Anda di halaman 1dari 6

Prosiding

Pengaruh Mathematics and SciencesEkosistem


Pembelajaran Forum 2014 ...   978-602-0960-00-5
ISBN
Berbasis Masalah Global 469  
 

Pengaruh Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah Global terhadap Penguasaan


Konsep dan Kesadaran Lingkungan Siswa Kelas X

Dita Agustian, Fransisca Sudargo, Wahyu Surakusumah

Universitas Pendidikan Indonesia


agustian_dita@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin maraknya permasalahan lingkungan yang terjadi
dan adanya harapan untuk membentuk generasi muda yang peduli terhadap kondisi
lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran ekosistem
berbasis masalah global terhadap penguasaan konsep dan kesadaran lingkungan siswa kelas
X. Metode penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan desain Randomized Pretest-
Posttest Control Group Design dan sampling secara Random Cluster. Data diperoleh melalui
tes penguasaan konsep, serta skala sikap kesadaran lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa
model pembelajaran ekosistem berbasis masalah global mampu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap penguasaan konsep, dan kesadaran lingkungan siswa. Selain itu, terdapat
korelasi yang positif sebesar 11,56% antara variabel penguasaan konsep terhadap sikap
kesadaran lingkungan siswa di kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar
1,6%. Indikator sikap kesadaran lingkungan yang memiliki nilai paling tinggi yaitu peduli atau
sadar dengan 94,64% dan yang paling rendah yaitu komitmen dengan nilai 63,39%. Hasil
penelitian ini diharapkan bisa diimplementasikan di dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari
untuk membiasakan siswa supaya lebih terampil dalam menguasai konsep, bernalar dan
memiliki sikap peduli terhadap lingkungan.
Kata kunci : Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah Global, Penguasaan Konsep, dan
Kesadaran Lingkungan

1. Pendahuluan Akan tetapi, terkadang harapan tidak selalu


sesuai dengan kenyataan. Bagi orang-orang
Isu permasalahan mengenai lingkungan atau pihak yang kurang peduli terhadap
merupakan topik yang tidak pernah lepas dari lingkungan, pemenuhan kebutuhan seringnya
pemberitaan sampai saat ini, mulai dari bertolak belakang dengan upaya pelestarian
tingkat lokal, regional, nasional, maupun sumber daya alam. Kebutuhan manusia yang
internasional. Hal ini dikarenakan kita sebagai semakin meningkat dan bervariasi dari waktu
manusia akan selalu hidup berdampingan ke waktu, akan berimbas pada eksploitasi
dengan lingkungan di sekitar kita dengan sumber daya alam yang semakin meningkat
membentuk hubungan saling ketergantungan. pula. Kondisi ini menuntut kita semua untuk
Oleh karena itu, untuk senantiasa menjaga berpikir dan mencari solusi terhadap
keseimbangan hubungan saling pemenuhan kebutuhan manusia sekaligus
ketergantungan tersebut, kita harus tetap berupaya menjaga dan melestarikan
senantiasa menjaga kelestarian lingkungan lingkungan untuk keberlangsungan makhluk
dimanapun kita berada terutama di hidup pada umumnya dan manusia pada
lingkungan tempat tinggal kita sendiri, khususnya.
sehingga akan tercipta keharmonisan Akan tetapi pada kenyataannya, dewasa ini
sekaligus turut serta dalam menjaga aset laju kerusakan lingkungan, khususnya di
berharga untuk masa depan kita dan Indonesia malah semakin meningkat.
keturunan kita. Dengan kata lain, adanya Menurut Irwanto (2013), data dari World
hubungan saling ketergantungan antara Bank mengungkapkan bahwa laju deforestasi
manusia dan lingkungannya, membuat di Indonesia berkisar antara 700.000 sampai
lingkungan akan sangat berpengaruh 1.200.000 ha per tahun. Sedangkan menurut
terhadap kualitas kehidupan manusia, FAO, laju kerusakan hutan di Indonesia
sehingga apabila kita menginginkan kualitas mencapai 1.315.000 ha per tahun, atau
hidup yang lebih baik, maka kita semua harus setiap tahunnya luas areal hutan berkurang
ikut berpartisipasi di dalam menjaga dan sebesar satu persen (1%). Berbagai LSM
melestarikan lingkungan kita.
   
