Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG TAK DAPAT

DIPERBARUI (BAB 8)

Teori Pengambilan Sumber Daya Alam Secara Optimal

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar terdapat pengambilan sumber
daya alam secara optimal.Harus dilihat dahulu perbedaan antara sumber daya
alam yang tak dapat diperbarui dan jenis barang lain.Pada umumnya perbedaan itu
semata-mata terletak pada jumlah sumber daya alam yang terbatas dan sifatnya
yang tak dapat dihasilkan kembali dalam waktu singkat.Dengan kata lain akan ada
biaya alternatif (opportunity Cost),yang berupa hilangnya nilai sumber daya alam
yang terbatas dan sifatnya yang tak dapat dihasilkan kembali dalam waktu
singkat.

Syarat umum yang berlaku pada produksi setiap barang yang berada dalam
pasar persaingan sempurna agar dicapai suatu tingkat efisiensi yang optimum
adalah harga barang yang dihasilkan harus sama dengan biaya produksi
marginal.Untuk barang sumber daya alam karena memiliki biaya alternatif,maka
syarat umum itu harus diubah sbb: Bahwa efisiensi optimum akan dicapai apabila
harga barang sumber daya alam sama dengan biaya marginal ditambah dengan
biaya alternatif atau p = MC + λ ; dimana p adalah harga barang sumber daya
alam dan λ adalah biaya alternatif.

Gambar 1.Pengambilan Barang Sumber Daya Alam


Dilukiskan sumbu horisontal y sebagai jumlah produksi dan sumbu vertika
menunjukkan tingkat harga dan biaya marginal Mc fungsi permintaan ditunjukkan
oleh garis H = f(y) dan fungsi biaya marginal MC seorang produsen yang
menghasilkan barang y akan memperoleh keuntungan yang maksimal apabila ia
menghasilkan barang sebanyak y* yaitu pada saat harga sama dengan biaya
marginal.

Adapun biaya alternatif ini adalah kelebihan nilai yang konsumen bersedia
untuk melakukan pembayaran diatas biaya marginal untuk menghasilkan barang
sumber daya alam itu.Biaya alternatif ini disebut juga sebagai manfaat sosial
bersih (net social benefit),rent,nilai bersih,biaya pemakai(user cost),atau royalty.

Syarat yang kedua dari pengambilan sumber daya alam secara optimal
menyangkut perilaku dari biaya alternatif atau royalty itu sepanjang waktu yaitu
bahwa royalty atau biaya alternatif itu harus selalu meningkat sebesar tingkat
bunga yang berlaku dari waktu ke waktu.Dengan kata lain bila royalty itu
dinyatakan dalam harga sekarang (present value) maka nilai royalty tidak akan
berubah sepanjang waktu.

Tingkat Harga Sumber Daya Alam

Telah dibahas bahwa agar tercapai pengambilan sumber daya alam yang
dapat memberikan manfaat sosial bersih yang optimum,royalty harus meningkat
dengan laju sebesar tingkat bunga.Karena royalty merupakan kelebihan tingkat
harga yang konsumen bersedia membayar diatas biaya produksi,suatu barang
maka harga,juga akan terus meningkat dengan laju setinggi tingkat bunga.Tetapi
harga barang sumber daya alam ini tidak mungkin akan naik tanpa batas,karena
akan muncul barang-barang pengganti yang relatif murah harganya.Jadi pasti akan
ada batas harga yang ditunjukkan oleh harga barang-barang subsitusi.

