Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RESUME PERKULIAHAN

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN MINGGU 1 – MINGGU 6


Dosen Pengampu : Ir. Andi Oetomo, MPI

DISUSUN OLEH :

REZHA WIKO AL HAFIZH ( 113.19.010 )

DISUSUN OLEH :
Rezha Wiko Al Hafizh ( 113.19.010 )

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Jl. Ganesha Boulevard, Lot-A1 CBD Kota Deltamas Tol Jakarta – Cikampek Km 37,
Cikarang Pusat, Bekasi
MINGGU 1
PENGENALAN MATA KULIAH PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Mata kuliah ini membahas tentang lembaga yang berkaitan/terlibat dalam pembiayaan
pembangunan di Indonesia, sumber-sumber pembiayaan dan pengelolaannya, prosedur dan
sistem pembiayaan pembangunan di Indonesia serta kaitannya dengan perencanaan wilayah
dan kota, alternatif analisis pembiayaan pembangunan, dan kasus pembiayaan pembangunan
di Indonesia.

MINGGU 2
CONSUMER’S CHOICE THEORY
A. Teori Constrained Utility Maximation
Utility Maximation (Pemaksimalan Utilitas) merupakan proses memaksimalkan kesejahteraan
(utilitas) individu yang sesuai pada sumber dayanya (batas anggaran yang dimilikinya).
Berdasarkan asumsi tersebut, maka dikembangkan model representasi matematis atau grafis
berdasarkan realitas untuk menunjukan bagaimana maksimasi utilitas yang dibatasi tersebut
sehingga setiap orang membuat keputusan dalam kesehariannya. Model-model ini memiliki
dua komponen utama yaitu preferensi individu atas semua kemungkinan pilihan barang dan
batasan anggarannya dan jumlah sumber daya yang dapat digunakan untuk membiayai
pembeliannya.
a) Kurva Batas Anggaran
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kurva batas anggaran menggambarkan berbagai
kombinasi barang yang mampu dibeli konsumen dengan penghasilan yang ia miliki.
Perhatikan gambar dibawah.

Keterangan:
 Garis anggaran atau hudget line (garis yang menghubungkan titik A – titik D),
merupakan kombinasi barang yang mampu dibeli konsumen dengan menggunakan
seluruh income.
 Titik E dan titik lain dalam area segitiga A0D merupakan kombinasi barang yang mampu
dibeli konsumen dengan Sebagian income yang dimiliki.
 Titik F dan titik lain diluar area segitiga A0D merupakan kombinasi barang yang tidak
mampu dibeli konsumen dengan penghasilan yang dimiliki

b) Kurva Indeferen
Kurva indeferen (indifference curve) adalah kurva yang menggambarkan kombinasi
konsumsi yang memberikan konsumen tingkat kepuasan yang sama. Kemiringan di setiap
titik pada kurva indeferen sama dengan tingkat dimana konsumen bersedia untuk mengganti
suatu barang dengan barang lainnya. Tingkat ini disebut dengan tingkat substitusi marginal
atau marginal rate of substitution (MRS).

Tingkat substitusi marginal F (food) untuk C (clothing) adalah jumlah maksimum F yang
bersedia dilepaskan seseorang untuk memperoleh satu tambahan unit C. Secara formal, MRS
didefinisikan sebagai negatif dari kemiringan kurva indiferen. Karena kemiringan kurva ini
negatif, maka nilai MRS positif. Selain itu, tingkat substitusi marginal berkurang ketika kita
bergerak ke bawah melalui kurva indiferens. Dengan adanya tingkat substitusi marginal yang
berkurang, maka preferensi berbentuk cembung.
c) Ekonomika Kesejahteraan (Welfare Economics)
Merupakan studi tentang bagaimana struktur pasar dan alokasi barang dan sumber daya
ekonomi menentukan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ekonomi kesejahteraan
berusaha untuk mengevaluasi biaya dan manfaat dari perubahan ekonomi dan memandu
kebijakan publik menuju peningkatan total kebaikan masyarakat, Ekonomi kesejahteraan
sangat bergantung pada asumsi mengenai keterukuran dan komparabilitas kesejahteraan
manusia di seluruh individu, dan nilai ide-ide etis dan filosofis lainnya tentang kesejahteraan.
d) Konsep Efisiensi Dan Keadilan Dalam Ekonomi
Merupakan perbandingan antara output dan input. Dalam teori barang pribadi maupun publik,
efisiensi merupakan bahwa seluruh aktivitas ekonomi dilakukan sampai pada titik dimna
manfaat sosial marjinal (marjinal social benefit) sama dengan biaya sosial marjinal (marginal
social cost). Efisiensi dapat dikatakan apabila:
 Menghasilkan output yang lebih besar dengan menggunakan input tertentu.
 Menghasilkan output tetap untuk input yang lebih rendah dari yang seharusnya.
 Menghasilkan produksi yang lebih besar dari penggunaan sumberdayanya.
 Mencapai hasil dengan biaya serendah mungkin

