Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Dibuat Oleh :

Nama : Sabina Gimun


Nim : 301301201010015
Kelas :B
Jurusan : Ekonomi Pembangunan (S-1)
Mata Kuliah : Esdal
Dosen : Muh Sabir, Se.,Mm

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


STIE JAMBATAN BULAN
TIMIKA - PAPUA
TAHUN AJARAN 2021/2022
PONDASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

A. Ekonomi Kesejahteraan

1. Kurva Permintaan

Satu hal penting yang mendasar dari aspek ekonomi sumber daya alam
adalah bagaimanaekstraksi sumber daya alam tersebut dapat memberikan manfaat
atau kesejahteraan kepadamasyarakat secara keseluruhan. Ukuran kesejahteraan
yang sudah menjadi fondasi ekonomi neoklasik, yakni pengukuran surplus yang
dapat diperoleh dari konsumsi maupun produksi barangdan jasa yang dihasilkan
dari sumber daya alam. Surplus yang diperoleh dari sumber daya alampada
dasarnya didapat dari interaksi antara permintaan dan penawaran.

Dalam perspektif ekonomi neo klasik, kurva permintaan dapat diturunkan


dari dua sisi yangberbeda. Pertama, kurva permintaan dapat diturunkan dari
memaksimumkan kepuasan atauutilitas yang kemudian akan menghasilkan kurva
permintaan biasa (ordinary demand curve) atausering juga disebut sebagai kurva
permintaan Marshall. Kedua, kurva permintaan juga dapatditurunkan dari
meminimasikan pengeluaran yang akan menghasilkan kurva
permintaanterkompensasi (compensated demand curve) atau sering disebut juga
kurva permintaan Hicks.

Teori konsumen neo-klasik mengasumsikan bahwa individu bertindak


rasional dan dengankendala yang ada, berupaya untuk memaksimumkan
kepuasan terhadap konsumsi dua barang. Kepuasan untuk mengkonsumsi dua
barang bukan tak terbatas, karena konsumen juga dibatasioleh pendapatan yang
tetap. Dengan demikian, keputusan yang harus diambil oleh konsumenadalah
bagaimana memilih kedua barang tersebut yang akan menghasilkan kepuasan
maksimumdengan kendala anggaran yang ada.

2. Kurva Penawaran Mempengaruhi Ekonomi Kesejahteraan

Penurunan kurva penawaran secara teoritis lebih mudah dilakukan dan


dipahami daripadapenurunan kurva permintaan. Kurva penawaran dari suatu
barang dan jasa menggambarkankuantitas dari barang yang dapat ditawarkan oleh
produsen pada tingkat harga tertentu. Karenakurva penawaran diturunkan dari
fungsi biaya (khususnya biaya jangka pendek). Produsen hanyaakan
memproduksi jika harga output sama dengan biaya marjinal untuk
memproduksinya. Namun tidak semua tingkat harga akan memenuhi syarat untuk
memproduksi barang.
3. Surplus

Salah satu hal yang krusial dari ekonomi sumber daya alam adalah
bagaimana surplus darisumber daya alam dimanfaatkan secara optimal. Pada
dasarnya konsep surplus menempatkan nilai moneter terhadap kesejahteraan dari
masyarakat dari mengekstraksi dan mengkonsumsi sumber daya alam. Surplus
juga merupakan manfaat ekonomi yang tidak lain adalah selisih antara manfaat
kotor dan biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk mengekstraksi sumber daya
alam. Menggunakan pendekatan surplus untuk mengukur sumber daya alam
merupakan pengukuran yang tepat karena pemanfaatan sumber daya dinilai
berdasarkan alternatif penggunaan terbaiknya.

Surpus ekonomi yang dimaksud akan dibedakan kedalam surplus konsumen,


surplus produsen, dan rente sumber daya alam. Surplus konsumen sama dengan
manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi sumber daya alam.
Surplus produsen dapat juga dianggapsebagai surplus yang bisa diperoleh oleh
pemilik sumber daya atau aset yang produktif pada saatpendapatan dari sumber
daya melebihi biaya pendapatannya. Komponen ketiga dari pengukuran surplus
adalah resource rent atau rente sumber daya. Rente sumber daya ini merupakan
surplus yang bisa dinikmati oleh pemilik sumber daya (misal: pemerintah) yang
merupakan selisih antara jumlah yang diterima dari pemanfaatan sumber daya
dikurangi dan biaya yang dikeluarkan untuk mengekstrasinya

4. Discounting

Seperti dijelaskan di atas, ekstraksi sumber daya alam merupakan proses


pengambilankeputusan yang bersifat intertemporal. Hal ini disebabkan karena
sumber daya alam , baik yangterbarukan maupun yang tidak terbarukan , adalah
aset atau kapital (natural asset) yangpemanfaatannya tidak hanya ditentukan oleh
produktivitas dari kapital itu sendiri, namun jugamenyangkut ketersediaan
(supply) untuk konsumsi di masa mendatang, serta adanya risiko
danketidakpastian dari ekstraksi sumber daya alam. Dari sisi produsen, keputusan
intertemporal jugamenyangkut biaya oportunitas (opportunity cost) dari kapital,
dalam hal ini kapital apakah kapitalyang diinvestasikan untuk mengekstraksi
sumber daya alam lebih bernilai daripada diinvestasikanuntuk kegiatan ekonomi
lain di masa mendatang. Demikian juga, opportunity cost dari naturalcapital
menyangkut apakah misalnya ikan yang kita tangkap saat ini lebih bernilai
daripada kalaukita menunggu untuk memanennya di masa mendatang.

