Anda di halaman 1dari 9

Pusat Penelitian Badan BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

Keahlian DPR RI Gd.


Nusantara I Lt. 2 Jl.
Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270 c
5715409 d 5715245 m
infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XII, No. 13/I/Puslit/Juli/2020

DAMPAK PANDEMI COVID-19


TERHADAP LINGKUNGAN GLOBAL
13 Anih Sri Suryani

Abstrak
Jauh sebelum terjadinya pandemi Covid-19, berbagai negara di dunia telah
dihadapkan pada permasalahan lingkungan global, yakni perubahan iklim.
Penanganan perubahan iklim merupakan salah satu dari 17 tujuan global
yang tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Pandemi
Covid-19 telah berdampak pada capaian tujuan global tersebut. Tulisan ini
bertujuan mengkaji dampak pandemi Covid-19 pada lingkungan global.
Parameter lingkungan yang cenderung membaik saat pandemi antara lain
penurunan emisi CO2 dan NO2, peningkatan kualitas udara perkotaan, serta
terjaganya keanekaragaman hayati. Sedangkan parameter persampahan dan
kehutanan menunjukkan adanya penurunan. Membaiknya beberapa parameter
lingkungan tersebut dikhawatirkan hanya bersifat sementara dan akan kembali
memburuk jika aktivitas masyarakat serta ekonomi berjalan normal kembali.
Oleh karena itu, pembangunan ekonomi harus tetap diiringi upaya
pengurangan emisi. DPR RI perlu terus mengawasi agar berbagai kebijakan
dan strategi yang dilakukan pemerintah sejalan dengan upaya mitigasi,
adaptasi, maupun pengurangan dampak dari perubahan iklim.

