Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2021/2022


Hari/Tanggal/Waktu: Rabu, 29 Desember 2021, Jam: 13.00 – 16.00
Dosen: Dr. Kusneni, MS

MATA KULIAH : EKONOMI PUBLIK SEMESTER : GANJIL KODE MATA


KULIAH : PE407 KELAS :A

Nama : Dwi Nanda Rachmayanti


NIM : 1900111
Kelas : 5A
Petunjuk: Jawab soal berikut dengan singkat tapi jelas.
1. Jelaskan mengapa terjadi kegagalan pasar? Bagaimana pemerintah mengatasi
kegagalan pasar tersebut? Jelaskan.

Jawaban:

- Kegagalan pasar dapat terjadi karena dilandasi atau didasari oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Adanya (Common Goods) atau Barang Bersama.
Masalah yang timbul dalam kasus kekayaan bersama karena dua faktor yakni indivisibility
dan jumlah kelompok masyarakat. Adanya invibility menyebabkan kekayaan tidak dapat
diberikan hak pemilikannya kepada setiap anggota kelompok. Serta apabila jumlah
anggota kelompok hanya dua orang, maka di antara kedua orang tersebut akan dapat dibuat
suatu perjanjian yang mengatur penggunaan kakayaan tersebut secara optimal akan tetapi
apabila anggota kelompok semakin banyak maka biaya untuk memperoleh persetujuan
menjadi semakin besar dan mahal.
2. Adanya Unsur Ketidak sempurnaan Pasar
Alokasi sumber-sumber ekonomi yang efisien tidak dapat diserahkan pada mekanisme
pasar oleh karena adanya monopoli atau adanya usaha yang mempunyai biaya marjinal
yang selalu menurun dan adanya usaha yang mempunyai biaya marjinal nol. Mekasnisme
pasar dapat melakukan alokasi faktor-faktor ekonomi secara efisien hanya pada pasar
persaingan sempurna oleh karena hanya pada pasar persaingan sempurna terdapat
kesamaan antar motivasi pengusaha dan tingkat produksi yang oleh masyarakat dianggap
efisien.
3. Adanya Eksternalitas
Faktor ini timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak yang lain dan
tidak adanya kompensasi yang dibayar oleh pihak yang menyebabkan atau kompensasi
yang diterima oleh pihak yang menyebabkan atau kompensasi yang diterima oleh pihak
yang terkena dampak tersebut. Adanya eksternalitas dari suatu kegiatan menyebabkan
sistem perekonomian yang menggunakan sistem persaingan sempurna tidak dapat
melaksanakan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien, karena harga tidak
mencerminkan dengan tepat akan kelangkaan faktor produksi. Dalam hal eksternalitas
yang negatif, biaya produksi yang dihitung oleh pengusaha lebih kecil dibandingkan
dengan biaya yang diderita oleh masyarakat atau biaya sosial.
4. Barang Publik
Beberapa jenis barang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, akan tetapi tidak seorangpun
yang bersedia menghasilkannya atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta akan tetapi
dalam jumlah yang terbatas. Oleh karena itu pihak swasta tidak mau menghasilkan barang
publik murni, maka pemerintahlah yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan
seluruh masyarakat dapat ditingkatkan.
5. Adanya Pasar Tidak Lengkap
Pasar dapat dikatakan lengkap apabila pasar tersebut menghasilkan semua barang dan jasa
yang biaya produksinya lebih kecil dari pada harga yang mau dibayar oleh masyarakat.
Karena ada jenis jasa yang tidak diusahakan oleh pihak swasta dalam jumlah yang cukup
walaupun penyediaan jasa tersebut lebih kecil dari pada apa yang mau dibayar oleh
masyarakat. Kondisi ini disebut pasar tidak lengkap.
6. Adanya Kegagalan Informasi
Pada beberapa kasus masyarakat sangat membutuhkan informasi yang dapat disediakan
oleh pihak swasta, misalnya saja prakiraan cuaca. Para petani, pelaut,sangat membutuhkan
informasi mengenai perkiraan cuaca akan tetapi tidak ada pihak swasta yang menyediakan
informasi mengenai prakiraan cuaca. Dalam konteks ini pemerintah harus menyediakan
informasi cuaca yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
- Cara pemerintah mengatasi kegagalan pasar:
1. Dalam peran alokasi sumber daya tercakup soal penentuan ukuran absolut dan relatif
pemerintah dalam perekonomian (keseimbangan sektor publik dan sektor swasta) dan
penyediaan barang-barang publik serta pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
2. Peran regulator. Hal ini mencakup undang-undang dan tata tertib yang dibutuhkan
masyarakat termasuk undang-undang yang mengatur dunia bisnis yang memadai untuk
memfasilitasi aktivitas bisnis dan hak-hak kepemilikan pribadi.
3. Peran kesejahteraan sosial. Mencakup kebijakan-kebijakan yang mendorong pemerataan
sosial di negara yang bersangkutan seperti perpajakan, jaminan sosial (transfer payment)
dan penyediaan sejumlah barang publik campuran bagai masyarakat.
4. Peran mengelolan ekonomi makro yang memfasilitasi stabilitas secara umum dan
kemakmuran ekonomi negara melalui kebijakan-kebijakan yang didesain untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, full employment, inflasi yang rendah, dan
stabilitas neraca pembayaran.