Misalnya pada saat harga B8M naik terus akan ada usaha untuk mencari
sumber daya energi pengganti dan ditemukan batu bara atau energi surya yang
memang biaya produksinya sebenarnya lebih tinggi daripada harga BBM itu.
Tetapi kalau harga BBM naik terus, orang akan menggantikannya dengan batu
bara, energi surya, maupun dengan bahan bakar gas yang harganya mampu
bersaing dan menjadi lebih murah dibanding dengan harga BBM yang menjadi
semakin mahal tersebut. Harga energi surya akan sama dengan biaya produksi
marginalnya, karena tidak ada royalty untuk energi surya berhubung energi surya
ini tidak terbatas jumlahnya.(Suparmoko 2013)

Gambar 2.Perkembangan Harga Barang Sumber Daya dan Barang Substitusi

Keterangan gambar :

MC = biaya marginal sumber daya alam tertentu (misalnya BBM)

MCb = biaya marginal sumber daya alam pengganti (back stop commodity)
misalnya batu bara.

Pola Perkembangan Produksi

Seperti pada umumnya diketahui bahwabila faktor-faktor lain tetap


,sedangkan harga barang meningkat,maka jumlah barang yang diminta akan
berkurang.Tetapi bila harga yang lebih tinggi itu dibarengi juga dengan
meningkatnya pendapatan atau adanya perbaikan teknologi, maka jumlah barang
yang diminta dapat tetap bertambah dan produksi tidak akan menurun.Namun
bagaimanapun juga produksi pasti akan berkurang dengan semakin habisnya
sumber daya alam yang tersimpan didalam bumi dan ini mempunyai dampak
terhadap harga barang sumber daya alam yang bersangkutan. Oleh karena itu ada
dua kekuatan yang bersifat tarik-menarik yaitu antara deplesi sumber daya alam
dan penemuan cadangan baru sumber daya alam itu.
Pengaruh cadangan sumber daya

Biaya pengambilan dan harga barang sumber daya alam merupakan fungsi
dari jumlah produksi dari besarnya cadangan sumber daya alam.Biaya
pengambilan dapat positif,negatif,bahkan dapat pula netral dalam hubungannya
dengan jumlah cadangan sumber daya alam yang ada dibumi.Hubungan negatif
artinya dengan semakin sedikitnya cadangan sumber daya alam ,akan semakin
tinggi biaya produksi atau biaya pengambilan sumber daya alam itu.Seperti
pernah dinyatakan oleh David Ricardo bahwa manusia akan bekerja dengan
menggunakan sumber daya tanah yang subur kualitasnya terlebih dahulu,sehingga
biaya produksi rendah.Sedangkan Jhon Stuart Mill menyatakan bahwa biaya
pengambilan sumber daya alam akan semakin mahal,karena semakin sulitnya dan
semakin sedikitnya cadangan sumber daya alam yang harus diambil.Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa sumber daya alam itu sebenarnya tidak akan
pernah habis,karena yang dimaksud dengan kehabisan sumber daya alam yang
dapat diambil dengan biaya yang layak sedangkan apabila kita bersedia membayar
mahal,maka sumber daya tsb selalu ada.

Sesungguhnya perubahan biaya produksi karena perubahan cadangan sumber


daya alam dapat diartikan sebagai dividen karena menyimpan satu-satuan barang
sumber daya alam dalam cadangan dan perubahan royalty karena berubahnya
waktu dapat diartikan sebagai keuntungan kapital.

Pengelolaan dibawah pengawasan seorang perencana alam

Jumlah sumber daya alam yang diambil dari persediaan pada setiap periode
adalah sama dengan perbedaan jumlah cadangan pada awal periode dan akhir
periode.

Terdapat kasus dimana (a) biaya pengambilan tidak dipengaruhi oleh volume
cadangan sumber daya alam sampai suatu periode tertentu (b);dengan kualitas
sumber daya alam yang tetap,namun biaya pengambilan meningkat ketika jumlah
deposit sumber daya alam sudah menipis,dan produksi bergeser ke deposit yang
kualitasnya lebih rendah.Dalam hal ini royalty akan meningkat sebesar tingkat
bunga sepanjang “extensive margin”yaitu selama deposit yang baik masih ada
,dan bergeser ke “intensive margin”ketika kita pindah ke deposit yang lebih
rendah kualitas nya.Ini sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan didepan
bahwa royalty akan meningkat sebesar tingkat bunga pada saat kita mengambil
sumber daya alam dengan biaya yang tetap,kemudian royalty turun menjadi nol
ketika kita pindah ke barang substitusi.

