Abstrak: Pengelolaan sampah merupakan masalah nasional yang harus ditangani secara menyeluruh mulai hulu
hingga ke hilir. Pengelolaan sampah secara tepat harus ditanamkan pada anak sejak dini. Tujuan penulisan ini
untuk memaparkan tentang definisi sampah, dampak sampah serta pengelolaan yang telah dilakukan oleh
pemerintah maupun pengelolaan sampah di salah satu sekolah dasar di Ruteng, Manggarai, Flores. Penulisan ini
merupakan studi literature tentang pendidikan lingkungan hidup khususnya pengelolaan sampah. Pengelolaan
sampah yang tepat dilakukan dengan pola 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dengan penerapan untuk meningkatkan
kesadaran tentang lingkungan hidup (awareness), meningkatkan berpikir mendalam tentang lingkungan
(Thinking) dan melakukan pengelolaan sampah untuk meningkatkan nilai ekonomi dan nilai estetika sampah
(doing). Penerapan Pola pengelolaan sampah dengan tepat meningkatkan kesadaran ekologis siswa.
Kata kunci: Pengelolaan sampah, Pola 3R (Reduce, Reuse, Recycle), ekologi
Abstract: Waste management is a national problem that must be handled thoroughly from upstream to
downstream. Proper waste management must be instilled in children from an early age. The purpose of this paper
is to describe the definition of waste, the impact of waste and the management that has been carried out by the
government as well as waste management in an elementary school in Ruteng, Manggarai, Flores. This writing is
a literature study on environmental education, especially waste management. Proper waste management is
carried out with the 3R pattern (Reduce, Reuse and Recycle) with applications to increase awareness about the
environment (awareness), increase in-depth thinking about the environment (Thinking) and carry out waste
management to increase the economic value and aesthetic value of waste (doing). . The application of proper
waste management patterns increases students' ecological awareness.
Keywords: Waste management, 3R pattern (Reduce, Reuse, Recycle), ecology
110
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 110-116) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50083
interaksi dasariah makhluk hidup dalam maupun yang kurang berpendidikan antara lain
lingkungannya. Pemahaman tersebut belum bertanggungjawab dalam pengelolaan
termanifestasi dalam tindakan yang selaras sampah. Pola mencampur sampah organik dan
dengan logika ekologi. anorganik masih sering dilakukan oleh semua
Dari sekian banyak nilai yang ada dalam pihak, pola membuang sampah tanpa
lingkungan masyarakat salah satunya adalah memperhatikan pencemaran tanah. Sampah
nilai-nilai ekologis. Dewasa ini ekologi lebih selalu dihasilkan oleh personal maupun
diartikan sebagai segala hal yang berkaitan komunal. Secara khusus dalam tulisan ini akan
dengan prinsip-prinsip interaksi makhluk hidup membahas permasalahan dan upaya
dengan lingkungannya. KBBI mengartikan pengelolaan sampah padat anorganik dan
sadar sebagai insaf, keadaan mengerti. organic. Pola memindahkan masalah
Kesadaran adalah sadar berdasarkan persampahan dari satu tempat ke tempat yang
pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang lain, saat ini masih dilakukan oleh pihak swasta
tergugahnya jiwa terhadap sesuatu maupun pemerintah sendiri. Pemindahan
(Poedjawijanta dalam Neolaka, 2002: 18). sampah dari satu tempat ke tempat yang lain
Makna kesadaran ekologis sebagai seperti TPA merupakan salah satu bentuk
pemahaman atau pengertian individu atas upaya memindahkan masalah sampah dari
prinsip-prinsip interaksi makhluk dalam rumah tangga ke masalah TPA.
lingkungan hidup. Senada dengan pemaknaan Permasalahan sampah merupakan
ini, Neolaka (2008: 18) menyatakan kesadaran sesuatu yang dianggap sederhana tetapi
ekologis merupakan keadaan tergugahnya jiwa berdampak besar. Hal ini karena sampah yang
terhadap lingkungan dan dapat terlihat pada mempunyai volume kecil tetapi diproduksi oleh
perilaku, tindakan masing-masing individu. manusia yang banyak dan dalam waktu panjang
Dengan demikian kesadaran ekologis merujuk akan menjadi gunung masalah dalam berbagai
pada keadaan diman individu memahami hal baik pencemaran udara, air maupun tanah
interaksi dasariah makhluk hidup dalam hingga membawa pada masalah global. Oleh
lingkungannya. Pemahaman tersebut karena itu pola pengelolaan sampah dapat
termanifestasi dalam tindakan yang selaras dimulai dari cara perilaku pribadi per pribadi.
