Anda di halaman 1dari 11

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

1 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

home
Baru
Jurnal
Etika Profesi
Baitu Mal Wat Tanwil
Religi
Skripsi
Buku Tamu

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian


Bahaya Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru
ABSTRAKSI
Secara umum semua proyek mempunyai tujuan tertentu dan juga diadakan studi kelayakan serta sudah
diketahui cost benefit dari proyek tersebut. Namun ada beberapa hal yang sulit diprediksi atau tidak
nampak (intangible) berapa profitability-nya. sehingga perlu diadakan analisis tentang hal tersebut.
Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Gunung Semeru mempunyai tiga tujuan utama yaitu :
mengamankan penduduk dan daerah produksi pangan dari lahar, memperbaiki/merehabilitasi secara
darurat bangunan-bangunan irigasi yang rusak akibat banjir lahar, dan membuat serta melaksanakan
pengendali banjir dan bangunan lain yang diperlukan disamping mengadakan penelitian.
Salah satu yang intangible dari beberapa tujuan tersebut diatas (yaitu mengamankan penduduk) akan
dicoba dianalisis dalam makalah ini berapa profibility-nya.
Dari hasil analisis ini ternyata dengan adanya proyek pengendalian bahaya banjir lahar sebesar Rp. 14,9
Milyar, maka profitability yang akan didapat selama umur rencana (50 tahun) sebesar Rp. 16,6 Milyar
pada tahun pertama.
A. PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang.
Menjinakan kemarahan alam seperti bahaya banjir lahar gunung berapi, memang bukan pekerjaan
ringan. Selain perlu teknologi penanganan yang tepat, juga harus didukung dana yang tidak sedikit. Hal
ini dapat dilihat dari upaya pemerintah dalam menanggulangi bahaya banjir lahar Gunung Semeru di
Lumajang Jawa Timur.
Gunung Semeru merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa dan sangat aktif dan sering
memuntahkan lahar panas dan dingin dalam volume jutaan meter kubik. Bahkan akhir-akhir ini sering
menyemburkan lahar walau dalam skala kecil dan sepanjang hari kurang lebih 50 kali letusan.
Pada kurun waktu tertentu dalam keaktifannya pernah menelan korban jiwa dan harta benda yang tidak
sedikit pula. Pada tahun 1909 terjadi letusan yang meminta korban hingga 208 jiwa, dan pada tahun 1976
menelan korban jiwa sebanyak 129 orang, di tahun 1981 sebanyak 257 orang, dan terakhir pada tahun
1994 tercatat 17 orang meninggal. Kemudian pada 20 juli 1995 kembali terjadi pyroclastic flow, walau
dalam skala kecil, dibandingkan pada febuari 1994. Selain menghanguskan daerah yang dilalui, juga

