ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin maraknya permasalahan lingkungan yang terjadi
dan adanya harapan untuk membentuk generasi muda yang peduli terhadap kondisi
lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran ekosistem
berbasis masalah global terhadap penguasaan konsep dan kesadaran lingkungan siswa kelas
X. Metode penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain Randomized Pretest-
Posttest Control Group Design dan sampling secara Random Cluster. Data diperoleh melalui
tes penguasaan konsep, serta skala sikap kesadaran lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa
model pembelajaran ekosistem berbasis masalah global mampu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap penguasaan konsep, dan kesadaran lingkungan siswa. Selain itu, terdapat
korelasi yang positif sebesar 11,56% antara variabel penguasaan konsep terhadap sikap
kesadaran lingkungan siswa di kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar
1,6%. Indikator sikap kesadaran lingkungan yang memiliki nilai paling tinggi yaitu peduli atau
sadar dengan 94,64% dan yang paling rendah yaitu komitmen dengan nilai 63,39%. Hasil
penelitian ini diharapkan bisa diimplementasikan di dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari
untuk membiasakan siswa supaya lebih terampil dalam menguasai konsep, bernalar dan
memiliki sikap peduli terhadap lingkungan.
Kata kunci : Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah Global, Penguasaan Konsep, dan
Kesadaran Lingkungan
yang peduli lingkungan, seperti Greenpeace Penelitian Perubahan Global Amerika Serikat,
bahkan mengungkapkan data yang lebih dalam Lembaga Pertahanan Sumber Daya
mencengangkan lagi, yaitu bahwa kerusakan Alam (2011), dampak yang terjadi akibat
hutan di Indonesia mencapai 3.800.000 ha kenaikan suhu ini diantaranya adalah
per tahun yang sebagian besar meninggalnya angka kematian akibat suhu
adalah penebangan liar (Irwanto, 2013). ekstrim terutama anak-anak, orang tua, dan
Perbedaan data tersebut diakibatkan oleh orang miskin; meningkatnya penyakit yang
adanya perbedaan persepsi dan kepentingan ditransmisikan melalui makanan, minuman,
dalam mengungkapkan data tentang dan serangga; serta tidak menentunya pola
kerusakan hutan. iklim dan meningkatnya permukaan air.
Selain itu, aspek lain yang berpengaruh Kemudian, peningkatan kebutuhan manusia
terhadap kelestarian lingkungan adalah yang disertai dengan perkembangan ilmu
adanya Global Warming (Pemanasan Global). pengetahuan dan teknologi, memberikan
Fenomena ini terjadi karena adanya lapisan konsekuensi logis terhadap peningkatan
gas-gas rumah kaca, seperti uap air, CO, dan dalam bidang industri dan transportasi. Kedua
CO2, yang terdapat di atmosfer, sehingga bidang ini memberikan dampak langsung
menghalangi energi panas matahari yang terhadap meningkatnya tingkat pemanasan
seharusnya dipantulkan kembali ke angkasa. global (Global Warming) yang dapat
Hal tersebut tentunya akan menyebabkan menyebabkan berbagai permasalahan
naiknya temperatur atau suhu bumi, dan lingkungan yang kompleks. Ditambah lagi,
memberikan dampak lain yang berkelanjutan. berdasarkan hasil studi yang dilakukan ole
Beberapa ahli biologi, yaitu Solomon, Berg, Kementerian Lingkungan Hidup (2012),
dan Martin (2008) mengungkapkan data Indeks Peduli Lingkungan (IPL) masyarakat
mengenai tingkat konsentrasi berbagai Indonesia masih berkisar pada 0,57 dari
polutan yang termasuk ke dalam gas rumah angka mutlak satu (1). Hal ini
kaca sebagai berikut. mengindikasikan bahwa masyarakat belum
berperilaku peduli terhadap lingkungannya.
Tabel 1.1. Tingkat Konsentrasi Oleh karena itu, perlu kesadaran semua pihak
Berbagai Gas Rumah Kaca untuk bersama-sama menjaga dan
melestarikan lingkungan demi terciptanya
Perkiraan
hubungan yang selaras antara manusia dan
sebelum
No Gas Saat ini lingkungannya. Pemahaman dan sikap
tahun
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan
1750
tersebut, sangat perlu untuk ditanamkan
CO2 337
1 280 ppm kepada generasi muda yang akan mewarisi
ppm
tanggungjawab untuk dapat menjaga,
Methan 1847 mengelola, serta melestarikan lingkungan
2 730 ppb
ppb secara arif dan bijaksana.
