Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

REVIEW ARTIKEL
RISET AKUNTANSI
SEMESTER GANJIL 2022/2023

The relation of COVID-19 to the UN Sustainable Development Goals


(Hubungan COVID-19 dengan Pembangunan Berkelanjutan PBB Tujuan:
Implikasi Untuk Akuntansi Keberlanjutan, Manajemen dan Penelitian
Kebijakan)

Disusun Oleh :
Kelompok : 02 Kelas : FA1

VANDA NOR DEPINA KETUA ( 2020310086 )


FARAH PUTRI ARIATAMA ANGGOTA ( 2020310002 )
SISKA KUMALASARI ANGGOTA ( 2020310061 )

UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS


2022
BAGIAN 1
Judul The relation of COVID-19 to the UN
Sustainable Development Goals: Implications
for Sustainability Accounting, Management and
Policy Research.
(Hubungan COVID-19 dengan Pembangunan
Berkelanjutan PBB Tujuan: Implikasi Untuk
Akuntansi Keberlanjutan, Manajemen dan
Penelitian Kebijakan)
Teori yang digunakan Teori yang digunakan dalam penelitian ini
berkonsentrasi kepada teori fenomenologi
dimana dalam teori ini mengenai pengalaman
hidup seseorang ataupun metode yang
mempelajari bagaimana individu secara
subjektif yang berguna untuk pengalaman dan
juga memberikan makna dari fenomena tersebut.
Dimana hal ini mengenai pengalaman dan
bagaimana nantinya pengalaman ini akan
terbentuk. Sehingga pada artikel ini sangat
cocok dimana artikel ini juga ingin mengetahui
hubungan COVID-19 dengan pembangunan
berkelanjutan PBB. Studi ini juga telah
menganalisis efek COVID-19 pada SDG
tertentu, dengan fokus secara eksklusif pada
konsekuensi negatif(Naidoo dan Fisher, 2020)
atau pada SDG tertentu (Leal Filho
Dkk.,2020;WHO, 2020;Pan dan Zhang, 2020).
Mengintegrasikan pekerjaan yang ada tentang
bagaimana COVID-19 berdampak pada SDG
tertentu, memberikan gambaran awal tentang
potensi konsekuensi pandemi COVID-19 pada
setiap SDG masing-masing. Ini menyoroti
bahwa berkaitan dengan beberapa SDG, ada
ancaman berat, seperti SDG1 (tanpa
kemiskinan) dan SDG2 (tanpa kelaparan).
Namun, SDGs tunggal juga memberikan
harapan pada peluang untuk memfasilitasi
pencapaian SDGs tersebut, seperti SDG13 (aksi
iklim). Dalam teori ini juga nantinya akan
berhubungan dengan COVID-19 tidak hanya
berkaitan dengan SDGs tetapi merupakan bagian
dari bidang penelitian pembangunan
berkelanjutan itu sendiri. Pandemi telah terbukti
sangat mengancam pencapaian SDG, sementara
peluang terkait SDG tertentu juga dapat
ditemukan. Berkaitan dengan hal tersebut,
penulis mengidentifikasi pola, mengenai jenis
peluang SDGs atau masing-masing, ancaman
yang ada.
Motivasi Riset Dampak pandemi COVID-19 dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari melebihi ekspektasi
terburuk yang dibayangkan. Virus ini sudah
menyebar di hampir seluruh negara di dunia
seperti yang telah diumumkan oleh World
Health Organization (WHO). Dari sudut
pandang dunia ekonomi, pandemi ini adalah
akar penyebab dari penurunan global
(Kelompok Bank Dunia, 2020). Jika berkaitan
dengan kelanjutan pembangunan, pandemi virus
ini sudah banyak meminimalisir tantangan dari
pembangunan berkelanjutan sebelumnya, dan
yang paling utama yaitu perubahan iklim dan
gerakan global “Jumat Untuk Masa Depan”.

Sebagai topik penelitian dan juga tantangan bagi


masyarakat, pandemi COVID-19 ini mempunyai
banyak kesamaan dengan tantangan utama dari
pembangunan berkelanjutan.
Pertama, sehubungan dengan adanya dimensi
berkelanjutan antar generasi yang temporal,
COVID-19 mengharuskan pada pengambil
keputusan untuk dapat mengambil perspektif
jangka panjang. Pandemi COVID-19 yang
mengharuskan kita untuk dapat segera
menganalisis tindakan dan keputusan apa yang
bisa kita implementasikan serta apakah dampak
dari keputusan yang kita ambil hari ini dapat
menimbulkan pengaruh keputusan di masa
depan atau malah menimbulkan biaya jangka
panjang.