Pendahuluantersebut juga mencakup aksi


Pandemi Covid-19 berdampak untuk mencapai tujuan SDGs
pada pencapaian Tujuan pascapandemi Covid-19
serta Pembangunan Berkelanjutan atau mempersiapkan
solusi sebagai
Sustainable Development Goals (TPB/skenario dalam jangka
pendek,
SDGs) 2030. Kementerian PPN/menengah, dan panjang untuk
PUSLIT BKD Bappenas sebelumnya sudahimplementasinya
(Bappenas.go.id, mempersiapkan rencana pelaksanaan15 Mei 2020).
Pandemi Covid-19 SDGs pada 2020 hingga 2030, telah menggagalkan berbagai namun
adanya pandemi Covid-19 rencana dan mengalihkan fokus menyebabkan Bappenas
membuat dari perencanaan jangka panjang draf baru untuk mengubah rencana ke
berbagai kebutuhan mendesak pelaksanaan SDGs di Indonesia seperti kesehatan dan
bantuan (kompas.com, 15 Mei 2020). Draft sosial.
Salah satu tujuan SDGs menjadi penting, agar agenda penanganan perubahan
adalahpenanganan perubahan iklim dapat berjalan sesuai target yang diharapkan, baik
iklim (butir ke-13) yang bertujuan pada masa pandemi maupun setelahnya.
mengambil aksi segera untuk Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana dampak
memerangi perubahan iklim dan pandemi
dampaknya. Oleh karena itu, Covid-19 pada lingkungan global.
kondisi lingkungan global sebagai Kondisi Lingkungan Global Sebelum Pandemi
tempat interaksi manusia dengan Pada akhir 2019 World
ekosistem global menjadi salah satu Meteorological Organization (WMO)
hal penting untuk dijaga menyatakan bahwa bumi telah
kelestariannya. Adanya pandemi berada dalam kondisi terpanasnya dalam
membuat pergerakan manusia sejarah. Hal ini diperkirakan akibat
menjadi sangat terbatas. Kebijakan tingginya gas rumah kaca yang menjadi
lockdown di beberapa negara, penyebab utama adanya
Pembatasan Sosial Berskala Besar pemanasan global. Pada
(PSBB), hingga karantina telah tahun 2017 tercatat konsentrasi
mengurangi aktivitas sehari-hari CO2 di atmosfer adalah 405,6 ppm.
manusia dengan sangat signifikan. Konsentrasi CO2 ini terus meningkat yang
Hal ini dianggap dapat memberi diikuti meningkatnya
dampak positif pada kondisi suhu
lingkungan global. Namun di lain
pihak, justru ada anggapan bahwa bumi (Walhisulsel.org.id, 8 Juni 14
setelah pandemi pilar lingkungan 2020). Hal ini juga berimplikasi
akan makin terabaikan, karena terhadap kenaikan permukaan laut akibat
pembangunan lebih diprioritaskan mencairnya es di kutub sehingga memicu berbagai
untuk mengejar sektor ekonomi bencana hidrometeorologis di dunia.
yang sebelumnya tertinggal. Berbagai kebijakan maupun
Sejak Juni 2020 Gugus Tugas komitmen iklim yang dibuat dalam
Pusat Percepatan Penanganan skala global untuk memerangi krisis
Covid-19 memberikan kewenangan iklim banyak mengalami kegagalan
kepada 102 pemerintah kabupaten/ (climate action failure). Salah satu
kota yang pada saat itu berada atau buktinya konferensi tingkat tinggi
dinyatakan dalam zona hijau untuk PBB yang membahas perubahan
melaksanakan kegiatan masyarakat iklim yakni the 25th Session of the
produktif dan aman Covid-19 Conference of the Partie (COP25) yang
(detik.com, 31 Mei 2020). Skenario diselenggarakan di Madrid Desember
new normal di beberapa provinsi 2019 berakhir mengecewakan.
tentu akan kembali meningkatkan Konferensi tersebut tidak
aktivitas manusia dan kegiatan menghasilkan komitmen yang kuat
lainnya. Oleh karena itu, kajian dari berbagai negara dalam rangka
kondisi lingkungan saat pandemi
menghambat membantu mengurangi
krisis iklim pemanasan global karena
(Ferdian, 2020). mampu menyerap
Tantangan CO2. Sedangkan di udara,
dan polusi udara kerap menjadi
permasalahan permasalahan terutama di
Indonesia kota-kota besar.
terkait Penyebabnya adalah masifnya
perubahan iklim penggunaan kendaraan pribadi dan
dan degradasi industri (greenpeace.org, 7 Februari
lingkungan juga 2020). Sementara itu pengelolaan
tidak sedikit. Di sampah, khususnya isu
daratan, sampah plastik, masih menjadi
masalah pekerjaan rumah besar bagi beberapa
kota 15 besar dan
metropolitan di Indonesia.