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

2 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

menelan korban jiwa, guguran lava dan awal panas yang terjadi pada tahun 1994 dan tahun 1995,
mengakibatkan tertutupnya alur sungai dibagian hulu sungai Rejali dan Glidik. Serta menutup atau
menimbun check dam Koboan 7, sehingga tidak tampak sama sekali.
Melihat dampak letusan tersebut, pemerintah melalui Departemen PU, dalam hal ini Direktorat Jenderal
Pengairan, membentuk tim pengendali banjir Gunung Semeru pada tahun 1997. Adapun tugas-tugas
proyek tersebut meliputi :
1. Mengamankan penduduk dan daerah produksi pangan dari lahar.
2. Memperbaiki/merehabilitasi secara darurat bangunan-bangunan irigasi yang rusak akibat banjir lahar.
3. Mengadakan penelitian, membuat serta melaksanakan pengendali banjir dan bangunan lain yang
diperlukan.
Proyek ini memiliki daerah kerja yang mencakup daerah rawan banjir lahar, akibat aktivitas Gunung
Semeru. Antara lain sungai Mujur, Rejali dan Glidik, serta sekitar daerah Kabupaten Lumajang yang
mencakup daerah seluas 628,70 Km2.
2. Perumusan Masalah.
Dari ketiga tujuan proyek ini ada beberapa hal yang sulit diprediksi berapa benefit yang akan di dapat,
sebab tidak ada nilai pasarnya. Salah satu yang sulit diprediksi (yang termasuk intangible) adalah harga
keamanan dari penduduk yang bermukim disekitar proyek pengendali banjir lahar ini.
3. Metodologi.
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode pendekatan dengan mengasumsi bahwa
masyarakat disekitar proyek harus membayar kepada Pemantau Gunung Semeru, yang selama ini telah
dibayar oleh pemerintah daerah.
4. Tujuan Analisis.
Tujuan dari analisis ini adalah ingin mengetahui berapa benefit yang akan didapat ditinjau dari rasa aman
yang dirasakan oleh penduduk disekitar proyek tersebut. Disamping itu juga akan dicari tingkat suku
bunga yang membuat antara benefit dan cost mempunyai nilai yang seimbang (IRR).
B. Landasan Teori.
1. Time Value Of Money (Nilai Waktu dari Uang).
Dalam konsep ekonomi nilai uang terkait langsung dengan waktu. Secara spesifik dikatakan bahwa uang
dengan jumlah tertentu pada saat ini akan mempunyai nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan
jumlah yang sama pada waktu-waktu yang akan datang.
2. Present Value.
Present value (PV) adalah suatu analisis yang dipergunakan untuk menentukan nilai sekarang dari
sejumlah uang tertentu pada masa yang akan datang, yang dapat diperoleh dengan memperhitungkan cost
saving (penghematan biaya) pada waktu tertentu (umur rencana proyek) dan tingkat bunga komersial.
Secara simbolis hal ini dapat dinyatakan dengan rumus :
PV =

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

3 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

dengan : Rt = cost saving pada waktu tertentu.


t

= umur rencana proyek.

= tingkat bunga komersial.

3. Net Present Value.


Net Present Value (NPV) adalah jumlah aliran pemasukan dari suatu proyek dari tahun nol sampai pada
waktu habisnya umur proyek. Secara simbolis hal ini dapat dinyatakan dengan rumus :
NPV =
dengan : Rt = cost saving pada waktu tertentu.
t

= umur rencana proyek.

= tingkat bunga komersial.

C0 = Total biaya (cost) proyek.


Nen Present Value sering digunakan sebagai standar (ukuran keputusan / decision rule) apakah proyek
tersebut disetujui ataua tidak. Decision rule terhadap NPV adalah suatu proyek bisa disetujui apabila bisa
menghasilkan NPV positif.
NPV sangat dipengaruhi oleh besarnya depresiasi. Semakin besar deprisiasi yang dikenakan pada
tahun-tahun awal maka semakin besar NPV-nya.
4. Profitability Index.
Profitability index (PI) menyatakan index kemampuan menghasilkan keuntungan yang dapat
didefinisikan sebagai jumlah dari Present Value selama umur investasi. Secara simbolis hal ini dapat
dinyatakan dengan rumus :
PI =
dengan : Rt = cost saving pada waktu tertentu.
t

= umur rencana proyek.

= tingkat bunga komersial.

C0 = total biaya (cost) proyek.


5. Internal Rate Of Return (Tingat Pengembalian).
Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu kriteria penentuan investasi yang berusaha mencari tingkat
bunga yang bisa membuat jumlah aliran pemasukan kas (cash inflow) selama umur proyek dengan
pengeluaran awal investasi. Atau dengan kata lain mencari tingkat bunga yang bisa membuat NPV sama
dengan nol.
6. Fundamental of Project Evaluation (Dasar Evaluasi Proyek).
Dasar untuk mengevaluasi suatu proyek dinilai dari besarnya manfaat yang akan didapat dibandingkan
dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Manfaat dan harga dari suatu proyek mempunyai dua bentuk,
09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