Pengelolaan Oleh seorang pesaing sempurna Alam

Dalam kondisi pasar persaingan sempurna,seorang pengusaha tidak berusaha


memaksimumkan kesejahteraan sosial bersih,tetapi ingin memaksimumkan
keuntungan dari sumber daya alam yang dikelolanya.Namun karena persuhaan di
sini berada dalam persaingan sempurna ini akhirnya akan berbuat seperti seorang
perencana yang menghasilkan barang sumber daya alam demi manfaat bersih
yang maksimal bagi masyarakat.

Jadi apa yang telah kita lihat,ialah bahwa syarat-syarat yang diperlukan untuk
maksimisasi keuntungan dalam pengambilan sumber daya oleh seorang produsen
yang bekerja dalam persaingan sempurna,identik dengan syarat-syarat yang
dikehendaki oleh seorang perencana yang bekerja untuk memaksimumkan
manfaat sosial bersih dalam mengambil sosial bersih.

Pengambilan Sumber Daya Alam oleh seorang Monopolis Alam

Kita mulai dengan seorang pengusaha tunggal (monopolist)dalam satu


industri yang bekerja mengambil sumber daya alam .Tujuan seorang monopolis
juga untuk memaksimumkan keuntungan.Adapun syarat pertama yang harus
dipenuhi agar diperoleh keuntungan yang maksimal dalam mengambil sumber
daya alam ,sedikit berbeda dengan perusahaan yang bekerja dibawah persaingan
sempurna,yaitu bahwa penerimaan marginal dikurangi biaya marginal sama
dengadapat dikatakan royalty.

Secara umum dapat dikatakan bahwa jika pengambilan sumber daya alam itu
di percepat ,maka harga akan meningkat pada laju yang lebih tinggi daripada
tingkat bunga.Fisher menyimpulkan bahwa akan ada tendensi bagi seorang
monopolis untuk menunda pengambilan sumber daya alam apabila persediaan
sumber daya alam itu sama kualitasnya dan dapat habis dalam waktu tertentu.Hal
ini akan semakin diperkuat bila terdapat hubungan positif antara biaya dan
pengambilan sumber daya alam secara terus menerus.

Dari persamaan itu kita peroleh yo= 4,95 dan yi = 5,05; sedangkan di
bawah persaingan sempurna kita mempunyai yo = 514dan yi = 4,86. Ini berarti
bahwa di bawah seorang monopolispengambilan barang sumberdaya alam lebih
lamban daripada dalampersaingan sempurna atau lebih bersifat konservasi.
Namun sesungguhnya elastisitas permintaan terhadap barang sumberdaya
alamjuga mempengaruhi tingkat pengambilan barang sumberdaya alamitu.
Semakin elastis permintaan akan semakin cenderung untukkonservasi dalam
pengambilan barang sumberdaya alam olehseorang monopolis.
Ketidakpastian dalam pengambilan sumber daya alam

