Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI DANA DESA

(BLT-DD)
Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Administrasi Publik

Yanti Nurdiawati (170110180019)1 , Ronatio Lubis(170110180025)2,

Astri Febrianti (170110180037)3, Raisya Putri Wardani(170110180115) 4,


Leni Setiawati (170110180119)5
Email : 1, ❑2, ❑3, ❑4 ,

Abstrak
Tujuan dari Artikel ini guna memahami suatu pelaksanaan Program Kebijakan Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT-DD) dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Pengumpulan data dari artikel ini
menggunakan data-data sekunder yang berasal dari berbagai literatur yang berhubungan dengan BLT.
Teori yang digunakan dalam analisis yaitu Teori Implementasi Kebijakan Edward III yang menggunakan
empat Variabel diantaranya 1) Varibel Komunikasi, 2) Variabel Sumber Daya, 3) Variabel Sikap, 4)
Variabel Struktur Birokrasi. Berdasarkan data-data terkait pelaksanaan program BLT DD dikatakan
belum optimal karena masih terdapat beberapa permasalahnya, hal tersebut terjadi karena adanya factor
penghambat yang ada dari variabel sumber daya karenan diketahui terdapat keterbatasan anggaran dana
desa dalam penanggulangan Covid-19.

Kata kunci : Bantuan langsung tunai (BLT) Dana desa, Implementasi Kebijakan, Pelaksanaan BLT
dana desa, Permasalahan BLT Dana Desa

Abstract

The purpose of this article is to understand an implementation of the Village Fund Direct Cash Assistance
(BLT-DD) Policy Program in the response to the Covid-19 pandemic. Data collection from this article
uses secondary data from various literatures related to BLT. The theory used in the analysis is Edward
III's Policy Implementation Theory which uses four variables including 1). Communication Variables, 2).
Resource Variable, 3). Attitude Variable, 4). Bureaucratic Structure Variable. Based on data related to the
implementation of the BLT DD program, it is said that it is not optimal because there are still several
problems, this occurs because of the existing inhibiting factors from the resource variable because it is
known that there is a limited budget for village funds in dealing with Covid-19.

1
Keywords: Cash Direct Assistance (BLT) Village Fund, Policy Implementation, Village Fund BLT
Implementation, Village Fund BLT Problem

LATAR BELAKANG Berskala Besar (PSBB) untuk daerah yang


termasuk zona merah melalui peraturan
Pada awal tahun 2020 dunia
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9
dihebohkan adanya kejadian luar biasa, yaitu
Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB.
terdapat virus yang menyebar secara cepat
dan dampaknya melumpuhkan seluruh PSBB yang dilakukan dibeberapa
keadaan kehidupan manusia. Virus terkenal wilayah menyebabkan dampak yang
dengan Covid-19, karena penyebarannya signifikan bagi kehidupan masyarakat. Hal
yang begitu cepat dan meluas membuat tersebut terjdi karena interaksi sosial
banyak negara yang terkena dampaknya. masyarakat jadi terbatasi membuat aktivitas
Akibat adanya Covid-19 terdapat perubahan perekonomian terganggu. Pekerjaan harian
tak kasat mata di berbagai aspek kehidupan menjadi tidak bisa dilakukan, dan terjadinya
seperti pada perilaku individu, respon PHK (pemutusan hubungan kerja) oleh
komunitas, penyelenggaraan bisnis dan perusahaan karena tidak mampu untuk
ekonomi, tata kelola negara, dan relasi mempertahankan karyawan di situasi
global (Hidayat, n.d.). pandemi karena tidak bergeraknya roda
perekonomian. Akibat dari menurunnya
Indonesia menjadi salah satu negara
penghasilan penduduk menyebabkan angka
yang mengalami dampak akibat Covid-19.
kriminalitas menjadi bertambah. Oleh
Maka dari itu pemerintah mengeluarkan
karena hal tersebut maka Pemerintah
beberapa kebijakan sebagai upaya untuk
membuat kebijakan untuk memberikan
mengatasi penyebaran Covid-19, seperti
bantuan sosial sebagai bentuk
menetapkan wabah Covid-19 sebagai
tanggungjawab negara kepada masyarakat
bencana nasional melalui Keputusan
untuk mengantisipasi permasalahan sosial
Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun
ekonomi terkadi Covid-19. Pemberian
2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam
bantuan sosial dilakukan dengan
penyebaran Corona Virus Disease 2019
mengeluarkan kebijakan keuangan sebagai
(Covid-19) sebagai bencana nasional. Agar
langkah cepat dan luar biasa dalam
penyebaran Covid-19 tidak meluas,
menghadapi Covid-19.
pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial

2
Salah satu kebijakan bantuan yang implementasi dimulai dari seperti apa
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan kondisi untuk suksesnya implementasi
mengadakan program Bantuan Langsung kebijakan dan apa tantangan utama untuk
Tunai Dana Desa (BLT-DD). BLT DD kesuksesan implementasi kebijakan. Untuk
adalah bantuan uang kepada keluarga miskin menjawab hal tersebut Edward III
di desa yang sumbernya berasal dari dana memberikan pertimbangan empat faktor
desa untuk mengurangi dampak pandemi yang harus diperhatikan dalam implementasi
Covid-19, hal ini dapat dilihat berdasarkan kebijakan publik yaitu komunikasi
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan (communication), sumber daya (resources),
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor disposisi atau sikap (disposition or
6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas attitudes), dan struktur birokrasi
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan (bureaucratic structure). Faktor-faktor
Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi tersebut merupakan faktor yang dapat
Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas digunakan untuk melihat apakah kebijakan
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020. yang telah dilaksanakan tersebut sukses atau
Keluarga miskin yang menerima BLT-DD tidak.
adalah keluarga yang kehilangan mata
pencaharian atau pekerjaan, belum terdapat METODE PENELITIAN
meneriman Program Keluarga Harapan
Artikel ini menggunakan metode
(PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),
penelitian deskriptif, metode deskriptif
dan kartu pra-kerja, juga bagi keluarga yang
adalah metode yang dilakukan untuk
memiliki anggota keluarga yang rentan sakit
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
menahun atau kronis.
fenomena yang berupa kata-kata atau secara
Berdasarkan latar belakang diatas, lisan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri,
artikel ini akan mengkaji implementasi dan sifat-sifat yang dapat diamati dalam
kebijakan Bantuan Langsung Tunai Dana fenomena yang diteliti (Suryana, 2010).
Desa dengan menggunakan teori George C. Metode deskriptif dimulai dari pengumpulan
Edward III untuk melihat apakah kebijakan data, analisis data, dan menerjemahkannya
BLT DD dalam pelaksanaannya telah agar dapat dipahami. Data-data yang
tercapai dengan tepat sasaran atau belum. tercantum dalam artikel ini merupakan data
Menurut Edward III (1980) pendekatan studi sekunder yang diperoleh dengan teknik

