Page 1 of 10
mengeluarkan tanggapan serupa, yaitu dengan
mengusulkan beberapa kebijakan dan strategi
guna melindungi aset vital negara yang
berdampak di dalam sektor perekonomian
nasional, sarana prasarana, pendidikan,
kesehatan, pariwisata dan sektor lain yang
terdampak akibat meluasnya penyebaran
pandemi Covid-19 dibeberapa daerah Indonesia.
Dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020,
Tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) berarti penyebaran wabah Covid-19 sudah
menjadi wabah berbahaya yang menimbulkan
kedaruratan kesehatan dan dampak bagi
masyarakat. Langkah tersebut disusul dengan
terbitkannya surat edaran nomor 8 tahun 2020
tentang desa tanggap Covid-19 dan Penegasan
Padat Karya Tunai oleh Mendes. Tentu
pemerintah tidak ingin grafik ini terus naik,
melihat Indonesia secara letak geografis
berbatasan langsung dengan negara-negara
terdampak penularan Covid-19 (Suni, 2020).
Pemerintah Pusat menghimbau kepada
Pemerintah Daerah untuk segera mengkoordinir
dan melakukan langkah cepat tanggap guna
mengatasi meluasnya wabah Covid-19. Dalam
perspektif negara kesatuan, kedudukan
PENDAHULUAN pemerintah daerah mempunyai arti penting
Indonesia merupakan negara kepulauan dalam penyelenggaraan fungsi utama
dengan luas wilayah 1,916 juta km², negara pemerintahan. Fungsi utama pemerintahan
kepulauan yang kaya akan keanekaragaman menekankan pada tiga hal yakni fungi
sumber daya alam dan sumber daya manusia pengaturan, fungsi pelayanan dan fungsi
dari sabang sampai merauke dengan jumlah pemberdayaan (Ariyanto, 2020).
penduduk sebesar 272,68 juta jiwa (Badan Pusat Instruksi Gubernur Jawa Tengah Selaku Ketua
Statistik Jakarta Pusat, 2021). Wilayah yang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Di
begitu luas juga menjadi sebuah tantangan jika Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2020
terjadi suatu permasalahan didalam negeri, Tentang Pemberdayaan Masyarakat Dalam
terutama pada saat awal penyebaran Covid-19 Percepatan Penanganan Covid-19 Di Tingkat
masuk di Indonesia dan menjadi permasalahan Rukun Warga (RW) Melalui Pembentukan “Satgas
besar dihampir seluruh negara. Negara-negara Jogo Tonggo”. Langkah aktif juga dilakuakan
kemudian bersaing mengupayakan segala cara Bupati Grobogan Sri Sumarni dalam penanganan
agar dapat memutus rantai penyebaran virus Covid-19 Pemda Grobogan telah membuktikan
corona, dan menekan angka penyebaran, kinerjanya dengan meningkatkan status
sehingga tidak terjadi pertambahan korban jiwa Kabupaten Grobogan dari siaga ke tanggap
(Iswahyudi et al., 2020). darurat dan mengeluarkan Surat edaran Bupati
Penyebaran Covid 19 yang semakin meluas Grobogan Nomor: 440 /1915 / 2020 Tentang
akan memperlama periode jatuhnya Kebijakan Tatanan Normal Baru Produktif dan
perekonomian asia tenggara, termasuk Aman Corona Virus Disease 2019 di Kabupaten
Indonesia (Estro Darianto Sihaloho, 2020). Grobogan guna diterapkan oleh pemerintah desa.
Badan-badan nasional yang bertanggung jawab Bupati Grobogan juga mengkoordinir para
untuk masalah fiskal dan moneter juga pemerintah desa untuk tetap menjaga dan
mengantisipasi warganya agar terhindar dari
penyebaran Covid-19. Kondisi darurat akibat berhasil menurunkan angka kematian warga
Covid-19 dalam kerangka negara kesatuan tidak desa. Terbukti jumlah kasus pada tahun 2022
hanya menjadi tanggung jawab dan tugas hanya terdapat 1 kasus yang terkonfirmasi
pemerintah pusat saja, namun juga perlu peran dibanding pada tahun 2021. Grafik diatas
dan tanggungjawab pemerintah daerah membuktikan bahwa kinerja pemerintah desa
(Ariyanto, 2020) dalam membuat kebijakan dan strategi telah
Desain konstitusional hubungan antara terbukti efektif. Program-program yang
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di dijalankan terbukti dapat menurunkan angka
Indonesia dibangun atas dasar prinsip negara kematian warga desa akibat wabah Covid-19.
kesatuan (Ariyanto, 2020). Peranan desa sebagai Keterbatasan infrastruktur, sumber daya,
aspek pemerintahan dengan cakupan terkecil finansial, literasi dan budaya di masyarakat turut
perlu digalakkan dan diberdayakan oleh berperan dalam pembentukan strategi
pemerintah pusat untuk mengurangi kasus pemerintah dalam merespon berbagai persoalan
Covid-19 yang muncul agar mempersempit yang ada (SEFTYONO, 2022).
jangkauan penyebaran. Desa Godong merupakan Kepemimpinan merupakan cermin bagaimana
salah satu desa di Kecamatan Godong yang organisasi dijalankan, sehingga di dalam
mengalami dampak buruk akibat kasus pandemi organisasi tersebut nampak adanya keterlibatan
Covid-19. Dengan adanya kasus penyebaran menyeluruh orang-orang yang menjalankan
Covid-19 menyebabkan berbagai permasalahan tugas-tugas, melaksanakan metode, pola serta
yang menimbulkan keresahan serta menganggu sistem dan kebijaksanaan tertentu sehingga
aktivitas warga desa. Angka kasus kematian mampu menjalankan kewajibannya untuk
warga desa akibat penyebaran pandemi Covid- mencapai tujuan yang diharapkan (Lahada, 2018)
19 menjadi suatu persoalan yang harus segera . Berdasarkan cara pandang dan perspektif
mendapat penanganan dari pemerintah desa. kepemimpinan kolaboratif pemerintah desa
Angka penyebaran yang tidak terkontrol perlu Godong mampu merespon dan beradaptasi
dilakukan pengecekan mengenai penyebabnya, terhadap permasalahan yang dihadapi, terutama
sehingga kasus dapat segera dikendalikan. dalam kondisi yang kompleks Covid-19.
Penerapan kebijakan dan strategi yang dibuat Koordinasi Pemerintah desa dengan menjalin
selain harus mengutamakan bagi kepentingan kerjasama berbagai pihak, memberikan banyak
warga juga harus sesuai dengan kebutuhan. manfaat dan kemudahan dalam menjalankan
setiap programnya. Optimalisasi setiap program
Grafik 1. Penurunan Angka Kematian yang dijalankan menjadi dasar penelitian ini
Warga Desa Godong Tahun 2020-2022 dilakukan yaitu peneliti ingin mengetahui
Kepemimpinan Pemerintah Desa Godong dalam
menurunkan angka kematian warga desa di era
pandemi. Secara khusus mengenai bagaimana
Pemerintah Desa Godong mewujudkan kebijakan
dan strategi penanganan pandemi Covid-19 yang
efektif. Kolaborasi antara pemerintah dengan
beragam program pendukung dengan
masyarakat yang lebih mudah untuk
diarahkan menjadikan penanganan pandemi
relatif lebih mudah (SEFTYONO, 2022).