Dalam keadaan di mana segala sesuatu yang dibutuhkan dapat terpenuhi


dengan mudah pada setiap saat, maka ketidak pastian tidak akan mempunyai
pengaruh apapun terhadap pengambilan sumber daya alam. Hal ini disebabkan
oleh karena pengelola sumber daya alam dapat menjamin keamanan dirinya
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kesulitan yang ada ialah tidak adanya pasar sumberdaya alam untuk
keperluan berjaga-jaga di masa yang akan datang. Yangdimaksud dengan
kesulitan tersebut ialah pemilik sumberdaya alam harus menentukan harga-harga
yang diharapkan di masa mendatangkemudian bertindak atas dasar harapannya itu
guna membuatkeputusan-keputusan tentang berapa sumberdaya alam itu
harusdigunakan setiap waktu. Kemungkinan yang lain ialah ia juga harus
menanggung risiko yang tercakup dalam pengambilan keputusan. Jadi pertanyaan
kita sekarang ialah bagaimana keputusan pengambilan sumberdaya alam itu
dipengaruhi oleh Ketidakpastian di dalamsuatu perekonomian yang ditandai oleh
ketidaksempurnaan pasar maupun risiko di masa datang.
Pada umumnya ketidakpastian itu dicerminkan oleh tingkatbunga yang lebih
tinggi. Semakin tinggi tingkat bunga akan semakintinggi pula tingkat kenaikan
harga, dan dengan sendirinya semakincepat pula tingkat pengambilan sumberdaya
alam itu.
Ketidakpastian di sisi penawaran akan terjadi bila ada ketidakpastian
terhadap hasil usaha eksplorasi. Tetapi pada umurmnyamilik sumberdaya alam
khawatir terhadap ketidakpastian yang berupa kehabisan sumberdaya alam yang
tidak diketahui volumenyaIntuisi kita mengatakan bahwa bila sipemilik itu
bersifat tidak beranimengambil risiko, maka ia akan mengurangi pengambilan
sumberdaya alam (konservasi) untuk digunakan di masa yang akan datang. Jadi
kita dapat menyimpulkan bahwa ketidakpastian tidak selalumendorong adanya
diplisi dan karenanya tidak selalu mencerminkanadanya tingkat bunga yang lebih
tinggi.(Suparmoko 2008)
Ketidakstabilan Di Pasar Sumber Daya Alam

Tidak mudah untuk mengatakan apakah ketidakpastian akan mempercepat


atau memperlambat penggalian sumberdaya alam,karena ini semua tergantung
pada sifat ketidakpastian itu sendiri.Namun jelas akan ada ketidakstabilan di pasar
sumberdaya alam sehingga pengambilan sumberdaya alam akan tidak efisien
sifatnya.
Misalkan karena suatu alasan hargabarang sumberdaya alam meningkat,
kemudian terbentuklah harapan mengenai harga sumberdaya alam itu di masa
datang yaitu bahwaharga akan menjadi lebih tinggi. Hal ini kemudian akan
membuatharga sekarang menjadi lebih tinggi lagi, karena pemilik
sumberdayaalam akan memutuskan untuk mengurangi produksi pada saat ini,dan
menyimpan sumberdaya alam itu di dalam tanah guna menarikkeuntungan di
kemudian hari bila harapan harga yang lebih tinggidi kemudian hari menjadi
kenyataan.
Apakah kemudian harga yang diharapkan di kemudian hari akan menjadi
jauh lebih tinggi lagi, hal ini tergantung pada apayang disebut dengan "elasticity
of expectation" yaitu persentaseperubahan dalam harga yang diharapkan dibagi
dengan persentperubahan harga sekarang. Apabila elasticity of subtitution lebih
besar dari satu, maka akan terjadi perubahan harga yang sifatnya eksplosif,
sedangkan bila elastisitas itu sama dengan atau lebih kecil dari satu maka akan
terdapat harga keseimbangan. Perkembanganpermintaan dan biaya produksi akan
menentukan batas harga yang diharapkan di kemudian hari(Suparmoko 1997).