3
pengumpulan data secara tidak langsung mengidentifikasikan masalah yang ingin
yang dilakukan dengan menggunakan studi diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan
literatur dari berbagai macam sumber, atau sasaran yang ingin dicapai, dan
seperti buku, arsip, literatur, jurnal, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau
dokumen. Tujuan dari artikel ini adalah mengatur proses implementasi“ (Solichin
untuk mengetahui, menjelaskan dan Wahab, 1991).
memahami bagaimana implementasi
Adapun menurut (Charles O Jones,
kebijakan BLT DD.
1991) sebagaimana dikutip dalam buku (Dr.
Penulisan artikel ini diawali dengan Drs. Suparno, 2017) menjelaskan bahwa
memahami gambaran umum dari program implementasi kebijakan merupakan suatu
Bantuan Langsung Tunai (BLT DD) dilihat kemampuan untuk membentuk hubungan-
dari pengertian program BLT DD, tujuan hubungan lebih lanjut dalam rangkaian
dibentuknya BLT DD, dan permasalahan sebab-akibat yang menghubungkan tindakan
dalam pelaksanaan BLT DD. Artikel ini dengan tujuan.
menekankan pada pemahaman makna yang
Definisi implementasi kebijakan dari
terdapat dalam deskripsi data.
beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa implementasi kebijakan merupakan
TINJAUAN PUSTAKA tahapan dimana pemerintah melakukan
Tindakan-tindakan dalam memecahkan
a. Definisi Implementasi Kebijakan
permasalahan yang harus dihadapi dengan
Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier merumuskan terlebih dahulu sesuai dengan
sebagaimana dikutip dalam (Dr. Drs. tujuan sehingga Ketika keputusan dalam
Suparno, 2017) mendefinisikan kebijakan tersebut di implementasikan tidak
implementasi adalah sebagai berikut : terdapat dampak buruk yang dapat
“Pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, merugikan masyarakat. Suatu kebijakan jika
biasanya dalam bentuk undang-undangan, di implementasikan dan sesuai dengan
namun dapat berbentuk perintah perintah tujuan yang diharapkan maka akan berhasil
atau keputusan-keputusan eksekutif yang sehingga dapat membuat permasalahan
penting atau keputusan badan peradilan. terselesaikan, akan tetapi sebaliknya jika
Lazimnya, keputusan tersebut sebuah kebijakan tanpa adanya

4
implementasi maka suatu keputusan dalam apa yang harus dilakukannya. Perintah untuk
kebijakan tersebut hanya sebuah angan yang mengimplementasikan kebijakan harus
diharapkan tanpa bisa mencapai sebuah disampaikan secara jelas, akurat, dan
tujuan. konsisten kepada orang-orang yang benar-
benar mampu melaksanakannya. Jika pesan
b. Model Implementasi Kebijakan
dan perintah kebijakan yang diberikan oleh
George Edwards III
pembuat kebijakan tidak jelas dan tidak
Model implementasi kebijakan yang terspesifikasikan, maka kemungkinan besar
dikemukakan George C. Edward III akan terjadi kesalahpahaman di tingkat
sebagaimana dikutip dalam buku (Prof. Dr. implementor kebijakan yang ditunjuk. Maka
Yulianto Kadji, 2015) adalah sebagai berikut faktor komunikasi (dalam bentuk vertikal)
: memegang peran penting agar implementor
kebijakan mengetahui persis apa yang akan
mereka kerjakan.

2. Sumber Daya

Sehubungan dengan faktor Resourches


(Sumber Daya), Edwards III (1980:10)
menjelaskan bahwa Sumber daya yang
penting meliputi staf yang tepat dengan
Berikut penjelasan model yang keahlian yang dibutuhkan; informasi yang
dikembangkan oleh George C. Edward III cukup dan relevan tentang cara untuk
dimana ada 4 (empat) faktor alam mengimplementasikan kebijakan dan terjadi
mengimplementasikan kebijakan publik, penyesuaian terhadap siapa saja yang
yakni : terlibat di dalam implementasi kebijakan;

1. Komunikasi kewenangan untuk meyakinkan bahwa


kebijakan ini dilakukan dengan maksud dan
Edwards III (1980:10) menegaskan
tujuan tertentu; dan berbagai fasilitas
bahwa Implementasi kebijakan dapat
(termasuk bangunan, peralatan, tanah dan
berjalan secara efektif, jika yang
persediaan) di dalamnya untuk kepentingan
bertanggungjawab dalam proses
pelayanan publik. Faktor sumber daya tidak
implementasi kebijakan tersebut mengetahui