4 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

yaitu : Real (manfaat nyata) dan pecuniary (manfaat tidak langsung). Manfaat yang nyata atau harga dari
suatu proyek mempunyai beberapa bentuk diantaranya :
a. Direct (langsung) atau Indirect (tidak langsung).
Direct merupakan manfaat langsung yang dapat dirasakan dari proyek tersebut. Misalnya pada
pembangunan waduk, maka salah manfaat langsungnya adalah adanya peningkatan produksi padi.
Indirec merupakan manfaat yang tidak langsung. misalnya pada pembangunan waduk, maka manfaat
yang tidak langsung dapat berupa produk sampingan : pengendalian banjir, produksi ikan, tempat wisata,
dan lain-lain.
b. Tangible atau Intangible.
Tangible merupakan manfaat yang nyata, berujud dan dapat diraba. Misalnya pada proyek irigasi,
mengurangi erosi tanah.
Intangible merupakan manfaat yang tidak berujud dan sulit diraba. Misalnya pada proyek irigasi,
melindungi masyarakat desa agar tidak keluar dari desanya.
c. Final atau Intermediate.
Final dapat dikonsumsi langsung oleh konsumen, sedang Intermediate hanya dapat memenuhi kebutuhan
konsumen akhir. Misalnya Proyek pemasangan radar cuaca, radar tersebut dapat dimanfaatkan oleh usaha
jasa penerbangan (final), sedang mengkonsumsi manfaat pemasangan radar cuaca (Intermediate).
d. Inside atau Out side.
Inside manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh orang-orang di wilayah tersebut. Sedang Out side
manfaatnya dapat dirasakan di luar wilayah tersebut. Misalnya pembangunan Waduk Sermo, manfaatnya
hanya dimanfaatkan oleh orang Jawa Tengah saja (inside). Berbeda dengan pembangunan Waduk Gajah
Mungkur, manfaatnya tidak hanya orang Jawa Tengah saja.
7. Measurement (standar/ukuran).
Measuremenet merupakan ukuran yang dapat dipergunakan untuk menentukan nilai dari sesuatu yang
intangible dan sulit diprediksi harganya. Nilai yang sulit tersebut dapat diprediksi harganya dengan :
a. Pendekatan barang-barang sosial.
Sebagai contoh dalam pendekatan ini misalnya pada proyek keamanan suatu daerah, maka dapat didekati
dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuk biaya pratroli dan pembinaan terhadap orang-orang yang
sering melakukan perusakan.
b. Pendekatan personal.
Sebagai contoh proyek pemberantasan kanker, maka dapat didekati dengan seberapa besar dia telah
mengeluarkan biaya akibat penderitaan kanker. Selain itu dapat dilihat dari seberapa besar orang tersebut
mau membayar asuransi.
Sebagai contoh lain misalnya proyek keamanan di Ringroad, maka dapat didekati dengan jumlah
kecelakaan yang terjadi di daerah tersebut dikalikan dengan harga barang yang rusak.
c. Pendekatan penghematan biaya

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

5 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

Sebagai contoh misalnya dengan adanya jembatan, maka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya
penyeberangan.
C. ANALISIS DATA.
1.

Prosentase kekhawatiran.

Sebelum adanya proyek pengendalian banjir lahar masyarakat setiap saat selalu merasa ketakutan dan
khawatir jika sewaktu-waktu Gunung Semeru menyemburkan laharnya. Namun dengan adanya proyek ini
tingkat ketakutan penduduk jadi menurun. Tingkat kekhawatiran masyarakat akibat adanya banjir lahar
ini, jika sebelum adanya proyek diasumsi sebesar 60 % (hanya diadakan pemantauan saja), maka setelah
adanya proyek akan menurun menjadi 20 %.
Tingkat kekhawatiran ini diasumsi secara rata-rata yang dialami oleh semua penduduk, karena tidak
semua penduduk disekitar Gunung Semeru mengalami dampak yang sama akibat banjir lahar ini.
Masyarakat yang tinggal di dekat sungai tingkat kekhawatirannya lebih besar jika dibandingkan dengan
penduduk yang jauh dari sungai. Begitu juga masyarakat yang tinggal di daerah hulu tingkat
kekhawatirannya juga tidak akan sama jika dibandingkan dengan yang tinggal di daerah hilir.
2.

Harga Keamanan.

