Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NITA LUTFI ADHANI

NIM : 044130127

KELAS : 61

UPBJJ UT : PURWOKERTO

Pertanyaan:

1. Jelaskan mengenai Konsep-konsep Dasar dalam Ilmu Ekonomi yang Anda


ketahui secara lengkap
2. Jelaskan fungsi pemerintah dalam perekonomian
3. Jelaskan gambar 3.1 tentang fungsi fungsi konsumsi (ada dalam modul)
4. Jelaskanlah kecenderungan mengkonsumsi marginal (MPC) di negara maju dan
di negara berkembang nilainya sama atau berbeda. Jika bernilai sama atau
berbeda silakan Anda jawab berdasarkan teori yang ada.

Jawaban
1. Konsep-konsep Dasar dalam Ilmu Ekonomi

a. Kelangkaan/Keterbatasan (Scarcity)

Kelangkaan menggambarkan hubungan antara kebutuhan manusia


dengan sumber daya yang dimiliki. Prinsip kelangkaan menyebutksn
bahwa kebutuhan manusia itu tak terbatas sedangkan sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan ini terbatas.

Setiap agen ekonomi (baik rumah tangga maupun perusahaan)


menghadapi masalah keterbatasan sumber daya yang dimilikinya. Rumah
tangga memiliki keterbatasaan pendapatan, waktu, dan sebagainya,
sehingga jumlah barang dan jasa yang dapat dikonsumsi juga terbatas.
Perusahaan menghadapi keterbatasan anggaran pula sehingga harus
menentukan berapa jumlah input yang akan digunakan dalam proses
produksinya, serta berapa jumlah barang yang akan diproduksinya.

b. Pilihan-pilihan (Choices)

Seseorang selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan hidup. Pilihan


berkaitan dengan skala prioritas (suatu daftar bermacam-macam
kebutuhan yang disusun berdasarkan tingkat kepentingannya, dari yang
paling penting sampai dengan kebutuhan yang dapat ditunda
pemenuhannya).
Pertimbangan dalam menyusun skala prioritas:

a. Tingkat urgensi
b. Kesempatan yang dimiliki
c. Pertimbangan masa depan
d. Kemampuan diri

c. Biaya kesempatan (opportunity cost)

Ketika seseorang memutuskan untuk memilih salah satu pilihan tersebut


maka ada biaya kesemoatan yang hilang. Misalnya: di antara pilihan
untuk terus kerja? S2? Atau menikah, seseorang memutuskan untuk
melanjutkan sekolahnya saja. Maka pada saat yang bersamaan, dia akan
kehilangan upah yang dapat diperoleh jika dirinya bekerja. Contoh lainnya
adalah ketika kita memutuskan untuk membaca buku, sebenarnya ada
pilihan kegiatan lain yang dapat dilakukan seperti meninton TV,
berolahraga, atau bermain. Artinya, menonton TV, berolahraga, dan
bermain adalah opportunity cost. Jadi, opportunity cost adalah biaya
kesempatan yang muncul karena mengambil sebuah pilihan.

d. Alokasi (allocation)

Alokasi hampir mirip maknanya dengan distribusi. Di dalam ilmu ekonomi,


alokasi berarti bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk memenuhi kebutuhan yang hampir tidak terbatas. Misalnya,
seseorang memiliki uang sebanyak 1 juta rupiah serta dialokasikan untuk
membeli pakaian seharga 400 ribu rupiah dan makana sebesar 600 ribu
rupiah. Keputusan untuk membelanjakan uang (sumber daya) yang
dimiliki orang tersebut merupakan perwujudan alokasi sumber daya.

2. Setiap agen ekonomi akan berinteraksi satu dengan lainnya, dan peran
pemerintah muncul untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dari
interaksi tersebut. Istilah lainnya menjadi “wasit” di pasar. Caranya tentu dengan
menyusun kebijakan yang berdampak pada agen ekonomi dan interaksi antar
agen ekonomi.