MINGGU 3
TINJAUAN FUNGSI MAKROEKONOMI PEMERINTAH
A. Makro ekonomi Ekonomi
Menurut Salvatore (2001) Ekonomi Makro adalah ilmu yang membahas tentang output,
pendapatan, pekerjaan, konsumsi, investasi, dan harga secara total didalam sebuah
perekonomian dilihat secara keseluruhan
makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang secara khusus mendalami tentang kondisi
perekonomian suatu negara dan kawasan secara mendetail dan menyeluruh (komprehensif)
serta merupakan studi tentang agregat dan rata-rata dari keseluruhan aspek-aspek ekonomi.
Sedangkan ekonomi mikro merupakan kegiatan suatu perekonomian dengan memperhatikan
struktur-struktur kecil dari keseluruhan perekonomian. Tujuan Makroekonomi Alat untuk
menentukan arah kebijakan yang akan diambil suatu negara untuk saat ini dan di masa yang
akan datang.
Tujuan Ekonomi Makro
Untuk mengetahui dan memahami berbagai kejadian dan peristiwa yang berkaitan dengan
ekonomi di suatu negara serta memperbaiki kebijakan ekonomi di negara tersebut
a) Stabilitas ekonomi makro
Stabilitas ekonomi makro merupakan faktor fundamental untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan (Sustainable Economic Growth).

1. Memperkuat daya tahan perekonomian domestik terhadap berbagai gejolak yang


muncul, baik dari dalam maupun luar negeri.
2. Program kegiatan pembangunan, yang dalam pelaksanaannya harus menyertakan
langkah-langkah untuk mengendalikan:
 Laju inflasi
 Stabilitas nilai tukar
 Tingkat bunga yang rendah
b) Redistribusi Pendapatan

Redistribusi pendapatan adalah pendistribusian kembali pendapatan masyarakat kelompok