470   [PENDIDIKAN  BIOLOGI]  
 

yang peduli lingkungan, seperti Greenpeace Penelitian Perubahan Global Amerika Serikat,
bahkan mengungkapkan data yang lebih dalam Lembaga Pertahanan Sumber Daya
mencengangkan lagi, yaitu bahwa kerusakan Alam (2011), dampak yang terjadi akibat
hutan di Indonesia mencapai 3.800.000 ha kenaikan suhu ini diantaranya adalah
per tahun yang sebagian besar meninggalnya angka kematian akibat suhu
adalah penebangan liar (Irwanto, 2013). ekstrim terutama anak-anak, orang tua, dan
Perbedaan data tersebut diakibatkan oleh orang miskin; meningkatnya penyakit yang
adanya perbedaan persepsi dan kepentingan ditransmisikan melalui makanan, minuman,
dalam mengungkapkan data tentang dan serangga; serta tidak menentunya pola
kerusakan hutan. iklim dan meningkatnya permukaan air.
Selain itu, aspek lain yang berpengaruh Kemudian, peningkatan kebutuhan manusia
terhadap kelestarian lingkungan adalah yang disertai dengan perkembangan ilmu
adanya Global Warming (Pemanasan Global). pengetahuan dan teknologi, memberikan
Fenomena ini terjadi karena adanya lapisan konsekuensi logis terhadap peningkatan
gas-gas rumah kaca, seperti uap air, CO, dan dalam bidang industri dan transportasi. Kedua
CO2, yang terdapat di atmosfer, sehingga bidang ini memberikan dampak langsung
menghalangi energi panas matahari yang terhadap meningkatnya tingkat pemanasan
seharusnya dipantulkan kembali ke angkasa. global (Global Warming) yang dapat
Hal tersebut tentunya akan menyebabkan menyebabkan berbagai permasalahan
naiknya temperatur atau suhu bumi, dan lingkungan yang kompleks. Ditambah lagi,
memberikan dampak lain yang berkelanjutan. berdasarkan hasil studi yang dilakukan ole
Beberapa ahli biologi, yaitu Solomon, Berg, Kementerian Lingkungan Hidup (2012),
dan Martin (2008) mengungkapkan data Indeks Peduli Lingkungan (IPL) masyarakat
mengenai tingkat konsentrasi berbagai Indonesia masih berkisar pada 0,57 dari
polutan yang termasuk ke dalam gas rumah angka mutlak satu (1). Hal ini
kaca sebagai berikut. mengindikasikan bahwa masyarakat belum
berperilaku peduli terhadap lingkungannya.
Tabel 1.1. Tingkat Konsentrasi Oleh karena itu, perlu kesadaran semua pihak
Berbagai Gas Rumah Kaca untuk bersama-sama menjaga dan
melestarikan lingkungan demi terciptanya
Perkiraan
hubungan yang selaras antara manusia dan
sebelum
No Gas Saat ini lingkungannya. Pemahaman dan sikap
tahun
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan
1750
tersebut, sangat perlu untuk ditanamkan
CO2 337
1 280 ppm kepada generasi muda yang akan mewarisi
ppm
tanggungjawab untuk dapat menjaga,
Methan 1847 mengelola, serta melestarikan lingkungan
2 730 ppb
ppb secara arif dan bijaksana.
Nitrogen Sebagai upaya atau langkah nyata kita
3 270 ppb 319 ppb
Oksida sebagai pendidik dalam menyikapi
4 CFC-12 0 ppt 545 ppt permasalahan ini adalah dengan
5 CFC-11 0 ppt 253 ppt menginternalisasikan pemahaman dan sikap
tersebut di dalam setiap aktifitas
Keterangan: pembelajaran. Langkah ini diharapkan
ppm = part per million mampu menyiapkan peserta didik yang
ppb = part per billion memiliki kepedulian lingkungan, karena
ppt = part per trilli on aktifitas-aktifitas yang dilakukan di
(Sumber: Solomon, Berg, dan Martin, 2008) lingkungan sekolah nantinya diharapkan akan
menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan
Kondisi kerusakan lingkungan yang lain tersebut diharapkan pula akan menjadi
memiliki data yang berbeda. Menurut Natural sebuah karakter yang melekat kuat pada
Resources Defense Council (Lembaga setiap peserta didik. Salah satu model yang
Pertahanan Sumber Daya Alam) Amerika mendukung upaya ini adalah dengan
Serikat (2011), mengungkapkan bahwa rata- menggunakan model pembelajaran yang
rata peningkatan suhu di Amerika Serikat berbasis masalah (PBL). Sebagai suatu
berkisar antara 3-90C pada satu abad terakhir model, Problem Based Learning (PBL)
ini. Menurut hasil penelitian dari Program merupakan salah satu upaya dalam kegiatan
Pengaruh Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah Global...   471  
 