2. Dilihat dari analisis biaya dan manfaat, kapan suatu proyek pemerintah dipandang layak
dan tidak layak untuk dilaksanakan? Jelaskan dan beri contoh.

Jawaban:

Proyek pemerintah dipandang layak dan tidak layak untuk dilaksanakan saat semua input yang
digunakan haruslah diukur dari biaya marginal produksinya yaitu menentukan semua manfaat
dan biaya yang ditimbulkan dari proyek tersebut. Kemudian penggunaan pemanfaatan biaya
tersebut dapat dilihat dari nilai IRR nya, apabila proyek yang nilai IRR tinggi maka proyek
tersebut layak dan akan di prioritaskan. Walaupun demikian pertimbangan untuk
melaksanakan proyek tidak cukup hanya dengan IRR-nya saja, tetapi secara umum tingkat
pengembaliannya (rate of return) harus lebih besar dari biaya oportunitas penggunaan dana.
Jadi suatu proyek akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian (IRR)
dan tingkat diskonto (i). Tingkat diskonto disebut juga sebagai external rate of return,
merupakan biaya pinjaman modal yang harus diperhitungkan dengan tingkat pengembalian
investasi. Manfaat dari suatu proyek dapat berbentuk bertambah luasnya lapangan pekerjaan,
keuntungan yang meningkat (dalam hal penerimaan), pemanfaatan fisik dari hasil
pembangunan seperti jalan, meningkatnya taraf hidup masyarakat suatu daerah atau suatu
negara, perbaikan tingkat pendidikan dan kesehatan, dan peningkatan perekonomian suatu
daerah atau suatu negara. Manfaat dari suatu proyek terdapat manfaat langsung,manfaat tidak
langsung, dan manfaat tidak kentara. Manfaat langsung yaitu kenaikan hasil produksi barang
atau jasa atau penurunan biaya sebagai akibat langsung dari proyek berupa perbaikan mutu
produk, perubahan lokasi dan waktu penjualan, kemudahan, dan kenyamanan.

Contoh :

Analisa Biaya dan Manfaat Proyek MRT

Analisis Segi Positif Manfaat dan Biaya MRT MRT merupakan salah satu solusi untuk
memecah kepadatan arus Transportasi di Jakarta yang menimbulkan kemacetan, MRT dinilai
akan dapat menghindari stagnasi kendaraan di jalan raya akibat pertumbuhan kendaraan
pribadi yang meningkat tajam, sementara transportasi umum belum memadai angkutan dalam
kota saat ini di Jakarta masih belum memadai.