Nitrogen Sebagai upaya atau langkah nyata kita
3 270 ppb 319 ppb
Oksida sebagai pendidik dalam menyikapi
4 CFC-12 0 ppt 545 ppt permasalahan ini adalah dengan
5 CFC-11 0 ppt 253 ppt menginternalisasikan pemahaman dan sikap
tersebut di dalam setiap aktifitas
Keterangan: pembelajaran. Langkah ini diharapkan
ppm = part per million mampu menyiapkan peserta didik yang
ppb = part per billion memiliki kepedulian lingkungan, karena
ppt = part per trilli on aktifitas-aktifitas yang dilakukan di
(Sumber: Solomon, Berg, dan Martin, 2008) lingkungan sekolah nantinya diharapkan akan
menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan
Kondisi kerusakan lingkungan yang lain tersebut diharapkan pula akan menjadi
memiliki data yang berbeda. Menurut Natural sebuah karakter yang melekat kuat pada
Resources Defense Council (Lembaga setiap peserta didik. Salah satu model yang
Pertahanan Sumber Daya Alam) Amerika mendukung upaya ini adalah dengan
Serikat (2011), mengungkapkan bahwa rata- menggunakan model pembelajaran yang
rata peningkatan suhu di Amerika Serikat berbasis masalah (PBL). Sebagai suatu
berkisar antara 3-90C pada satu abad terakhir model, Problem Based Learning (PBL)
ini. Menurut hasil penelitian dari Program merupakan salah satu upaya dalam kegiatan
Pengaruh Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah Global...
471
2. Metodologi
Instrumen yang digunakan adalah tes
Penelitian ini menggunakan metode penelitian penguasaan konsep dalam bentuk soal pilihan
kuasi eksperimen dengan desain penelitian ganda dan skala sikap untuk mengukur
Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group kesadaran lingkungan siswa. Analisis data
Design. Untuk lebih memperjelas gambaran dilakukan dengan melakukan uji prasyarat
tentang desain ini, Sugiyono (2009:116) (normalitas dan homogenitas), uji hipotesis
merangkumnya sebagai berikut: (uji t atau U Mann-Whitney), rekapitulasi nilai
skala sikap, dan uji korelasi. Semua langkah
O1 X1 O2 analisis data (kecuali skala sikap) dibantu
O3 X2 O4 dengan menggunakan software SPSS 16 for
windows.
472
[PENDIDIKAN
BIOLOGI]
3. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Gbr 2.3.Rerata Nilai Pretes dan Postes
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat Kesadaran Lingkungan Kelas Eksperimen dan
perbedaan penguasaan konsep yang Kelas Kontrol
signifikan antara siswa pada kelas
eksperimen, dengan siswa pada kelas kontrol
Kemudian berdasarkan hasil uji korelasi pada
pada materi pencemaran dan kerusakan
kelas eksperimen, terdapat korelasi positif
lingkungan, dengan rata-rata postes 59,64
sebesar 11,56% antara variabel penguasaan
untuk kelas eksperimen dan 50,71 untuk
konsep terhadap variabel sikap kesadaran
kelas kontrol. Hasil yang signifikan ini dapat
lingkungan siswa. Sedangkan untuk kelas
dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan
kontrol, korelasi positif yang ada sebesar
menggunakan Uji U Mann-Whitney dengan
1,6%. Persamaan regresi untuk kelas
nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,025.
eksperimen adalah:
Untuk lebih jelasnya, nilai rerata hasil pretes
dan postes penguasaan konsep kelas
eksperimen dan kelas kontrol, disajikan Sedangkan persamaan regresi untuk kelas
dalam grafik di bawah ini. kontrol adalah:
60
Y
=
40,78
+
0,074X
Y
=
33,37
+
0,13X
rata-‐rata
40
kelas
Keterangan:
eksperimen
20
Y = sikap
kelas
X = penguasaan konsep
0
kontrol
Indikator sikap kesadaran lingkungan yang
memiliki presentase paling tinggi adalah
indikator peduli atau sadar dengan nilai
94,64% di kelas eksperimen dan 92,86% di
Gbr 2.1. Rerata Nilai Pretes dan Postes kelas kontrol, sedangkan indikator yang
Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan paling kecil presentasenya adalah indikator
Kelas Kontrol komitmen dengan nilai 63,39% untuk kelas
eksperimen dan 64,28% untuk kelas kontrol.