pembelajaran untuk mengembangkan Keterangan:


keterampilan berkomunikasi siswa, karena di O1 : pretes kelas eksperimen
dalamnya terdapat berbagai macam interaksi O2 : postes kelas eksperimen
sosiologis antara anggota kelompok maupun O3 : pretes kelas kontrol
antar kelompok, seperti diskusi, berdebat, O4 : postes kelas kontrol
saling mendukung dan menguatkan X1 : perlakuan pembelajaran ekosistem
pendapat, yang membuat kemampuan siswa berbasis masalah global
terasah dengan baik. Salah satu aspek yang X2 : perlakuan pembelajaran diskusi
penting dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan lingkungan
berbasis masalah adalah proses pemecahan Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA
masalah (Problem Solving). Pemecahan yang terletak di Kota Bandung. Populasi
masalah didefinisikan sebagai suatu proses dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
penghilangan perbedaan atau kelas X SMA X Bandung. Sedangkan sampel
ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang diperoleh dan hasil yang diinginkan siswa kelas X1 dan X2 di SMA tersebut.
(Cahyadi, 2009). Salah satu bagian dari Masing-masing kelas (kelas eksperimen dan
proses pemecahan masalah adalah kelas kontrol) berjumlah 28 siswa. Sekolah ini
pengambilan keputusan (decision making), dipilih karena lokasinya yang tidak terlalu
yang didefinisikan sebagai pemilihan solusi jauh dan termasuk salah satu SMA klaster 1
terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia di Kota Bandung.
(Cahyadi, 2009). Kemudian untuk teknik sampling yang
Penelitian ini difokuskan pada aplikasi yang digunakan adalah acak kelompok atau
terintegrasi di dalam aktivitas pembelajaran random cluster, karena menurut Fraenkel,
dengan penggunaan masalah-masalah yang Wallen, dan Hyun (2012), apabila kita
bersifat global sebagai stimulus awal dalam menentukan sampel kelas berdasarkan
pembelajaran. Diharapkan melalui penerapan kelompok atau klaster, dan bukan mengambil
strategi tersebut di dalam proses individu, maka teknik pengambilan sampel
pembelajaran di kelas, siswa dapat lebih yang digunakan adalah random cluster.
menyadari keadaan lingkungannya, baik Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan
dalam skala global maupun lokal. Selain itu, Uji Korelasional. Uji korelasional merupakan
diharapkan juga siswa mampu pengujian yang dilakukan untuk menemukan
mengaplikasikan pemahaman dan sikap ada tidaknya hubungan antara dua variabel
kepeduliannya terhadap lingkungan dalam dan apabila ada hubungan, berapa eratnya
kehidupan sehari-hari, dan diharapkan hubungan serta berarti atau tidaknya
generasi muda yang dihasilkan memiliki hubungan itu (Arikunto, 2006). Untuk lebih
kecakapan yang sesuai dengan tuntutan yang jelasnya, desain penggunaan uji korelasional
tercantum dalam Standar Kompetensi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai
Lulusan. Hal itulah yang mendasari penulis berikut:
untuk dapat memberikan kontribusi melalui
penelitian ini, dengan harapan akan X Y
terbentuknya generasi muda yang cerdas Keterangan :
dalam menjaga, mengelola, dan melestarikan X = Kemampuan penguasaan konsep
lingkungannya. Y = Tingkat kesadaran lingkungan siswa

2. Metodologi
Instrumen yang digunakan adalah tes
Penelitian ini menggunakan metode penelitian penguasaan konsep dalam bentuk soal pilihan
kuasi eksperimen dengan desain penelitian ganda dan skala sikap untuk mengukur
Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group kesadaran lingkungan siswa. Analisis data
Design. Untuk lebih memperjelas gambaran dilakukan dengan melakukan uji prasyarat
tentang desain ini, Sugiyono (2009:116) (normalitas dan homogenitas), uji hipotesis
merangkumnya sebagai berikut: (uji t atau U Mann-Whitney), rekapitulasi nilai
skala sikap, dan uji korelasi. Semua langkah
O1 X1 O2 analisis data (kecuali skala sikap) dibantu
O3 X2 O4 dengan menggunakan software SPSS 16 for
windows.