Harga keamanan diasumsi bahwa setiap Kepala Keluarga (+ 4 jiwa) diwajibkan membayar biaya kepada
Pemantau Gunung (dalam hal ini biaya tersebut sudah ditanggung oleh Pemerintah), jika sewaktu-waktu
terjadi adanya tanda-tanda gunung akan mengeluarkan laharnya maka segera memberitahu terlebih dahulu
kepada penduduk terutama yang dekat dengan daerah yang terkena dampak.
Jika tanpa ada pemantauan sama sekali besarnya harga kekhawatiran yang harus ditanggung setiap Kepala
Keluarga tersebut sebesar Rp. 10.000,00 setiap bulannya atau sebesar Rp. 120.000 setiap tahunnya, maka
setelah ada pemantauan tingkat kekhawatiran menurun menjadi 40% sehingga biaya yang harus
dikeluarkan setiap tahunnya sebesar = 12 x Rp. 10.000 x 40% = Rp. 48.000,00. Sedangkan setelah adanya
proyek dengan tingkat kekhawatiran 10% harus mengeluarkan biaya untuk keamanan sebesar = 12 x Rp.
4.000,00 x 10% = Rp. 12.000,00.
3.

Harga Lain-lain.

Harga lain-lain yang dimaksudkan disini yaitu harga yang harus dikeluarkan oleh masyarakat selain dari
harga keamanan, misalnya : harga gotong-royong membersihkan bangunan irigasi yang masih layak pakai
namun terkena timbunan lahar, biaya pindah tempat dari daerah yang terkena banjir lahar ke daerah yang
lebih aman, biaya relokasi penduduk, biaya trasmigrasi, biaya perawatan penduduk yang sakit dan
lain-lain. Besarnya biaya ini sebelum adanya proyek pengendali diasumsi sebesar Rp. 30.000,00 yang
harus ditanggung setiap Kepala Keluarga setiap tahunnya, dan sebesar Rp. 5.000,00 setelah ada proyek
pengendali.
4.

Total Harga Setiap Tahun.

Total Harga yang dimaksudkan disini adalah merupakan jumlah dari harga keamanan ditambah dengan
harga lain.
5.

Jumlah Kepala Keluarga.

Jumlah Kepala Keluarga keseluruhan dihitung dari jumlah keseluruhan penduduk yang tinggal di
Kabupaten Lumajang (pada tahun 1995 sebanyak 927.363 jiwa) dibagi jumlah rata-rata setiap kepala
keluarga (sebanyak 4). Sedangkan jumlah kepala keluarga yang dapat dicakup (dilindungi) dengan

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

6 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

adanya proyek tersebut dihitung dari luas daerah yang dapat dilindungi oleh proyek tersebut yaitu seluas
628,70 km2 dikali jumlah kepala keluarga dibagi luas keseluruhan Kabupaten Lumajang.
Jumlah Kepala Keluarga se-Kabupaten Lumajang = = 231.840 KK.
Jumlah Kepala Keluarga yang dicakup proyek = = 81.388 KK
Dengan adanya proyek, penduduk yang tadinya sudah berpindah ke daerah lain karena merasa daerahnya
sudah aman, maka akan kembali lagi. Jika diasumsi sebesar 5% maka jumlah kepala keluarga akan
menjadi sebesar = 81.388 + (5% x 81.388) = 85.457 Kepala Keluarga. Disamping itu asumsi yang
diambil bahwa tingkat pertumbuhan penduduk relatif konstan (tidak mengalami kenaikan) sehingga dapat
diabaikan.
6.

Jumlah Harga per Tahun.

Jumlah harga petahun didapat dari total harga setiap tahun dikali jumlah kepala keluarga.
7.

Penghematan per Tahun (setiap Kepala Keluarga)

Penghematan beaya (cost saving) pertahun setiap kapala keluarga didapat dari total harga setiap tahun
sebelum ada proyek dikurangi jumlah harga per tahun setelah ada proyek.
8.

Penghematan per Tahun.

Penghematan biaya (cost saving) per tahun didapat dari Cost saving per tahun (setiap kepala keluarga)
dikali jumlah kepala keluarga sebelum ada proyek.
9.

Penghematan tambahan.