kaya kepada masyarakat kelompok miskin baik berasal dari pajak ataupun pungutan-
pungutan lain. (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 183).
Redistribusi pendapatan dilakukan sebagai salah satu bentuk jaminan sosial yang dilakukan
negara kepada masyarakat.
Bentuk Redistribusi Pendapatan
1. Redistribusi Vertikal
Redistribusi vertikal adalah redistribusi pendapatan yang merujuk pada transfer uang
dari orang kaya ke orang miskin. Jaminan sosial pada redistribusi vertkal merupakan
bentuk dukungan warga masyarakat yang kuat secara ekonomi kepada warga
masyarakat dengan ekonomi lemah.
2. Redistribusi Horizontal
Redistribusi horizontal adalah redistribusi pendapatan berupa transfer uang
“antarkelompok” dan antarpribadi. Contoh transfer antarkelompok yaitu dari
kelompok remaja ke orang tua, dari dewasa ke anak-anak
Contoh redistribusi pendapatan: (Menurut Spencher)
 Asuransi,
 Zakat
 Sedekah
 Kredit lunak.
Contoh redistribusi pendapatan oleh negara:
 Pengenaan Pajak Pengenaan pajak adalah salah satu cara pemerintah dalam
redistribusi pendapatan. Terdapat banyak jenis pajak di Indonesia, seperti pajak
penghasilan, pajak kendaraan bermotor, pajak terhadap barang mewah, dan lain-lain.
 Subsidi Redistribusi pemerintah dengan subsidi dapat berbentuk potongan harga
maupun tambahan modal kepada produsen. Contohnya yaitu subsidi pupuk pada
petani dan subsidi BBM.
Program-program pemerintah tersebut antara lain adalah 4 program redistribusi untuk
pemerataan distribusi pendapatan di Indonesia yang meliputi:
 Program pemberian jaminan akses kebutuhan dasar bagi rakyat bawah
 Program kredit lunak dan penjaminan kredit berbasis komunitas
 Pengembangan usaha atau industri kecil
 Pemerintah bekerja sama dengan swasta lokal dan asing untuk menjalankan program
corporate social responsibility (CSR).
 Pemerintah konsisten dalam mewujudkan kebijakan penegakan hukum dan keadilan
ekonomi
c) Alokasi Sumber Daya
Alokasi sumber daya (resource allocation) mengacu pada pemanfaatan sumber daya yang
tersedia untuk penggunaan tertentu. Di suatu negara, sistem ekonomi berkaitan dengan
mekanisme untuk mengalokasikan sumber daya.
3 Pertanyaan mendasar ketika sumber daya harus dialokasikan:

1. Apa yang akan dihasilkan ?


2. Bagaimana ia akan diproduksi ?
3. Untuk siapa ia akan diproduksi ?
Ketiganya adalah masalah fundamental ekonomi yang sering dibahas dalam buku-buku teks
Alokasi yang optimal → Alokasi sumber daya muncul karena sumber daya kita terbatas
sementara kebutuhan tidak terbatas. Dengan demikian, kita harus mengalokasikan sumber
daya tersebut pada alternatif terbaik untuk memenuhi kebutuhan kita.

B. Tinjauan Perspektif Peran Pemerintah dalam Redistribusi Pendapatan

Pengertian Utilitarian
Utilitarian / Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremi Bentham dan
muridnya John Stuart Mill.
1. Argumen Utilitarian
Argumen yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan
bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki masing-masing. Argumen ini menyatakan
bahwa masing-masing individu memiliki hak moral untuk diperlakukan sebagai
seorang yang merdeka dan sejajar dengan semua orang lain, dan bahwa semua
individu memiliki kewajiban moral korelatif untuk memperlakukan satu sama lain
sebagai individu yang merdeka dan sederajat.
2. Pendekatan Kontraktarian

Teori etika normatif yang disebut kontraktarianisme dan kontraktualisme berasal dari
konsepsi moralitas yang muncul dengan adanya hubungan timbal balik
antarmanusia.
Contractarianism berpendapat bahwa kita masing-masing termotivasi untuk menerima
moralitas”
 Pertama karena kita rentan terhadap celaan orang lain.
 Kedua karena kita semua dapat memperoleh manfaat dari kerja sama dengan
orang lain”(Narveson 1988, 148).
3. Redistribusi Sebagai Barang Publik
Pengertian Barang Publik
 Barang publik adalah suatu barang atau jasa yang disediakan bagi seluruh
masyarakat tanpa pengecualian. Konsumsi terhadap barang publik bersifat
tanpa persaingan (non-rivalry) dan tanpa pengecualian atau inekslusif (non-
excludable).
 Sekali diproduksi, barang publik dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat
tanpa terkecuali.
 Perusahaan swasta tidak terinsentif untuk menyediakan barang publik
sehingga perlu adanya intervensi pemerintah untuk menyediakan barang
tersebut.
Contoh Barang Publik
 Contoh Barang Publik DiIndonesia, setiap warga negara Indonesia berhak
mendapatkan perlindungan dari pemerintah jika terjadi perang. Karena setiap
individu berhak mengkonsumsi barang publik tanpa pengecualian. Kita tidak
diminta untuk membayar kan atas perlindungan yg kita dapatkan, karna sudah
jadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan ini.
Bagaimana redistribusi sebagai barang publik?
 Redistribusi ini merupakan suatu bentuk jaminan sosial dari negara kepada
masyarakat, dimana redistribusi digunakan sebagai upaya pemerintah untuk
pemerataan pendapatan masyarakat. Salah satu caranya bisa dilakukan dengan
melakukan pungutan pajak.