Kedua, walaupun pandemi COVID-19 adalah


ancaman global bagi seluruh manusia di dunia
ini, tetapi terdapat kemungkinan tidak
mempunyai konsekuensi yang sama buruknya di
seluruh negara dan kelompok sosial ekonomi di
negara tersebut. Seperti pada umumnya,
kebanyakan pandemi memberikan pengaruh
lebih buruk untuk kalangan individu yang
kurang mampu, seperti rakyat miskin,
pengangguran, maupun berdampak buruk juga
bagi negara-negara yang infrastruktur medisnya
kurang berkembang.

Ketiga, seperti masalah pada keberlanjutan pada


umumnya, pandemi COVID-19 ini sangat
dipengaruhi oleh masalah ketidakpastian (Platje
Dkk.,2020;van Dam dan Webbink, 2020).
Dikarenakan COVID-19 merupakan virus baru,
maka konsekuensi jangka panjang untuk
kesehatan bagi para individu dan pengobatan
baru untuk memberantas COVID-19 tidak bisa
terprediksi secara jelas. Begitu juga dengan isu
perubahan iklim dan isu hilangnya
keanekaragaman hayati tersebut sangat sulit jika
ada terdapat ketidakmungkinan untuk secara
tepat memprediksi potensi kerusakan. Sekarang
ini pertanyaan kesulitan memberantas COVID-
19 sama halnya seperti melawan tantangan
keberlanjutan lainnya

Keempat, terdapat kemiripan yang lain antara


COVID-19 dan tantangan pembangunan
berkelanjutan lainnya, yaitu bahwa mengabaikan
COVID-19 dapat menimbulkan bencana yang
parah, menyebabkan kematian, serta
membahayakan pembangunan sosial-ekonomi.
Sama halnya dengan mengabaikan perubahan
iklim yang terjadi, dapat menyebabkan
peningkatan kejadian cuaca ekstrem, seperti
badai yang lebih parah (Mirza, 2003);Stott,
2016). Demikian juga, pengabaian SDGs 8
(pekerjaan yang layak dan pertumbuhan
ekonomi) dan 12 (konsumsi dan produksi yang
bertanggung jawab) dapat mengakibatkan
bencana, seperti runtuhnya fasilitas produksi di
Rana Plaza(Chowdhury, 2017).
Tujuan Riset Penelitian ini memiliki tujuan untuk membahas
hubungan antara pandemi COVID-19 dengan
pembangunan berkelanjutan khususnya, untuk
tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)
PBB. Dengan demikian, penulis artikel ini lebih
memperhatikan tentang bagaimana penelitian
akuntansi, manajemen, dan kebijakan (SAMP)
keberlanjutan dapat membantu untuk
membangun era pasca-COVID-19 yang lebih
berkelanjutan.
Pada catatan di penelitian ini telah menyelidiki
bagaimana pandemi COVID-19 terkait dengan
tantangan pembangunan berkelanjutan. Dan
khususnya, peneliti mengeksplorasi hubungan
COVID-19 dengan tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs) yang didirikan oleh PBB
(2015). Dengan demikian, penulis menyoroti,
jenis SDGs mana yang sudah sangat terancam
oleh pandemi dan potensi SDG untuk realisasi
SDGs mana yang bisa diteliti. Pada dasar ini,
peneliti dapat mengembangkan agenda
penelitian untuk akuntansi keberlanjutan,
manajemen dan kebijakan (SAMP) - penelitian
tentang COVID-19 dan juga potensi pandemi
untuk masa depan.
Rancangan Riset, (Variabel yang Variabel Independen : COVID-19
digunakan, Sampel Riset dan Teknik
Variabel Dependen : Pembangunan
analisis data)
Berkelanjutan PBB