Penghematan biaya (cost saving) tambahan diasumsi sebesar 25% dari cost saving per tahun. Angka
sebesar 25 % diambil dengan asumsi bahwa dengan adanya keamanan yang cukup tinggi di daerah
tersebut maka akan mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk.
10. Keuntungan total (total benefit) per tahun.
Total benefits di dapat dari cost saving per tahun ditambah dengan cost saving tambahan. Adapun hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 Lampiran I.
11. Present Value Of Benefits.
Present value of benefits dianalisis dengan asumsi bahwa bunga bank sebesar 10% dan dengan umur
rencana proyek sebesar 50 tahun. Adapun hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2
Lampiran II.
12. Nilai Proyek.
Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Gunung Semeru sudah dilaksanakan pada tahun anggaran
1996/1997 dengan total biaya sebesar Rp. 14.900.000.000,00 (empat belas milyar sembilan ratus juta
rupiah).
13. Biaya Pemeliharaan per tahun..
Biaya pemeliharaan per tahun sebelum adanya proyek ini diasumsi sebesar 1,25% dari nilai proyek atau
sebesar Rp. 186.250.000,00. Sedangkan setelah ada proyek ini maka biaya pemeliharaan dinaikan sebesar

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

7 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

20% dari biaya pemeliharaan sebelum adanya proyek atau sebesar Rp. 223.500.000,00.
14. Kenaikan Biaya Pemeliharaan per tahun.
Kenaikan Biaya pemeliharaan per tahun di dapat dari selisih antara biaya pemeliharaan per tahun setelah
adanya proyek dengan sebelum adanya proyek.
15. Presen Value Kenaikan Biaya Pemeliharaan.
Present value kenaikan biaya pemeliharaan dianalisis dengan asumsi bahwa bunga bank sebesar 10% dan
dengan umur rencana proyek sebesar 50 tahun. Adapun hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 2 Lampiran II.
16. Total Biaya (Cost) Proyek.
Total biaya (cost) proyek didapat dari nilai proyek ditambah present value kenaikan biaya
pemeliharaan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Lampiran I.
D. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN.
1. Manfaar Proyek.
Manfaat yang dapat diperoleh dari Proyek Pengendalian Banjir Lahar Gunung Semeru, dan yang
semestinya sebagai dasar evaluasi suatu proyek, diantaranya :
Real :
Direct :
tangible : Merehabilitasi bangunan irigasi yang rusak.
intangible : Kehidupan menjadi lebih tenang.
Indirect :
tangible : Meningkatan produksi pertanian.
intangible : Sebagai tempat penelitian.
Pecuniary : Meningkatkan pendapatan konsultan, kontraktor.
Dari beberapa manfaat yang dapat diperoleh proyek ini tidak seluruhnya ditinjau terhadap cost-nya,
namun hanya salah satu saja, yaitu tentang manfaat yang real, direct dan integible berupa rasa aman yang
di dapat masyarakat sekitar (kehidupan menjadi lebih tenang).
2. Rasio Benefit dan Cost.
Rasio antara benefit dan cost dapat dilihat pada Tabel 1 Lampiran 1 dengan asumsi bunga bank sebesar 10
% dan umur rencana proyek 50 tahun, yaitu sebesar 2,09. Jika bunga bank dinaikan maka rasio yang
didapat akan menurun, sedang jika bunga bank diturunkan maka rasio ini akan meningkat, seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 3 Lampiran III. Hal ini menunjukan bahwa semakin naik bunga bank maka rasio
antara benfit dan cost akan semakin turun.
3. Net Present Value.
Net Present Value (NPV) pada proyek ini didapat sebesar Rp. 16.605.076.559,00 juga dengan asumsi
bunga bank 10%, (hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 Lampiran 1). NPV ini juga dipengaruhi oleh
bungan bank, yang menunjukan bahwa semakin naik bunga bank maka NPV yang didapat akan semakin
menurun (hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 Lampiran III).