deforestasi
masih kerap
terjadi. Pada
2019 Indonesia
mengalami
bencana
kebakaran hutan
yang cukup
besar. Dari hasil
analisis
Greenpeace,
3.403.000 ha
lahan terbakar
antara tahun
2015 sampai
dengan 2018 di
Indonesia. Di
perairan, 35,15%
terumbu karang
Indonesia
masuk dalam
kategori
buruk,
padahal
terumbu
karang
bisa
Kondisi terutama kendaraan
Lingkungan bermotor dan pabrik
manufaktur komersial
Global Saat (bbc. com, 24 Mei
Pandemi 2020). Selama masa pandemi, terjadi
Pembatas peningkatan kualitas udara
an aktivitas perkotaan. Citra dari satelit NASA
manusia selama Earth Observatory menunjukkan
masa pandemi polusi NO2 di Wuhan China
Covid-19 dan menurun tajam. Tingkat polusi udara
berhentinya di New York berkurang 50%, kualitas
berbagai udara di China naik 11,4%, dan emisi
kegiatan NO2 juga menurun di Italia, Spanyol,
ekonomi, dan Inggris (Rudiyanto, 2020). Untuk
termasuk kondisi Indonesia, CREA
beberapa sektor menyampaikan bahwa penurunan
industri, telah emisi maksimum mencapai 18,2%.
berkontribusi Tingkat gas NO2 di Jakarta turun
pada sekitar 40% dari level gas tersebut
penurunan pada tahun lalu (bbc. com, 24 Mei
emisi global. 2020). Langit yang lebih bersih
Pusat Penelitian menjadi perhatian beberapa warga
Energi dan ibu kota dan sekitarnya selama PSBB.
Udara Meskipun emisi mengalami penurunan selama
Bersih (CREA) pandemi, namun belum terjadi perubahan secara luas
merilis bahwa dan berjangka panjang secara terukur. Menurut Carbon
emisi CO2 Brief perubahan ini hanya bersifat sementara. Efek
dunia tercatat pandemi ini belum dapat dikatakan bakal mendorong
mengalami emisi CO2 global ke jalur menurun (Kurniawan, 2020).
penurunan Dengan kondisi tersebut,ketika beberapa negara sudah
hingga 17% melonggarkan pemberlakuan lockdown, kualitas udara
akibat berbahaya, baik pada tingkat lokal maupun global,
karantina kemungkinan akan kembali.
Covid-19 yang Berikutnya dilihat dari kualitas air. Kegiatan
diterapkan di pariwisata bahari terhenti. Dampaknya lautan juga
berbagai mengalami penurunan polusi suara, sehingga
negara. Hampir menurunkan tingkat stres makhluk laut seperti ikan paus
setengah (43%) dan membuat biota laut dapat bermigrasi lebih tenang.
dari penurunan Fenomena lainnya terlihat di kawasan Venesia, Italia.
emisi global Tempat wisata air tersebut menjadi lebih bersih, kanal
selama puncak yang biasanya berwarna keruh terlihat jernih selama
lockdown Pemerintah Italia menerapkan peraturan lockdown.
berasal dari Adanya kebijakan pembatasan sosial dan lockdown
sektor di beberapa negara juga berdampak positif bagi
transportasi keanekaragaman hayati flora dan fauna. Berdasarkan
dan industri, laporan organisasi nirlaba Plantlife, berbagai jenis
tanaman dan bunga terlihat tumbuh burung, kupu-kupu, dan lebah di taman pun kian marak.
lebih banyak daripada biasanya. Selain itu satwa yang terancam
Efeknya, kehadiran hewan seperti
punah seperti penyu jenis Olive dan oportunis yang mengambil
Ridley di India dan penyu Belimbing keuntungan dari karantina wilayah dan
di Florida dapat bertelur dengan menurunnya pengawasan hutan.
bebas (Rudiyanto, 2020). Pandemi Selain itu, orang yang tinggal di
Covid-19 memberikan kesempatan daerah pedesaan 16
untuk tumbuh lebih baik bagi flora mengalami peningkatan tekanan
dan memberikan ruang gerak yang ekonomi dan dipaksa untuk bergantung
lebih luas bagi satwa. pada alam (bbc.com, 22 Juni).
Namun, kondisi pandemi ini Kekhawatiran serupa
berdampak pada meningkatnya terjadi di Malaysia dan
timbulan sampah, terutama sampah
Indonesia yang memiliki
plastik dan sampah medis. Lembaga
tingkat deforestasi tertinggi di
Ilmu Pengetahuan Indonesia
Asia Tenggara.
