Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 7

• Muhammad Rizal Khomariszaman


(201810360311389)
• Bibi Rafika (201810360311407)
• Bayu Setiaji (201810360311402)
• Riska Aulia Rahmi (201810360311404)
• Farah Nur Fadhilah (201810360311396)
• Atika Risdayanti (201810360311395)
Latar Belakang dan Awal Mula WWF (World
Fund)
Berdirinya WWF (waktu itu masih World Wildlife Fund)
bermula dari pemikiran energik seorang pakar biologi
berkebangsaan Inggris, Sir Julian Huxley.

Tepatnya pada 11 September 1961, WWF berdiri, di


mana Peter Scott menjadi ketuanya yang pertama.

Pada era 1980-an, WWF memperluas jaringan kerja


dengan berbagai organisasi serupa bertaraf
internasional, misalnya, dengan badan-badan PBB.
Struktur Organisasi WWF

Programme Office WWF Project Office WWF

National Office WWF

WWF Indonesia merupakan bagian independen dari jaringan


WWF Internasional dan afiliasinya, organisasi pelestarian global
yang bekerja di 100 negara di dunia untuk mencapai mimpi
pelestarian yaitu mewujudkan dunia dimana manusia dapat hidup
selaras dengan alam.
PERAN DAN FUNGSI BADAN DI DALAMNYA

Project Office WWF dan Programme Office WWF

Kedua jenis organisasi ini hanya menjadi eksekutor dari program-


program kerja yang disusun oleh WWF Global di negara tempat
kantor tersebut didirikan.

National Office WWF

National Office ini sudah memiliki organisasi sendiri dan base-nya


adalah lokal. Setiap National Office berhak menetapkan kebijakan
dan program untuk organisasinya, namun tetap menggunakan logo
dan afiliasi WWF dengan membayar alokasi tertentu dari selisih
pemasukan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan oleh
National Office kepada WWF Global Pusat.
Proses Pengambilan Keputusan WWF
1. KEPUTUSAN BERDASARKAN BERBAGAI PERTIMBANGAN

Jenis keputusan ini lebih kompleks. Dibutuhkan lebih banyak


informasi. Informasi harus dikumpulkan dan dianalisis. Faktor-faktor
yang berperan dalam informasi tersebut dipertimbangkan dan
diperhitungkan. Informasi dari satu dan yang lainnya dibandingkan,
kemudian mencari keuntungan dan kerugian anggota terbanyak.
Misalnya seseorang yang ingin membeli jam tangan, akan
membandingkan beberapa merek. Ia membandingkan harga, kualitas,
penampilan atau model, nilai jam tangan, dll.

Kesimpulan ini berdasarkan pada pos WWF pada tanggal 18 Desember


2016 intinya adalah untuk memahami keadaan nyata dari lingkungan
alam kita, potensi mereka, faktor-faktor yang mengancam mereka dan
prospek masa depan mereka sangat penting ketika rute menuju
keberlanjutan sedang disusun. Kurangnya informasi tentang ekosistem
dan dampak intervensi manusia, di sisi lain, dapat mengakibatkan
dampak negatif yang sangat besar pada ekosistem tersebut dan
keberlanjutan di masa depan.
2. KEPUTUSAN PERWAKILAN
Keputusan ini dapat disebut keputusan perwakilan jika pengambilan
keputusan menghadapi banyak informasi, dan tahu persis
bagaimana memanipulasi informasi itu. Dengan begitu, akan lebih
mudah membuat model sehingga model tersebut menyediakan
informasi yang tersedia. Keputusan ini menggunakan banyak model
matematika seperti operasi reserch, analisis biaya-manfaat dan
simulasi. Dalam keputusan ini ambiguitas dapat diketahui dan
dikendalikan, konflik dapat diatasi, dan ketidakpastian dapat
diselesaikan dengan metode matematika.