dengan logika ekologi. Dalam tulisan ini akan menguraikan tentang
Perilaku manusia yang tidak definisi dan dampak sampah, pola-pola
mempertimbangkan daya dukung alam pengolaan yang telah dilakukan, serta
tentunya akan menjadi bencana bagi kehidupan rekomendasi dalam pengelolaan sampah.
manusia sendiri baik dalam jangka menengah
maupun jangka panjang. Perilaku-perilaku
Landasan Teori
pemuasan keinginan manusia, seperti Definisi dan Dampak Sampah
menebang pohon sebanyak-banyaknya,
penangkapan ikan dengan pengeboman, Sampah didefinisikan sebagai sisa
penggalian bahan tambang tanpa mengacu pada kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh
analisis dampak lingkungan merupakan suatu manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
tindakan yang tidak berpihak pada alam. Dalam padat. Manusia sebagai salah satu produsen
berita NASA: Es di kutub mencair, empat kota sampah atau penghasil sampah, manusia
di Indonesia terancam. Pencairan es di kutub menghasilkan timbulan sampah. Penghasil
utara dan kutub selatan berdasarkan pantauan sampah adalah setiap kegiatan manusia
dari Badan Penerbangan dan Antariksa dan/atau proses alam yang menghasilkan
Amerika Serikat yang telah meluncurkan timbulan sampah (UU No. 18 th 2008).
internet yang memperkirakan dampak Kegiatan manusia baik yang berada di kota
pencairan es di kutub. Beberapa kota yang besar maupun kota kecil, setiap hari dan setiap
terancam antara lain Jakarta, yang mengalami hal tidak terlepas dari produksi sampah.
peningkatan permukaan air laut 1,713 mm Sampah yang dikelola, menurut undang-
(Kompas.com 20 Nov 2017) undang no 18 tahun 2008 dikelompokkan
Perilaku sederhana yang tidak berpihak menjadi sampah rumah tangga, sampah sejenis
kepada alam, sering kali dilakukan di semua rumah tangga dan sampah spesifik. Sampah
kalangan, baik kalangan berpendidikan rumah tangga merupakan sampah yang
111 W. Purnami
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 110-116) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50083
dapat memprediksi pergerakan angin dan sejak awal dapat memahami bahwa setiap
kondisi gelombang di laut. Hal ini secara ilmiah sampah yang dihasilkannya harus dikelola
dapat di terangkan adanya awan cumulus dengan baik untuk dapat meningkatkan nilai
nimbus yang merupakan indikasi dampak guna dan nilai ekonomi sampah tersebut.
cyclone. Pengetahuan lokal yang berkaitan Berdasarkan Undang-undang no 18 tahun 2008
dengan lingkungan hidup juga terdapat di bahwa pengeloaan sampah diselenggarakan
Timor Leste, ketika pohon-pohon yang berdasarkan asas tanggung jawab, asas
dikeramatkan seperti pohon jati, pohon bamboo berkelanjutan, asas-asas manfaat, asas
dan pohon beech di potong serta batu-batu keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan,
keramat dirusak maka akan terjadi bencana asas keselamatan, asa keamanan, dan asas nilai
tanah longsor, hal ini secara ilmiah dapat ekonomi. Pengelolaan sampah bertujuan untuk
dijelaskan ketika tidak ada pohon yang meningkatkan kesehatan masyarakat dan
menampung penyerapan air ke tanah tidak kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
terjadi maka air hujan akan terus mengalir sebagai sumber daya.
dipermukaan tanah dan pada saat tida ada batu
yang menahan tanah maka tanah akan mudah
goyang dan terjadilah tanah longsor (Hiwasaki
et al., 2014).
Hasil Dan Pembahasan
Pembelajaran tentang pendidikan
lingkungan hidup tentunya dapat dimulai dari
hal-hal sederhana yang selalu berkaitan dengan
kehidupan siswa. Siswa yang kreatif tentunya
akan mampu melihat permasalahan dengan
kehidupan siswa dan mencoba menyelesaikan Grafik 1.1. Pengetahuan siswa tentang manfaat sampah
melalui kreatifitasnya. Permasalahan yang ada
dapat diajarkan melaui kegiatan inkuiri Pola pengelolaan sampah yang
terbimbing, yang melatih siswa dengan diprogramkan oleh pemerintah melalui pola
bimbingan guru dalam menemukan pengelolaan sampah dengan cara Reduce,
permasalahan dan mampu mengkonstruksi Reuse dan Recycle ( 3R), Pola pengelolaan
konsep barunya (Fati & Sudarisman, 2014). sampah Reduce yaitu pola pengelolaan sampah
Berdasarkan pengambilan data awal dengan cara mengurangi jumlah sampah yang
tentang persepsi siswa mengenai pola dihasilkan. Dalam kehidupan sehari-hari pola
pendidikan lingkungan di sekolah dasar di kota ini mulai diterapkan di beberapa swalayan yang
Ruteng Manggarai menunjukkan bahwa siswa menerapkan aturan untuk membayar kantong
di sekolah dasar bisa menyebutkan contoh plastic belanjaan, hal ini dimaksudkan
sampah yang ada di sekitar mereka, akan tetapi konsumen untuk seminimal mungkin
siswa belum bisa menggolongkan jenis-jenis menggunakan kantong plastic pada saat
sampah baik yang organic maupun yang belanja. Pengurangan jumlah sampah,
anorganik. Siswa juga masih kesulitan untuk khususnya sampah plastic rumah tangga ini
memahami manfaat sampah, lebih dari juga dilakukan melalui sosialisasi-sosialisasi
setengah dari sampel, yaitu 60,2% mengatakan oleh Dinas Lingkungan Hidup.