Dari sisi konsumen, aspek intertemporal menyangkut preferensi waktu (time


preference). Konsumen sering dicirikan oleh time preference yang positif dimana
mereka lebih memilihmanfaat sekarang daripada manfaat kemudian hari. Dengan
kata lain, pilihan intertemporal menyangkut membandingkan nilai atau manfaat
ekonomi dari sumber daya alam pada periode waktu yang berbeda. Lalu
bagaimana pilihan tersebut harus ditentukan? Salah satu kunci daripenentuan
pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal tersebut adalah melalui proses
discounting dengan penentuan discounting rate yang tepat. Proses discounting
merupakancerminan dari bagaimana masyarakat berperilaku terhadap ekstrasi
sumber daya alam dan bagaimana masyarakat berperilaku terhadap ekstrasi
sumber daya alam itu sendiri. Berikut iniakan dibahas beberapa pengertian
mengenai discount rate dan kaitannya dengan ekstrasisumber daya alam.

Dalam ekonomi sumber daya alam, kita harus berhati-hati dalam


membicarakan discount rate ini karena kegagalan memahami konsep ini akan
membawa persepsi yang salah. Dalam ilmuekonomi Neo-Klasik discount rate
dibedakan antara utility discount rate atau social discount ratedengan
consumption discount rate. Utility Discount Rate disebut sebagai pure rate of time
preference dimana jika laju (rate) ini positif menunjukan derajat keinginan atau
preferensisekarang daripada di kemudian hari. Utility discount rate diartikan juga
sebagai rate dimana nilaipeningkatan dari utilitas berubah pada saat waktu
konsumsi tertunda. Nilai UDR ini terkait dengan konsep maksimisasi
kesejahteraan yang didasarkan pada fondasi utilitarian.

Kesejahteraan masyarakat secara matermatik ditulis dimana Ut(Ct) adalah


utilitas ataukepuasan yang diperoleh dari konsumsi Ct.

Consumption discount rate atau CDR di sisi lain diartikan sebagai rate di
mana nilai increament konsumsi berubah pada saat konsumsi mengalami
penundaan. Nilai CDR ini terkaitdengan maksimisasi kesejahteraan yang
didasarkan pada konsumsi.

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa SDR dan CDR merupakan dua


indikator discountrate yang berbeda ,yang keduanya dapat dipisahkan melalui
pemecahan. Jika di asumsikan bahwautilitas meningkat sejalan dengan konsumsi
dan peningkatan tersebut mengalami laju yang menurun atau diminishing return
yang ditunjukkan oleh turunan kedua dari fungsi utilitas, bisa di definisikan
elastisitas utilitas marjinal terhadap konsumsi.

Di mana C adalah derivatif dari konsumsi terhadap waktu. Persamaan


(3.27)menggambarkan secara jelas hubungan antara CDR dan SDR. Dari
persamaan tersebut di atasbisa dilihat bahwa besaran CDR ditentukan oleh tiga
hal yakni :

1. Laju discount rate sosial (pure time preference),


2. Elastisitas uulitas marjinal terhadap konsumsi ( ), dan
3. Laju pertumbuhan konsumsi (.C /C)

Dari persamaan di atas juga dapat disimpulkan bahwa CDR akan sama
dengan SDR jika danhanya jika C / C sama dengan nol yang berarti laju
pertumbuhan konsumsi konstan sepanjangwaktu atau elastisitas n= 0 yang
berimplikasi bahwa utilitas bersifat linier (sulit ditemukan dalamrealitas). secara
umum Hanley dan Spash (1995) menyatakan bahwa SDR akan lebih kecil dari
CDR atau p < r karena beberapa alasan di bawah ini :

1. Secara keseluruhan masyarakat berpandangan bahwa investasi di masa kini


akanmemberikan manfaat di masa mendatang sehingga secara keseluruhan
masyarakat secarakolektif akan melakukan saving lebih besar besar
daripada individu. Konsekuensinya,pemerintah sebagai wakil dari publik
harus memberikan SDR yang lebih rendah terhadap investasi untuk
kepentingan publik.
2. setiap individu juga berada dalam peran masyarakat akan memberikan dan
menginginkan discount rate (SDR) yang lebih rendah daripada jika individu
tersebut berperan sebagai dirinya sendiri.
3. Menentukan SDR atau p=0 adalah hal yang tidak mungkin karena
bagaimanapun motif ketidaksabaran (impatience motive) masih tetap akan
ada.

5. Market Discount Rate dan Consumption Discount Rate

Market Discount Rate ( MDR ) diindentikan dengan interest rate adalah rate yang
ditentukanoleh keseimbangan borrowing rate dan landing rate dari pasar uang, itu
semacam lembagaperbankan. Meski MDR dapat dijadikan panduan untuk tingkat
rate yang tepat untuk ekstraksisumber daya alam, para ekonom sampai saat ini
belum sepenuhnya sepakat tentang penentuanrate yang tepat. Hal ini disebabkan
karena kompleksitas dari ekstraksi sumberdaya alam sertainteraksi ekonomi yang
ada di dalamnya. Sebagian ekonom mengusulkan diterapkannya discountrate
yang dibobot antara CDR dan MDR sehingga diperoleh nilai SDR yang lebih
tepat. Catatanmengenai Discount rate adalah mengenai nilai yang diukur.
Investasi kapital erat dengan risiko ketidakpastian sehingga menyebabkan terjadi
variasi untuk nilai discount rate.

Anda mungkin juga menyukai