menyebutkan bahwa sampah plastik
domestik meningkat dari 1-5 menjadi Di lain pihak, beberapa organisasi lingkungan juga
berpandangan bahwa dampak positif adanya pandemi
5-10 gram per hari per individu
terhadap lingkungan global hanya bersifat sementara.
karena pandemi Covid-19. Selain itu,
Penurunan pertumbuhan ekonomi dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan
berbagai sektor seperti industri dan perdagangan selama
Kehutanan mencatat kenaikan
pandemi akan diikuti upaya recovery untuk
produksi limbah medis saat ini
memulihkannya. Berbagai usaha difokuskan pada sektor
sebanyak 290 ton limbah medis per
ekonomi, sehingga sektor lingkungan akan lebih
hari (idnfinancials.com, 8 Juni 2020).
terpinggirkan. Terlebih lagi jika ketertinggalan ekonomi ini
Sampah plastik tersebut sebagian
mendorong kebijakan industrialisasi besar-besaran yang
besar berasal dari penggunaan
mengakibatkan adanya polusi yang tentu akan membuat
plastik sekali pakai dari makanan
kondisi lingkungan global semakin rusak
yang dikemas, sedangkan sampah
(walhisulsel.or.id, 8 Juni 2020).
medis berasal dari peralatan medis
dan Alat Pelindung Diri (APD), Mengacu pada kedua sudut
termasuk sarung tangan dan masker. pandang tersebut, sisi positif adanya
Saat lingkungan perkotaan pandemi pada lingkungan global
cenderung membaik, lain halnya hendaknya diiringi kebijakan berupa
dengan kawasan hutan tropis. mitigasi, adaptasi, serta
Organisasi lingkungan melaporkan program yang memberikan
peningkatan deforestasi di tengah sumbangan dalam rangka menghambat
lockdown, seiring dengan
krisis iklim. Penanganan
meningkatnya perburuan dan
penyelundupan binatang liar hingga sampah hendaknya
pertambangan liar di seluruh dunia. dilakukan secara menyeluruh dari sumber
Hutan Amazon di Brasil, serta sampah hingga pembuangan akhir
beberapa hutan tropis di Kolombia, dan penambahan sarana dan
Kenya, dan Kamboja adalah prasarana pengelolaan limbah medis.
beberapa negara yang mengalami hal Demikian juga penegakan
tersebut. Menurut National Space hukum perlu terus dijalankan untuk
Research Institute Brasil, area meminimalisasi perusakan atau
deforestasi yang hancur di Amazon pembakaran hutan. Hal penting
pada April 2020 64% lebih tinggi lainnya adalah perlunya
daripada April 2019. Penyebabnya peran
adalah adanya kelompok kriminal
serta masyarakat, misalnya dalam tujuan
pengurangan sampah plastik dan pembangunan
penggunaan energi karbon yang lebih berkelanjutan
bijak, termasuk beralih ke alat tranportasi sulit tercapai.
umum untuk mengurangi emisi. DPR berperan
Pembangunan ekonomi harus dalam
diiringi dengan tindakan membumikan
dekarbonisasi. Pembangunan baik politik hijau.
dari sektor ekonomi maupun sosial Revisi UU
harus diarahkan pada paradigma Persampahan
bagaimana seharusnya dunia dan Kehutanan
merespons Covid-19 ini sebagai perlu dilakukan
sebuah momentum perubahan untuk
menghasilkan
17 bersama dalam berlaku bijak payung hukum
terhadap lingkungan. Muncul dan yang lebih baik
mudahnya penyebaran pandemi telah mengingatkan kita bagi kelestarian
bersama terhadap bahaya degradasi lingkungan yang lingkungan.
berakibat buruk pada umat manusia, sehingga Pengawasan
membutuhkan solusi jangka panjang serta perlunya kepada
koreksi kebijakan pembangunan global, dengan pemerintah
mendorong implementasi terkait aksi
SDGs yang lebih serius. pengendalian
perubahan
Penutup iklim perlu
Pandemi Covid-19 telah terus
menimbulkan berbagai dampak bagi dilakukan,
lingkungan global. Dampak positif sekaligus
ditandai dengan penurunan emisi gas memastikan
rumah kaca, membaiknya kualitas SDGs berjalan
perairan dan udara perkotaan, serta sesuai target
peningkatan keanekaragaman hayati. yang