5
hanya mencakup jumlah sumber daya politis dengan jalan melakukan koordinasi
manusia atau aparat semata melainkan juga dengan baik. Dalam hal ini dapat
mencakup kemampuan sumber daya disimpulkan bahwa variabel struktur
manusia untuk mendukung implementasi organisasi sangat menentukan efektivitas
kebijakan tersebut (kapasitas dan motivasi). sebuah implementasi kebijakan karena pada
dasarnya variabel ini merupakan suatu hal
3. Disposisi ( Sikap Pelaksana )
yang berperan penting yang didalamnya
Edwards III (1980:11) menjelaskan terdapat kerjasama serta koordinasi dalam
bahwa Sikap pelaksana merupakan faktor sruktur organisasi sehingga jelas dan
penting ketiga dalam proses implementasi kondusif apa yang harus dilaksanakan yang
kebijakan publik. Jika implementasi pada intinya bekerjasama dalam
kebijakan diharapkan berlangsung efektif, memecahkan suatu permasalahan publik
maka para implementor kebijakan tidak dengan mengimplementasikan kebijakan
hanya mengetahui apa yang harus dilakukan yang telah diputuskan demi tercapainya
dan memiliki kapabilitas untuk suatu tujuan bersama.
melaksanakannya, tetapi mereka juga harus
Dapat disimpulkan bahwa menurut
mempunyai keinginan dan kecenderungan
teori model yang dikembangkan oleh
sikap positif untuk melaksanakan kebijakan
George C. Edward III menjelaskan bahwa
tersebut. Kebanyakan para implementor
dalam implementasi kebijakan terdapat 4
menggunakan sedapat mungkin otoritas
faktor yang mana dalam proses
dalam mengimplementasikan sebuah
implementasi kebijakan, komunikasi
kebijakan.
memegang peranan penting karena
4. Struktur Birokrasi pelaksana harus mengetahui apa yang akan

Faktor struktur birokrasi yang mereka kerjakan. Perintah untuk

menyangkut didalamnya mengenai melaksanakan kebijakan harus diteruskan

kerjasama, koordinasi, dan prosedur atau kepada implementor secara tepat, dan

tata kerja sangat menentukan efektivitas konsisten. Kurangnya sumber daya akan

implementasi kebijakan publik. Oleh karena berakibat ketidak-efektifan penerapan

itu kondisi struktur organisasi birokrasi kebijakan. Disposisi atau kecenderungan

harus kondusif terhadap pelaksanaan sikap pelaksana diartikan sebagai keinginan

kebijakan publik yang ditetapkan secara dan kesepakatan di kalangan pelaksana

6
untuk menerapkan kebijakan. Jika untuk Bantuan Langsung Tunai kepada
penerapan kebijakan akan dilaksanakan Bupati/Wali Kota. Usulan tersebut harus
secara efektif, maka implementor bukan disertai alasan penambahan alokasi sesuai
hanya mengetahui apa yang harus mereka keputusan Musyawarah Desa Khusus
kerjakan dan memiliki kemampuan untuk (Musdesus).
menerapkannya, tetapi para implementor
Kemudian penjelasan lainnya
juga harus mempunyai keinginan untuk
mengenai BLT-DD yang dikutip (Khoiriyah
menerapkan kebijakan tersebut. Akhirnya
et al., 2020) menjelaskan bahwa dalam pasal
struktur birokrasi mempunyai dampak atas
1 angka 28 Peraturan Menteri Desa PDTT
penerapan dalam arti bahwa penerapan itu
No. 6 Tahun 2020 tentang perubahan atas
tidak akan berhasil jika terdapat kekurangan
Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 11
dalam struktur birokrasi tersebut.
Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan
c. Bantuan Langsung Tunai Dana Dana Desa Tahun 2020 dijelaskan tentang
Desa ( BLT-DD ) Bantuan Langsung Tunai Dana Desa yang
disingkat dengan BLT-Dana Desa adalah
Definisi Bantuan Langsung Tunai
pemberian uang tunai kepada keluarga yang
Dana Desa (BLT-Dana Desa) sebagaimana
tidak mampu atau miskin di desa untuk
dikutip dalam jurnal (Novianty et al., 2020)
meringankan beban perekonomian sebagai
adalah bantuan uang kepada keluarga miskin
imbas akibat pandemic Covid-19.
di desa yang bersumber dari Dana Desa
untuk mengurangi dampak pandemi Sehingga dapat disimpulkan bahwa
COVID-19. Adapun nilai BLT-Dana Desa Bantuan Langsug Tunai Dana Desa (BLT-
adalah Rp600.000 setiap bulan untuk setiap Dana Desa) merupakan bantuan uang
keluarga miskin yang memenuhi kriteria dan kepada keluarga miskin di desa yang
diberikan selama 3 (tiga) bulan dan bersumber dari Dana Desa untuk
Rp300.000 setiap bulan untuk tiga bulan mengurangi dampak pandemic Covid – 19.
berikutnya. BLT-Dana Desa ini bebas pajak. Nilai BLT Dana Desa adalah Rp 600.000
Jika kebutuhan desa melebihi ketentuan setiap bulan untuk keluarga miskin yang
maksimal yang dapat dialokasikan oleh memenuhi kriteria dan diberikan selama 3
desa, maka Kepala Desa dapat mengajukan bulan dan Rp 300.000 per bulannya. Dan
usulan penambahan alokasi Dana Desa BLT Dana Desa ini bebas pajak. Apabila

7
kebutuhan melebihi ketentuan maksimal penerima bantuan. Namun dari beberapa
yang dapat dialokasikan oleh desa, maka desa masih terdapat suatu permasalahan
Kepala Desa dapat mengajukan usulan yang sering terjadi di Desa-desa dimana
penambahan alokasi Dana Desa untuk BLT dalam sebuah kertas pembagian BLT dana
kepada Bupati/Wali Kota yang disertai desa terlihat dengan sangat tersturuktur dan
dengan alasan penambahan alokasi sesuai akan sedikit nya celah yang terjadi, namun
keputusan Musyawarah Desa Khusus statement berkata sebaliknya. Potensi celah
(Musdesus). atau kesalahan dalam pelaksanaan Blt dana
desa tetap terbuka sama seperti bantuan-

