Npm : 1218210003
Matkul : Akuntansi Sektor Publik
Dosen : Prof. Dr. Suratno, M.M.
Kelas : AAP (301)
Tugas : ASP TM-3 ( tugas SIA ) 27 Maret 2020
1. Sistem Anggaran pada Sektor Publik berbeda dengan Sektor Swasta, karena disatu
pihak bersifat terbuka dan dilain pihak bersifat tertutup karena merupakan salah satu
bagian dari rahasia perusahaan.
a. Sebutkan perbedaan pokok stakeholder sektor publik dan sektor swasta, baik ditinjau dari segi
internal maupun eksternalnya ?
Stakeholder sektor publik :
➔ Stakeholder internal : lembaga negara, kelompok politik, manajer publik dan pegawai
pemerintah
b. Sebutkan pula perbedaan dan persamaan yang mendasar antara sistem akuntansi sektor publik
dengan sistem akuntansi pada sektor swasta !
Perbedaan :
➔ Swasta : akuntansi yang digunakan adalah akuntansi berbasis akrual
➔ Publik : akuntansi yang digunakan adalah akuntansi berbasis cash
Persamaan :
Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima secara umum, keduanya
merupakan sistem ekonomi yang sama dan juga menggunakan sumberdaya yang langka untuk
mencapai tujuan. keduanya
harus menggunakan dan mengkonversi sumber daya yang langka akan diolah untuk
menghasilkan barang dan jasa dalam bentuk yang lebih berguna.
2. Untuk menuju suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa diperlukan adanya
sistem tata kelola yang baik (Good Governance).
b. Sebutkan 3 kharakteristik yang relevan pada sektor publik, dan jelaskan masing-masing.
- Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah
- Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan
input yang terendah untuk mencapai output tertentu
- Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan output
Problem 1
PT. GARUDA Indonesia, untuk tahun anggaran 2006/2007 dituntut untuk melakukan Penilaian
Investasi terhadap rencana pengembangan Lintas Udara antar pulau di Wilayah Indonesia.
Saudara sebagai Proyek Manager, diminta untuk :
1) Menetapkan struktur biaya pada perusahaan tersebut (cost finding, reporting and analyzing).
2) Melakukan analisis biaya, yang meliputi alokasi macam-macam biaya, dan penilaian
investasinya.
3) Melakukan analisis kinerjanya dengan Cost benefit analysis,
4) Berikan rekomendasi untuk memperbaiki kinerja yang terjadi pada BUMN tersebut, dan
Strategi pengendalian biaya yang tepat pada organisasi sektor publik tersebut.
Problem 2
Sistem penyusunan anggaran di Indonesia lebih ditekankan pada jumlah anggaran yg dibutuhkan
(budget maximizing) dan bukan berfokus pada memperbesar aparat pelaksana anggaran (staff
maximizing).
Bagaimana menurut saudara sebagai staf ahli anggaran di Dep. Keuangan, apakah konsep ini
rasional atau tidak, berikan tanggapan menurut konsep NPM dan konsep Konvensional.
Berikan saran seperlunya yang saudara anggap sesuai dengan masing-masing konsep.
➔ Jawaban problem 2 :
Beberapa pihak berpendapat bahwa NPM tidak tepat diterapkan untuk negara-negara
berkembang. Dalam implementasinya mereka mengalami kesulitan. Akibat adanya
kecenderungan birokrasi yang masih sulit dihilangkan.
Pengadopsian model NPM yang dilakukan oleh negara berkembang ini apakah memang
benar-benar menjadikan lebih baik atukah hanya sekadar perubahan luarnya saja. Kita perlu
menilik sejauh mana efektifitas penerapan NPM di negara-negara berkembang pada umumnya
dan di Indonesia pada khususnya.
Sebagai negara yang juga turut ingin berbenah Indonesia berusaha menerapkan paradigma NPM
tersebut. Meski ada sikap pesimis dari berbagai pihak mengenai kesanggupan penerapannya.
Salah satu yang menonjol adalah adanya reformasi birokrasi di Departemen Keuangan dan
Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam reformasinya kedua instansi ini berfokus pada pilar-pilar
yang menjadi pokok perubahan birokrasi, yaitu: kelembagaan/ organisasi, proses bisnis, sumber
daya manusia, serta prasarana dan sarana. Tidak salah lagi, bahwa upaya ini dilakukan untuk
memperbaiki standar pelayanan umum yang diberikan kepada publik.
Dalam reformasi birokrasinya, sebagai penerapan dari NPM, baik Departemen Keuangan
maupun Badan Pemeriksa Keuangan menggunakan konsep Balanced Score Card, yaitu dengan
membentuk strategy map dan key performance indicators (KPI) sebagai standar dan alat
pengukuran kinerja. Bisa dikatakan bahwa dalam konsepnya kedua instansi ini sukses. Hanya
saja dalam pelaksanaannya dirasa masih setengah hati.
Hal ini terlihat dari belum sinkronnya antara program dengan strategi yang dibentuk. Juga antara
program dengan KPI. Terlebih pada anggarannya pada format DIPA. Hal ini saling berkaitan
karena money follow functions. Ketika strategi program beserta KPI-nya terbentuk secara rapi
maka tentunya anggaran akan mengikuti mekanisme tersebut.