Namun di lain pihak, dampak negatif diharapkan.
dirasakan terutama pada sektor
persampahan dan kehutanan. Jumlah Referensi
sampah plastik dan medis yang “102 Daerah Diizinkan Terapkan
dihasilkan kian bertambah dan New Normal, Ini Daftarnya,” 31
deforestasi juga makin meningkat. Mei 2020.
Penurunan emisi selama https://news.detik.com/
pandemi Covid-19 hanya efek jeda berita/d-5035293/102-
dan tak terencana, yang belum tentu daerahdiizinkan-terapkan-new-
bermakna pada perubahan kualitas normalini-daftarnya, diakses 7
lingkungan global jangka panjang. Juli 2020.
Jika pembangunan pilar ekonomi dan Ferdian, Delly. 2020. “Ekonomi
sosial tidak disertai pembangungan Global dan Krisis Iklim,” 28
pilar lingkungan/ekologi maka Januari, 2020.
https://madaniberkelanjutan. indonesia-
id/2020/01/28/ekonomi-globaldan-krisis-iklim, 52755813, diakses
diakses 7 Juli 2020. 7 Juli 2020.
"Karena Covid-19, Bappenas Lakukan Penyesuaian Draf Kurniawan, Alek
Pembangunan Berkelanjutan", 15 Mei 2020, Karci. 2020. “Covid 19 Isolasi
https://money.kompas.com/ read/ warga dan Emisi Global,” 4
2020/05/15/134354126/ karena-covid-19- April 2020,
bappenaslakukan-penyesuaian-drafpembangunan- https://www.mongabay.
berkelanjutan, diakses 6 Juli 2020. co.id/2020/04/04/covid-
“Kualitas udara Jakarta selama PSBB membaik, namun 19isolasi-warga-dan-emisi-
tingkat polutan berbahaya PM 2.5 tetap konsisten” 24 global/, diakses 7 Juli 2020.
Mei 2020, https:// www.bbc.com/indonesia/
“Limbah Plastik dan Medis Deputi Bidang Kemaritiman dan
Meningkat karena Covid-19,” 8 Sumber Daya Alam, Kementerian
Juni 2020. PPN/Bappenas. Disampaikan
https://www.idnfinancials.com pada Webinar Sustainability
/ Talk: Menjaga Momentum
id/news/34596/householdplasti Pencapaian SDGs Pasca-Corona,
c-waste-medical-wasteincrease- Jakarta 8 Mei 2020.
covid-pandemic, diakses 7 Juli “SDGs: Solusi Bersama Pulihkan
2020.
Indonesia Pascapandemi
“Menyongsong Paradigma Covid-19,” 15 Mei 2020. https://
Pembangunan Berkelanjutan di www.bappenas.go.id/id/berita
Tengah Pemanasan Global dan dan-siaran-pers/sdgs-
Perubahan Iklim Melalui solusibersama-pulihkan-
Momentum Paska Pandemi indonesiapascapandemi-covid-
Covid19,” 8 Juni 2020, https:// 19/, diakses 14 Juli 2020.
walhisulsel.or.id/298 “Tantangan Kita Bersama di
8 menyongsong-
Tahun 2020,” 7 Februari 2020.
paradigmapembangunan-
berkelanjutandi-tengah- https://www.greenpeace.
pemanasan-globaldan- org/indonesia/cerita/4544/ tantangan-kita-bersama-
perubahan-iklim- ditahun-2020/, diakses 7 Juli 2020.
melaluimomentum-paska-
pandemicovid19/, diakses 7 Juli
2020.
Rudiyanto, Arifin. 2020. “Pengaruh
Covid-19 terhadap Tujuan 18

Pembangunan Berkelanjutan”.
Anih Sri Suryani
anih.suryani@dpr.go.id

Anih Sri Suryani SSi., M.T. Peneliti Madya Bidang Kesehatan Lingkungan di Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI. Magister Teknik Lingkungan ITB, Sarjana Geofisika dan Meteorologi
ITB. Tulisan yang pernah diterbitkan antara lain berjudul: “Upaya Peningkatan Kualitas
Sanitasi Daerah Pesisir dengan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat” (2013), “Pelindungan
Kesehatan bagi Petugas Pengelola Sampah (Studi Kasus Pengelolaan Sampah di Gianyar
Bali)" (2014), “Peran Bank Sampah dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Bank
Sampah Malang)” (2014), "Capaian MDGs Indonesia Bidang Sanitasi” (2014), "Penyediaan Air
Bersih Perdesaan di Provinsi Jawa Barat" (2015), "Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatan
Air Bersih (Studi Kasus Masyarakat Pinggir Sungai di Palembang." (2016).

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin
penerbit.

Anda mungkin juga menyukai