C. Trade Off antara Efisiensi dan Redistribusi Ekonomi

 Trade Off → situasi dimana seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal
atau lebih. Namun harus mengorbankan salah satunya.

Contoh Trade Off:

Contoh mudah dari tradeoff adalah pada rumah tangga. Ketika suatu rumah tangga
membelanjakan 1 rupiah untuk pendidikan anak, misalnya, maka jumlah alokasi
dana yang dapat digunakan untuk keperluan lainnya berkurang pula 1 rupiah.

 Efisiensi → Kondisi di mana hasil-hasil perekonomian menjadi sebesar mungkin.


 Redistribusi Ekonomi → Pendistribusian kembali dari masyarakat kelompok kaya
ke kelompok masyakat kurang mampu, baik berupa pajak maupun pungutan-
pungutan lainnya.

MINGGU 4
BARANG PUBLIK DAN EKSTERNALITAS

A. Teori Barang Publik


Barang publik adalah barang yang apabila di konsumsi oleh individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut dan kita juga tahu bahwa barang
publik itu barang yang memiliki dua sifat atau karakter.
Konsekuensi barang publik :
Ada dua karakter barang publik ( yaitu non rival dan non ekslusif ) maka 2 hal ini nantinya
akan dapat menyebabkan penyediaan barang publik oleh swasta tidak akan efisien (under
supply). Nah kenapa hal itu bisa terjadi, yaitu karena :
 Insentif untuk membayar sebuah benefit yang nonrival dan nonekslusif akan menjadi
sangat rendah.
 Dan akibatnya penyediaan oleh swasta tidak feasible ( tidak bisa dilakukan ) karena
tidak memungkinkan diberlakukan pricing ( yaitu proses bisnis dalam menetapkan
nominal atau harga).
 Maka dengan kata lain “ Dalam hal barang publik, orang – orang ingin menjadi free
rider, yang berharap mendapat manfaat dari pengeluaran orang lain, kemudian jika
setiap orang mengadopsi strategi ini, maka tidak ada sumber daya yang akan menjadi
langganan barang publik ”
Teori Menurut Para Ahli :
1. Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat
dimana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal
akan pajak yang dipungut untuk membiayai program pemerintah(menyediakan barang
publik)
2. Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya pada
penentuan harga pada barang swasta.
3. Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran
masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetpi berupa
presentase dari total biaya penyediaan barang publik. Analisa Lindahl didasarkan pada
analisa kurva indifferen dengan anggaran tetap yang terabatas (fixed budget costrains).
4. Teori Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua
karakteristik, yaitu; non perekonomian tidak dapat mencapai kesejahteraan masyarakat
yang optimal.

B. Teori Barang Privat


Barang Privat : Secara tipikal merupakan barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar,
yang dimana titik temu antara produsen dan juga konsumen adalah mekanisme harga. Dan
memiliki sifat berbanding terbalik dengan barang publik.
Sifat-sifat barang publik :
1. Rivalrous Consumption : Yang dimana konsumsi oleh satu konsumen akan

mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa.
2. Exludable Consumption : yang dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya

untuk orang yang telah memenuhi persyaratan, dan untuk yang tidak memenuhi

persyaratan dapat di kecualikan dari akses untuk mendapatkan barang tersebut.

Contoh barang publik : Pakaian yang di jual di Toko, hanya bisa dinikmati oleh mereka yang
membeli atau membayar pakaian tersebut.