Pada dasarnya, fungsi pemerintah dalam kebijakan ekonomi dapat


diklasifikasikan menjadi tiga (3) jenis, yaitu fungsi stabilisasi, fungsi alokasi, dan
fungsi distribusi. Fungsi stabilisasi diperlukan pada saat perekonomian sedang
mengalami kondisi yang buruk, ditandai dengan adanya berbagai ketidakstabilan
seperti harga, nilai tukar, dan sebagainya. Fungsi alokasi diperlukan jika terjadi
kegagalan pasar, ketika ada beberapa jenis barang yang tidak dapat diproduksi
melalui mekanisme pasar, misalnya jalan raya, sehingga perlu intervensi
pemerintah. Sedangkan fungsi distribusi dalam perekonomian untuk mengatasi
ketimpangan pendapatan antar masyarakat.
Meskipun peran pemerintah dianggap penting dalam perekonomian, namun tidak
semua ekonom sepenuhnya setuju dengan anggapan tersebut. Sebagian
ekonom beranggapan bahwa sebaiknya peran pemerintah sangat minimal dalam
perekonomian. Pemerintah tidak perlu banyak ikut campur tangan untuk
mengatasi masalah ekonomi, karena mekanisme pasar akan bekerja melakukan
penyesuaian (adjustment) dengan sendirinya. Istilahnya “self correcting market
mechanism”. Tetapi sebagian ekonom lainnya tidak setuju dengan argumen
tersebut. Kejadian great depression di dunia pada sekitar tahun 1930-an
menunjukkan bahwa peran pemerintah begitu penting karena mekanisme pasar
ternyata tidak dapat bekerja dengan sendirinya. Oleh karenanya, perlu intervensi
pemerintah melalui kebijakan ekonomi.

3. Alat utama dalam menganalisis konsumsi adalah dengan menggunakan fungsi


konsumsi. Fungsi konsumsi menunjukkan hubungan antara tingkat dari
pengeluaran untuk konsumsi dengan tingkat dari pendapatan disposabel
(disposable income) rumah tangga. Pendapatan disposabel adalah pendapatan
yang tersedia untuk dibelanjakan setelah dikurangi beban pajak yang harus
dibayar.

Gambar 3.1
Fungsi Konsumsi

Sumbu vertikal merupakan pengeluaran untuk konsumsi dan sumbu horizontal


merupakan pendapatan disposabel rumah tangga. Titik-titik A, B, C, D, E, F, dan
G merupakan titik-titik yang menghubungkan antara konsumsi dan pendapatan
disposabel rumah tangga yang membentuk sebuah kurva, yaitu kurva konsumsi.
Garis 45° yang dilukiskan pada Gambar 3.1 merupakan garis yang khusus
karena pada setiap titik di garis tersebut tingkat konsumsi sama dengan tingkat
pendapatan. Garis tersebut juga dapat menunjukkan secara cepat apakah
pengeluaran untuk konsumsi lebih kecil, sama dengan atau lebih besar
dibandingkan tingkat pendapatan.

 Jika fungsi konsumsi berada di atas garis 45° maka rumah tangga akan
mempunyai hutang.
 Jika kedua kurva berpotongan di satu titik, maka rumah tangga tidak
mempunyai hutang dan juga tidak mempunyai tabungan.
 Jika fungsi konsumsi berada di bawah garis 45°, maka rumah tangga
akan mempunyai tabungan.
 Besarnya tabungan ataupun hutang selalu diukur dari jarak antara fungsi
konsumsi dengan garis 45°.

4. Menurut Teori Konsumsi Keynes, MPC di negara maju lebih kecil dibandingkan
dengan negara berkembang. Hal ini dikarenakan masyarakat di negara maju
akan lebih memilih menabung sehingga kemampuan investasi dalam rangka
pembangunan ekonomi di negara tersebut terus meningkat yang mengakibatkan
MPC pada kelompok masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi di negara
maju cenderung lebih rendah dibandingkan MPC kelompok masyarakat yang
berpenghasilan rendah negara berkembang. Banyak sekali masyarakat negara
berkembang yang mempunyai tingkat pendapatan rendah memiliki hasrat
konsumsi yang tinggi. Mereka ingin sekali memenuhi konsumsi, padahal
pendapatan mereka tidak terlalu tinggi. Hal ini yang menunjukkan pola pikir dan
perilaku yang salah.

Kemudian di negara maju, maksimal nominal mata uang mereka hanya ribuan.
Namun di negara berkembang, bahkan ratus ribuan. Sangat jauh sekali. Ini yang
membuat terkesan konsumsi negara berkembang begitu besar. Di negara maju
pemerataan penghasilan penduduk cenderung lebih baik. Di sana tidak ada
orang yang sangat miskin dan terlantar, karena mereka menjadi tanggungan
negara dan pemerintah. Untuk mereka yang kaya masih ada yang lebih kaya lagi
dan seterusnya. Jadi tidak ada kesenjangan yang begitu kentara. Tidak hanya
itu, pola hidup dan pola fikir masyarakat di negara maju cenderung berbeda
dengan negara berkembang. Mereka cenderung mengalokasikan pendapatan
atau penghasilan yang mereka dapatkan selain untuk konsumsi, juga
dialokasikan ke tabungan, investasi atau yang lainnya. Berbeda dengan
masyarakat di negara berkembang yang pola pikirnya masih berkutat pada
konsumsi semata.

Anda mungkin juga menyukai