Kesimpulan ini didasarkan pada fakta bahwa prosedur WWF dalam


sebuah proyek yang memiliki banyak persiapan dan informasi tentang
proyek dan fakta bahwa WWF juga melakukan kerjasama dengan
pemerintah dunia, bisnis, bank, dan ilmuwan serta kelompok lain
dalam kampanye mereka juga.
Proses Membuat Keputusan

1. Tentukan situasi
2. Penentuan tujuan akhir, risiko, hambatan
3. Mendiagnosis situasi, menganalisis
penyebab
4. Kembangkan tindakan dan solusi
alternatif
5. Menetapkan cara untuk menilai alternatif
6. Kaji solusi atau alur tindakan
7. Pilih solusi terbaik
8. Tetapkan solusi
UPAYA WWF MENYIKAPI ISU GLOBAL
CLIMATE CHANGE

• Meningkatkan efisiensi energi


• Menghentikan deforestasi
• Mempercepat pertumbuhan teknologi rendah emisi
• Mengembangkan bahan bakar fleksibel, penyimpanan energi,
dan infrastruktur baru
• Melengkapi pabrik bahan bakar fosil dengan teknologi
penangkapan karbon/Carbon Capture and Storage (CCS)
• Mengganti Batubara Tinggi Karbon dengan Gas Rendah
Karbon

1. Meningkatkan efisiensi energi maksudnya adalah pemanfaatan sumber


energi secara hemat. Misalnya menggunakan energi listrik tidak berlebihan.
Efisiensi energi akan memungkinkan untuk memenuhi peningkatan permintaan
untuk layanan energi dalam permintaan yang stabil untuk produksi energi
primer, mengurangi permintaan yang diproyeksikan sebesar 39% per tahun
dan menghindari emisi karbon.
2. Menghentikan deforestasi maksudnya adalah menghentikan dan
mengembalikan yang hilangan dan degradasi hutan, terutama di daerah
tropis. Peluang keberhasilan solusi iklim yang diusulkan di sini turun secara
progresif dari lebih dari 90% menjadi 35% karena tidak adanya tindakan
efektif untuk mengekang emisi penggunaan lahan.
3. Pertumbuhan Bersamaan Teknologi Rendah-Emisi - Pengejaran cepat
dan paralel berbagai teknologi, seperti angin, hidro, solar PV & termal, dan
bio-energi sangat penting, tetapi dalam serangkaian kendala lingkungan dan
sosial untuk memastikan mereka keberlanjutan. Pada tahun 2050, teknologi
ini dapat memenuhi 70% dari permintaan yang tersisa setelah efisiensi
diterapkan dan menghindari emisi karbon setiap tahun.
4. Mengembangkan Bahan Bakar yang Fleksibel, Penyimpanan Energi dan
Infrastruktur Baru - Pemotongan dalam dalam penggunaan bahan bakar
fosil tidak dapat dicapai tanpa energi dalam jumlah besar dari sumber
berselang, seperti angin dan matahari, disimpan dan diubah menjadi bahan
bakar yang dapat diangkut dan menjadi bahan bakar untuk memenuhi
kebutuhan termal dari industri. Bahan bakar baru, seperti hidrogen, yang
memenuhi persyaratan ini akan membutuhkan infrastruktur baru yang besar
untuk produksi dan distribusi mereka.
5. Melengkapi Pabrik Bahan Bakar Fosil dengan Teknologi
Penangkapan Karbon/CCS - Hal ini menunjukkan agar tetap berada
dalam anggaran emisi karbon, adalah penting bahwa pembangkit
berbahan bakar fosil dilengkapi dengan teknologi penangkapan dan
penyimpanan karbon sesegera mungkin - semuanya pada tahun 2050.
Ini memiliki implikasi utama dan segera untuk perencanaan dan lokasi
pabrik baru, karena transportasi karbon dioksida ke lokasi penyimpanan
yang jauh akan sangat mahal. Secara keseluruhan, bahan bakar fosil
dengan CCS dapat mencapai 26% dari pasokan pada tahun 2050,
menghindari emisi 3,8GtC / tahun.
6. Mengganti Batubara Tinggi Karbon dengan Gas Rendah Karbon
Gas alam sebagai "bahan bakar penghubung" menawarkan peluang
penting untuk menghindari lokkin jangka panjang dari pembangkit listrik
batu bara yang baru, memberikan penghematan karbon yang signifikan
dalam waktu dekat, sementara sumber energi dan teknologi lainnya
ditanam dari basis industri yang lebih kecil.
LATAR BELAKANG DIBENTUKNYA GLOBAL
PROGRAMME FRAMEWORK