tidak tahu manfaat dari sampah, hal ini Pola pengelolaaan Reuse merupakan
didasarkan pemikiran bahwa semua sampah upaya pengelolaan sampah dengan
sudah tidak mempunyai manfaat dan tidak menggunakan kembali. Penggunaan kembali
mempunyai nilai ekonomi (Purnami, Utama, & dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan
Madu, 2016). Pengetahuan siswa tentang dengan menggunakan bahan bahan yang
manfaat sampah dapat dilihat pada grafik 1.1 di potensial menjadi sampah untuk dapat
bawah ini. digunakan kembali. Pola pengelolaan sampah
Berdasarkan grafik di atas maka Recycle merupakan pola pengelolaan sampah
pengetahuan siswa dalam pengolahan sampah dengan cara mendaur ulang kembali sampah
harus ditanamkan sejak dini, sehingga siswa yang ada menjadi bentuk yang lebih ekonomis.
113 W. Purnami
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 110-116) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50083
pengelolaan sampah baik di lingkungan dasar sebuah persoalan, maka orang tersebut
masyarakat, maupun lingkungan sekolah. akan memiliki solusi terhadapnya. Oleh karena
Berbagai kegiatan dalam menumbuhkan itu, dalam pelaksanaan kegiatan thinking para
kesadaran pada diri siswa dilakukan melalui siswa diajak untuk mengamati persoalan-
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan persoalan persampahan di lingkungan
baik dengan media film yang berkaitan dengan sekolahnya.
sampah, bernyanyi bersama tentang sampah Penekanan kegiatan ini ada pada upaya
maupun permainan mengenai sampah. Upaya mengaktualisasikan pengetahuan yang dimiliki,
menanamkan kesadaran melalui pengetahuan dengan mengidentifikasi persoalan
tentang sampah dengan cara yang persampahan di lingkungan sekolah. Para siswa
menyenangkan dapat dilihat pada gambar di diajak ke luar kelas untuk mengamati
bawah ini. lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan ini, para
siswa diarahkan untuk dapat mengenali sumber
sampah, mengidentifikasi jenis sampah, serta
persoalan lainnya seputar persampahan di
lingkunagn sekolah. Setelahnya, siswa dituntun
untuk memberikan solusi sederhana, praktis
dan nyata yang dapat ditawarkan untuk
persoalan persampahan tersebut.
Doing (melakukan)
Sasaran akhir dari proses internalisasi
adalah munculnya kebiasaan-kebiasaan para
siswa, yang sejalan dengan semangat sadar
Gambar 3. kegiatan awareness. Para siswa diberikan
pengetahua tentang persampahan melalui permainan game lingkungan terutama dalam pengelolaan
ular tangga bertema lingkungan hidup (Purnami, Utama, & sampah. Untuk tujuan tersebut, para siswa
Madu, 2016) diarahkan untuk secara langsung dan bersama-
sama melakukan tindakan atau kegiatan yang
Pemaparan materi tentang pengetahuan berkaitan dengan pengelolaan sampah.
lingkungan hidup melalui permainan ini, Kegiatan doing ini didasarkan pada
dikonsentrasikan pada perluasan wawasan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, serta
siswa tentang persoalan seputar persampahan. alternatif-alternatif solutif yang telah didalami
Secara khusus, materi-materi yang diberikan bersama dalam kegiatan awareness dan
diarahkan untuk menumbuhkan pengetahuan thinking.