PEMBAHASAN bantuan sosial yang lainnya. Dimana dari


seorang peneliti Indonesia atau (ICW) yang
Pandemi Covid-19 datang dengan menyebutkan bahwa yang mejadi titip
membawa berbagai macam dampak. Tidak bahaya dalam penyaluran Blt dana desa
hanya dampak kesehatan, tetapi juga yaitu dari Pendataan yang mana proses
dampak sosial dan ekonomi. Pada sisi tersebut untuk pendataan calon blt rawan
lainnya, kemampuan masyarakat memiliki dilakukan karena dijadikan mainan oleh
keterbatasan menghadapi dampak ini semua. beberapa oknum yang tidak bertanggung
Lalu, datanglah berbagai macam kebijakan jawab.
jaring pengaman sosial dari pemerintah,
Kesalahan dalam pendataan memang
salah satunya Bantuan Langsung Tunai
sering terjadi itu suatu kesalahan dari pihak
(BLT)-Dana Desa. Sesuai dengan paparan
desa/camat/ bupatim, namun beberapa
yang dijelaskan oleh Menteri Desa
permasalahan muncul melainkan dari warga
Berdasarkan keterangan Menteri Desa, itu sendiri, oknum warga yang tujuannya
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan ingin mendapatkan lebih dari satu jenis
Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim bantuan atau warga yang dekat dengan
Iskandar, BLT Dana Desa diperuntukkan perangkat desa dan dapat melakukan
bagi warga yang terdampak pandemi Covid- kecurangan dengan mengesampingkan data
19 dan/atau masuk Data Terpadu warga yang memang membutuhkan bantuan
Kesejahteraan Sosial (DTKS). Akan tetapi, namun dipalasukan dan digantikan dengan
calon penerima BLT dana desa adalah warga yang serba ada. Untuk meminimalisir
mereka yang tidak pernah tercatat sebagai potensi penyelewengan ini, maka

8
sinkronisasi data pemerintah pusat dan hasil Bantuan Pangan Non Tunai, dan Kartu Pra
pemantauan di daerah harus terjadi dan perlu Kerja), Penerima tidak terdampak
diperkuatnya pengawasan dari pemerintah. kehilangan mata pencaharian karena wabah
Covid-19, dan Penerima merupakan
Potensi Maladministrasi Bantuan
keluarga dalam kondisi sehat dan mampu.
Langsung Tunai
Perilaku nepotisme masih tetap menjadi
musuh apabila perangkat desa atau RT/RW
Berdasarkan Peraturan Ombudsman
mencantumkan keluarga mereka sebagai
Nomor 26 Tahun 2017, maladministrasi
Penerima walaupun tidak sesuai kriteria.
adalah perilaku atau perbuatan melawan
Selain itu, bagi masyarakat terdata
hukum, melampaui wewenang,
menerima BLT-Dana Desa merasa kategori
menggunakan wewenang untuk tujuan lain
keluarga mampu agar mengalihkan kepada
dari yang menjadi tujuan wewenang
Penerima yang berhak. Kesadaran
tersebut, termasuk kelalaian atau pengabaian
masyarakat sangat penting sekali untuk
kewajiban hukum dalam penyelenggaraan
mengatasi masalah tidak tepat sasaran selain
negara dan pemerintahan yang menimbulkan
dari kesadaran penyelenggara.
kerugian materiil dan/atau immateriil bagi
masyarakat dan orang perseorangan. b) Permintaan imbalan. Pelaksaan BLT
Adapun berbagai permasalahan yang terjadi sebelumnya memunculkan perilaku "sunat"
pada penyaluran Bantuan Langsung Tunai BLT sehingga Penerima tidak menerima
(BLT) dana desa , diantaranya : uang bantuan dalam jumlah utuh. Justru
perilaku "sunat" BLT ini dilakukan oleh
a) Penyimpangan prosedur. Beberapa
oknum-oknum aparat desa. Meskipun BLT-
hal menyebabkannya, yaitu kriteria
Dana Desa dilakukan dengan cash
penerima tidak tepat, pendataan tidak
transfer tidak menutup kemungkinan ada
menyeluruh dan nepotisme, dan integritas
celah yang dilakukan oleh oknum perangkat
pendata sekaligus masyarakat yang didata
desa menyunat dana bantuan tersebut.
meragukan. Pada program BLT-Dana Desa
Beberapa kemungkinan dapat dilakukan
yang dapat menyebabkan maladministrasi,
seperti adanya kesepakatan pemotongan
seperti penerima BLT- Dana Desa juga
uang BLT Dana-Desa dari Penerima dengan
menerima bantuan sosial dari pemerintah
oknum aparat desa melalui rembuk desa.
lainnya (seperti Program Keluarga Harapan,

9
c) Penyalahgunaan wewenang. menjadi sasaran dalam program BLT ini
Menurut Menteri Desa dan PDTT, Penerima sehingga masyarakat miskin penerima BLT
BLT-Dana Desa diberikan dalam bentuk ini mampu menghidupi dan memenuhi
uang, bukan sembako. Hal ini menjadi kebutuhan sehari-hari, dan tidak dipakai
catatan penting, apabila ditemukan Penerima untuk hal lain.
BLT-Dana Desa menerima dalam bentuk
2. Mencegah penurunan taraf
sembako maka hal itu dikategorikan
kesejahteraan masyarakat miskin
maladministrasi apapun alasannya.
akibat kesulitan ekonomi.
d) Konflik kepentingan. Pada umumnya
Masyarakat penerima BLT pada
konflik dapat terjadi melibatkan berbagai
dasaranya adalah masyarakat yang
pihak mulai dari keluarga sampai
mengalami kesulitan ekonomi untuk itu
pemerintah desa. Akan tetapi, ada satu
pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
bentuk konflik yang sering dijumpai adalah
mengentaskan kesulitan ekonomi dengan
cemburu sosial. Hal ini timbul karena
adanya program BLT diharapkan dapat
komentar sinis dari bukan Penerima kepada
mensejahterakan masyarkat miskin akibat
Penerima dan tuduhan nepotisme dan
kesulitan ekonomi
keadilan yang dilakukan oleh aparat desa
dalam penetapan Penerima BLT. Ini 3. Meningkatkan tanggung jawab sosial
menunjukkan masyarakat tidak memiliki Bersama
akses pegaduan keluhan mereka sehingga Kemiskinan yang terjadi di Indonesia
mereka melampiaskan kepada pihak-pihak merupakan tanggung jawab sosial Bersama
yang bersentuhan dengan program tersebut. yang mana pemerintah dan masyarakat
harus memiliki tujuan yang sama yaitu
Tujuan BLT: mengentaskan kemiskinan dan
mensejahterakan demi tercapai nya sebuah
1. Membantu masyarakat miskin agar
tujuan maka kebijakan BLT diterapkan dan
tetap dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat mendukung dengan adanya
dasarnya.
program ini.
Dengan adanya BLT diharapkan
4. Mengurangi proporsi penduduk miskin
masyarakat miskin yang awalnya tidak dapat
secara signifikan
memenuhi kebutuhan sehari-harinya