Ketidakpastian dan Efesiensi Terhadap Sumber Daya Alam yang Tidak


Dapat Diperbaharui

Keputusan masyarakat biasanya lebih tepat didasarkan pada posisi yang


netral terhadap risiko, meskipun para anggotamasyarakat itu sendiri bersikap tidak
mau menanggung risiko. Inilahsebabnya, sementara ekonom menerima bahwa
tingkat bunga masyarakat (social rate of interest) lebih rendah daripada tingkat
bungayang dikehendaki oleh perorangan (private rate of interest). Tingkat bunga
perorangan mencakup risiko yang dipikul oleh investor individual, dan ini harus
dilupakan dalam hal keputusan investasi olehmasyarakat.
Bagi pemilik sumberdaya alam perorangan, keadaannya agak berbeda yaitu
bahwa maksimisasi keuntungan yang diharapkarntidaklah tepat, karena pasar
untuk menggeser risiko itu tidak ada,sehingga pemilik sumberdaya alam akan
menghindari risiko (riskaverter). Apabila diperkirakan akan ada risiko perampasan
oleh pemerintah, maka pemilik sumberdaya alam individual akan mempercepat
pengambilan sumber daya alam yang dimilikinya. Tetapi tindakannya itu tidaklah
optimal dipandang dari segi masyarakat.

Eksplorasi Terhadap Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui

Harga cenderung naik tetapi kalau ada penemuan baru (eksplorasi


hasil)harga akan turun secara drastis kemudian akan naik lagi. Sejauh ini kita
masih menganggap bahwa penemuan baru itu terjadi secara tiba-tiba. Sekarang
bagaimana kalau penemuan baru merupakan hasil yang benar-benar telah
direncanakan. Eksplorasi merupakan kegiatan yang meningkatkan jumlah
persediaan sehingga akanmenurunkan biaya pengambilan sumberdaya alam itu.
Namundipertimbangkan juga, apakah akan dapat diperoleh barang Sumberdaya
alam yang baik kualitasnya bila diolah dari sumber daya alam yang semula rendah
kualitasnya.
Gαmbar 3 Perkembangan Harga Barang Sumber daya Alam Karena Pengaruh
Eksplorasi
Telah disinggung bahwa perubahan teknologi mempengaruhipersediaan
sumberdaya alam karena mengakibatkan penghematandalam penggunaan barang
sumberdaya alam dan dapat diperlakukansebagai eksplorasi. Ini berarti bahwa
pengaruh persediaan terhadapharga disebabkan oleh dua hal, yaitu karena adanya
cara baru dalam mengubah sumberdaya alam yang lebih rendah
kualitasnyamenjadi barang yang dapat dimanfaatkan, dan oleh penemuan deposit
baru. Tetapi perubahan cara baru tadi tidak meningkatkanjumlah persediaan,
walaupun dapat menurunkan biaya pengambilanSumberdaya. Karena perubahan
teknologi atau cara baru merupakanfungsi waktu, maka biaya produksi juga
merupakan fungsi dari
waktu, seperti halnya dengan tingkat pengambilan dan jumlah persediaan.
Perubahan teknologi dapat mengurangi biaya produksi, makadapat berakibat
menekan tingkat kenaikan harga, dan bahkan dapatmenurunkan harga.
Jadi jelaslah bahwa biaya pengambilan sumberdaya alam di samping
dipengaruhi oleh banyaknya barang sumberdaya alam yangdiambil, juga
dipengaruhi oleh banyaknya stock atau persediaansumberdaya alam itu.
Selanjutnya besarnya persediaan dipengaruhiolehhasil eksplorasi, sehingga
eksplorasi itu akhirnya mempengaruhi biaya pengambilan barang sumberdaya.
Masalah Distribusi dan Keadilan Terhadap Sumber Daya yang Tidak Dapat
Diperbaharui
Sejauh ini kriteria yang dipakai untuk menilai pengambilan Sumberdaya
alam yang tak dapat diperbaharui adalah kriteria eisiensi. Pada umumnya untuk
menilai apakah suatu tindakan itu layak atau tidak, di samping dilihat dari sudut
efisiensi juga dlihatdari sudut keadilan (equity) atau distribusi dari kenaikan hasil
produksitersebut.Masalah distribusi dipandang dalam kaitannya dengandistribusi
antar anggota masyarakat pada saat sekarang (generasi sekarang) tetapi dapat pula
dilihat distribusinya antargenerasi (intergeneration distribution).
Tingkat diskonto sosial biasanya lebih rendah daripada tingkat diskonto pribadi
(private rate of discount). Namun ada pula yang menggunakannya untuk
pembicaraan manfaatbagi generasi yang akan datang. Ide pokoknya ialah bahwa
konsumsi generasi mendatang merupakan barang publik bagi masyarakatgenerasi
sekarang yaitu bahwa setiap pribadi pada saat ini akanmerasa senang atau bahagia
dengan adanya prospek yang bagusbagi generasi mendatang. Kepuasan yang
didapat seseorang tidakmengurangi kepuasan orang lain (ini adalah ciri dari
barang publik).
Ini menyebabkan kita berani menentukan bahwa tingkat diskontososial lebih
rendah daripada tingkat diskonto pribadi. Bila analisis ini diterima, maka investasi
yang produktif di sektor swasta akandapat berkurang dan digantikan dengan
investasi sektor pemerintahyang seringkali kurang produktif.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT
DIPERBARUI (BAB 9)