Disamping itu, MRT juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kapasitas transportasi
publick. Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar
412 ribu penumpang per hari. Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi
dampak positif lainnya bagi Jakarta dan warganya, antara lain: ü

- Penciptaan lapangan kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan
dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru
- Penurunan waktu tempuh dan meningkatkan monilitas: waktu tempuh antara Lebak Bulus
sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit.
- Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta.
- Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan
pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
- Dampak lingkungan: 0,7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93,663 ton per tahun akan
dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Ptogram for Jakarta MRT System
2005), sehingga Jakarta dapat mengurangi polusi dan transportasi
- Transit-Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk
merestorisasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung
kepada jumlah penumpang MRT Jakarta.

Akan tetapi, transportasi modern tersebut memiliki harga yang cukup tinggi sehingga
pemerintah harus mengupayakan dana dari Jepang, yaitu Japan Cooperation Agency (Badan
Kerjasama Internasional Jepang). Setoran modal dari Pmeprov DKI sebesar 42% dari total
pinjaman dari JICA, dan pinjaman pemerintah pusat 58% dari total pinjaman yang diteruskan
ke Pemprov DKI, lalu oleh Pemprov DKI ke PT. MRT. Total dana yang dibutuhkan untuk
proyek MRT tahap 1 sebesar Rp. 15 triliun. Dana pinjaman itu harus dikembalikan dengan
bunga 0,2% dan 0,4% dengan jangka waktu pengembalian 30 tahun plus 10 tahun.
Dampaknya tiket MRT dapat mencapai Rp.38.000 nilai ini terbilang cukup tinggi. Pemerintah
akan mengambil kebijkan dengan memberikan subsidi pada tiket MRT dengan target
Rp.10.000 untuk harga tiket MRT supaya transportasi tersebut menjadi efisien bagi penduduk
kota Jakarta.

Akan tetapi terdapat pula imbas negatif terhadap pembangunan MRT di kota Jakarta, yaitu:

1. Akan menimbulkan kemacetan baru di sepanjang jalan di bawah rel kereta api. Medan
jalan itu akan diambil untuk meletakkan tiang-tiang rel dan stasiun. Akses keluarmasuk ke
gang-gang di sepanjang jalan Fatmawati–Sisingamangaraja pasti akan terganggu. Apalagi
sampai sekarang juga belum jelas analisis dampak lalu lintasnya baik selama maupun
setelah pembangunan selesai.
2. Akan mematikan bisnis di kawasan Fatmawati yang sudah mulai hidup sejak 20 tahun
terakhir. Jangan lupa, untuk memulai bisnis di kawasan itu adalah pengorbanan individu
per individu dengan memulai usaha bisnis pada saat kawasan tersebut masih sepi, bukan
karena usaha Pemerintah Pusat/Pemprov DKI Jakarta sengaja membuka kawasan bisnis
di sana.
3. Menciptakan kekumuhan baru di sepanjang bawah rel MRT. Kekawatiran ini wajar
mengingat sudah banyak bukti yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebetulan belum ada bukti di mana ada kondisi bawah jembatan layang maupun rel kereta
api listrik di Jakarta ini rapi, bersih, dan tertib. Yang ada justru kekumuhan baru karena
menjadi tempat tinggal gelandangan.
Seperti diketahui MRT Jakarta yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih
± 110,8 Km, meliputi dua koridor utama, yaitu koridor selatan-utara yang jadi prioritas.
Sementara itu koridor timur-barat masih tahap kajian, dari timur Jakarta-Balaraja.

3. Paling tidak terdapat tiga aspek dari Pareto Efficiency. Apa dan Jelaskan.

Jawaban :

Terdapat 3 (tiga) aspek dari Pareto Efficiency.