10
Dikeluarkan nya kebijakan program yang tidak dirancang dengan baik dapat
BLT ini di dasari dengan kemiskinan yang memperburuk masalah.
terus meningkat sehingga salah satu tujuan
6. Tidak secara langsung mendistorsi harga
dari program ini yaitu untuk mengurangi
proporsi penduduk miskin secara signifikan Dana Desa dan Penanggulangan Covid-19
di Kabupaten Sampangg

Manfaat BLT: Pandemi Covid-19 di Indonesia telah


mendorong perubahan di kehidupan
1. Menstabilkan perekonomian makro
masyarakat terkhusus di tingkat desa.
2. Biaya menjalankan program BLT lebih Pemerintah menerapkan peraturan secara
rendah daripada menyediakan bantuan umum untuk mengatasi penularan Covid -19
dalam bentuk barang ataupun jasa. seperti aksi-aksi massa, sosial distancing,
3. Program BLT biasanya tidak dan juga physical distancing, mendorong
dipengaruhi oleh harga barang atau masyarakat untuk hidup sehat dengan cara
biaya hidup, membuat program memakai masker, menggunakan
semacam ini dari sudut pandang handsenitizer jika di luar rumah, dan juga
penerima, subsidi tunai memberikan mencuci tangan ketika habis bepergian
mereka kebebasan pilihan dalam (Chen et al., 2020). Terkhusus di Kabupaten
penggunaan bantuan yang mereka terima Sampang, Pandemi Covid-19 membawa
untuk meningkatkan kesejahteraan perubahan disegi kehidupan sosial dan
mereka dan memberi mereka tingkat interaksi dengan lingkungan pedesaan.
kepuasan yang lebih pada setiap Untuk menanggulangi Covid-19 di
tingkatan pendapatan dibandingkan Kabupaten Sampang, peran pemerintah
dengan transfer dalam bentuk natura. sangat dibutuhkan. Untuk menanggapi hal
tersebut pemerintah setempat menanggapi
4. Penyedia dana program ini merasakan
Surat Edaran Bupati Sampang Nomor
stigma yang berkurang yang terkait
440/655/434.203/2020 mengenai Upaya
dengan program ini.
Pencegahan Penularan Covid-19 yaitu
5. Program BLT yang dirancang dengan dengan cara melakukan pembagian masker,
baik dapat membantu mengatasi memanfaatkan usaha kecil dan menengah
kemiskinan, sementara program BLT desa itu sendiri, himbauan untuk selalu

11
sosial distancing, mendirikan posko jaga, Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK
membentuk relawan tim gugus desa dan Fisik dan Dana Desa yang menerima
juga memberikan bantuan sosial. Program dokumen persyaratan penyaluran dari Bupati
lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk yaitu di tahap I dan II pada bulan Januari
penanggulangan Covid-19 adalah dan Maret masing-masing sebesar 40% dan
mengoptimalkan Anggaran Desa atau Dana tahap III pada bulan Juni sebesar 20%. Dan
Desa (DD). pada persyaratan tahap ke III terdapat
Peraturan Kepala Desa mengenai Penetapan
Berdasarkan Badan Komunikasi dan
Keluarga Penerima manfaat BLT Desa.
Informasi Sampang untuk masalah
Pasal 12, prioritas dari Dana Desa untuk
penganggaran Pandemi Covid 19, Bupati
memberikan manfaat yaitu (Peraturan
Kabupaten Sampang Slamet Junaidi
Bupati Nomor 18 Tahun 2020, 2020):
menginstruksikan pemanfaatan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (DD) dan 1. Peningkatan kualitas hidup manusia
Alokasi Anggaran Desa (ADD). Untuk 2. Peningkatan kesejahteraan
pengupayaan tersebut sehingga ada masyarakat
tambahan anggaran untuk penanggulangan 3. Penanggulangan kemiskinan
Covid-19 sebesar Rp 15 Miliar dari Rp 7
Selain itu juga, prioritas dari Dana
Miliar sehingga total penganggaran di tahun
Desa yaitu untuk menanggulangi Pandemi
2020 sebesar Rp 22 Miliar. Sesuai dengan
Covid-19 seperti seperti di pembahasan
Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2020
sebelumnya yaitu :
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Tata Cara Pembagian 1. Kegiatan penanganan pandemic
Dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Covid-19
Desa Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2. Jaring pengamanan sosial di desa,

2020 pasal 11 menyatakan bahwa Dana yaitu berupa BLT Desa kepada
Desa disalurkan dari RKUN ke RKD keluarga miskin atau tidak mampu.
melalui RKUD dan melalui pemotongan Sasaran penerima BLT-Dana Desa
Dana Desa setiap daerah kabupaten dan dalam pasal 12 A yaitu keluarga
penyaluran dana hasil pemotongan Dana miskin non PKH/Bantuan Pangan
Desa ke RKD dan dilakukan dalam 3 tahap Non Tunai (BPNT), yaitu antara lain
penyaluran yang dilaksanakan setelah