C. Penyediaan Optimal Barang Dan Jasa Publik


Samuelson berpendapat suatu model tentang ketentuan barang publik yang optimal, yang
merupakan formulasi neoklasik yang dipengaruhi oleh karya sebelumnya dari Wicksell dan
Lindahl. Samuelson berpendapat bahwa dalam kasus dua barang dimana satu barang adalah
barang publik, alokasi yang efisien mensyaratkan bahwa:

Dikatakan optimal, jika unsur public dan juga privat berada di dalam satu barang yang sama
D. Teori Eksternalitas
Eksternalitas adalah aktivitas ekonomi seseorang atau institusi yang mempengaruhi (positif
ataupun negatif) aktivitas ekonomi pihak lain, dan pengaruh ini tidak terefleksi pada harga
pasar → Yang menurut KBBI kata refleksi berarti pantulan atau cerminan sesuatu maka arti
tidak terefleksi pada harga pasar itu maksudnya eksternalitas atau aktivitas ekonomi yang
dilakukan seseorang atau institusi tersebut tidak berpengaruh dan juga tidak bisa merubah
harga pasar yang sudah ada.
Dan mungkin ada hal yang harus di ingat juga yaitu bahwa eksternalitas tidak tidak seperti
pengaruh yang ditransmisikan melalui mekanisme harga pasar, karena eksternalitas dapat
mempengaruhi efisiensi ekonomi. Fisher (1996) mengatakan bahwa eksternalitas terjadi bila
satu aktivitas pelaku ekonomi (baik produksi maupun konsumsi) mempengaruhi
kesejahteraan pelaku ekonomi lain dan peristiwa yang ada terjadi di luar mekanisme pasar.
Kebijakan Untuk Mengatasi Eksternalitas
1. Solusi dalam mengatasi polusi
Tentunya dalam melakukan proses produksi, dihasilkan pula sisa pembuangan yang
berbentuk cair, padat gas. Perusahaan dapat membayar pajak polusi sebesar polusi
yang dikeluarkan. Pengenaan pajak tersebut dapat dikatakan mampu menciptakan
internalisasi eksternalitas.
2. Tradeobel Emmisions Permit
Dapat dilakukan perusahaan terkait dengan mengurangi jumlah populasi yang
ditimbulkan dari pada harus membayar pajak yang mahal.
3. Proverty Right ( Hak asasi manusia dalam memiliki, membeli, dan menjual, serta
memanfaatkan atas sesuatu )
Dalam Coase Theorem menyatakan bahwa penerapan proverty right akan
mengarahkan pada solusi optimal, dengan memperhatikan siapa yang menerimanya,
jika transaction cost kecil dan jumlah yang bernegosiasi terbatas. Contohnya,
masyarakat disekitar pabrik atau daerah pertambangan, berhak mendapat udara bersih,
ketenangan, air bersih. Oleh karena itu perusahaan harus membayar bisa biaya untuk
masyarakat yang terkena dampak polusi.
4. Sarana dan Prasarana
Misalnya berupa jembatan penyebrangan, jalan raya, rel kereta api, dan sarana public
lainnya. Sehingga keberadaan perusahaan dirasakan manfaat bagi warga sekitarnya.
Ini juga merupakan salah satu tanggung jawab perusahaan dan limpahan manfaat dari
adanya teknologi yang dibuat.
MINGGU 5
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN PEMERINTAH
Sumber penerimaan pemerintah digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan
juga pembangunan nasional yang salah satunya adalah pajak. Penerimaan Negara yaitu
penerimaan pusat dan pemerintah daerah yang merupakan tulang punggung pelaksanaan
kegiatan pemerintah agar negara tersebut dapat mandiridalam membiayai pengeluaran yang
semakin lama semakin besar biayanya. Berikut adalah sumber-sumber penerimaan
pemerintah :
A. Pajak
Menurut UU No. 16 Tahun 2009 pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara
yang menyelenggarakan pemerintahan (Adriani 1987:2 dalam Verawati, 2007)
Penghasilan negara adalah berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak, dan atau dari hasil
kekayaan alam yang ada di dalam negara itu (natural resource). Dua sumber itu merupakan
sumber terpenting yang memberikan penghasilan kepada negara. Penghasilan tersebut untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi individu
seperti kesehatan rakyat, pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya.
Berikut adalah jenis-jenis dari pajak :
a) Pajak Pusat
Pajak pusat adalah Pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui undang-undang,
yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat dan hasilnya digunakan
untuk membiayai pemerintah pusat dan pembangunan. Pajak pusat terdiri atas :
 Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau
badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak.
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (dalam wilayah
Indonesia). Orang Pribadi, perusahaan,maupun pemerintah yang mengkonsumsi
Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dikenakan PPN. Pada dasarnya, setiap
barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang PPN
 Pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) Selain dikenakan PPN, atas
pengkonsumsian Barang Kena Pajak tertentu yang tergolong mewah, juga
dikenakan PPnBM.
 Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti
surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan
efek, yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai
dengan ketentuan
 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) PBB adalah pajak yang dikenakan atas
kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan.