1. Efisiensi dalam pertukaran adalah suatu pengalokasian sejumlah barang yang tertentu
jumlahnya dalam suatu ekonomi pertukaran disebut (pareto) efisien jika, melalui realokasi
barang-barang, tidak seorang individupun dapat memperoleh kesejahteraan tanpa
mengurangi kesejahteraan individu lainnya.
2. Efisiensi dalam produksi terjadi apabila dalam suatu masyarakat dengan dalam
mengalokasikan sumber-sumber produksi jika tidak ada suatu barang yang dapat
diproduksi tanpa keharusan mengurangi produksi barang lainnya.
3. Efisiensi keseluruhan (overall/mix efficiency) dalam suatu ekonomi adalah jika tidak
seorangpun yang dapat ditingkatkan kesejahteraannya dengan tanpa membuat
kesejahteraan yang lainnya berkurang.

4. Apa yang dimaksud dengan barang publik? Bagaimana harga barang publik
ditentukan? Jelaskan.

Jawaban:

Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik memiliki sifat non-rival
dan non-excludable, yang dimaksud non-rival adalah bahwa penggunaan seorang konsumen
terhadap suatau barang tidak akan mempengaruhi atau mengurangi kesempatan konsumen lain
untuk mengkonsumsi barang yang sama. Sedangkan non-excludable artinya bahwa apabila
suatau barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghambat atau menghalangi siapa pun
untuk menggunakan barang tersebut (Mohammad, 2019). Barang publik merupakan barang-
barang yang siapapun dapat menggunakannya dan bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk mendapatkannya (Prasetya, 2012).

Terdapat beberapa alternatif dalam menentukan harga barang publik yaitu:

1. two-part tariffs: yaitu fixed charge untuk menutupi biaya overhead atau biaya infrastruktur
dan variabel charge yang didasarkan atas besarnya konsumsi.
2. Dengan Peakload tariffs: pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi.
Permasalahannya adalah beban tertinggi, membutuhkan tambahan kapasitas yang disediakan,
tarif tertinggi untuk periode puncak harus menggambarkan higher marginal cost (seperti
telepon dan transportasi umum).
3. Diskriminasi harga adalah salah satu cara untuk mengakomodasikan pertimbangan keadilan
(equity) melalui kebijakan penetapan harga, dengan Full cost recorvery. Harga pelayanan
didasarkan pada biaya penuh atau biaya total untuk menghasilkan pelayanan dan harga di atas
marginal cost.
4. Pertimbangan Distribusional. Penetapan biaya marginal tergantung pada para pemakai
fasilitas dan sumber penggunaan pendapatan untuk menutupi defisit. Jasa transportasi bis ini
disediakan pada harga di bawah biaya marginal, untuk membuat jasa itu bisa dimanfaatkan
oleh semua kalangan.

5. Dapatkah masalah eksternalitas diselesaikan tanpa campur tangan pemerintah?


Mengapa? Jelaskan.

Jawaban :

Tidak, karena adanya eksternalitas negatif mengakibatkan sumber daya yang dilakukan pasar
tidak efisien, di sinilah diperlukan peranan dari pemerintah. Harapannya masalah-masalah
yang di timbulkan dengan adanya eksternalitas dapat teratasi. Beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh pemerintah adalah kebijakan rencana tata ruang wilayah/kota, regulasi,
penetapan pajak pigouvian dan pemberian subsidi. Selain itu, dalam buku teks pencemaran
seringkali digunakan sebagai contoh klasik dari eksternalitas. Karenanya, berdasarkan
perspektif ekonomi, hukum lingkungan terutama bertujuan untuk menginternalisasi
eksternalitas. roses ini dibuat untuk memaksa agar semua pihak memasukkan pertimbangan
biaya lingkungan (environmental costs) kedalam pengambilan keputusannya. Semakin besar
biaya lingkungan yang berhasil diinternalkan oleh adanya aturan hukum, maka semakin
baiklah aturan tersebut. Dengan dimasukkannya pertimbangan biaya lingkungan ke dalam
pertimbangan uasaha keseluruhan, maka diharapkan konsumen akan menghadapi harga produk
yang sesungguhnya. Negara (dalam hal ini pemerintah) karenanya harus turun tangan untuk
mengatasi eksternalitas.

Anda mungkin juga menyukai