   
472   [PENDIDIKAN  BIOLOGI]  
 

3. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Gbr 2.3.Rerata Nilai Pretes dan Postes
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat Kesadaran Lingkungan Kelas Eksperimen dan
perbedaan penguasaan konsep yang Kelas Kontrol
signifikan antara siswa pada kelas
eksperimen, dengan siswa pada kelas kontrol
Kemudian berdasarkan hasil uji korelasi pada
pada materi pencemaran dan kerusakan
kelas eksperimen, terdapat korelasi positif
lingkungan, dengan rata-rata postes 59,64
sebesar 11,56% antara variabel penguasaan
untuk kelas eksperimen dan 50,71 untuk
konsep terhadap variabel sikap kesadaran
kelas kontrol. Hasil yang signifikan ini dapat
lingkungan siswa. Sedangkan untuk kelas
dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan
kontrol, korelasi positif yang ada sebesar
menggunakan Uji U Mann-Whitney dengan
1,6%. Persamaan regresi untuk kelas
nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,025.
eksperimen adalah:
Untuk lebih jelasnya, nilai rerata hasil pretes
dan postes penguasaan konsep kelas
eksperimen dan kelas kontrol, disajikan Sedangkan persamaan regresi untuk kelas
dalam grafik di bawah ini. kontrol adalah:

60  
Y  =  40,78  +  0,074X  
Y  =  33,37  +  0,13X  
rata-­‐rata  

40   kelas  
Keterangan:
eksperimen  
20   Y = sikap
kelas   X = penguasaan konsep
0  
kontrol   Indikator sikap kesadaran lingkungan yang
memiliki presentase paling tinggi adalah
indikator peduli atau sadar dengan nilai
94,64% di kelas eksperimen dan 92,86% di
Gbr 2.1. Rerata Nilai Pretes dan Postes kelas kontrol, sedangkan indikator yang
Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan paling kecil presentasenya adalah indikator
Kelas Kontrol komitmen dengan nilai 63,39% untuk kelas
eksperimen dan 64,28% untuk kelas kontrol.
Untuk sikap kesadaran lingkungan siswa,
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas 4. Daftar Pustaka
kontrol dengan rata-rata nilai postes 41,89
Akcay, Behiye. (2009). “Problem Based
untuk kelas eksperimen, dan 39,32 untuk
Learning in Science Education”. Journal of
kelas kontrol. Hasil tersebut diambil
Turkish Science Education. 6, (1), 26-36.
berdasarkan uji hipotesis dengan
menggunakan Uji t dengan nilai signifikansi Anderson, Lorin. W. dan Krathwohl, D.
yang juga lebih kecil dari 0,025. (2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing (A Revision of
Bloom’s Taxonomy of Educational
objectives). New York : Longman.
Arends, Richard, I. (2008). Learning to Teach
(Belajar untuk Mengajar) Edisi Ketujuh
dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
45  
kelas   Arikunto, S. (2009) Dasar-dasar Evaluasi
rata-­‐rata  

40   eksperimen   Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta : Bumi


Aksara.
35   kelas  
kontrol   Berthouex, P.M, dan Brown, L. (2013).
30   Pollution Prevention and Control, 1st
edition. Tersedia: www.bookboon.com.
Pengaruh Pembelajaran Ekosistem Berbasis Masalah Global...   473  
 