sekaligus perubahan persepsi yang mendalam Sebagai implementasi dari harapan ini,
tentang sampah. Artinya, sampah yang sering maka dalam proses internalisasi para siswa
didentikan dengan kesan jorok dan tidak diajak untuk melakukan kegiatan pengolahan
bernilai, diberi persepsi baru yakni sampah sampah seperti membersihkan lingkungan
perlu diperlakukan secara baik dan sampah (memungut sampah), lalu memilahnya
memiliki nilai estetis dan ekonomis. Para siswa (berdasarkan jenisnya), serta mendaur ulang
diarahkan untuk memiliki cara pandang baru, sampah (belajar membuat kerajinan dari
berdasarkan wawasan baru yang mereka sampah). Kegiatan internalisasi melaui doing,
peroleh. diyakini menjadi lebih membekas, karena para
Thinking (pemikiran mendalam) siswa diarahkan pada aktualisasi pengetahuan
dan implementasi pemikiran-pemikiran solutif
Sebuah pengetahuan akan memiliki yang dimiliki.
dimensi aktif jika seseorang senantiasa
menghubungkannya dengan realitas. Oleh Kesimpulan
karena itu, tahap lanjut dari kegiatan awareness Pendidikan tentang lingkungan hidup,
adalah thinking. Kegiatan internalisasi khususnya pengelolaan sampah harus diberikan
mengarahkan siswa untuk mampu berpikir pada anak sejak dini, hal ini untuk
solutif. Kegiatan berpikir ini didasarkan pada menumbuhkan kesadaraan tentang kepedulian
pemikiran bahwa, jika seseorang memahami lingkungan, membentuk pola perilaku hingga
115 W. Purnami
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893
Vol. 9, No. 2, 2020 (hal 110-116) E-ISSN: 2615-7489
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i2.50083
pola kebiasaan dalam kepeduliah terhadap experience of fun and learning through
lingkungan. Pola perilaku peduli lingkungan curriculum-based Making in the elementary
dimulai dari hal yang sederhana yaitu school classroom. Entertainment Computing,
pengelolaan sampah di sekitar sekolah. Pola 18, 31±40.
http://ditjenpdt.kemendesa.go.id/potensi/province/1
pengolahan sampah dengan cara
8-provinsi-nusa-tenggara-timur
mengumpulkan dan membakar ataupun Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus
mengangkut ke TPA, bukan merupakan Besar Bahasa Indonesia (Edisi keempat).
penyelesaian yang baik, tetapi hanya Balai Pustaka. Jakarta.
memindahkan masalah dari satu tempat ke Fati, N., & Sudarisman, S. (2014). ( Learning Cycle
tempat yang lain. Model ) Dengan Inkuiri Terbimbing Dan
Pola pengelolaan sampah tipe 3R Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari
merupakan dasar pengelolaan sampah yang Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreativitas
dapat mengurangi, menggunakan kembali Verbal Siswa, Jurnal Inkuiri 3(I).
sampah dan mendaur ulang sampah. Pola Hiwasaki, L., Luna, E., Syamsidik, & Shaw, R.
(2014). Process for integrating local and
pengelolaan sampah untuk menanamkan peduli
indigenous knowledge with science for
lingkungan pada anak dapat dilakukan melalui hydro-meteorological disaster risk reduction
pola memberikan kesadaran tentang sampah and climate change adaptation in coastal and
(awareness) melalui kegiatan belajar yang small island communities. International
menyenangkan dengan game peduli sampah. Journal of Disaster Risk Reduction, 10, 15±
Pola mengajak anak untuk berpikir (Thinking) 27.
lebih mendalam tentang sampah di lingkungan Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan.
sekitar dapat menumbuhkan sikap dan Rineka Cipta. Jakarta
kemampuan anak dalam menyelesaikan Purnami, W., Utama, W. G., & Madu, F. J. (2016).
masalah. Pola mengajak anak untuk melakukan Internalisasi Kesadaran Ekologis Melalui,
Jurnal Fkip. 487±491.
sesuatu dalam pengelolaan sampah dengan cara
Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun
mendaur ulang sampah merupakan tindakan 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
(doing) real anak dalam penanganan sampah. Valderrama-Hernández, R., Alcántara, L., & Limón,
Pendidikan lingkungan hidup melalui D. (2017). The Complexity of Environmental
pengelolaan sampah secara tepat merupakan Education: Teaching Ideas and Strategies
dasar kepedulian lingkungan yang harus from Teachers. Procedia - Social and
ditanamkan secara terus menerus pada anak Behavioral Sciences, 237(June 2016), 968±
sejak dini, hingga anak mempunyai kesadaran 974.
terhadap lingkungan. Kesadaran terhadap Wiryono, P. (Editor Budhy M. Rachman dan Eko
lingkungan akan membentuk karakter Wijayanto). 2004. Jalan Paradoks: Fisi Baru
Fritjof Capra tentang Kearifan dan
kepedulian ekologis pada anak.
Kehidupan Modern. Teraju. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Chu, S. L., Angello, G., Saenz, M., & Quek, F.
(2017). Fun in Making: Understanding the