Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IMPLEMENTASI UPAYA MITIGASI RISIKO BENCANA


PERUBAHAN IKLIM MELALUI PERLUASAN HUTAN
MANGROVE

Oleh:

1. Sofa Unada 20014014


2. Tri Wahyuni 20014007
3. Veronica Kalya Putri 20014008

PROGRAM STUDI ASURANSI JIWA


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ASURANSI TRISAKTI
JAKARTA
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seperti kita ketahui, pengetahuan terkait pemanasan global dan perubahan iklim mulai
dikenali sejak lebih dari satu abad terakhir ini. namun penelitian-penelitian yang memberi
informasi yang lebih mendalam baru terjadi dalam beberapa decade terakhir ini ( Suartika,
2021). Pemanasan global selama abad terakhir ini telah mengakibatkan perubahan iklim yang
telah menjadi isu paling penting dalam kebijakan pembangunan dan Global governance pada
abad ke 21 ini ( Elly dan Endah, 2015). Perubahan iklim telah diketahui merupakan hal penting
yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan pembangunan di masa yang akan datang.
Setidaknya menurut IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) terdapat
empat indicator yang digunakan untuk menjelaskan adanya perubahan iklim (climate Change)
pada suatu wilayah , yaitu:

1. Perubahan suhu

2. Peningkatan curah hujan ekstrem

3. Maju mundurnya musim, serta

4. Perubahan jumlah/banyaknya volume hujan

Pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (Climate Change)


merupakan sebuah fenomena meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer
akibat berbagai aktivitas manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil, perubahan tata guna
lahan dan hutan, serta kegiatan pertanian dan peternakan,di mana salah satu GRK yang
mempunyai kontribusi terbesar terhadap pemanasan global dan perubahan iklim adalah gas
CO2 (karbon dioksida) dan gas CH4 (gas methane). Rata -rata emisi gas rumah kaca saat ini
berada pada level sudah cukup tinggi ( Suartika, 2021). Berbagai dampak dari terjadinya
pemanasan global yang berakibat terhadap terjadinya perubahan iklim telah berdampak serius
pada lingkungan, seperti kekeringan yang berkepanjangan, curah hujan yang tinggi, banjir
yang datangnya tiba-tiba yang belum pernah terjadi sebelumnya, peningkatan
permukaan air laut yang menyebabkan abrasi daerah pesisir , penurunan hasil pertanian dan lain
sebagainya .

Perubahan iklim memberikan efek juga terhadap kesehatan manusia (Soedjayadi Keman,
2007), seperti peningkatan kejadian penyakit yang berhubungan dengan kenaikan suhu,
peningkatan angka kematian karena gelombang udara panas seperti yang terjadi di Perancis
tahun 2003. Efek terhadap pola hujan yang meningkatkan banjir, dapat menyebabkan
peningkatan kejadian penyakit perut akibat pengaruh terhadap sumber air/penyediaan air,
penyakit malaria, demam berdarah dengue, Chikungunya dan penyakit lainnya. Selanjutnya
dikemukakan bahwa terdapat sejumlah penyakit yang diprediksi prevalensinya akan meningkat
sebagai akibat perubahan iklim. WHO (2004), telah mengidentifikasi beberapa penyakit yang
sangat besar kemungkinannya karena perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya wabah.
Selanjutnya dikemukakan bahwa penyakit diare merupakan penyebab signifikan kesakitan dan
kematian secara global, dimana dua juta anak-anak meninggal setiap tahunnya di negara dengan
penduduk berpenghasilan menengah kebawah. Kesakitan dan kematian ini berhubungan
dengan pemakaian air yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta hygiene dan sanitasi
lingkungan yang tidak memadai. Jika tidak ada upaya yang sistematis dan terintegrasi untuk
meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan perbaikan kondisi lingkungan lokal dan
global mulai dari sekarang, maka dampak yang ditimbulkan akibat adanya perubahan iklim ke
depan akan semakin besar dan luas yang dapat menghambat program pembangunan
berkelanjutan.

