terus terjadi. Ekonomi lingkungan dirancang untuk


mengatasi itu. Ia dipakai untuk menemukan nilai penawaran yang realistis.
Sampai disini ekonomi lingkungan masih menjadi jalan terbaik. Namun
sayangnya, ia tidak berhenti sampai disitu saja. Pasar tidak akan pernah terjadi

1
tanpa status kepemilikan yang jelas. Permintaan dan penawaran tidak akan terjadi
tanpa ada hak kepemilikan, karena pada proses itu ada perpindahan hak milik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi lingkungan?
2. Apa saja ruang lingkup dalam pengelolaan lingkungan?
3. Bagaimana yang terjadi dengan perubahan lingkungan dalam ekonomi
lingkungan?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari perubahan lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian ekonomi lingkungan
2. Mengetahui ruang lingkup dalam pengelolaan lingkungan
3. Mengetahui perubahan lingkungan
4. Mengetahui dampak terhadap lingkungan

2
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Pengertian Ekonomi Lingkungan

Ekonomi lingkungan membahas tentang isu-isu utama lingkungan dari


perspektif ekonomi. Setelah itu akan dibahas beberapa teori yang berkaitan
dengan polusi, peranan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan seperti pajak,
subsidi, pollution standard, serta marketable permits. Untuk mengetahui besarnya
biaya dan manfaat lingkungan, maka akan dibahas juga tentang evaluasi ekonomi
lingkungan dengan berbagai metode baik yang langsung maupun tidak langsung.
Untuk mendukung kebijakan ekonomi makro dibidang lingkungan, maka akan
dibahas juga tentang akuntansi sumber daya dan lingkungan.

Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik


antara ekonomi dan lingkungan, untuk kesejahteraan manusia. Alasannya, proses
ekonomi selama ini tidak menanggapi masalah lingkungan.

Dalam pola berpikir ekonomi, faktor lingkungan dianggap suatu komoditi


bebas yang berada dalam keadaan tidak terbatas. Dengan demikian, analisis
ekonomi tidak memperhitungkan biaya yang diperlukan bagi lingkungan tersebut.
Lingkungan dianggap sebagai eksternalitas dalam proses produksi.

Sejalan dengan kesadaran tentang lingkungan sebagai sumber daya yang


terbatas dan milik semua orang, ekonomi lingkungan diajukan sebagai pendekatan
yang lebih sesuai dengan tujuan pelestarian lingkungan demi kesejahteraan
manusia. Pendekatan itu dapat dilaksanakan dengan perhitungan shadow prices
bagi pemanfaatan lingkungan secara simulasi. Dalam melakukan pendekatan
lingkungan secara simulasi pasar, perlu diperhitungkan biaya sosial yang mungkin
timbul.

3
2.2 Ruang lingkup pengelolaan lingkungan

Pengelolaan lingkungan mempunyai ruang lingkup yang luas dengan cara yang
beraneka pula

1. Pengelolaan lingkungan secara rutin.


2. Perencanaan secara dini pengelolaan lingkungan suatu daerah yang menjadi
dasar dan tuntunan bagi perencanaan pembangunan.
3. Perencanaan pengelolaan lingkungan berdasarkan perkiraan dampak
lingkungan yang akan terjadi sebagai akibat suatu proyek pembangunan yang
sedang direncanaan.
4. Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk memperbaiki lingkungan yang
mengalami kerusakan, baik karena sebab alamiah maupun karena tindakan
manusia.

Manusia secara rutin mengelola lingkungan. Pembuangan sampah dan


pembuatan saluran pembuangan limbah dari dapur dan kamar mandi  merupakan
contoh kegiatan dalam pengelolaan lingkungan. Para petani secara rutin
memelihara sengkedan sawahnya dan saluran pengairan,memberantas hama dan
penyakit tanaman serta membuat sengkedan baru dan menanam untuk melindungi
tanah dari erosi. Didalam kota terdapat pula pengelolaan lingkungan secara rutin,
misalnya pemeliharaan saluran roil tanam dan jalur hijau. Walaupun pengelolaan
lingkungan sebenarnya telah dilakukan secara rutin,namun kegiatan itu sering
tidak disebut sebagai pengelolaan lingkungan.

Perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini perlu dikembangkan untuk


dapat memberikan petunjuk pembangunan apa yang sesuai disuatu daerah,tempat
pembangunan itu dilakukan dan bagaimana pembangunan itu dilaksanakan.
Karena sifat dininya,konflik antara lingkungan dengan pembangunan dapat
dihindari atau dikurangi dengan mencari pemecahan secara dini. Bahkan
pembangunan itu dapat direncanakan untuk mengambil manfaat lingkungan
dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian akan menjadi jelas pengelolaan
lingkungan bukanlah penghambat pembangunan melainkan pendukung
pembangunan.

4
Didaerah yang mempunyai potensi besar untuk pembangunan seyogyanya
dilakukan perencanaan dini pengelolaan lingkungan.Daerah tersebut antara lain
ialah disekitar kota, sepanjang jalan raya, daerah yang mengandung bahan
tambang dan daerah yang berpotensi untuk transmigrasi dan untuk pariwisata.

Daerah-daerah itu dapat diidentifikasi antara lain, dari peta jebakan mineral
dan non mineral, peta tanah, citra satelit dan potret udara, serta dari GBHN dan
buku repelita. Banyak daerah itu belum mempunyai rencana pengelolaan
lingkungan. Daerah itu barulah mempunyai perencanaan pengembangan wilayah
yang ditinjau dari segi ekonomi dan teknis, atau sama sekali belum mempunyai
perencanaan apa-apa.

Pengelolaan lingkungan yang akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian antara


lain perencanaan proyek pembangunan dan untuk memperbaiki lingkungan yang
mengalami kerusakan. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan lebih bersifat
bereaksi terhadap suatu perencanaan atau keadaan tertentu. Hal ini menimbulkan
citra yang kurang baik terhadap pengelolaan lingkungan, terutama karena reaksi
itu sering terhadap hal-hal yang negatif, misalnya pencemaran, kematian satwa
liar dan banjir. Karena hal-hal yang negatif itu sering berkaitan dengan
pembangunan, citra itu lalu menjurus pada anggapan bahwa pengelolaan
lingkungan menghambat pembangunan.

Perencanaan pengelolaan lingkungan untuk rencana proyek pembangunan


umumnya dilakukan berdasarkan perkiraan dampak apa yang akan diakibatkan
oleh proyek tersebut. Metode perencanaan pengelolaan lingkungan yang demikian
itu disebut Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Walaupun dampak
sebenarnya dapat bersifat positif maupun negatif namun umumnya dampak
konotasi negatif. Oleh karena itu, AMDAL boleh dikata hanya ditujukan terhadap
dampak negatif saja. Kecuali itu, perhatian yang berlebihan terhadap AMDAL itu
dapat digunakan, dan timbulnya kesan seolah-olah AMDAL adalah satu-satunya
metode perencanaan pengelolaan lingkungan, menyempitnya persepsi ini
membahayakan perkembangan pengelolaan lingkungan di hari depan.

5
2.3 Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan


yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan
terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi
berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan
manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum
tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta
mengatasinya.

1. Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia

Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan


hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian.
Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air.
Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan
dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lain adalah munculnya
harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin
sempitnya habitat hewan-hewan tersebut. Pembangungan pemukiman pada
daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan.
Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau
kurang produktif.

Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan


air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan
terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya menjadi kekurangan air
sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita
merasakan pangs akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2,
peran tumbuhan sebagai produsen terhambat. Penerapan intensifikasi pertanian
dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di
sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat
menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam
satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe

6
monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan
ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak
yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.

2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam

Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana


alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan
matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung
menjadikan kawasan di sekitarnya rusak.

Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan tetap


lestari, harus diperhatikan tatanan/tata cara lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini
manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena manusia memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia mampu
merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang
dikehendakinya, seperti:

1. Manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang dating


2. Manusia memiliki ilmu dan teknologi
3. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik

Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaataan,


pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
lingkungan hidup.

Pengelolaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai


tujuan membangun manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan kepentingan generasise sekarang dan
mendatang.

Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah Negara yang


menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan

7
pengelolaan hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia
dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang
bersifat kontradiksi dari hal-hal tersebut diatas, pemerintah telah menetapkan
kebijakan melalui Undang-Undang Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Lingkungan Hidup

Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan


hidup disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982.
Undang-undang ini berisi 9 Bab terdiri dari 24 pasal. Undang-undang lingkungan
hidup bertujuan mencegah kerusakan lingkungan, meningkatkan kualitas
lingkungan hidup, dan menindak pelanggaran-pelangggaran yang menyebabkan
kerusakan lingkungan.

Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang


dan ketentuan pidana yang meliputi berikut ini.

1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan.
3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta tersebut diatur dengan
perundang-undangan.
4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan
perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau
tercemarnya lingkunga hidup diancam pidana penjara atau denda.

Upaya pengelaolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah


dikeluarkan belumlah berarti tanpa didukung adanya kesadaran manusia akan arti
penting lingkungan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta
kesadaran bahwa lingkungan yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi
yang akan datang. Upaya pengelolaan limbah yang saat ini telah digalakkan
adalah pendaurulangan atau recycling. Dengan daur ulang dimungkinkan
pemanfaatan sampah, misalnya plastic, aluminium, dan kertas menjadi barang-
barang yang bermanfaat.

8
Usaha lain dalam mengurangi polusi adalah memanfaatkan tenaga surya.
Tenaga panas matahari disimpan dalam sel-sel solar untuk kemudian
dimanfaatkan dalam keperluan memasak, memanaskan ruang, dan tenaga gerak.
Tenaga surya ini tidak menimbulakan polusi. Selain tenaga surya, tenaga angina
dapat juga digunakan sebagai sumber energy dengan menggunakan kincir-kincir
angina. Dibeberapa Negara maju telah banyak dilakukan pemisahan sampah
organic dan anorganik untuk keperluan daur ulang. Dalam tiap rumah tangga
terdapat tempat sampah yang berwarna-warni sesuai peruntukannya.

2.4 Dampak Lingkungan

Dampak adalah suatu perubahan. Perubahan hanya dapat diukur apabila ada
titik acuannya. Titik acuan untuk pengukuran dampak disebut garis dasar, yaitu
kondisi lingkungan yang diperkirakan akan ada dengan adanya proyek. Misalnya,
ada rencana proyek konversi hutan sekunder menjadi hutan produksi. Misalnya,
pinggiran kota besar dan pegunungan disekitarnya mempunyai potensi besar
untuk pemukiman dan industri pariwisata, tetapi tidak mempunyai perencanaan
pengelolaan lingkungan akibatnya ialah, antara lain terjadi pencemaran badan air
yang menjadi sumber air minum, karena industri di tempattkan dihulu tempat air
diambil untuk industri penjernihan air.

Pencemaran udara karena arah angin menghembus dari daerah industri ke kota;
menyusutnya air tanah karena penyedotan yang lebih besar dari penyediaan,
mengeringnya sumber air karena daerah tampung hujan dijadikan daerah
pemukiman, banjir karena perkembangan pariwisata di daerah pegunungan
disekitarnya sangat berlebihan dan tidak mengindahkan fungsi hidrologi hutan.
Kota yang telah mengalami satu atau lebih masalah itu antara lain, ialah Jakarta,
Bandung, Semarang, dan Pontianak. Seandainya telah ada perencanaan
pengelolaan lingkungan masalah itu akan dapatlah dihindari atau paling sedikit
dikurangi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekonomi lingkungan membahas tentang isu-isu utama lingkungan dari


perspektif ekonomi. Manusia secara rutin mengelola lingkungan. Pembuangan
sampah dan pembuatan saluran pembuangan limbah dari dapur dan kamar
mandi merupakan contoh kegiatan dalam pengelolaan lingkungan. Ekonomi
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara ekonomi
dan lingkungan, untuk kesejahteraan manusia. Alasannya, proses ekonomi selama
ini tidak menanggapi masalah lingkungan.

Perencanaan pengelolaan lingkungan secara dini perlu dikembangkan untuk


dapat memberikan petunjuk pembangunan apa yang sesuai disuatu daerah,tempat
pembangunan itu dilakukan dan bagaimana pembangunan itu
dilaksanakan. Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.

1. Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia


2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam

Dampak adalah suatu perubahan karena pencemaran udara, darat, dan air.

3.2 Saran

Menjaga lingkungan untuk hari esok yang lebih baik. Membuang sampah pada
tempatnya, berhemat energi untuk mencegah global warming. Dan menjadikan
ekonomi lingkungan dapat seimbang dengan harapan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Http://ihramsulthan.com/topik/hubungan+ekonomi+dengan+lingkungan.
html

Http://www.Pdfking.net/Pertemuan-4-Lingkungan-Ekonomi-dan-
Lingkungan-Industri--Ppt.Html

Http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/masalah-ekonomi

11

Anda mungkin juga menyukai