Global Programme framework adalah sebuah program kerja


WWF yang berisikan tentang prioritas konservasi dan dasar-
dasar untuk mengukur progress WWF.
Global Programme Framework dibentuk untuk mendukung
misi WWF yaitu Untuk menghentikan degradasi lingkungan
planet bumi dan membangun masa depan di mana manusia
hidup selaras dengan alam.
Untuk mencapai misinya, WWF akan memfokuskan Global
Programme Framework -nya dengan 2 meta goals yaitu :
1. Biodiversity atau keanekaragaman hayati
2. Humanity’s Ecological Footprint atau jejak ekologis
manusia
Upaya WWF dalam menjalankan Global Programme Framework

• Bidang Biodiversity
• Yang pertama adalah untuk memastikan bahwa jaring jaring kehidupan di Planet Bumi
– yaitu keanekaragaman hayati - tetap dalam kondisi sehat dan bertahan hidup. Untuk
itu kami memfokuskan upaya konservasi pada lokasi-lokasi penting dan spesies kritis
yang strategis untuk diprioritaskan demi kayanya keragaman hayati bumi.
Contoh upaya yaitu :
1. Manajemen konservasi
• Bidang Humanity’s Ecological Footprint
Yang kedua adalah untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia –
yaitu jejak ekologis kita terhadap bumi. Kami berupaya memastikan bahwa sumberdaya
alam yang dibutuhkan bagi hidup manusia seperti lahan, air, dan udara, serta ekosistem
penting dikelola secara berkelanjutan dan berkeadilan. Tingginya populasi manusia
menyebabkan Saat ini manusia mengkonsumsi sumberdaya alam 50 persen melebihi dari
kemampuan bumi untuk memproduksinya secara alami setiap tahun. Sejalan dengan
tantangan yang dihadapi, WWF menerapkan pendekatan “defense and attack” atau
“bertahan dan menyerang”, yang artinyamempertahankan dan menjaga keanekaragaman
hayati dan ekosistemnya, sementara pada saat yang sama melakukan transformasi sistem
dalam manajemen dan tata kelola sumberdaya alam.
Apakah WWF telah berhasil dalam mencapai tujuannya sejauh ini?

Lets remind WWF


mission
Menghentikan degradasi lingkungan hidup dan
membangun masa depan dimana didalamnya
manusia dan alam hidup harmoni, melewati :
• Konservasi keragaman hayati. Kerjasama
WWF dengan brand H&M di Peru.
• Memastikan keberlangsungan sumber daya
berkelanjutan. program menjamin ketersediaan
air di Indonesia
• Mengkampanyekan pengurangan polusi dan
konsumsi yang boros. Food waste education
di US.
Apakah WWF memiliki peran di Indonesia?

YES

• WWF memulai kegiatannya di Indonesia pada tahun 1962 dan resmi menjadi lembaga
nasional berbadan hukum yayasan di tahun 1998.
Contoh peranan:
“Menjamin Ketersediaan dan keberlanjutan sumber daya air di Indonesia”
- Kegitan berdasarkan Sustainable Development Goals no 6, tentang clean water &
sanitation.
- 85% sungai di Indonesia mengalami kerusakan dan 52 sungai strategis sudah tercemar.
- Mengadakan pertemuan untuk membahas pentingnya menjaga dan merawat
ketersediaan air bersih untuk kehidupan bersama yang berkelanjutan.
- WWF berkomitmen untuk terus merevitalisasi daerah tangkapan air dengan cara
restorasi hutan, menyambung kembali sungai ke dataran redah dan menciptakan
vegetasi di pinggir aliran sungai.

Anda mungkin juga menyukai