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

8 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

4. Internal Rate of Return.


Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh dalam analisis sebesar 21,32 %, perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 3 Lampiran III. Data tabel 3 diperoleh dari Lampiran III.1 sampai dengan
Lampiran III.15, yang merupakan perhitungan benefit dan cost dengan tingkat bunga yang bervariasi.
Hasil IRR ini dapat meningkat jika tingkat kekhawatiran masyarakat sebelum ada proyek dibesarkan
sedang setelah ada proyek tetap, jumlah penduduk naik lebih besar lagi (karena merasa tenang maka
tingkat kelahirannya meningkat sedang tingkat kematian menurun), biaya penghematan pemeliharaan
turun.
E. KESIMPULAN DAN SARAN.
a. Kesimpulan.
1. Dengan melihat manfaat dari rasa aman yang diperoleh penduduk maka Proyek Pengendalian Banjir
Lahar Gunung Semeru ini layak dibangun.
2. Dengan tingkat bunga bank sebesar 10 % maka rasio antara benefid dan cost didapat sebesar 2,09.
3. Benefit yang diperoleh dari rasa aman penduduk didapat sebesar Rp. 16,605,076,559.
4. Internal Rate of Return (IRR) diperoleh sebesar 21,32%.
5. IRR dapat meningkat jika tingkat kekhawatiran masyarakat sebelum ada proyek dibesarkan sedang
setelah ada proyek tetap, jumlah penduduk naik lebih besar lagi, biaya penghematan pemeliharaan turun.
b. Saran.
Agar kelihatan benefit yang lebih lagi maka sebaiknya semua unsur manfaat yang akan diperoleh dari
proyek tersebut dihitung cost-nya.
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Munrokhim, Drs., M.A.Ec., Ph.D., 2001, Bahan Mata Kuliah Ekonomi Teknik, Program Magister
Teknik, UII., Yogyakarta.
2. Rakhidin, Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Semeru, Kapan Proyek Multi Years ini
Berakhir, Artikel Majalah Konstruksi No. 282 Juni-Juli 1999, Jakarta.
3. Rakhidin, Proyek Penanggulangan Bahaya Banjir Lahar Semeru, Dihantui Bahaya Guguran Awan
Panas, Artikel Majalah Konstruksi No. 284 Agustus-September 1999, Jakarta.
Baca juga : Gunung Semeru
Did you like this article? Share it below!

Twitter Updates
RSS not configured

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

9 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

Blogroll
Batik Indonesia
CV. DADI AJI
Desain Bangunan Tahan Gempa
Desain Rumah Tahan Gempa
Fortuner SUV Terbaik
Harga Daihatsu Ayla
Harga Toyota Agya
Jurnal Akuntansi Tiara
Materi Kuliah
Percetakan Alif
Pulsa Paypal
Waletbet Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online
Free wordpress themes

Flickr Photos
Logo Toyota SEO Award 2010

Blog UMY Community


Nugie Nugroho
bhp umy
nugie nugroho
Simple a Blog for Sharing a
Information
coretan diankp
Try And Do It
hendi.sang.enterpreneur
Quick News
SATU AKSARA
Debu dibilik Otak Kanan
s1617bs@yahoo.com
catatan si siti
d_news
free your mind
Miskin Tak Selalu Bodoh
erowmcfadden's blog

Categories

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

10 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

BMT (10)
E-Journal (1)
Ebook (4)
Etika Profesi (85)
Inspirasi (3)
Journal Internasional (17)
Jurnal Nasional (30)
Koleksi Artikel Ilmiah (9)
Materi Akuntansi (2)
Meningkatkan Kecerdasan (4)
REFRESHING (4)
RELIGI (107)
Simposium Nasional (7)
Uncategorized (19)

Tulisan Terakhir
Awas, NII Incar Mahasiswa di DIY
Sekilas Analisa Kondisi Mesir Sekarang
Hidup Sejahtera Bersama Sampah
Kotoran Sapi Pun Menjadi Duit
Sekali Panen Untung Rp 60 Juta
Memahami Fungsi Otak Kanan dan Kiri

Arsip

Blogroll
Batik Indonesia
CV. DADI AJI
Desain Bangunan Tahan Gempa
Desain Rumah Tahan Gempa
Fortuner SUV Terbaik
Harga Daihatsu Ayla
Harga Toyota Agya
Jurnal Akuntansi Tiara
Materi Kuliah
Percetakan Alif
Pulsa Paypal
Waletbet Promo Bonus 100% Sportsbook dan Casino Online

RSS

09/12/2014 17:48

Intangible Cost Analisis Proyek Pengendalian Bahaya Banjir Lahar Di...

11 of 11

http://blog.umy.ac.id/akbar/2010/12/09/intangible-cost-analisys-proye...

download films
Copyright 2010 JURNAL AKUNTANSI
Design by Kostenlose Rezepte
Thanks to City Forum | Free iPhone 4 | Freebiejeebies

09/12/2014 17:48

Anda mungkin juga menyukai