Model Penggunaan Optimal Sumber Daya Alam Pulih atau Yang Dapat

Diperbaharui

Pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui pada umumnya


didasarkan pada konsep "hasil maksimum yang mantap" (Maximum Sustainable
Yield -MSY). Ini barangkali merupakan tujuan pengelolaan sumber daya alam
yang paling sederhana yang memperhitungkan fakta bahwa cadangan sumber
daya biologis jangan dimanfaatkan atau diambil terialu banyak, karena akan
menyebabkan hilangnya produktivitas sumber daya alam tersebut.

Konsep MSY itu sendiri didasarkan atas model pertumbuhan biologis


yang menganggap bahwa pada setiap jumlah populasi tertentu yang lebih rendah
dari titík Xc pada Gambar 2.1, surplus produksi terjadi dan dapat dipanen
selamanya tanpa mengurangi populasi tersebut. Jika surplus itu tidak dipanen,
maka hal ini akan menyebabkan peningkatan dalam jumlah anggota populasi dan
semakin mendekati daya dukunglingkungan Xc (carrying capacity) di mana
surplus produksi menurun menjadi nol.

Gambar 4 Kurva Pertumbuhan Sumber Daya Yang Tak Dapat


Diperbahurui

Konsep OSY ini didasarkan pada "kriteria manfaat dan biaya"


dengan standar yang memaksimumkan nilai sekarang dari penerimaan
bersih. Kriteria ini cocok bagi pengelolaan sumber daya alam oleh swasta
maupun oleh pemerintah meskipun perhitungan biayanya berbeda.
Pengelola swasta biasanya menggunakan biaya eksplisitatau biaya yang
sungguh-sungguh dikeluarkan olehperusahaan, sedangkan pemerintah
menghitung atas dasar biaya sosial. Namun demikian untuk memudahkan
analisis, akan dimulai dengan memahami konsep MSY terlebih dahulu.

Laju pertumbuhan populasi sumber daya alam itu merupakan


fungsi dari besarnya populasi itu sendiri (g g(x)) dan dalam hal ini X
merupakan jumlah populasi. Ujung-ujung kurva itu adalah X = 0 dan X =
XCr keduanya menunjukkan tidak ada pertumbuhan sumber daya alam
yang dapat diperbarui atau pertumbuhannya sama dengan nol.

Gambar 5 Jumlah Populasi Sumber daya Alam Pulih Sebagai fungsi dari
Waktu

Sekarang kita amatibagaimana seorang perencana akan


memaksimumkan nilai sumber daya alam yang tak dapat diperbarui
tersebut. Kita dapat memulai dengan manajer yang memaksimumkan nilai
sekarang (present value) dari manfaaat sosial bersih, kemudian
menunjukkan pola penggunaan yang sama pada pasar persaingan
sempurnaan mempunyai hak penguasaan yang jelas. Selanjutnya
bagaimana pola penggunaannya bila sumber daya alam itu merupakan
milik umum (common property resources).
Gambar 6 Hubungan Sumber Daya dan Penangkapan

Titik ekstrim lain adalah lokasi penangkapan YA*. Dalam hal ini
ikan mudah ditangkap meskipun populasinya sedikit atau harga ikan
mahal sekali. Jumlah ikan lama-lama akan punah karena tingkat
pengambilan lebih besar dari pada tingkat pertumbuhannya. Dalam kasus
ini terbukti kepunahan dapat terjadi pada pemillkan perorangan, demikian
pula kepunahan lebih pasti akan terjadi dengan adanya pemilikan secara
umum.