Bilgin, I., E. Senocak, dan M. Sozbilir. (2009). Jones, Clifford, Dr. (2013). Global Trends and
“The Effect of Problem Based Learning Patterns in Carbon Mitigation:1st edition:
Instruction on Students Performance of Tersedia: www.bookboon.com
Conceptual and Quantitative problem in
Karno To. (2004). Mengenal Analisis Tes
Gas Concepts”. Eurasia Journal of
(Pengantar ke Program Komputer
Mathematics, Science & Technology
ANATES). Bandung: Jurusan Pendidikan
Education,5 (2), 153-164.
Psikologi dan Bimbingan FIP IKIP
Boediono & Koster, W. (2004). Teori dan Bandung.
Aplikasi : Statistika dan Probabilitas.
Keziah, Achuonye. (2010). “A Comparative
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Study of Problem Based and Lecture
Cahyadi, Ani. (2009). Problem Based Learning in Secondary School
Solving.[online]:tersedia: http:// Students Motivation to Learn Science”.
anicahyadi .blogspot.com International Journal of Science and
/2009/02/problem-solving.html [4 Technology Education Research. 1, (6),
November 2010] 126-131.
Chin, C. dan L., Chia. (2009). “Implementing Krathwohl, Bloom, dan Masia. (1964).
Problem Based Learning in Biology”. Taxonomy of Educational Objectives:
Journal of Biological Education. 38, (2), Affective Domain. New York: Longman.
69-75.
Natural Resources Defense Council. (2011).
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. An Introduction to Climate Change.
Jakarta: Penerbit Erlangga. [online]: Tersedia: www.nrdc.org. [7 April
2014].
Delisle, Robert. (1997). How to Use Problem
Based Learning in The Classroom. Potters, Geert, Dr. (2013). Marine Pollution:
Virginia: Association for Supervision and 1st edition. Tersedia: www.bookboon.com.
Curriculum Development (ASCD)
Priyo, Jatmiko, B.(2013). Pertumbuhan
Alexandria.
Penduduk Dunia Lampaui Prediksi.
Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., dan Hyun, H.H. [online]. Tersedia:www.kompas.com. [24
(2012). How to Design and Evaluate Februari 2014].
Research in Education: Eight Edition. New
Rustaman, N. et all (2005) Strategi Belajar
York: McGraw-Hill Companies.
Mengajar Biologi. Malang : UM Press.
Hapsari, D.,S. (2013). Penurunan Schulze, E.D., Beck, E., dan Hohenstein, K.M.
Keanekaragaman Hayati Ancaman Serius ( 2005). Plant Ecology. Heidelberg:
Persediaan Pangan Dunia. [online]. Springer Berlin.
Tersedia: www.food.detik.com. [5 April
Shadiq, Fajar. (2004). Pemecahan masalah,
2014].
Penalaran, dan Komunikasi. Yogyakarta:
Himpunan Pemerhati Lingkungan Hidup Depdiknas.
Indonesia. (2011). Isu Lingkungan.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor
[online]. Tersedia:www.hpli.org. [5 April
yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
2014].
Cipta.
Irwanto. (2013). Kerusakan Hutan di
Solomon, E.P., Berg, L.R., dan Martin, D.W.
Indonesia.[online],
(2008). Biology: Eight Edition. Belmont:
tersedia:www.irwantoshut.net. [25
Thomson Brooks/Cole Corporation.
Februari 2014].
Ismail. (2012). Analisis Skala Sikap: Sebuah Stiggins, R. J. (1994). Student-centered
Contoh Prosedur dan Aplikasinya. [online]. Classroom Assessment. New York:
Tersedia:www.ismails3ip.fkip.uns.ac.id. MacMillan College Publishing Company.
[27 Februari 2014]
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung
Jones, Clifford, Dr. (2008). Atmospheric : Penerbit Tarsito.
Pollution:1st edition: Tersedia:
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
www.bookboon.com.
Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

   
474   [PENDIDIKAN  BIOLOGI]  
 

Suriasumantri, J.S. (2010). Filsafat Ilmu : in Medicine, vol.326.


Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : [online].Tersedia:http://www..bmj.com/co
Pustaka Sinar Harapan. ntent/full/326 /7384/328 [10 Juli 2011]
Tan, Oon-Seng. (2006). Problem-Based Yeung E., Chiu T., Mok N., Lai P., (1999).
Learning Pedagogies: Psychological Application of Problem Based Learning
Processes and Enhancement of Strategies to Enhance Clinical Reasoning
Intelligences. Singapore: National and Self-Directed Learning Skills in a
Institute of Education , Nanyang University Physiotherapy Program.
Technological University. Department of Rehabilitation Sciences,
The Hong Kong Polytechnic University,
Wood, D.F. (2003). “Problem Based
Hong Kong.
Learning”. ABC of Learning and Teaching

Anda mungkin juga menyukai