Dalam menghadapi perubahan iklim, peningkatan ketahanan system dalam masyarakat


untuk mengurangi risiko bahayanya dapat dilakukan melalui upaya adaptasi dan mitigasi.
Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak
negatif dari perubahan iklim. Namun upaya tersebut akan sulit memberikan hasil yang efektif
apabila laju perubahan iklim melebihi kemampuan masyarakat untuk peningkatan beradaptasi.
Oleh karena itu , adaptasi perlu diimbangi dengan mitigasi, yaitu mengurangi sumber maupun
peningkatan adanya zat penyerap gas rumah kaca (gas CO2), agar proses pembangunan tidak
terhambat dan tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Dengan demikian, generasi
yang akan datang tidak terbebani oleh ancaman perubahan iklim yang lebih besar.
Dengan sudah terjadinya perubahan iklim dengan segala dampaknya bagi kehidupan
manusia dan mahluk hidup lainnya perlu adanya usaha yang harus dilakukan bersama antar
penduduk di seluruh dunia termasuk di Indonesia . Indonesia merupakan suatu negara yang
kaya akan hutan baik hutan biasa maupun hutan Mangrove. Seperti kita ketahui hutan yang
terdiri dari kumpulan pohon yang berhijau daun mampu menyerap gas CO2 dalam reaksi
fotosintesis. menghasilkan gas O2 (Oksigen) yang sangat dibutuhkan untuk pernafasan
manusia termasuk mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu perlu seluruh masyarakat
memelihara keberadaan dari hutan dengan pepohonan biasa dan juga pohon mangrove.
Ekosistem mangrove merupakan tipe hutan daerah tropis yang khas tumbuh di
sepanjang pantai atau muara sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang- surut air laut.
Mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan, tetapi mempunyai peranan fungsi
multi guna baik jasa biologis, ekologis maupun ekonomis, yaitu mengendalikan abrasi dan
intrusi air laut ke wilayah daratan . Jasa biologis Mangrove sebagai sempadan pantai
berperan sebagai penahan gelombang dan memperlambat arus pasang surut. Selain itu pohon
Mangrove mampu menyerap gas CO2 (gas rumah kaca) penyebab utama dari pemanasan
global yang menyebabkan terjadinya peristiwa perubahan iklim melalui reaksi fotosintesis
yang menghasilkan gas oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh semua mahluk hibup yang ada di
muka bumi ini. Oleh karena itu sudah waktunya semua masyarakat mulai concern dan terlibat
untuk menjaga kelestarian hutan mangrove melalui kegiatan reboisasi, mengingat
keberadaan hutan mangrove sudah sangat berkurang akibat beralih fungsi dari kawasan
hutan menjadi kawasan pembangunan dengan segala dampak yang menyertainya.

1.2 Tujuan dan Manfaat Pengabdian Kepada Masyarakat

Adapun tujuan dari dilakukannya PKM perluasan hutan mangrove melalui kegiatan
penanaman bibit Mangrove di lokasi Muara Angke ini adalah untuk turut serta melakukan
mitigasi risiko terjadinya perubahan iklim yang berdampak cukup banyak bagi kehidupan
manusia di seluruh muka bumi ini. Dengan semakin luasnya hutan mangrove akan terjadi
penurunan konsentrasi GRK (gas Rumah Kaca) penyebah terjadinya pemanasan global yang
menyebabkan terjadinya perubahan iklim, di mana GRK (gas CO2) akan diserap tanaman
mangrove melalui reaksi foto sintesis dan menghasilkan gas Oksigen (O2) yang
dibutuhkan untuk pernafasan seluruh mahluk hidup di bumi ini.
BAB 2
STRATEGI PELAKSANAAN

2.1 TEMPAT DAN WAKTU KEGIATAN


Tempat : Eko-Wisata Hutan Mangrove Muara Angke Jakarta Utara
Hari/Tanggal : Minggu/5 Juni 2022
Waktu : 08.00 – 12.00 WIB

2.2 STRATEGI KEGIATAN PKM

Kegiatan PKM yang akan dilaksanakan oleh STMA Trisakti ini rencananya
bekerjasama dengan beberapa Perusahaan Asuransi, yang dikoordinir oleh AAUI (Asosiasi
Asuransi Umum Indonesia) berupa penanaman 1000 (seribu) bibit pohon mangrove di
Kawasan Eko-Wisata Muara Angke Jakarta Utara. Rencana penanaman dilakukan pada
tanggal 5 Juni 2022 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup sedunia (Environment Earth
Day).

2.3 LANGKAH PELAKSANAAN

Kegiatan PKM dalam bentuk kegiatan penanaman bibit mangrove ini sudah dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali mulai tahun 2017 dengan jumlah 2500 bibit pohon dengan pertumbuhan
yang cukup subur. Pada kesempatan tahun 2022 ini penanaman bibit pohon mangrove akan
dilakukan di Wilayah Eko-Wisata Hutan Mangrove Muara Angke Jakarta Utara dengan
jumlah 1000 (seribu) bibit pohon mangrove yang sudah mencapai ketinggian kurang lebih 80
cm. Dalam setiap kegiatan PKM penanaman bibit pohon mangrove STMA Trisakti selalu
berkolaborasi dengan beberapa Perusahaan Asuransi yang ada di Jakarta di bawah koordinasi
dari AAUI (Assosiasi Asuransi Umum Indonesia). Untuk kesempatan kali ini juga akan
dilakukan kolaborasi dengan beberapa perusahaan Asuransi yang berminat untuk turut serta
melakukan mitigasi dampak perubahan iklim melalui reboisasi Hutan Mangrove yang
berpotensi untuk dapat menurunkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim dengan
segala dampak yang ditimbulkannya.
“Perubahan iklim makin menghawatirkan”, ini pesan dari Presiden Jokowi di HMD 2022.
Selanjutnya Presiden Joko Widodo mengemukakan bahwa fenomena perubahan iklim yang
tengah berlangsung saat ini diseluruh penjuru dunia semakin menghawatirkan, dan kondisi ini
sangat tidak menguntungkan Indonesia sebagai Negara Agraris dan Kepulauan. Oleh karena
itu Presiden Jokowi menyampaikan berbagai pesan kepada masyarakat dan berbagai pemangku
kepentingan sebagai berikut: Pertama, perhatikan dengan serius informasi cuaca dan perubahan
iklim yang diberikan BMKG dan instansi terkait lainnya; Kedua, formulasikan kebijakan
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat serta siapkan penanganan yang lebih baik
untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Yang terakhir pesan Presiden Jokowi
adalah perkuat kolaborasi lintas Kementrian/Lembaga, swasta dan berbagai elemen lainnya
dalam Adaptasi dan Mitigasi dampak perubahan iklim. Didasarkan kepada pesan-pesan dari
Presiden Jokowi, maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang akan dilakukan ini
adalah Penanaman 1000 pohon bibit mangrove dalam upaya Mitigasi Risiko dampak
Perubahan Iklim. Mengingat kegiatan penanaman bibit pohon mangrove yang akan
dilaksanakan cukup banyak maka perlu dibentuk suatu kepanitiaan. Di bawah ini susunan
kepanitiaan dalam kegiatan PKM penanaman bibit pohon Mangrove yang akan dikukan oleh
tim dosen STMA trisakti bersama tim dari donatur Perusahaan Asuransi.