12
(Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 3. Dapat dengan mudah untuk
2020, 2020) : diarahkan tujuan membangun
a. Kehilangan mata pencaharian legitimasi dan kredibilitas
b. Belum terdata pemerintah desa secara lokal melalui
c. Mempunyai anggota keluarga penyelesaian masalah
yang rentan sakit 4. Terjaminnya akuntabilitas
menahun/kronis dikarenakan lengkapnya sistem
pemantauan, evaluasi dan juga
Dari penjelasan tersebut di tingkat
pertanggungjawaban yang dapat
rumah tangga dan desa bahwa anggaran
dioptimalkan
dana desa sebagai anggaran on budget yang
digunakan secara langsung untuk Dalam implementasi kebijakan
penanggulangan Covid 19. tersebut tentu berhubungan dengan
Pengimplementasian perubahan anggaran kebijakan dan dengan adanya kebijakan
dari yang dulunya 7 Miliar menjadi 22 sebagai tahapan dan menjadi konsekuensi
Miliar bukanlah menjadikan sebuah jaminan dalam menjalankannya. Apakah dari
kebijakan yang berhasil untuk menangani kebijakan tersebut dapat diimplementasikan
Pandemi Covid – 19. Karena keberhasilan dengan baik. Berdasarkan Peraturan Menteri
bukan hanya dilihat dari segi anggaran Desa Nomor 6 Tahun 2020 dan Surat
Pemerintah Daerah sehingga dana desa Edaran Bupati Sampang Nomor 8 Tahun
untuk menanggulangi Covid-19 berasal juga 2020 menyatakan bahwa fungsi kepala desa
dari Dana Pemerintah Pusat (APBN). Dalam dalam penanggulangan Covid-19 sebagai
APBN, dana desa memiliki keunggulan ketua Badan Relawan Desa hal ini bertujuan
antara lain yaitu (Maun, 2020): untuk mengoptimalisasi kinerja dalam
pencegahan dan penegakan hukum di desa
1. Meminimalkan dampak sosial dan
Kabupaten Sampang. Dalam pendistribusian
ekonomi
anggaran yang bersumber dari Dana Desa
2. Tidak memerlukan sistem yang baru
(DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam
sehingga aparat desa dapat secara
penanganan Covid-19, fungsi kepala desa
langsung bergerak dikarenakan telah
sebagai perantara setiap program. Namun
memahami sistemnya
penganggaran dalam penanggulangan
Covid-19 yang bersumber dari APBD

13
Sampang terbatas dimana setiap desa yang melakukan komunikasi dalam penggunaan
berada di Kabupaten Sampang hanya dana desa dalam penyebaran dan
menerima sekitar Rp 15.000.000. Untuk pencegahan Virus Covid-19 dengan
menindaklanjuti implementasi kebijakan memberikan perintah kepada seluruh kepala
tersebut, terdapat empat aspek berdasarkan desa dan kelurahan hal ini disampaikan oleh
teori dari Edward III yang digunakan untuk Bupati saat mengikuti Rakoor dengan 38
mengidentifikasi dan mempengaruhi kepala daerah, Gubernur Jawa Timur
pengimplementasian kebijakan baik secara melalui video conference (daring) di
langsung ataupun tidak dalam penggunaan Pendopo Sampang dan juga dihadiri oleh
Dana Desa untuk menanggulangi Pandemi pihak yang terkait dalam mengawasi
Covid-19 yaitu (Hidayat, 2020) : penggunaan dana desa dalam penanganan
pandemic Covid-19 seperti Bank Indonesia,
1. Komunikasi Dalam Penggunaan Dana Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kepala
Desa Tengah Pandemi Sampang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) Jawa Timur, dan juga
Untuk mencapai keberhasilan
Kanwil Perbendaharaan Jawa Timur. Poin
pengimpelementasian kebijakan, penting
yang menjadi bahasan pokok dalam rapat
bagi implementor untuk dengan jelas
tersebut adalah penanggulangan Covid-19
mengetahui apa yang akan dilakukan, apa
dari sektor dampak ekonomi dan sosial.
maksud tujuan dan sasaran dari kebijakan
Untuk mendukung hal tersebut agar berhasil,
tersebut yang harus diinformasikan kepada
harus berkolaborasi dengan elemen-elemen
kelompok sasaran sehingga selain mencapai
bangsa seperti Forkopimda, pemerintah
keberhasilan implementasi sekaligus
provinsi, instansi vertical, organisasi profesi
mengurangi distorsi implementasi kebijakan.
seperti IDI, PPNI, pelaku usaha, UMKM,
Maksud tujuan dan sasaran kebijakan yang
pedagang, masyarakat dan Peran Kepala
diinformasikan harus dapat dipahami,
Desa sebagai ujung tombak pemerintahan.
diterapkan dengan jelas dan diketahui oleh
Salah satu pernyataan dari informan yaitu
kelompok sasaran, jika hal ini
Ketua Asosiasi Kepala Desa menyatakan
diinformasikan secara jelas maka tidak akan
bahwa penyampaian informasi, kejelasan
ada penolakan atau resistensi dari kelompok
dan konsistensi sudah berjalan dengan baik
sasaran dan begitu dengan sebaliknya. Di
dengan tidak adanya bias dan kesalahan
Kabupaten Sampang sendiri, Bupati

14
koordinasi baik itu penyampaian informasi Pandemi Covid-19. Beberapa manfaat
biaya masker, penyemprotan disinfektan, secara langsung dari sumber daya dana desa
pembuatan poskok, bahkan seluruh aspek yaitu :
komunikasi penggunaan dana desa saat
a. Pengadaan masker secara gratis bagi
Pandemi Covid-19 sudah berjalan dengan
warga desa oleh tim relawan
baik di Kabupaten Sampang.
b. Sumber dana bagi tim relawan desa
2. Sumber Daya Dana Desa masa melalui program pendiri posko,
Pandemi Covid-19 di Kabupaten pembuatan tempat cuci tangan
Sampang umum, penyemprotan disinfektan,
dan juga keperluan logistik
Pemenuhan sumber daya harus
c. Dana desa didistribusikan untuk
terpenuhi dengan baik bagi implementor
bantuan sosial bagi yang memiliki
apabila memiliki sumber daya yang kurang
ekonomi yang rentan dan miskin.
proses impelementasi tidak akan berjalan
d. Dana operasional terhadap
dengan baik meskipun penyampaian
kebutuhan transportasi warga ke
komunikasi kebijakan jelas dan konsisten
fasilitas kesehatan dan juga
tetap saja sumber daya sangat dibutuhkan
pembuatan isolasi desa bagi
dan berperan penting menuju implementasi
terjangkit pandemic Covid-19.
kebijakan yang efektif yang dibutuhkan
yaitu sumber daya manusia, yakni Pembuatan poskok jaga dan tim
kompetensi implementor dan sumber daya relawan di Kabupaten Sampang wajib untuk
finansial. Karena apabila tanpa adanya didirikan sesuai dengan Surat Edaran
sumber daya maka penyampaian informasi Menteri Desa PDTT Nomor 8 Tahun 2020
tidak berjalan, kebijakan hanya sebatas di tentang Desa tanggap Covid-19.
kertas dan hanya menjadi dokumen yang Keberhasilan pendirian posko, Bupati
tersimpan saja. Penggunaan dan informasi Kabupaten Sampang telah mendirikan psoko
keuangan dana desa di Kabupaten Sampang di tingkat kabupaten, kecamatan, desa, dan
transparan dibuktikan dengan melibatkan di setiap Puskesmas.
partisipasi warganya dan penggunaan dana
desa ini sendiri secara langsung disesuaikan
dengan kebutuhan desa dalam menangani

15
implementor kebijakan dalam
mengidentifikasi dan menjalankan kebiajkan
tersebut.
Tabel 1.1 Posko Tanggap Covid-19
Selain pendirian posko, pemerintah
Kabupaten Sampang
Kabupaten Sampang juga melaksanakan
bantuan sosial yang berasal dari dana desa
No POSKO JUMLAH
BLT-DD, namun dalam pelaksanaan
1 Kabupaten 3
kebijakan tersebut melakukan Musyawarah
2 Kecamatan 14 Desa (Musdes) terlebih dahulu bertujuan

3 Puskesmas 16 untuk menentukan penerima manfaat dari


BLT-DD di setiap desa sesuai dengan
4 Desa 186
peraturan Kepala Desa (Perkades) dan
kemudian menyerahkan daftar penerima
Sumber: Pemerintah Kabupaten Sampang
bantuan sosial BLT-DD kepada Dinas
Sumber daya penyaluran informasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
dalam penggunaan dana desa pencegahan (DPMD Sampang). Dikarenakan kepala
penanggulangan Covid-19 sudah transparan desa sebagai pemimpin formal dan informal
dan di informasikan secara terbuka kepada berhak untuk menentukan siapa saja
publik. Terlihat dengan terbukanya masyarakat yang berhak dalam mekanisme
pemerintah desa dalam pemberian pencairan dan menerima bantuan sosial
pertanggujawaban laporan penggunaan BLT-DD.
anggaran dana desa yang diumumkan di
3. Struktur Birokrasi Implementasi
media setiap kantor desa hal ini menujukkan
Dana Desa Covid-19 Sampang
bukti tanggungjawab keterbukaan informasi
kepada publik. Namun, permasalahan yang Untuk merealisasikan program yang
kerap terjadi adalah dalam kualitas sumber bersumber dari dana desa struktur birokrasi
daya manusia dilihat dari segi pendidikan dituntut untuk berinovasi di pada Pandemi
yang masih rendah, keahlian dari para Covid-19 sebagai garda terdepan dan sangat
implementor kebijakan yang masih belum berpengaruh untuk mengimplementasikan
terjangkau sehingga mengakibatkan kurang kebijakan. Adanya SOP atau prosedur
efektif dan efisiennya kemampuan dari operasi standart yang menjadi aspek struktur

16
penting yang menjadi sebuah pedoman melalui informasi dari situs web Kabupaten
untuk melaksanakan kebijakan bagi para Sampang.
implementor. Namun, aktivitas organisasi
yang tidak fleksibel dapat terjadi
dikarenakan struktur organisasi yang terlalu
panjang dan akan melemahkan pengawasan
dan membuat birokrasi jadi lebih rumit dan
juga kompleks. Perlunya koordinasi bersama
OPD mengenai anggaran dana desa yang
dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten
Sampang seperti koordinasi dengan Dinas
Kesehatan, Dinas Komunikasi dan
Informatika, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD), dan juga Dinas Selain itu, struktur birokrasi ini juga
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa bertugas untuk menyalurkan bantuan sosial
(DPMD) Kabupaten Sampang. Struktur kepada masyarakat desa. Bantuan sosial ini
organisasi daerah yaitu Diskominfo berupa BLT-DD yang dialokasikan dari
Kabupaten Sampang mempunyai tugas dana desa. Dimana sesuai dengan Surat
untuk membantu Bupati dalam bidang Edaran Nomor 8 Tahun 2020 tentang desa
komunikasi dan informatika dan juga tugas tanggap Covid-19 menjelaskan mengenai
pembantuan dimana salah satu tugasnya pedoman alokasi BLT ditetapkan sebesar
adalah mengenai pendataan informasi yang 25% dari dana desa yaitu kurang dari Rp
berbasis internet, pendataan dan visualisasi 800 jt untuk Pagu dana desa. Selanjutnya 35
mengenai penyebaran Covid-19 yang %, alokasi untuk desa dengan pagu Rp
dimana informasi tersebut akan ditampilkan 800jt-Rp1,2 M. Namun apabila ingin
melalui situs wes resmi Pemerintah dikembangkan lebih dari 35% sangat
Kabupaten disebut dengan pusat informasi dibutuhkan persetujuan dari Pemerintah
gugus tugas Covid-19. Daerah. Peraturan Menteri Desa Nomor 6
Tahun 2020 menjadi sebuah pedoman untuk
Berikut salah satu bukti mengenai peta
birokrasi desa berdasarkan sasaran dari
persebaran Covid-19 di Kabupaten Sampang
produk bantuan sosial BLT-DD dan

17
birokrasi desa sendiri berhak untuk
menentukan penduduk penerima bantuan
BLT-DD yang layak untuk menerimanya
yaitu merupakan masyarakat yang tidak Kebijakan Dari Pemerintah Setempat

mampu yang tidak terdaftar sebagai Dalam BLT-DD

penerima PKH ataupun BPNT, kehilangan Selain pendirian posko, pemerintah


mata pencaharian yang diakibatkan oleh Kabupaten Sampang juga melaksanakan
Covid-19 dan penduduk yang rentan akan bantuan sosial yang berasal dari dana desa
penyakit. BLT-DD, namun dalam pelaksanaan

4. Disposisi (Sikap Pelaksana) kebijakan tersebut melakukan Musyawarah


Desa (Musdes) terlebih dahulu bertujuan
Disposisi atau sikap dari pelaksana untuk menentukan penerima manfaat dari
kebijakan salah satu faktor penting dalam BLT-DD di setiap desa sesuai dengan
pengimplementasian kebijakan. Dimana peraturan Kepala Desa (Perkades) dan
sikap dari para impelementor kebijakan akan kemudian menyerahkan daftar penerima
menentukan kebijakan tersebut dapat bantuan sosial BLT-DD kepada Dinas
berjalan dengan efektif bukan sekedar hanya Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
mengetahai mengenai apa yang akan (DPMD Sampang). Dikarenakan kepala
dilakukan tetapi kemampuan sehingga desa sebagai pemimpin formal dan informal
nantinya tidak ada bias dalam berhak untuk menentukan siapa saja
pengimpelmentasiannya. Di Kabupaten masyarakat yang berhak dalam mekanisme
Sampang sendiri sikap dari para pelaksana pencairan dan menerima bantuan sosial
sudah cukup baik dalam penyebaran BLT-DD.
informasi, bahkan juga penyaluran BLT-DD
kekurangan dari disposisi ini adalah
KESIMPULAN
kemampuan dari para implementor yang
Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
harus ditingkatkan dan harus dikembangkan
BLT dana desa di kabupaten sampang
lagi.
sejauh ini telah berjalan dengan baik.
Namun dari hasil analisis variable
komunikasi perlu ditinjau kembali karena
dalam penyampaian informasi kebijakan
18
kepada masyarakt butuh usaha yang lebih EFEKTIVITAS DANA PROGRAM
lagi karena mayoritas penduduk sampan KOMPENSASI PENGURANGAN
berprofesi sebagai butuh tani yang tinggal di SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK
desa. Dari sumber daya manusia yang masih (PKPS-BBM) DI KECAMATAN
belum tercapai karena segi kompetensi yang RANTAU SELATAN KABUPATEN
ditambah lagi dari sumber daya anggaran LABUHANBATU. 1–22.
dan sarana yang belum memadai karena
Khoiriyah, F., Oktavia, L., Zakiyah, N., &
terkendala pandemi besar ini membutuhkan
Ilman, A. (2020). Efektivitas
dana yang besar operasional tim relawan dan Pelaksanaan Bantuan Sosial Dari
Pemerintah Terhadap Masyarakat
bantuan sosial kepada masyarakat masih
Terdampak Covid-19 Di Desa
kurang. Gendongarum Kecamatan Kanor
Kabupaten Bojonegoro. Spirit Publik,
15, 97–110.
DAFTAR PUSTAKA
Novianty, I., Setiawan, I., Afiyanti, F.,
Syarief, E., Sudrajat, G., & Djatnika, D.
Irwan Akib, R. (2016). Bantuan Langsung (2020). PRAKTIK PENGANGGARAN
DAN PENYALURAN BANTUAN
Tunai. Equilibrium Pendidikan DANA DESA DI MASA PANDEMI
Sosiologi, III(1), 1–10. COVID-19 (Studi Kasus Pada Desa
Sariwangi Kabupaten Bandung Barat).
Paat, R., & Singkoh, Sofia Pangemanan, F. 1(1), 1583–1592.

(2021). IMPLEMENTASI PROF. DR. YULIANTO KADJI, M. S.


BANTUAN LANGSUNG TUNAI (2015). Formulasi dan Implementasi
Kebijakan Publik Kepemimpinan dan
DANA DESA TAHUN 2020 DI Perilaku Birokrasi dalam Fakta
DESA TOKIN BARU Realitas. In UNG Press Gorontalo.
http://marefateadyan.nashriyat.ir/node/
KECAMATAN MOTOLING 150
TIMUR KABUPATEN MINAHASA
Dr. Drs. Suparno, M. S. (2017).
SELATAN. Jurnal Jurusan Ilmu Implementasi Kebijakan Publik Dalam
Pemerintahan, 1, 1–11. Praktek. Dwiputra Pustaka Jaya.

Nadeak, I. J. (n.d.). ANALISIS Chen, X., Ran, L., Liu, Q., Hu, Q., Du, X.,

PENGELOLAAN DANA BANTUAN & Tan, X. (2020). Hand hygiene, mask-

LANGSUNG TUNAI (BLT) wearing behaviors and its associated

DALAM PENCAPAIAN factors during the COVID-19 epidemic:

19
A cross-sectional study among primary
school students in Wuhan, China.
International Journal of Environmental
Research and Public Health, 17(8).
https://doi.org/10.3390/ijerph17082893

Hidayat, E. (2020). Implementasi Kebijakan


Dana Desa untuk Penanggulangan
Pandemi Covid-19 di Sampang.
Soetomo Communication and
Humanities, 1(3), 126–136.

Maun, C. E. F. (2020). Efektivitas Bantuan


Langsung Tunai Dana Desa Bagi
Masyarakat Miskin Terkena Dampak
Covid-19 Di Desa Talaitad Kecamatan
Suluun Tareran Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal Politico, 9(2), 1–16.

Peraturan Bupati NOMOR 18 TAHUN


2020. (2020). TENTANG,
PERATURAN BUPATI SAMPANG
NOMOR 18 TAHUN 2020 2020,
PERUBAHAN ATAS PERATURAN
BUPATI NOMOR 3 TAHUN 2020
TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN
DAN PENETAPAN RINCIAN DANA
DESA SETIAP DESA KABUPATEN
SAMPANG TAHUN ANGGARAN.

20

Anda mungkin juga menyukai