Kasus yang lebih umum adalah lokasi pengambilan%". Selama


garis lokasi penangkapan memotong kurva pertumbuhan sumber daya ikan
g (X) dari bawah, maka hasil pengambilan dan laju pertumbuhan akan
saling mengkoreksi bila terjadi penyimpangan dari keseimbang- an:

Y >=< g(X) jika X>=<XB*3

PENGELOLAAN

Mencerminkan bahwa SUMBER DAYA ALAM


ikan menjadi sulit ditangkap atau harga
menjadi murah sekali atau kedua – YANG DAPAT
duanya. Dalam hal ini jumlah populasi
ikan pada kondisi mantap (Xc) DIPERBARUI
yaitu jumlah populasi tanpa adanya
eksploitasi. Batas antara sumber
daya alam yang tidak
dapat diperbarui atau

yang tak pulih


(exhaustible resources)
dan sumber daya alam
yang

dapat diperbarui atau


yang pulih (renewable
resources) tidak selalu
jelas
gambar 7 Pengambilan Sumber Daya Alam Secara Optimal
dengan Biaya Sebagai Fungsi Jumlah Produksi.

Dimana :

TC = biaya pengambilan
Y = jumlah produksi barang sumber daya alam
= harga barang sumber daya alam
X = jumlah cadangan sumber daya alam
TR = penerimaan sosial
Artinya produksi akan lebih besar daripada pertumbuhan populasi
ikan jika populasi ikan sama dengan XB*; produksi sama dengan
pertumbuhan jika populasi ikan sebesarXB*; dan produksi ikan lebih kecil
daripada laju pertumbuhannya jika populasinya lebih rendah daripadaXB*.

Jadi sesungguhnya tidak ada di antara kasus-kasus itu yang


merupakan MSY yang optimal. MSY hanya merupakan rekomendasi dari
para ahli biologi dan para ahli lainnya yang berhubungan dengan
pengelolaan sumber daya alam ikan.

Masalah Pemilikan Bersama (Common Properti Problem)

Kepunahan akan dapat terjadi pula dengan adanya pemilikan sumber daya
oleh umum. Dasar pemikirannya adalah bila perusahaan (firm) memasuki
bidang usaha (industri) secara bebas dan tidak ada perjanjian kerjasama, maka
cost=royalty) dalam mengambil sumber daya alam saat ini. Oleh karena itu
keuntungan dari menyimpan sumber daya alam itu akan hilang dan keadaan
dimana keuntungan sama dengan 0 dilukiskan dengan garis linier pada
gambar 9.3 yang dipasang pada garis TC. Penangkapan itu di temukan pada
saat terjadi perpotongan antar penerimaan total (R=p.yt) dan biaya total (C)
untuk masing-masing persediaan.
Titik-titik penangkapan untuk sumber daya milik umum pada gambar 9.4
adalah pada garis YA**, YB** dan YC**. Untuk suatu jumlah persediaan
tertentu , jumlah produksi akan lebih tinggi dalam hal pemilikan sumber daya
alam secara umum dibanding dibawah pemilikan individu perpotongan antara
garis lurus TK dengan kurva biaya TC untuk suatu persediaan tertentu
terletak disebelah kanan titik persamaan marginal (dc/dy = p . p). Namun
kelebihan produksi tidak akan dapat dipertahankan dalam jangka panjang
karena persediaan sumber daya alam milik umum (populasi) biasanya lebih
rendah daripada persediaan dibawah pemilikan secara pribadi dan ini
cenderung menghasilkan produk barang sumber daya alam yang rendah pula
jumlahnya.