2.4 SUSUNAN PANITIA Terlampir

2.5 SUSUNAN ACARA Terlampir


BAB 3
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini kami buat. Adanya kegiatan ini, kami berharap dapat
membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan untuk meminimalisir
bencana alam dengan mitigasi risiko, salah satunya adalah penanaman pohon mangrove.
Momentum kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dan bantuan
Bapak/Ibu. Besar harapan kami agar Bapak/Ibu mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.
Semoga kegiatan ini dapat terlaksana dan bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian dan
kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

OJK (2017). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK.03/2017 Tentang


Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan
Perusahaan Publik
Fennidya, Adnin, dan Nela A. (2021). “ Identifikasi Gejala Perubahan Iklim di kota Bandar
Lampung berdasarkan data iklim makro tahun 1998-2020 “. Jurnal Reksabumi,
Volume 1 Nomor 1, Bulan Tahun, 01-22
Gusti Ayu M. Suartika (2021). “Editorial Perubahan Iklim, Pemanasan Global dan Kualitas
Lingkungan Terbangun”. SPACE, Volume 8, No 2 Oktober 2021
Keman Soedjajadi (2007). “Perubahan Iklim Global, Kesehatan Manusia dan
Pembangunan Berkelanjutan”. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.3, No.2,
Januari2007
Maulyani Djayadilaga (2009). Emisi Gas Rumah Kaca dalam Angka. Kementrian
NegaraLingkungan Hidup
Rukaesih, A. M. (2021). “Perluasan Hutan Mangrove dalam Mitigasi Risiko Bencana
Sebagai Imlementasi Program Keuangan Berkelanjutan : Kegiatan PKM di
KawasanPesisir Muara Angke Provinsi DKI Jakarta”. DIMESIA
Lampiran 1
Panitia Kegiatan Penanaman Bibit Pohon Mangrove Th 2022

Pengarah : Dr. Antonius Anton Lie, S.E., M.M


Ketua PKM : Prof. Dr. Rukaesih A. Maolani , MSi

Wakil Ketua PKM : Achmad Sudiyar Dalimunthe, SPi, MBA, QRGP


(Direktur Utama PT Reasuransi Nasional
Indonesia)
Sekretaris/ Penerima tamu : 1. Wahyuari , SE. MM.
2. Bayu Widhisiadji, S.E., M.M.

3. Robidi, SH., MH.


4. Listi Hayu Larasati, S. Kom

Pemandu Acara : 1. I Made Indra, SKM., MPH


2. Dr. Suhartono
3. Dwi Haryanto, SSi, MSi
4. Jhony Kurniawan, S.Pd, M.M

Humas dan Dokumentasi : 1. Iqbal Dwi S. S.Kom


2. Achmad Dwinanto , S.Kom
3. Holil Padli, M.Pd.
4. Putu Egawastu S
5. Veronica Kalya

Pembaca Doa : Syahrial Sidik, S.Kom, M.M


Perlengkapan : 1. Arie Risdandi, S.E., M.M
2. Fery Chandra Zulfa, S.Sos
Lampiran 2

Susunan Acara
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
Minggu, 5 Juni 2022

No JAM KEGIATAN

1 09.00-09.05 Pembukaan oleh MC

2 09.05-09.10
Laporan Ketua PkM STMA Trisakti

3 09.10-09.40 Sambutan-Sambutan

Penyerahan Penghargaan dari Dinas Pertamanan dan Kehutanan


4 09.40-09.45
Provinsi DKI Jakarta

Penyerahan Bibit Pohon Mangrove Oleh Sponsor kepada


5 09.45-10.00
Penanggung Jawab Ekowisata Mangrove

Penyerahan Sertifikat Penghargaan Kepada Perusahaan


6 10.00-10.10
Sponsor

7 10.10-10.15 Pembacaan Do’a

8 10.15-11.00 Acara Penanaman

9 11.00-12.00 Ramah Tamah dan Penutupan

Anda mungkin juga menyukai