b) Pajak Daerah
Pajak daerah adalah Kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Restribusi Daerah jenis pajak daerah digolongkan menjadi dua yaitu:

a) Pajak Provinsi Pajak provinsi terdiri dari :


1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4. Pajak Air Permukaan
5. Pajak Rokok
b) Pajak Kabupaten/Kota Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari :
1. Pajak hotel 8. Pajak air tanah
2. Pajak restoran 9. Pajak sarang burung wallet
3. Pajak hiburan 10. Pajak bumi, bangunan perdesaan,
4. Pajak reklame perkotaan
5. Pajak penerangan jalan 11. Bea perolehan ha katas tanah dan
6. Pajak mineral bukan logam bangunan
7. Pajak parkir
Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak menurut Waluyo (2011:6) yaitu :

a) Fungsi Penerimaan (Budgeter)


Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaranpengeluaran pemerintah. Sebagai contoh : dimasukannya pajak kedalam
APBN sebagai penerimaan dalam negri.
b) Fungsi Mengatur (Regular)
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang
sosial dan ekonomi. Sebagai contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap
minuman keras dapat ditekan. Demikian pula terhadap barang mewah.

B. Retribusi (User Fees/Charges)

Retribusi menurut undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

Menurut Fisher (1996) retribusi pengguna adalah harga yang dibebankan oleh pemerintah
untuk layanan atau hak istimewa tertentu dan digunakan untuk membayar sebagian dari biaya
penyediaan layanan tersebut, yang salah satu fungsinya adalah membuat konsumen mengh
adapi biaya sebenarnya dari keputusan konsumsi dan menciptakan insentif untuk pilihan yang
efisien.

Sedangkan, menurut Marihot. P.Siahaan (2005:5) retribusi adalah pembayaran wajib dari
penduduk kepada Negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi
penduduknya secara perorangan

Retribusi Daerah dibagi menjadi 3 yaitu :

a) Retribusi Jasa Umum Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau
diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Contohnya seperti retribusi pelayanan
kesehatan, pelayanan pasar, pelayanan Pendidikan dan juga pengendalian lalu lintas
b) Retribusi Jasa Usaha Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi pelayanan
dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan
secara optimal dan/atau pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum
disediakan secara memadai oleh pihak swasta. Contohnya seperti Retribusi pemakaian
kekayaan daerah, retribusi terminal, retribusi tempat rekreasi dan olahraga dan juga
retribusi penjualan produk usaha daerah.
c) Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi perizinan tertentu adalah pelayanan perizinan
tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Contohnya seperti retribusi
izin mendirikan bangunan, retribusi izin usaha perikanan dan juga retribusi izin
tempat penjualan minuman berakohol.

C. Intergoverentmental Transfer

Transfer antar pemerintah merupakan fenomena umum yang terjadi pada beberapa negara di
dunia yang melaksanakan sistem pemerintahan desentralisasi. Transfer antar pemerintah
tersebut bahkan sudah menjadi ciri yang paling menonjol dari desentralisasi yang ditunjukkan
dengan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah (Kuncoro,
2007:2).

Lebih lanjut, menurut Oates dalam Kuncoro (2007:2) tujuan utama implementasi transfer
adalah untuk menginternalisasikan eksternalitas fiskal yang muncul lintas daerah, perbaikan
sistem perpajakan, koreksi ketidakefisienan fiskal, dan pemerataan fiskal antardaerah.