Sampel Riset :
Dalam penelitian ini mengumpulkan data kasus
kumulatif dan kasus baru COVID-19 dari
informasi mengenai hubungan COVID-19
dengan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDGs) yang didirikan oleh PBB (2015).
Dengan analisis ini maka akan diketahui jenis
SDGs mana yang sangat terancam oleh pandemi
dan potensi SDG untuk realisasi SDGs mana
yang dapat diamati. Sehingga dalam
pengembangan agenda penelitian ini digunakan
untuk akuntansi Keberlanjutan, manajemen dan
kebijakan (SAMP) - penelitian tentang COVID-
19
dan potensi pandemi di masa depan.
Teknik Analisis Data :
Untuk analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis data kualitatif
dikarenakan pada penelitian ini hanya
menjelaskan fenomena yg terjadi pada hubungan
covid 19 dengan pembangunan berkelanjutan
PBB. Dan didalam penelitian ini juga
menggunakan metode observasi dimana
penelitian ini yang menghubungkan langsung
dengan SAMP dengan kedokteran ekonomi
kesehatan dan studi bencana.
Hasil Riset Pada SDG3 (kesehatan dan kesejahteraan yang
baik), pada penelitian SAMP ini menekankan
untuk kedua di era pasca COVID-19 wajib
menyelidiki mengenai pandemi yang dapat
mempengaruhi terhadap nilai dan motivasi
untuk aktor, juga termasuk manajer, politis dan
warga. Dalam krisis, terhadap solidaritas untuk
pementasan kembali yang tidak terduga. Di
masa pandemi, mengorbankan manfaat diri
sendiri untuk anggota masyarakat adalah hal
yang wajar yang dapat dilakukan bagi
kebanyakan orang. Sikap yang sama dapat juga
diberikan kepada isu-isu lebih lanjut, seperti
halnya konsumsi terhadap perdagangan yang
adil, SDGs dapat kembali seperti SDG1 (tanpa
kemiskinan), SDG5 (kesetaraan gender), SDG10
(mengurangi ketidaksetaraan), SDG12
(bertanggung jawab konsumsi dan produksi),
SDG16 (perdamaian, keadilan dan institusi yang
kuat) dan SDG17 (kemitraan untuk mencapai
tujuan). Pandemi COVID-19 mewajibkan untuk
setiap orang agar dapat menganalisis bagaimana
tindakan dan keputusan untuk masa depan atau
untuk menciptakan pada kerusakan jangka
panjang. Covid-19 ini memberikan manfaat
untuk mengetahui cara berpikir agar dapat
menjadi landasan yang memberikan manfaat
untuk membina SDG7 (energi yang terjangkau
dan bersih), SDG13 (aksi iklim), SDG14
(kehidupan di bawah air) dan SDG15
(kehidupan di darat). Penelitian masa depan
haruslah menganalisis sejauh mana masa
pandemi ini, meningkatkan pada kepentingan
umum oleh perusahaan, politisi, san warga
negara sebagai masalah solidaritas san juga
pemikiran jangka panjang. Adapun juga
konsekuensi pada peningkatan pentingnya
solidaritas dan juga pemikiran jangka panjang
demi kebijakan keberlanjutan serta keputusan
manajemen yang harus diteliti. Pandemi COVID
-19 ini tidak hanya berdampak pada SDGs tetapi
juga terhadap globalisasi sebagai faktor
pembatas untuk pencapaian SDGs. Oleh karena
itu, penelitian masa depan mengakui perubahan
pada keadaan dan dalam menangani dengan
globalisasi dan juga pertumbuhan ekonomi
secara konstan untuk asumsi dasar dalam
mencapai SDGs dengan memberikan perhatian
khusus yang berhubungan dengan globalisasi,
pertumbuhan ekonomi, dan pencapaian SDGs.
Diperlukan penelitian secara khusus yang
menganalisis mengenai efek jangka panjang dari
globalisasi dan pertumbuhan yang dapat diamati
juga memberikan pengaruh substansial terhadap
SDGs pada jangka panjang dan cara perusahaan
serta pemerintah untuk bergerak terhadap
keadaan saat ini.
Keterbatasan Riset dan Peluang Riset Yang Jika pada skema dan peraturan akuntansi saat ini
Akan Datang ditemukan tidak dapat mencegah periode
akuntabilitas yang terbatas, penelitian SAMP ini
makin ditantang untuk dapat lebih
mengembangkan konsep baru yang lebih siap
untuk akuntansi keberlanjutan pada saat krisis
(Hummel dan Hörisch, 2020). Selain di
akuntansi perusahaan, pergeseran perhatian
terhadap COVID-19 dapat menimbulkan
penurunan pemerintah akuntansi terhadap isu-
isu keberlanjutan lebih lanjut. Sebuah survei
yang dilakukan oleh PBB dan Bank Dunia
memaparkan bahwa adanya 96% kantor statistik
setidaknya telah menghentikan sebagian
pengumpulan data tatap muka mengenai SDGs
selama pandemic (Alam, 2020). Dengan
demikian, penelitian akuntansi keberlanjutan ini
diharuskan menyelidiki konsekuensi jangka
panjang dari pemberhentian pengumpulan data
ini dan juga meneliti sudah sejauh mana norma
eksplisit dibutuhkan untuk akuntansi
pemerintahan.
Penelitian di masa depan ini juga diharuskan
lebih memberikan contoh spesifik dari masalah
keberlanjutan yang baru muncul (Pandemi
COVID-19), untuk menetapkan kriteria yang
lebih umum untuk mengintegrasikan tantangan
yang baru muncul ke SDG.

