REVIEW ARTIKEL
RISET AKUNTANSI
SEMESTER GANJIL 2022/2023
Disusun Oleh :
Kelompok : 02 Kelas : FA1
Sampel Riset :
Dalam penelitian ini mengumpulkan data kasus
kumulatif dan kasus baru COVID-19 dari
informasi mengenai hubungan COVID-19
dengan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDGs) yang didirikan oleh PBB (2015).
Dengan analisis ini maka akan diketahui jenis
SDGs mana yang sangat terancam oleh pandemi
dan potensi SDG untuk realisasi SDGs mana
yang dapat diamati. Sehingga dalam
pengembangan agenda penelitian ini digunakan
untuk akuntansi Keberlanjutan, manajemen dan
kebijakan (SAMP) - penelitian tentang COVID-
19
dan potensi pandemi di masa depan.
Teknik Analisis Data :
Untuk analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis data kualitatif
dikarenakan pada penelitian ini hanya
menjelaskan fenomena yg terjadi pada hubungan
covid 19 dengan pembangunan berkelanjutan
PBB. Dan didalam penelitian ini juga
menggunakan metode observasi dimana
penelitian ini yang menghubungkan langsung
dengan SAMP dengan kedokteran ekonomi
kesehatan dan studi bencana.
Hasil Riset Pada SDG3 (kesehatan dan kesejahteraan yang
baik), pada penelitian SAMP ini menekankan
untuk kedua di era pasca COVID-19 wajib
menyelidiki mengenai pandemi yang dapat
mempengaruhi terhadap nilai dan motivasi
untuk aktor, juga termasuk manajer, politis dan
warga. Dalam krisis, terhadap solidaritas untuk
pementasan kembali yang tidak terduga. Di
masa pandemi, mengorbankan manfaat diri
sendiri untuk anggota masyarakat adalah hal
yang wajar yang dapat dilakukan bagi
kebanyakan orang. Sikap yang sama dapat juga
diberikan kepada isu-isu lebih lanjut, seperti
halnya konsumsi terhadap perdagangan yang
adil, SDGs dapat kembali seperti SDG1 (tanpa
kemiskinan), SDG5 (kesetaraan gender), SDG10
(mengurangi ketidaksetaraan), SDG12
(bertanggung jawab konsumsi dan produksi),
SDG16 (perdamaian, keadilan dan institusi yang
kuat) dan SDG17 (kemitraan untuk mencapai
tujuan). Pandemi COVID-19 mewajibkan untuk
setiap orang agar dapat menganalisis bagaimana
tindakan dan keputusan untuk masa depan atau
untuk menciptakan pada kerusakan jangka
panjang. Covid-19 ini memberikan manfaat
untuk mengetahui cara berpikir agar dapat
menjadi landasan yang memberikan manfaat
untuk membina SDG7 (energi yang terjangkau
dan bersih), SDG13 (aksi iklim), SDG14
(kehidupan di bawah air) dan SDG15
(kehidupan di darat). Penelitian masa depan
haruslah menganalisis sejauh mana masa
pandemi ini, meningkatkan pada kepentingan
umum oleh perusahaan, politisi, san warga
negara sebagai masalah solidaritas san juga
pemikiran jangka panjang. Adapun juga
konsekuensi pada peningkatan pentingnya
solidaritas dan juga pemikiran jangka panjang
demi kebijakan keberlanjutan serta keputusan
manajemen yang harus diteliti. Pandemi COVID
-19 ini tidak hanya berdampak pada SDGs tetapi
juga terhadap globalisasi sebagai faktor
pembatas untuk pencapaian SDGs. Oleh karena
itu, penelitian masa depan mengakui perubahan
pada keadaan dan dalam menangani dengan
globalisasi dan juga pertumbuhan ekonomi
secara konstan untuk asumsi dasar dalam
mencapai SDGs dengan memberikan perhatian
khusus yang berhubungan dengan globalisasi,
pertumbuhan ekonomi, dan pencapaian SDGs.
Diperlukan penelitian secara khusus yang
menganalisis mengenai efek jangka panjang dari
globalisasi dan pertumbuhan yang dapat diamati
juga memberikan pengaruh substansial terhadap
SDGs pada jangka panjang dan cara perusahaan
serta pemerintah untuk bergerak terhadap
keadaan saat ini.
Keterbatasan Riset dan Peluang Riset Yang Jika pada skema dan peraturan akuntansi saat ini
Akan Datang ditemukan tidak dapat mencegah periode
akuntabilitas yang terbatas, penelitian SAMP ini
makin ditantang untuk dapat lebih
mengembangkan konsep baru yang lebih siap
untuk akuntansi keberlanjutan pada saat krisis
(Hummel dan Hörisch, 2020). Selain di
akuntansi perusahaan, pergeseran perhatian
terhadap COVID-19 dapat menimbulkan
penurunan pemerintah akuntansi terhadap isu-
isu keberlanjutan lebih lanjut. Sebuah survei
yang dilakukan oleh PBB dan Bank Dunia
memaparkan bahwa adanya 96% kantor statistik
setidaknya telah menghentikan sebagian
pengumpulan data tatap muka mengenai SDGs
selama pandemic (Alam, 2020). Dengan
demikian, penelitian akuntansi keberlanjutan ini
diharuskan menyelidiki konsekuensi jangka
panjang dari pemberhentian pengumpulan data
ini dan juga meneliti sudah sejauh mana norma
eksplisit dibutuhkan untuk akuntansi
pemerintahan.
Penelitian di masa depan ini juga diharuskan
lebih memberikan contoh spesifik dari masalah
keberlanjutan yang baru muncul (Pandemi
COVID-19), untuk menetapkan kriteria yang
lebih umum untuk mengintegrasikan tantangan
yang baru muncul ke SDG.
BAGIAN II
Judul Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Teori yang digunakan Konsep CSR pertama kali dikemukakan oleh
Howard R. Bowen pada tahun 1953. Dalam
konsep itu dijabarkan mengenai suatu
kewajiban bagi perusahaan untuk
menjalankan kebijakan dan keputusan yang
sejalan dengan tujuan dan nilai-nilai yang
dikehendaki masyarakat (12). Konsep ini
dikembangkan secara terus menerus oleh
beberapa ahli dan peneliti lainnya, salah
satunya oleh Visser, dkk. (2010) bahwa CSR
mengacu pada kepercayaan umum yang
dianut oleh sebagian besar masyarakat
bahwasanya setiap bisnis modern memiliki
tanggung jawab kepada masyarakat yang
melampaui kewajiban mereka pada pemegang
saham atau investor di setiap perusahaan.
Pengukuran pengungkapan CSR menurut
Standar Global Reporting Initiative G4 (14),
yaitu: Ekonomi, Lingkungan, Sosial.