Kesesakan atau Kepadatan Sebagai Kasus Pengelolaan SDA Milik Umum

Kesesakan/kepadatan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari


kemacetan lalu lintas pada jam-jam pulang kantor sampai dengan kesesakan
wisatawan di taman-taman rekreasi. Dalam bidang sumberdaya alam,
kesesakan merupakan ha; yang sangat penting untuk diperhatikan terutama
dalam kaitannya dengan rekreasi diluar rumah.kesesakan (congestion) dapat
dipandang sebagai saling terganggunya setiap individu yang sama-sama
menggunakan fasilitas publik.
jadi biaya bagi suatu kesesakan dapat dilukiskan sebagai suatu penurunaan
dalam keediaan untuk membayar (willingnes to pay) bagi penggunaan fasilitas
publik apabila dampak negatif itu memepengaruhi tingkat kepuasan konsumen.

Apabila dianggap bahwa kesesakan itu mempengaruhi semua pemakai dan


pungutan yang sama dikenakn terhadap semua pemakai pula maka setiap
pemakai akan memikul biaya rata-rata dan bukan biaya marginal. Dalam
gambar 2.5 biaya rata-rata ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan titk
pada kurva biaya TC2 dengan titk asal 0. Pemakai fasilitas akan terus
menggunakannya sampai kesediaan untuk membayar sama dengan biaya
variabel rata-rata (MR=AC), dan titk itu tercapai pada tingkat penggunaan
setinggi Xc yaitu bahwa total manfaat menurun dan biaya kesesakan lebih
tinggi menjadi ad dan biaya total aXc. jadi sebenarnya keunikan dalam
penggunaan sumber daya milik umum itu bukanlah pada penggunaannya yang
berlebihan tetapi disebabkan oleh kegagalan untuk memperhitungkan seluruh
biaya marginal yang dikenakan dalam suatu sistem, yaitu kelebihan manfaat
penggunaan pendekatan dengan biaya marginal di atas biaya rata-rata.

Gambar 8 Penggunaan optimal dengan adanya kemacetan

Pencemaran Sebagai Kasus Masalah Pengelolaan Sumber Daya Milik Umum

Lingkungan, udara dan air yang luas (lautan,danau) serta pemandang


Merupakan sumber daya alam milik umum yang sering di pakai sebagai tempat
membuat limbah. Biasanya semua pihak boleh membuang asap pabrik maupun
bau busuk ke udara, air, limbah di buang ke sungai atau danau, serta rusaknya
pemandangan karena munculnya bangunan bangunan pencakar langit. Namun
penggunaan lingkungan ini telah dibatasi dengan aturan aturan resmi dari
pemerintah, hanya saja perundang undangan peraturan itu sering masih terlalu
sempit.
Ada dua cara dimana jasa lingkungan dapat masuk ke sisitem pasar
dengan lebih efektif, yaitu dengan membatasi kebebasan pendapatan barang atau
jasa lingkungan melalui pungutan atau bayaran tertentu, dan dengan memberikan
nilai pada lingkungan, kemudia memasukkan nilai tersebut ke dalam harga barang
dan jasa akhir. Sekali lagi pendekatan ini di sebut sebagai pendekatan atas dasar
mekasisme pasar (market, based, inctive) yang di lawankan terhadap pendekatan
atas dasar pengaturan (regulatory = command and control). Pendekatan atas dasar
peraturan ini biasanya menggunakan “baku mutu lingkungan” atau “batu mutu
kualitas udara” ataupun “baku mutu kualitas air” misalnya. Baku mutu ini di
dukung oleh peraturan perundang – undangan, tanpa mekanisme pasa.

Anda mungkin juga menyukai