D. Pinjaman

Pinjaman adalah pembiayaan melalui utang yang diperoleh Pemerintah dari Pemberi
Pinjaman Dalam Negeri atau Luar Negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan
tidak berbent uk surat berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan
tertentu. Utang negara merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang
kedudukannya tidak berbeda denan pengelolaan uang negara.

Utang negara adalah jumlah uang yang harus dan wajib dibayar pemerintah pusat yang dapat
dinilai dengan uang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, atau berdasarkan sebab
lainnya yang sah. Utang negara sebagai suatu kebijakan fiskal (fiscal policy) harus dikelola
secara benar. Hasil utang negara harus dimanfaatkan dan dikendalikan secara benar dan juga
efektif sehingga dapat dinikmati oleh rakyat, karena hasil utang negara negara ini memainkan
peranan yang sangat penting sebagai alternatif sumber dana pada saat terjadinya pinjaman
maupun pada saat harus dilakukan pelunasan terhadap utang tersebu agar tidak menjadi
bebanyang berkepanjangan terutama bagi generasi mendatang.

Terdapat beberapa alasan mengapa negara harus berutang, diantaranya adalah :

1. Menjaga momentum
2. Memberikan warisan aset
3. Menjaga pertumbuhan ekonomi
4. Mengembangkan pasar keuangan

E. Miscellaneous Expenses

Biaya serba-serbi adalah biaya yang terdiri dari bermacam-macam transaksi yang jumlahnya
kecil, tidak sering terjadi dan tidak tertampung dalam satu perkiraan biaya yang ada.

a) Kontribusi → suatu pemberian yang dianggap sebagai sumbangan, sokongan. Contoh


dari kontribusi pemerintah yaitu hibah, karena hibah merupakan pemberian kepada
pemerintah secara sukarela dan bukan bersifat pinjaman. Dan biasanya dana bantuan
yang didapat diperuntukan bagi pembiayaan pembangunan.
b) Denda → hukuman yang harus dibayar dalam jumlah tertentu. Denda merupakan
salah satu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperoleh dari
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Contohnya denda kasus pencurian, kasus
tersebut sudah tercantum dalam Pasal 362 KUHP yang berbunyi „Barang siapa
mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,
dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian,
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak
Rp.900.000
c) Sitaan → Pasal 1 angka 16 KUHAP, Penyitaan adalah serangkaian Tindakan penyidik
untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak
atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian
dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan.
MINGGU 6
PEMBIAYAAN PENYEDIAAN BARANG DAN JASA
A. Pengertian Barang dan Jasa
Barang dan Jasa di bagi menjadi dua macam yakni Barang dan Jasa Publik serta Barang dan
Jasa Privat.

a) Pengertian Barang dan Jasa Publik

Menurut Draha 2003 Barang dan Jasa Publik adalah suatu produk yang menyangkut
kebutuhan hidup orang banyak Secara umum Barang dan Jasa Publik adalah (public goods)
adalah barang yang ketika anda gunakan tidak mengurangi ketersediaannya bagi orang lain.
Dan, Anda juga tidak dapat mencegah orang lain untuk menggunakan dan mendapatkan
manfaat dari mereka.

b) Pengertian Barang dan Jasa Privat

Menurut Savas 2000 Barang dan Jasa Privat adalah barang dan jasa yang dikonsumsi secara
individu dan bersifat privat yang tersedia melalui mekanisme pasar, baik dengan bentuk hak
kepemilikan, sistem kontrak, pasar bebas, atau bentuk pasar lainnya yang dibutuhkan.”
Secara Umum Barang privat (private goods) adalah barang apa pun yang jika digunakan oleh
satu individu atau perusahaan tidak tersedia untuk orang lain. Barang konsumen dan barang
modal adalah contoh umum barang privat. Untuk mendapatkannya, konsumen harus
membayarnya. Persediaannya juga berkurang ketika dikonsumsi oleh pengguna tertentu.