Untuk sikap kesadaran lingkungan siswa,
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas 4. Daftar Pustaka
kontrol dengan rata-rata nilai postes 41,89
Akcay, Behiye. (2009). “Problem Based
untuk kelas eksperimen, dan 39,32 untuk
Learning in Science Education”. Journal of
kelas kontrol. Hasil tersebut diambil
Turkish Science Education. 6, (1), 26-36.
berdasarkan uji hipotesis dengan
menggunakan Uji t dengan nilai signifikansi Anderson, Lorin. W. dan Krathwohl, D.
yang juga lebih kecil dari 0,025. (2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing (A Revision of
Bloom’s Taxonomy of Educational
objectives). New York : Longman.
Arends, Richard, I. (2008). Learning to Teach
(Belajar untuk Mengajar) Edisi Ketujuh
dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
45
kelas
Arikunto, S. (2009) Dasar-dasar Evaluasi
rata-‐rata
Bilgin, I., E. Senocak, dan M. Sozbilir. (2009). Jones, Clifford, Dr. (2013). Global Trends and
“The Effect of Problem Based Learning Patterns in Carbon Mitigation:1st edition:
Instruction on Students Performance of Tersedia: www.bookboon.com
Conceptual and Quantitative problem in
Karno To. (2004). Mengenal Analisis Tes
Gas Concepts”. Eurasia Journal of
(Pengantar ke Program Komputer
Mathematics, Science & Technology
ANATES). Bandung: Jurusan Pendidikan
Education,5 (2), 153-164.
Psikologi dan Bimbingan FIP IKIP
Boediono & Koster, W. (2004). Teori dan Bandung.
Aplikasi : Statistika dan Probabilitas.
Keziah, Achuonye. (2010). “A Comparative
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Study of Problem Based and Lecture
Cahyadi, Ani. (2009). Problem Based Learning in Secondary School
Solving.[online]:tersedia: http:// Students Motivation to Learn Science”.
anicahyadi .blogspot.com International Journal of Science and
/2009/02/problem-solving.html [4 Technology Education Research. 1, (6),
November 2010] 126-131.
Chin, C. dan L., Chia. (2009). “Implementing Krathwohl, Bloom, dan Masia. (1964).
Problem Based Learning in Biology”. Taxonomy of Educational Objectives:
Journal of Biological Education. 38, (2), Affective Domain. New York: Longman.
69-75.
Natural Resources Defense Council. (2011).
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. An Introduction to Climate Change.
Jakarta: Penerbit Erlangga. [online]: Tersedia: www.nrdc.org. [7 April
2014].
Delisle, Robert. (1997). How to Use Problem
Based Learning in The Classroom. Potters, Geert, Dr. (2013). Marine Pollution:
Virginia: Association for Supervision and 1st edition. Tersedia: www.bookboon.com.
Curriculum Development (ASCD)
Priyo, Jatmiko, B.(2013). Pertumbuhan
Alexandria.
Penduduk Dunia Lampaui Prediksi.
Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., dan Hyun, H.H. [online]. Tersedia:www.kompas.com. [24
(2012). How to Design and Evaluate Februari 2014].
Research in Education: Eight Edition. New
Rustaman, N. et all (2005) Strategi Belajar
York: McGraw-Hill Companies.
Mengajar Biologi. Malang : UM Press.
Hapsari, D.,S. (2013). Penurunan Schulze, E.D., Beck, E., dan Hohenstein, K.M.
Keanekaragaman Hayati Ancaman Serius ( 2005). Plant Ecology. Heidelberg:
Persediaan Pangan Dunia. [online]. Springer Berlin.
Tersedia: www.food.detik.com. [5 April
Shadiq, Fajar. (2004). Pemecahan masalah,
2014].
Penalaran, dan Komunikasi. Yogyakarta:
Himpunan Pemerhati Lingkungan Hidup Depdiknas.
Indonesia. (2011). Isu Lingkungan.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
[online]. Tersedia:www.hpli.org. [5 April
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
2014].
Cipta.
Irwanto. (2013). Kerusakan Hutan di
Solomon, E.P., Berg, L.R., dan Martin, D.W.
Indonesia.[online],
(2008). Biology: Eight Edition. Belmont:
tersedia:www.irwantoshut.net. [25
Thomson Brooks/Cole Corporation.
Februari 2014].
Ismail. (2012). Analisis Skala Sikap: Sebuah Stiggins, R. J. (1994). Student-centered
Contoh Prosedur dan Aplikasinya. [online]. Classroom Assessment. New York:
Tersedia:www.ismails3ip.fkip.uns.ac.id. MacMillan College Publishing Company.
[27 Februari 2014]
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung
Jones, Clifford, Dr. (2008). Atmospheric : Penerbit Tarsito.
Pollution:1st edition: Tersedia:
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
www.bookboon.com.
Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
474
[PENDIDIKAN
BIOLOGI]