Penelitian masa depan harus menilai secara


retrospektif,apakah pergeseran kekuasaan yang
diamati bersifat sementara atau tahan lama dan
faktor-faktor apa (misalnya defisit anggaran
nasional, lobi dan korupsi) yang menghambat
atau mendorong dan bertahan dalam pergantian
kekuasaan. Jika pergeseran yang bertahan lama
dapat diamati, hal ini kemungkinan besar akan
membatasi potensi keberlanjutan perusahaan,
tetapi meningkatkan kemampuan pemerintah
untuk campur tangan dalam pembangunan
berkelanjutan. Jika kemauan pemerintah untuk
mengambil tindakan mendasar segera untuk
pembangunan berkelanjutan akan sama
tingginya dengan memerangi pandemi, isu-isu
seperti standar sosial dalam rantai pasokan(Ertl
dan Schebesta, 2020) atau perubahan
iklim(Mendorong, 2010) dapat diatur ke tingkat
yang jauh lebih kuat. Penelitian SAMP lebih
lanjut harus menyelidiki apakah pengalaman
dengan regulasi yang lebih kuat selama krisis
COVID-19 telah melemahkan oposisi terhadap
regulasi yang lebih ketat dan meningkatkan
penerimaan campur tangan pemerintah di antara
perusahaan
Kesimpulan Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
pandemi COVID-19 memiliki dampak buruk
yang dapat merugikan bagi kehidupan
masyarakat. Pada artikel kali ini menggunakan
variabel independen dan juga dependen dimana
dapat dibuktikan. Dengan konsep baru yang
mengikuti dan melengkapi SDGs ini
dikarenakan adanya pandemi COVID-19 perlu
adanya penekanan yang kuat pada pembangunan
berkelanjutan. Analisis mengenai bagaimana
pandemi COVID-19 dan juga SDGs memiliki
kekuatan. SDGs secara fleksibel menerapkan
situasi yang tidak dapat diprediksi dan juga
relevan yang berguna untuk topik selanjutnya,
seperti halnya pandemi COVID-19. Adanya
adaptasi terhadap SDGs haruslah memperkuat
sifat terbuka melalui konsep itu. Dalam
penelitian ini, menimbulkan pertanyaan
mengenai kriteria yang merupakan isu dalam
keberlanjutan yang pantas untuk diintegrasikan
ke dalam SDGs.

BAGIAN II
Judul Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Teori yang digunakan Konsep CSR pertama kali dikemukakan oleh
Howard R. Bowen pada tahun 1953. Dalam
konsep itu dijabarkan mengenai suatu
kewajiban bagi perusahaan untuk
menjalankan kebijakan dan keputusan yang
sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai yang
dikehendaki masyarakat (12). Konsep ini
dikembangkan secara terus menerus oleh
beberapa ahli dan peneliti lainnya, salah
satunya oleh Visser, dkk. (2010) bahwa CSR
mengacu pada kepercayaan umum yang
dianut oleh sebagian besar masyarakat
bahwasanya setiap bisnis modern memiliki
tanggung jawab kepada masyarakat yang
melampaui kewajiban mereka pada pemegang
saham atau investor di setiap perusahaan.
Pengukuran pengungkapan CSR menurut
Standar Global Reporting Initiative G4 (14),
yaitu: Ekonomi, Lingkungan, Sosial.

Corporate Social Responsibility (CSR)


merupakan sebuah teori yang berkaitan
dengan fenomena dan strategi yang digunakan
perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan
dan kepentingan stakeholder-nya. CSR
dimulai sejak era dimana kesadaran akan
sustainability perusahaan jangka panjang
adalah lebih penting daripada sekedar
profitability perusahaan. CSR (Corporate
Social Responsibility) adalah suatu konsep
atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
sebagai rasa tanggung jawab perusahaan
terhadap social maupun lingkungan sekitar
dimana perusahaan itu berada, seperti
melakukan suatu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah
tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk membangun
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial
dan berguna untuk masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.

Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan banyak


masyarakat merasakan dampaknya karena
pandemi ini. Beberapa perusahaan memiliki
kepedulian dengan menanggapi situasi ini,
misalnya dengan mengadakan program CSR.
Program CSR ini sendiri adalah program
dimana sebuah perusahaan menjalankan
tanggung jawabnya terhadap masalah sosial
yang terjadi di lingkungan masyarakat, CSR
ini berdampak pada lingkungan sosial dan
juga ekonomi yang berarti sebuah kewajiban
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan
tercantum dalam UU Nomor 40 Tahun 2007
dan PP Nomor 47 Tahun 2012 yang
menjelaskan mengenai kewajiban perusahaan
tersebut.
Motivasi Riset Kinerja keuangan mengalami naik dan turun
yang diakibatkan oleh faktor yang dapat
dilihat misalnya seperti turunnya penjualan
dan adapun lambatnya pertumbuhan kredit
atau faktor yang tidak bisa dilihat seperti
dampak dari Covid-19 ini, dengan munculnya
virus Covid-19 ini sangat berpengaruh
terhadap kinerja keuangan di perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan sangat
mengalami penyusutan yang sangat drastis di
masa pandemi ini. Adapun penurunan
pendapatan perusahaan yang diakibatkan
karena adanya kebijakan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) oleh pemerintah
dengan tujuan untuk membatasi kegiatan
masyarakat dan berakibat juga pada sektor
usaha masyarakat.

Variabel Yang Berpengaruh Atau Tidaknya :

Penelitian ini juga nantinya akan memberikan


motivasi apakah variabel ini nantinya
berpengaruh atau tidak untuk Pengungkapan
Corporate Social Responsibility pada
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) di masa pandemi
bahwa seluruh perusahaan telah melakukan
pengungkapan CSR pada kategori ekonomi,
namun pada kategori sosial dan kategori
lingkungan. Kinerja keuangan (diproksikan
dengan ROA) pada perusahaan sektor
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) di masa pandemi rata-rata
lebih rendah daripada standar industri rasio
profitabilitas untuk Return on Asset.
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan yang diproksikan
dengan Return on Assets (ROA) pada
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tujuan Riset Penelitian ini memiliki tujuan untuk


mengetahui pengungkapan pada Corporate
Social Responsibility (CSR) , terhadap kinerja
keuangan dan juga pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) pada kinerja
keuangan (dihitung dengan menggunakan
ROA) terhadap perusahaan sektor keuangan
yang terdata di BEI selama pandemi Covid-
19.
Rancangan Riset, (Variabel yang digunakan, Penelitian ini menggunakan metode yaitu
Sampel Riset dan Teknik analisis data) dengan metode verifikatif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini juga menggunakan sumber data
yaitu data sekunder yang diperoleh dari situs
resmi BEI.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini
menggunakan analisis regresi sederhana yang
terdiri dari Uji T, dan Koefisien Determinasi.

Pengambilan sampel → dengan memakai


Purposive Sampling yang digunakan untuk
teknik pengambilan sampel sehingga
sampel penelitian. Dalam sumber data yang
digunakan adalah data sekunder yang
bersumber yang berasal dari laporan
tahunan dan juga laporan berkelanjutan di
perusahaan sektor keuangan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama pandemi
Covid-19.

Teknik Analisis Data → Metode penelitian


ini perusahaan menggunakan pendekatan
kuantitatif serta analisis data regresi linier
berganda. Dimana nantinya metode ini
akan menjelaskan dari adanya pengaruh
pandemi Covid-19 dalam pengungkapan
Corporate Social Responsibility.

Variabel Independen : Pengaruh Pandemi


Covid-19
Variabel Dependen : Pengungkapan
Corporate Social Responsibility

Anda mungkin juga menyukai