B. Pengadaan Barang dan Jasa

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Pengadaan barang dan jasa Menurut Bab 1
Ketentuan Umum Pasal 1 Perpres 16 Tahun 2018 disebutkan bahwa pengadaan barang/jasa
adalah kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa oleh Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan
sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Kegiatan pengadaan
barang/jasa tersebut dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola
maupun oleh Penyedia barang/jasa.
C. Pelaksanaan Penyediaan Barang dan Jasa Cara pelaksanaan penyediaan barang dan jasa
adalah sebagai berikut:

a) Swakelola Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola adalah cara memperoleh


barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah,
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi kemasyarakatan atau
kelompok masyarakat.
b) Pemilihan penyedia Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia adalah cara
memperoleh barang/jasa yang disediakan oleh Pelaku Usaha. Dalam hal ini K/L/PD
memilih penyedia untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. Proses pengadaan
dimulai dari pemilihan penyedia dengan melalui proses berikut:
1) Persiapan pemilihan penyedia
2) Perencanaan pemilihan penyedia
3) Melakukan pemilihan penyedia
4) Pelaksanaan kontrak pengadaan
5) Pengawasan dan pengendalian pengadaan
6) Penyerahan hasil pengadaan

D. Karakteristik Barang dan Jasa Publik dan Privat

a) Karakteristik Barang dan Jasa Publik


1. Nonrivalitas (nonrivalrous) Ketika anda menggunakan barang publik, itu tidak
membatasi ketersediaannya untuk orang lain. Meskipun memiliki selera yang
berbeda, kita memperoleh manfaat yang sama. Ambil kasus lampu jalan. Anda dan
orang lain sama-sama menerima manfaat dari jalan ketika berkendara di jalan raya.
Itu mungkin sedikit berbeda untuk jalan raya dan jalan tol. Ketika jalan raya telah
penuh, itu mengurangi manfaat yang tersedia bagi orang lain. Sementara itu, untuk
jalan tol, anda harus membayar untuk dapat menggunakannya. Tapi, ketika anda
menggunakan jalan tol, anda tidak dapat mencegah orang lain untuk
menggunakannya.
2. Nonexcludable Ketika pemerintah telah menyediakan barang publik, mereka
tersedia bagi semua orang. Anda tidak bisa mencegah orang lain dari menggunakan
dan mendapat manfaat dari barang tersebut. Jadi, barang publik tersedia bagi semua
orang, baik pembayar maupun nonpembayar. Itu kemudian memunculkan pengendara
bebas (free riders), di mana mereka dapat mengkonsumsi dan memperoleh manfaat
tanpa membayarnya. Contohnya adalah jalan raya. Baik pembayar pajak maupun
bukan sama-sama mendapatkan manfaat.
b) Karakteristik Barang dan Jasa Privat
1. Excludability. Tidak semua orang dapat menggunakannya. Hal ini karena untuk
mendapatkannya kita harus menyerahkan sejumlah uang. Jika harga tidak dapat
diterima konsumen, maka barang tersebut tidak akan dikonsumsi. Setelah barang
dibeli oleh satu orang, barang tersebut tidak dapat dikonsumsi oleh orang lain.
2. Rivalitas (rivalrly). Penggunaan barang oleh satu orang mengurangi ketersediaan
untuk orang lain. Jika kita membeli satu dari 100 handphone yang dipajang, maka
hanya 99 handphone yang tersedia dan dapat dijual ke orang lain.
E. Permasalah Penyediaan Barang dan Jasa
Kendala Dalam Penyediaan Barang Publik Oleh Pemerintah Kendala utama penyediaan
barang publik oleh negara adalah masalah efisensi dan akuntabilitas. Penyediaan barang
publik oleh negara yang tidak efisien menjadi legitimasi masuknya pihak swasta untuk ikut
serta dalam penyediaannya. Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah sering
menjadi masalah dalam penyediaan barang publik. Keterbatasan ini menyebabkan pemerintah
tidak mampu menyediakan barang publik secara optimal sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai