Anda di halaman 1dari 29

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021): 127-152

DOI: 10.21580/ s.v 16i2.8006


Copyright © 2021 Sawwa : Jurnal Studi Jenis Kelamin

Dampak Pandemi COVID-19 terhadap


Pengarusutamaan Gender
Implementasi Tahun 2020 di Kota Batu, Jawa Timur
Mely Noviryani, 1*
Keppi Sukesi, 2 Sri
Minarti 3
1, 2, 3
Pusat Penelitian
Gender,
Universitas Brawijaya ,
Malang – Indonesia

Penulis yang sesuai: Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk


mely Noviryani , email: mengidentifikasi dampak pandemi COVID19
m.noviryani@ub.ac.id Jl. terhadap pelaksanaan pengarusutamaan gender
Veteran No.1-4 Malang (PUG) di Kota Batu dan bagaimana pemerintah
65145, daerah menyikapinya. Focus Group Discussion (FDG)
Indonesia dengan pemerintah daerah dilakukan untuk
mendapatkan data. Dengan menggunakan tujuh
elemen yang biasa digunakan untuk mengevaluasi
implementasi PUG, studi ini menunjukkan bahwa
pandemi COVID-19 sangat berdampak pada
implementasi PUG. Belum ada kebijakan khusus yang
dibuat dalam kerangka PUG. Lembaga PUG juga tidak
dilibatkan dalam gugus tugas COVID-19. Ada upaya
untuk menanggapi dampak pandemi di beberapa
sektor tetapi tidak semua di PUG. Sumber daya
manusia belum disiapkan secara eksplisit dalam
menangani permasalahan perempuan di masa
pandemi COVID-19. Anggaran tersebut
direalokasikan sehingga kegiatan rutin pun tidak
dapat sepenuhnya dilaksanakan. Partisipasi
masyarakat juga sangat membantu dalam
menanggulangi pandemi, meski belum secara spesifik
merespon dampak terhadap PUG. Studi ini
menunjukkan pentingnya mengintegrasikan
perspektif bencana dalam pemantauan dan evaluasi
PUG. Ini menunjukkan pentingnya mengintegrasikan
perspektif bencana dalam PUG dan data penting
terpilah gender terkait dengan dampak bencana.
Kata kunci: pengarusutamaan gender; pandemi;
COVID-19;
Kota Batu

Abstrak : penelitian ini bertujuan untuk


mengidentifikasi dampak pandemi COVID -19
terhadap pelaksanaan Pengarusutamaan Gender
(PUG) di Kota Batu dan bagaimana Pemerintah
mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

Daerah menyikapinya . implementasi PUG. Belum ada kebijakan khusus yang


Diskusi kelompok dibuat dalam kerangka PUG. Lembaga PUG juga tidak
terpumpun / Focus Group dilibatkan dalam satgas COVID -19. Ada upaya untuk
Discussion (FDG) dengan jawaban dampak pandemi di beberapa sektor tetapi
Pemerintah Daerah tidak semua dalam kerangka PUG. Sumber daya
dilakukan untuk manusia belum disiapkan secara eksplisit dalam
mendapatkan data. pegangan masalah perempuan di masa pandemi
penelitian ini COVID -19. anggaran direalokasi jadi kegiatan rutin
menggunakan tujuh pun tidak bisa dilakukan keseluruhan . Partisipasi
elemen yang biasa masyarakat sangat membantu dalam menanggulangi
digunakan untuk dekat pandemi , meski belum secara spesifik merespon
implementasi PUG, studi dampak pandemi terhadap PUG. penelitian ini
ini menunjukkan bahwa menunjukkan
pandemi COVID -19 sangat pentingnya terintegrasi perspektif bencana dalam
berdampak pada

Sawwa : Jurnal studi Jenis kelamin 127 p-ISSN 1978-5623 e-ISSN 2581-1215
PUG dan data terpilah gender yang krusial terkait dampak
bencana .

Kata Kunci : pengarusutamaan jenis kelamin; PUG;


pandemi ;

COVID-19; Kota Batu

A. Pendahuluan
Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang menerima
dampak terparah dari pandemi COVID-19 selama tahun 2020. Ini
merupakan angka tertinggi pasien terinfeksi dan kematian, termasuk
tenaga medis, dibandingkan provinsi lain, bahkan DKI Jakarta.
Dampak pandemi ini pada aspek kesehatan dan kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar
dan protokol kesehatan telah diterapkan hampir di seluruh wilayah
di Jawa Timur, termasuk wilayah Malang (Kota Malang, Kabupaten
Malang, dan Kota Batu). Protokol baru dan new normal telah
mengubah semua aspek kehidupan. Saat ini, memakai masker,
physical distancing, sekolah online, bekerja dari rumah menjadi
kegiatan yang 'normal' atau sehari-hari.
Selain meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi dan
meninggal akibat virus ini, banyak masalah sosial ekonomi lainnya
yang muncul akibat kebijakan negara dalam menangani virus ini.
Kebijakan lockdown atau pembatasan sosial berskala besar
berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.
Pendapatan menurun drastis, dan akses ke layanan publik terbatas.
Kondisi ini ternyata berdampak khusus pada wanita.

128 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Menurut Kirana Mahdiah Sulaeman dan Fenny Rizka Salsabila ,


wabah ini setidaknya memiliki tiga dampak bagi perempuan di luar
ancaman virus itu sendiri. 1 Pertama, work from home dan kebijakan
pembatasan sosial berskala besar dari pemerintah memaksa sekolah
ditutup, dan anak-anak harus belajar di rumah bersama orang
tuanya. Namun, yang dimaksud dengan orang tua di sini adalah ibu.
Ibu selalu dianggap paling bertanggung jawab terhadap anak-anak di
rumah, sehingga proses belajar anak menjadi tanggung jawab ibu
bahkan di masa pandemi ini. Padahal banyak ibu yang juga bekerja
dan harus bekerja di rumah. Akibatnya, beban perempuan di rumah
semakin besar. Kedua, kebijakan yang sama juga mengancam
perempuan untuk menghadapi kekerasan dalam rumah tangga
karena perempuan harus menghabiskan lebih banyak waktu di
rumah dengan pelaku kekerasan tanpa pengawasan dari orang lain.
__________
1 Kirana Mahdiah Sulaeman dan Fenny Rizka Salsabila , “ Dampak COVID-19
terhadap Kaum Perempuan: Perspektif Feminisme ,” Jurnal Sentris 1, no. 2 (2020):
159–72, https://doi.org/ 10.26593/ sentris.v 1i2.4283.159-172.
Ketiga, ancaman ekonomi. Di banyak negara, perempuan dalam
kondisi normal masih mengalami diskriminasi terkait pekerjaan,
mulai dari perekrutan, pengupahan, hingga pemutusan hubungan
kerja. Dalam pekerjaan yang sangat terpengaruh oleh COVID-19,
seperti guru dan petugas kesehatan, perempuan menerima gaji lebih
rendah daripada laki-laki dan lebih mungkin dipecat dalam
gelombang PHK daripada laki-laki. 2
Pandemi memperburuk ketidaksetaraan. Policy brief yang
ditulis oleh Kate Power menjelaskan bahwa ekonomi kita diukur
dengan mengabaikan kehidupan reproduksi sehari-hari yang
biasanya dilakukan oleh perempuan, yang bermanfaat bagi
masyarakat. 3 Pekerjaan ini lebih dihargai bila dilakukan oleh non-
anggota keluarga dan seharusnya diberi kompensasi. Menurut Helen
Lewis, kebijakan pemerintah untuk menutup sekolah dan
memberlakukan pembatasan fisik dan sosial menggerakkan pekerja
penitipan anak yang sebelumnya dibayar seperti sekolah, penitipan
anak, dan lainnya menjadi tidak dibayar dan dilakukan oleh
perempuan. 4 Menurut Lewis, itu mencegah perempuan melakukan
pekerjaan berbayar, yang dihargai oleh sebagian besar masyarakat.
Namun, kondisi pandemi ini memungkinkan para ayah untuk lebih
banyak membantu dalam pekerjaan rumah tangga. Ini mungkin tidak
universal, dan situasi ini akan lebih sulit lagi bagi orang tua tunggal.
Juga, menurut Lewis, pandemi ini akan mengirim perempuan

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 129


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

kembali ke tahun 1950-an dan memaksa kemandirian perempuan


menjadi korban bisu. 5
Perempuan rentan terhadap kekerasan selama pandemi ini. LBH
APIK ( Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk
Keadilan ) melaporkan, sejak Maret 2020 hingga September 2020,
telah diterima 508 pengaduan kasus kekerasan terhadap perempuan
dengan 168 kasus di antaranya KDRT sebagai kasus tertinggi.
Selanjutnya disusul, dengan 151 kasus kekerasan berbasis online dan
52 kasus kekerasan dalam pacaran. 6 Selama pemberlakuan Pembatasan
Sosial Berskala Besar sosial Berskala Besar ( PSBB ) sejak 16 Maret
hingga 20 Juni 2020, LBH APIK mencatat ada 110 kasus KDRT yang
dilaporkan. __________
2 Sulaeman dan Salsabila , 165–67.
3 Kate Power, “Pandemi COVID-19 Telah Meningkatkan Beban Perawatan
Wanita dan Keluarga,” Keberlanjutan: Sains, Praktik, dan Kebijakan 16, no. 1 (2020):
67–73, https://doi.org/ 10.1080/15487733.2020.1776561.
4 Helen Lewis, “Virus Corona adalah Bencana bagi Feminisme: Pandemi
Mempengaruhi Pria dan Wanita Secara Berbeda,” The Atlantic, 19 Maret 2020,
https://www.theatlantic.com/international/ archive/2020/03/feminism-womens-
hak-coronavirus-covid19/608302/.
5 Lewis.
6 CNN Indonesia, “LBH APIK : 508 Kasus kekerasan selama WFH, KDRT
Tertinggi ”,” cnnindonesia.com, 6 September 2020,
https://www.cnnindonesia.com/nasional/ 20200905225251-20-543207/lbh-apik-
508-kasus-kekerasan-selama-wfh-kdrt -tertinggi.
Dalam kurun waktu tiga bulan, jumlah kasus KDRT mencapai
setengah dari jumlah kasus KDRT selama tahun 2019.7 Menurut
penelitian yang dilakukan Theresia Vania Raditya dkk., salah satu
penyebab KDRT adalah kewajiban karantina mandiri. , yang
membuat korban KDRT terjebak di dalam rumah bersama pelaku.
Karantina juga memicu stres karena pendapatan keluarga menurun,
yang pada akhirnya dimulai munculnya perselisihan keluarga yang
berujung pada kekerasan. 8
Di awal wabah ini, anak-anak yang tidak termasuk dalam
kelompok rentan dalam perkembangan pandemi menjadi kelompok
yang harus serius mempertimbangkan lemahnya dampak pandemi.
Melalui survei online yang dilakukan pada 10-27 April 2020
terhadap 11.989 orang tua dan 4.698 guru di Indonesia, Save the
Children mengidentifikasi tujuh risiko potensi dampak COVID-19
pada anak. 9 Ketujuh risiko tersebut adalah: Pertama, kehilangan
mata pencaharian orang tua mengakibatkan kesulitan memenuhi
kebutuhan sehari-hari anak. Kedua, dampak ekonomi menyebabkan
anak-anak kehilangan layanan kesehatan esensial. Survei

130 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

menemukan bahwa 77 persen rumah tangga tidak mendapatkan


asupan makanan yang layak, sehingga 60 juta anak usia 0-17 tahun
terpaksa makan lebih sedikit dari yang seharusnya. Selain itu,
layanan kesehatan esensial seperti Posyandu yang seharusnya bisa
digunakan untuk memastikan kesehatan anak juga tidak beroperasi.
Akibatnya, cakupan imunisasi pada anak diprediksi menurun hingga
30 persen akibat pandemi. Ketiga, anak-anak tidak dapat mengakses
layanan pendidikan yang berkualitas. Sebanyak 77% guru mengakui
tidak semua siswa dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh, dan
85% orang tua dan anak mengakui mengalami kendala dalam proses
pembelajaran. Keempat, terbatasnya dukungan bagi anak-anak
penyandang disabilitas. Kelima, risiko anak kehilangan orang tua.
Sebanyak 60% kasus COVID-19 terjadi pada kelompok usia produktif
antara 30-45 tahun di Indonesia; umumnya usia tersebut sudah
menikah dan memiliki anak 1-3. Akibatnya, anak kehilangan
__________
7 Ayesha Nadya Muna , Diva Tasya Belinda Rauf, and Ika Krismantari ,
“Angga KDRT di Indonesia Meningkat sejak Pandemi COVID -19: Penyebab dan Cara
Mengatasinya ,” The Conversation, 6 Agustus 2020,
https://theconversation.com/angka-kdrt-di-indonesia-meningkatsejak-pandemi-
covid-19-penyebab-dan-cara-mengatasinya -144001.
8 Theresia Vania Radhitya , Nunung Nurwati , dan Maulana Irfan, “ Dampak
Pandemi COVID -19 terhadap kekerasan dalam Rumah Tangga ,” Jurnal Kolaborasi
Resolusi Konflik 2, no. 2 (2020): 111– 19, https://doi.org/10.24198/jkrk.v2i2.29119.
9 CNN Indonesia, “7 Dampak Pandemi yang Beresiko Dihadapi Anak - anak ,”
cnnindonesia .
com, 23 Juli 2020, https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200722142651-
284-527653/ 7-dampak-pandemi-yang-berisiko-dihadapi-anak-anak.
orang tua yang terinfeksi, diisolasi, dan menjalani perawatan intensif
di rumah sakit. Keenam, penurunan motivasi belajar dan kerentanan
terhadap kekerasan. Orang tua kewalahan dengan anak di rumah
mengalami tekanan psikologis, dan anak menjadi sasaran kekerasan
dari orang tua. Ketujuh, anak-anak termasuk dalam kelompok
mayoritas korban bencana alam di Indonesia. Anak-anak yang tinggal
di daerah rawan bencana alam memiliki risiko lebih besar karena
mereka juga harus berhadapan dengan pandemi COVID-19. 10
Secara khusus, sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Timur,
Kota Batu mengalami dampak masif di masa pandemi COVID-19,
terutama di awal pandemi. Karena Pendapatan Asli Daerah ( PAD )
berasal dari sektor perhotelan dan hiburan, kebijakan pembatasan
sosial berskala besar menyebabkan industri ini terpuruk. Alhasil,
PAD Kota Batu berkurang 40% atau Rp 80,8 miliar dari target Rp 207
miliar. 11 Kantor Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 131


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

dan Tenaga Kerja/ Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu


Pintu dan Tenaga Kerja ( DPMPTSPTK ) Kota Batu mencatat sebanyak
2.555 pekerja rumah tangga, dan 52 pekerja lainnya terpaksa
mengalami PHK. Sebanyak 1.901 PRT merupakan warga Kota Batu,
654 lainnya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mayoritas
pekerja ini bekerja di sektor perhotelan dan mengelola destinasi
wisata. 12
Sektor pariwisata merupakan salah satu dari sekian banyak
sektor yang terkena dampak pandemi COVID-19 dan paling mudah
diidentifikasi. Secara spesifik, baik sektor pariwisata maupun sektor
lain yang terkena dampak pandemi COVID-19 juga akan berdampak
pada kondisi perempuan dan anak, mengingat perempuan dan anak
selalu berada dalam kebutuhan yang rentan setiap kali terjadi krisis
karena bencana, bencana alam atau ulah manusia. . Oleh karena itu,
dalam hal pengarusutamaan gender ( PUG ) dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, penting untuk melihat bagaimana
dampak spesifik pandemi COVID-19 terhadap daerah. Lebih lanjut,
PUG diperkuat oleh fakta bahwa dalam kondisi normal (tanpa atau
sebelum pandemi) saja, implementasi pengarusutamaan gender yang
telah terjalin selama puluhan tahun adalah
__________
10 CNNIndonesia.
11 Irsya Richa, “ Dampak Covid-19, PAD Kota Batu Hilang Rp 80,8 Miliar ,”
jatimtimes.com, 7 April 2020,
https://jatimtimes.com/baca/212326/20200407/185400/dampak-covid-19 -pad-
kotabatu-hilang-rp-80-8-miliar.
12 Vicki Febrianto , “ Ribuan Pekerja di Kota Batu Dirumahkan ,”
antaranews.com, 20 April 2020,
https://www.antaranews.com/berita/1432916/ribuan-pekerja-di-kota-batu-
dirumahkan.
masih belum maksimal dan terintegrasi secara komprehensif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan di daerah.
Selain itu, perlu juga mengidentifikasi bagaimana pemerintah daerah
menanggapi dampak dan tantangan pandemi ini. Kebijakan
pencegahan penularan dan penanganan pandemi berada di bawah
pemerintah daerah.
Kajian ini mengkaji dampak pandemi COVID-19 terkait
pengarusutamaan gender dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di Kota Batu. Selain itu, kajian ini menganalisis
langkah-langkah pemerintah dalam merespons pandemi di wilayah
tersebut.

132 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Metodologi
Kota Batu menjadi tempat penelitian karena karakteristiknya
sebagai penerima Anugerah yang ditetapkan Parahita Ekapraya
(APE) kategori Madya (Sedang) tahun 2019. Kajian ini menggunakan
indikator evaluasi PUG untuk mengidentifikasi bagaimana dampak
pandemi COVID-19 terhadap implementasi. Pelaksanaan PUG perlu
dievaluasi untuk memastikan apakah perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di daerah telah mengacu pada tujuan awal untuk
melakukan pengarusutamaan gender dalam proses pembangunan.
Kondisi ideal pelaksanaan PUG, beberapa aspek dievaluasi sebagai
berikut untuk dicapai: 13

Aspek Dukungan Politik


Evaluasi tersebut meliputi penilaian dukungan politik dari
pimpinan Kementerian atau lembaga dan kepala daerah dalam
pelaksanaan PUG. Komponen yang dikaji antara lain a) tidak ada atau
tidak adanya keputusan kepala kementerian atau lembaga dan
kepala pemerintah daerah yang bersangkutan; dan b) adanya aturan
atau keputusan internal yang memungkinkan pelaksanaan PUG
dapat dilaksanakan dan berpotensi untuk dilembagakan (sustained).

Aspek Kebijakan
Evaluasi dampak dukungan politik terhadap
kebijakan/program/kegiatan di sektor terkait, dilihat dari: a) Apakah
kebijakan/program/kegiatan tersebut responsif gender dalam
Propernas 200-2004, Rapeta

__________
13 BAPPENAS, “ Evaluasi Pengarusutamaan Gender di 9 Sektor Pembangunan
Tahun 2006” (Jakarta: Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/BAPPENAS, 2006).
2001-2004, RPJMN 2004-2009, dan RKP 2005 dan 2006 telah
dituangkan dalam dokumen lima tahunan ( Renstra / Propeda /
Poldas /RPJMD) dan dokumen Rencana Tahunan ( rapeta /
Repetada /RKP/RKPD) dari masing-masing kementerian/
instansi/kabupaten/kota) berupa rincian kegiatan dan dana ); b )
Apakah kebijakan/program/kegiatan responsif gender di
sektor/daerah tersebut meningkat dan dilaksanakan.

Aspek Kelembagaan
Evaluasi mengacu pada penilaian potensi keberlanjutan PUG di
kementerian/lembaga/provinsi/kabupaten/kota. Penilaian meliputi:

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 133


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

a) tingkat kewenangan unit kerja terstruktur yang menangani PUG


(lokasi unit dan level eselon); b) adanya unit kerja fungsional (focal
point, pokja, forum PUG, dewan pakar, dll); dan c) sifat unit PUG yang
ada, baik yang terintegrasi dengan struktur perencanaan
kementerian/lembaga/provinsi/kabupaten/kota maupun masih
bersifat ad hoc.

Aspek Sistem Informasi


Evaluasi menilai tingkat dukungan dan ketersediaan dana dan
fasilitas untuk pelaksanaan PUG. Aspek yang dicakup adalah
ketersediaan data yang diurutkan berdasarkan gender, kinerja
advokasi/sosialisasi, dan pelaksanaan komunikasi, informasi, dan
edukasi internal dan eksternal/ Komunikasi , Informasi , dan Edukasi
( KIE ) pada Gender Analysis Pathway ( GAP ) dan PUG.

Aspek Sumber Daya Manusia


Evaluasi tersebut mengkaji kapasitas SDM yang ada yang
mampu melaksanakan PUG.
Dimulai pada tahun 2004, kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah, pemerintah, melalui Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Perlindungan, memberikan apresiasi kepada kementerian/lembaga
dan pemerintah daerah yang dapat memenuhi kriteria standar
evaluasi PUG dengan memberikan penghargaan yang disebut
Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Award untuk mendorong
pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG). Hal tersebut
merupakan bentuk pengakuan atas komitmen dan peran
kementerian/lembaga dan pimpinan pemerintah daerah untuk
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui Strategi
Pengarusutamaan Gender.
Anugerah Parahita Ekapraya (APE) merupakan penghargaan
atas inisiatif dan prestasi yang dibuktikan dengan kondisi
kesejahteraan, kesejahteraan gender, pemberdayaan perempuan,
dan perlindungan anak di daerah.
Ada empat kategori penerima Anugerah Parahita Ekapraya
(APE): 1) Pratama (Pemula), 2) Madya (Pengembang), 3) Utama
(Berkelanjutan). 4) Pembimbing.
Komponen penilaian dalam memperoleh Anugerah Parahita
Penghargaan Ekapraya (APE) dinilai dari tujuh elemen utama, yang
terdiri dari: 1) Komitmen (Perda PUG, Pergub tentang PUG), 2)
Kebijakan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,

134 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Pemda), 3) Kelembagaan ( Pokja PUG, Focal POINT), 4) Sumber Daya


Manusia dan Anggaran (Perencanaan dan Penganggaran yang
Responsif Gender, SDM yang Terlatih dan Besaran Anggaran Provinsi
yang Responsif Gender), 5) Perangkat Gender Analysis Pathway
(GAP) dan Gender Budgeting Statement (GBS), 6 ) Data Terpilah
Gender, 7) Partisipasi Masyarakat (Organisasi, LSM, dan Dunia
Usaha)
Ketujuh indikator tersebut digunakan dalam operasionalisasi
penelitian ini, yaitu bagaimana dampak COVID-19 dan respon
pemerintah Kota Batu terhadap dampak tersebut.
Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang
dikumpulkan melalui FGD dan wawancara mendalam secara online
dengan pemerintah daerah di Kota Batu dan stakeholder PUG lainnya
yaitu DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Pengendalian Kependudukan dan Keluarga
Berencana), Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Sosial, Dinas
Pariwisata , Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, dan
Lembaga Crisis Center Dyan Mutiara .
Studi ini juga menggunakan data sekunder yang dikumpulkan
melalui dokumen kebijakan dan informasi media untuk memperkuat
dan mengkonfirmasi data sumber primer. Setelah dilakukan analisis
deskriptif kualitatif, data dianalisis dan disajikan dalam uraian
mengenai dampak COVID-19. Uraian tersebut difokuskan pada
indikator evaluasi PUG yaitu komitmen pimpinan daerah, kebijakan,
kelembagaan PUG, SDM, anggaran, sistem data dan informasi,
metode dan instrumen/perangkat, serta dukungan masyarakat.
Dampak pandemi COVID-19 menjadi salah satu indikator yang
mempengaruhi komponen PUG. Penyajian data dilakukan dengan
menggabungkan data dari kedua sumber di atas dan melakukan
interpretasi intersubyektif untuk temuan data tertentu yang unik
dan spesifik.

Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Program


Pembangunan
Robert Stoller mengkategorikan citra manusia berdasarkan
posisi sosial budaya yang berkaitan dengan ciri-ciri fisik-biologis
yang dikenal sebagai gender. 14 Konsep gender menjelaskan
perbedaan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan tempat

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 135


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

budaya yang dibentuk dan dibenamkan pada usia dini. Berbeda


dengan konsep seksualitas yang membedakan laki-laki dan
perempuan berdasarkan jenis kelamin atau ciri biologisnya yang
merupakan ciptaan Tuhan, gender adalah perbedaan sifat, peran,
fungsi, dan status antara laki-laki dan perempuan berdasarkan
hubungan sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur. masyarakat.
15 Ann Oakley mendefinisikan gender sebagai konstruksi sosial atau
atribut yang dikenakan pada manusia yang dibangun oleh budaya
manusia. Jadi, gender adalah perbedaan perilaku yang dibangun
secara sosial antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan-perbedaan
ini cenderung mempertajam cara pandang orang bahwa gender
bersifat permanen sebagai ciri biologis pada setiap jenis kelamin.
Walaupun nantinya gender ini tidak universal dan bervariasi antara
satu dengan yang lain, konstruksi gender menjadi dasar pembagian
kerja di semua masyarakat. Akibatnya, konstruksi tersebut dapat
menghasilkan ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender.
Pembatasan hak, akses, partisipasi, kontrol, dan penerimaan
manfaat atas sumber daya dan pengetahuan karena perbedaan peran
sosial antara laki-laki dan perempuan merupakan bentuk
ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender. Keadilan gender, menurut
Faqih, adalah kondisi dan perlakuan yang adil terhadap perempuan
dan laki-laki. 16 Keadilan gender berarti tidak ada pembagian peran,
tidak ada beban ganda, tidak ada subordinasi, tidak ada
marginalisasi, dan tidak ada kekerasan terhadap perempuan dan
laki-laki. 17 Sebagai perbandingan, kesetaraan gender adalah keadaan
dan kedudukan perempuan dan laki-laki untuk memperoleh
kesempatan dan hak sebagai manusia untuk berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,
pendidikan, pertahanan, dan keamanan nasional serta kesamaan
dalam menikmati perkembangan. 18

__________
14 Riant Nugroho, Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di
Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2011), 2.
15 Nugroho, 3.
16 Nugroho.
17 Nugroho, 12.
18 Nugroho.
Kesetaraan gender juga mencakup penghapusan diskriminasi dan
ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan.
Kesetaraan dan Keadilan Gender/ Kesetaraan dan Keadilan
Gender (KKG) adalah tidak adanya diskriminasi antara perempuan

136 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

dan laki-laki. Dengan demikian, mereka memiliki akses, kesempatan


untuk berpartisipasi, mengontrol pembangunan, dan memperoleh
manfaat yang sama dan adil dari pertumbuhan. Akses didefinisikan
sebagai kapasitas untuk menggunakan sumber daya untuk
berpartisipasi secara aktif dan produktif secara sosial, ekonomi,
menyeluruh, dan politik dalam masyarakat, termasuk akses ke
sumber daya, layanan, tenaga kerja dan pekerjaan, informasi, dan
manfaat. Partisipasi didefinisikan sebagai siapa melakukan apa,
bagaimana laki-laki dan perempuan berpartisipasi secara setara
dalam proses pengambilan keputusan untuk penggunaan sumber
daya secara demokratis dalam masyarakat. Terakhir, kontrol
didefinisikan sebagai siapa yang memiliki apa dan bagaimana laki-
laki dan perempuan memiliki kekuatan yang sama untuk
menggunakan sumber daya di masyarakat.
Berdasarkan kebutuhan untuk mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender dalam pembangunan, maka perlu dilakukan
pelembagaan kepentingan perempuan di berbagai bidang dan sektor
kebijakan. Pengarusutamaan gender kemudian menjadi strategi
untuk mengatasi isu kesetaraan dan keadilan gender yang relevan
bagi semua negara dan pemerintahan di tingkat terendah.
Mekanisme kelembagaan negara digunakan untuk memastikan
agenda pengarusutamaan gender dilaksanakan, dan isu kesetaraan
gender terus menjadi fokus kebijakan publik.
pada tahun 1997, pengarusutamaan gender dapat didefinisikan
sebagai:
“ proses menilai implikasi bagi perempuan dan laki-laki dari setiap
tindakan yang direncanakan, termasuk legislasi, kebijakan atau
program , di semua bidang dan di semua tingkatan. Ini adalah strategi
untuk menjadikan keprihatinan dan pengalaman perempuan dan laki-
laki sebagai dimensi integral dari desain, implementasi, pemantauan
dan evaluasi kebijakan dan program di semua bidang politik, ekonomi
dan sosial sehingga perempuan dan laki-laki mendapat manfaat yang
sama dan ketidaksetaraan tidak diabadikan. . Tujuan utamanya adalah
untuk mencapai kesetaraan gender' dengan tujuan mengubah struktur
ketidaksetaraan.”

Secara global, pengarusutamaan gender telah menjadi kebijakan


publik internasional melalui PBB, mendorong pemerintah negara-
negara untuk sepakat menjadi pionir melalui Beijing Platform for
Action (1995). Setelah itu, pengarusutamaan gender diadopsi dan
dilaksanakan oleh hampir semua

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 137


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

__________
19 Shirin M. Rai, Pengarusutamaan Gender, Demokratisasi Negara? (Manchester
University Press, 2003), 16.
lembaga lateral dan bilateral, pemerintah, dan LSM. Ini memiliki
tujuan optimis untuk tidak hanya memberikan kesempatan yang
sama bagi perempuan tetapi juga menjanjikan perubahan mendasar
dalam hubungan manusia, bermanfaat bagi perempuan dan pada
akhirnya bagi laki-laki. 20
Secara nasional, Indonesia telah mengeluarkan Keppres No. 9
Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional Keppres ini mewajibkan semua kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah untuk melaksanakan pengarusutamaan gender
(PUG). 21 Hal ini menanggapi salah satu kritik utama
pengarusutamaan gender yang awalnya dilihat lebih berfokus pada
pelembagaan di tingkat nasional, tidak mencapai tingkat sub-negara
bagian di mana perubahan pembangunan akan lebih mudah dikelola.
22 Dengan keputusan ini, pengarusutamaan gender didorong ke
tingkat pemerintahan yang paling rendah dan PUG dipandang
sebagai strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender ke
dalam satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program
pembangunan nasional ke tingkat terendah. pemerintahan.
PUG berupaya menghilangkan hambatan-hambatan yang
menyebabkan tidak tercapainya kesetaraan dan keadilan gender
(marginalisasi, stereotip, subordinasi, kekerasan, dan peran ganda).
Strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan memasukkan analisis
gender ke dalam program kerja, mengintegrasikan pengalaman,
aspirasi, kebutuhan, dan kepentingan perempuan dan laki-laki ke
dalam proses pembangunan. Secara umum PUG bertujuan untuk
memastikan bahwa perempuan dan laki-laki diperlakukan secara
adil dan setara dalam memperoleh akses, kontrol, partisipasi, dan
manfaat yang sama bagi pembangunan. Tujuan PUG adalah untuk
memastikan bahwa perempuan dan laki-laki memperoleh akses,
berpartisipasi, mengontrol, dan memperoleh manfaat yang sama
dalam pembangunan. 23

Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Pelaksanaan PUG di


Kota Batu
Pengumpulan data dilakukan secara online (FGD) akibat
pandemi yang tidak memungkinkan pendataan melalui mekanisme
offline. FGD dihadiri oleh

138 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

__________
20 Brouwers Ria, “Meninjau Kembali Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Internasional. Goodbye to an Illusionary Strategy,” Seri Kertas Kerja
ISS/Seri Umum 556 556 (2013): 10.
21 “ Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif
Gender untuk Kementerian dan Lembaga,” Kementerian Pemberdayaan Perempian
dan Perlindungan Anak , 2012.
22 Ramya Subrahmanian , “Memahami Gender dalam Pergeseran Konteks
Kelembagaan: Beberapa Refleksi tentang Pengarusutamaan Gender,” dalam
Feminisme dalam Pembangunan: Kontradiksi, Kontestasi dan Tantangan , 2007, 113–
121.
23 “ Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender,”
2020.
DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ) , Bapelitbangda ,
Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Batu, serta unsur masyarakat yang
diwakili oleh Women Crisis Center Dian Mutiara selaku konsultan
PUG untuk Pemerintah Kota Batu. Selain itu, narasumber dalam FGD
adalah Bapelitbangda dan DP3AP2KB Kota Batu.
FGD tersebut memperoleh data dampak pandemi COVID-19
terhadap pembangunan Kota Batu pada umumnya dan pelaksanaan
PUG pada khususnya. Selain itu, terungkap pula informasi warga
Kota Batu pada umumnya, dan perempuan dan kelompok
perempuan pada khususnya. Data tersebut disajikan dengan
mengelaborasi indikator APE yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian ini dalam konteks COVID-19 sebagai berikut:

Komitmen dan Kebijakan


Di masa pandemi, Pemerintah Kota Batu mengeluarkan
beberapa peraturan untuk merespon dampak pandemi COVID-19.
Salah satunya adalah keputusan untuk memberlakukan pembatasan
mobilitas wilayah dalam Keputusan Walikota Batu ( Keputusan
Walikota ) No. 188.45/364 Tahun 2020 dan Keputusan Walikota
Batu ( Keputusan Walikota ) No. 188.45/207 Tahun 2020 tentang
tahapan status transisi darurat ke pemulihan dalam pencegahan dan
pengendalian COVID-19. Peraturan lainnya adalah Peraturan
Walikota Batu ( Peraturan Walikota ) Batu No. 178 Tahun 2020
tentang Disiplin dan Penegakan Hukum Menerapkan Protokol
Kesehatan. Yang baru juga Peraturan Walikota Nomor 79 Tahun
2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru yang Produktif dan
Aman dari COVID-19.

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 139


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

Menurut peraturan tersebut, tidak ada peraturan khusus yang


ditujukan untuk menangani dampak COVID-19 yang dialami
perempuan. Peraturan Walikota dikeluarkan untuk melindungi
perempuan dan anak-anak, agar virus tidak menjangkiti mereka.
Peraturan Walikota tentang COVID-19 dijadikan acuan untuk
meningkatkan pelayanan perlindungan dan pemberdayaan
perempuan di masa pandemi. Seperti kebijakan pemberian bantuan
sosial kepada masyarakat melalui Alokasi Dana Desa dan Dana Desa
serta kegiatan pemberdayaan yang memanfaatkannya untuk
membantu peningkatan ekonomi perempuan produktif. 24
__________
24emy Yulianingrum , Kasi PUG PuHa DP3AP2KB Kota Batu, diwawancarai
pada FGD.
Sementara menurut perwakilan Departemen Pertanian, tidak
ada aturan khusus tentang pengarusutamaan gender di
pemerintahan daerah ini. Mereka hanya menggunakan kebijakan
Utama untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi, seperti
mendorong pemanfaatan ketahanan pangan depan dan belakang
seperti yang tertuang dalam Kawasan Rumah Pangan Lestari/
Kawasan Rumah . Program Pangan Lestari (KRPL) oleh pemerintah
daerah. 25 Kegiatan tersebut dinilai sebagai upaya penguatan peran
perempuan dan penguatan ekonomi keluarga dengan
memberdayakan kemandirian sekaligus meningkatkan gizi keluarga
di masa pandemi. Selain itu beberapa kegiatan yang sudah rutin
dilakukan seperti kegemaran makan ikan yang merupakan kegiatan
kerjasama dengan Provinsi Jawa Timur sebagai upaya
penanggulangan stunting yang relatif tinggi di Kota Batu selain
program makan sayur yang baru saja diluncurkan pada tahun 2020
untuk merespons pandemi. 26 Program suka makan sayur; terutama
organik diharapkan dapat meningkatkan gizi keluarga, terutama
anak-anak dan orang tua, masalah yang melekat pada masalah
perempuan.
Khusus terkait stunting, sebanyak 2.279 bayi di bawah lima
tahun (balita) mengalami stunting atau gagal tumbuh karena
kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak
memadai. Rentang usia stunting di Kota Batu untuk balita dimulai
dari 6 bulan ke atas hingga 60 bulan. 27 Sebagai hasil dari refocusing
anggaran dan penanganan COVID-19, Departemen Kesehatan
melakukan program pemberian makanan tambahan berupa susu
selama 90 hari kepada 70 balita yang masuk dalam kategori di
bawah garis merah. 28

140 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Perwakilan Depkes dalam FGD mengatakan regulasi seperti itu


diperlukan untuk menghadapi dampak COVID-19. Selain itu,
Departemen Kesehatan menyadari bahwa beberapa kasus, seperti
kekerasan dalam rumah tangga, berdampak berkepanjangan pada
masalah kesehatan reproduksi perempuan. Oleh karena itu,
kebijakan pemerintah tentang dampak COVID-19 sangat diperlukan.
29

__________
25 Niken Mahargyantini Nuciferani , Kasubbag Program dan Pelaporan Dinas
Pertanian Kota Batu, peserta FGD.
26 Nuciferani .
27 Nugraha Perdana, “2.279 Balita di Kota Batu Alami Stunting,” Radar
Malang, 28 Juli 2020,
https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/28/07/2020/2-279-balita-di-kota -
batu-alamistunting/. 28 Perdana.
29 Wahyu Aning Tias , Staf Sub Bagian Program dan Pelaporan Dinas Kesehatan
Kota Batu, peserta FGD
Kelembagaan
Belum ada kelembagaan baru yang dibentuk dalam penanganan
COVID-19 yang berdampak pada PUG, baik di lingkungan masing-
masing pemerintah daerah maupun lintas pemerintah provinsi. Unit
yang ditunjuk untuk penanganan COVID-19 ini terkait dengan
penegakan disiplin protokol kesehatan, berupa gugus tugas
berdasarkan Perpres Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan
Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam
Pencegahan dan Pengendalian dari COVID-19. Satgas yang dipimpin
langsung Walikota ini melibatkan Polri, TNI, dan Aparatur Sipil
Negara. Batu juga berencana membentuk Gugus Tugas COVID-19
batch II pada awal tahun 2021 yang memiliki tugas khusus
mengawal protokol kesehatan di tempat wisata. TNI, Polri,
Depkominfo, Depkes, dan relawan terlibat. 30 Mereka bertanggung
jawab untuk memastikan kepatuhan warga terhadap protokol
kesehatan; Dengan demikian, tidak ada informasi keterlibatan
pemerintah daerah dalam gugus tugas, kecuali Dinas Kesehatan
dalam gugus tugas COVID-19 kelas II.
Namun, menurut perwakilan pemerintah daerah yang terlibat
dalam FGD, upaya penanganan dan penanggulangan pandemi COVID-
19 di masing-masing Pemprov dilakukan oleh seluruh unit secara
internal. Diakui oleh DP3AP2KB belum ada koordinasi lintas sektor
yang dilakukan. 31 Namun secara internal, koordinasi selalu
dilakukan. Di Departemen Kesehatan misalnya, seluruh unit seperti
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 141


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

tidak menular, unit pelayanan kesehatan, unit sumber daya


kesehatan, dan unit pemberdayaan masyarakat semuanya terlibat
dalam penanggulangan COVID-19. 32 Namun, belum ada yang spesifik
untuk merespon isu perempuan dan kesehatan, terutama wabah
COVID-19 di Departemen Kesehatan, terlepas dari dampaknya.
Misalnya terkait kesehatan ibu hamil di masa pandemi, prosedur
bersalin, dan perempuan rentan seperti lansia.
Di DP3AP2KB, PUSPAGA dan P2TP2A ( Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak /Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan

__________
30 Irsya Richa, “Awal Tahun 2021 Dinas Pariwisata Kota Batu Bakal
Bentuk Tim Satgas Covid-19 Angkatan II,” Jatimnews , 19 Desember 2020,
https://jatimtimes.com/baca/231571/
20201219/085600/awal-tahun-2021-dinas-pariwisata-kota-batu-bakal-bentuk-tim-
satgas-covid19-angkatan-ii.
31 pernyataan Yulianingrum .
32 Pernyataan Tias .
Perempuan dan Anak) melakukan sosialisasi ke rumah-rumah yang
membutuhkan sampai tujuan tersebut tercapai. Kemudian bidang
pemerintah desa memberikan bantuan penyuluhan dan membagikan
masker dan alat pelindung diri kepada masyarakat. Dharma Wanita
juga membantu bantuan sembako yang berasal dari PNS, baik kepada
masyarakat maupun non PNS yang terdampak pandemi COVID-19.
Demikian pula pelayanan Keluarga Berencana dijalankan dengan
memperhatikan protokol kesehatan dan dibatasi 10 orang per hari
serta kerjasama dengan fasilitas kesehatan. 33

Sumber Daya Manusia dan Penganggaran


Sumber daya manusia yang menangani pengarusutamaan
gender atau Gender Focal Point tidak menjelaskan berapa banyak
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menangani isu-isu
KKG selama pandemi. Namun, perwakilan Women Crisis Center, Dian
Mutiara menjelaskan, sebelum pandemi, Kota Batu telah dipilih oleh
LBH APIK Jakarta sebagai tempat pelatihan paralegal untuk
menangani kekerasan terhadap perempuan. Pelatihan yang
diberikan berupa pelatihan dasar dan pelatihan lanjutan. Sekarang
Batu sudah memiliki "Paralegal Kota Batu" yang dipimpin oleh Salma
Saputri SH MH. Sejak tahun 2000 dengan program PUG, kemudian
pada tahun 2009-2010 dan 2014 mendapatkan program MAMPU.
Women Crisis Center Dian Mutiara juga memberikan pelatihan

142 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

kepada ibu-ibu untuk memiliki tujuh paralegal dalam tujuh


kelompok. Kelompok terdiri dari 15 orang, dan dari 15, 3-5 sangat
aktif, yang berarti setiap desa memiliki paralegalnya. Kelompok
paralegal membagikan kotak makan siang setiap hari Jumat ke
daerah-daerah di mana perempuan terkena dampak selama
pandemi. 34
Meskipun WCC Dian Mutiara tidak terlibat dalam perencanaan
dan penganggaran PUG, namun terlibat dalam Sekretariat P2TP2A.
Model engagement di P2TP2A Kota Batu merupakan model baru
yang mungkin tidak dimiliki kota atau kabupaten lain. Di sekretariat
kabinet P2TP2A, Kota Batu memiliki orang-orang yang profesional di
bidangnya masing-masing seperti pengacara, teolog, dll. Kota Batu
memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk membantu
pendampingan dan perlindungan khususnya hukum, bagi
perempuan yang membutuhkan. Meski belum memiliki SDM yang
menjadi paralegal, keberadaan kelompok paralegal ini di Kota Batu
mengalami perkembangan yang signifikan.
Terkait anggaran, sebagai dampak pandemi, Bapelitbangda
menyampaikan bahwa pemerintah sedang melakukan refocusing dan
realokasi anggaran berbasis anggaran.
__________
33 pernyataan Yulianingrum .
34 Sri Wahyuningsih , Direktur WCC Dian Mutiara, peserta FGD.
tentang Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020, tentang
Pemfokusan Kembali Kegiatan Realokasi Anggaran, serta Pengadaan
Barang dan Jasa Dalam Rangka Penanganan COVID-19 dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan
penanganan COVID-19 di lingkungan pemerintah daerah dan
rasionalisasi anggaran belanja dan belanja pegawai, barang/jasa, dan
barang modal. Selanjutnya, bentuk penyesuaian anggaran juga
dilakukan melalui surat Menteri Keuangan Nomor S-24/MK.07/2020
tentang penghentian proses pengadaan dana alokasi khusus fisik
tahun 2020, sehingga seluruh kegiatan fisik yang penggunaan
anggaran alokasi tidak dapat dilaksanakan selama pandemi ini.
Terakhir, Keputusan Bersama Mendag dan Menteri Keuangan
mengatur percepatan penyelesaian APBD tahun 2020 dalam rangka
penanganan COVID-19 dan mengamankan daya beli masyarakat
ekonomi nasional. 35
Refocusing anggaran dan manajemen pandemi dialokasikan
untuk kesehatan, ekonomi dan keselamatan sosial, dan bidang

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 143


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

keamanan. Akibatnya, seluruh proses pengadaan barang/jasa untuk


semua jenis, bidang, subbidang, dana alokasi umum fisik, kecuali
kesehatan dan pendidikan, terhenti. Selain itu, pengeluaran untuk
pengelolaan non-COVID-19 dilakukan dengan pengurangan dan
penghapusan anggaran, serta beberapa kegiatan ditunda atau
dibatalkan.
Ada penyesuaian proyeksi pendapatan karena berkurangnya
pendapatan daerah, dari semula 1 triliun menjadi 850 miliar.
Penyesuaian belanja provinsi senilai 1 triliun hingga 914 miliar.
Fokus kegiatan sebelumnya bergeser ke penanganan bencana
COVID-19 dan pemulihan ekonomi, sistem kesehatan, dan bencana
daerah. Kemudian, kegiatan harus dapat memperkirakan
dilaksanakan pada tahun anggaran. Meski kegiatan dalam refocusing
anggaran dihapus, dikurangi, dan dianggarkan kembali, realisasi
kegiatan juga menurun dan menunggu pengesahan anggaran 2021. 36
Hasil refocusing anggaran ditujukan pada dampak pandemi
confectionery. Menurut DP3P2AKB , ada aplikasi untuk kelompok
perempuan produktif untuk membeli mesin jahit untuk membantu
usaha perempuan yang efektif. Anggaran

__________
35 Putiyani , Kasubag Sosial Budaya II Bapelitbangda Kota Batu,
diwawancarai saat FGD.
36 Putiyani .
kebijakan pemfokusan ulang mengakui bahwa badan tersebut tidak
mengubah layanan yang diberikan kepada perempuan dan anak-
anak; ada yang diperkuat untuk layanan karena beberapa layanan
perlu perbaikan, seperti layanan konseling.
Pemerintah Kota Batu memberikan bantuan non tunai kepada
warga Kota Batu, Jawa Timur, bahkan sejak pandemi sebesar Rp.
700.000 hingga Rp. 1.000.000 per rumah tangga. 37 Biaya kebutuhan
hidup ditetapkan berdasarkan standar Badan Pusat Statistik (BPS)
dan hasil rapat gugus tugas penanganan COVID-19 Kota Batu.
Pertimbangan nilai ini didasarkan pada besarnya nilai jaring
pengaman sosial yang diberikan oleh pemerintah pusat dan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pada April 2020,
total anggaran penanganan COVID-19 di Batu mencapai Rp102 miliar
yang terbagi menjadi Rp. 40,14 miliar untuk pelayanan kesehatan,
Rp. Enam puluh miliar untuk jaring pengaman sosial, dan Rp. 1,92
miliar untuk operasi badan penanggulangan bencana daerah dan
satuan tugas. 38 Bantuan nontunai ini diutamakan bagi pekerja

144 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

informal dan warga terdampak COVID-19. Yang termasuk dalam


kategori ini adalah buruh tani, gelandangan, buruh harian, pedagang
kaki lima, UMKM, tukang ojek, sopir angkot, pengelola kantin
sekolah, wisatawan, dan masyarakat kurang mampu di luar Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial ( DTKS ). 39 Sayangnya, tidak ada data
khusus yang diberikan untuk menggambarkan berapa banyak
perempuan yang mendapat manfaat dari bantuan tunai langsung ini.

Data, Sistem, dan Materi Informasi


Kebutuhan data penelitian dapat diperoleh dari Layanan
Informasi sebagai penyedia data. Sayangnya, berdasarkan informasi
yang diperoleh melalui FGD, tidak ada data berbasis gender yang
dapat ditampilkan oleh Dinas Informasi terkait dampak COVID-19 di
semua sektor. Namun, pemerintah daerah telah mampu
mengidentifikasi dampak COVID-19 terhadap perempuan di bawah
urusannya masing-masing.
Dengan menggunakan dua lembaga di bawah DP3AP2KB , yaitu
Pusat Belajar Keluarga (PUSPAGA) dan P2TP2A , pelayanan harus
ditingkatkan karena kasus yang meningkat, terutama konseling.
Meski tidak ada peningkatan kasus kekerasan dalam rumah tangga,
namun tetap diperlukan konseling keluarga. Mayoritas
__________
37 Vicki Febrianto , “Jadi Rp1 Juta, Bantuan Nontunai Warga Kota
Batu Terdampak Corona Naik,” antaranews.com, 11 April 2020,
https://www.antaranews.com/berita/1416295/jadi-rp1juta-bantuan-
nontunai-warga-kota-batu-terdampak-corona-naik .
38 Febrianto .
39 Febrianto .
Masalah yang terjadi adalah tekanan orang tua karena anak tidak
sekolah dan harus menemani anak belajar di rumah sehingga
berujung pada kekerasan terhadap anak. Orang tua menyadari
kondisi tersebut, jadi lihat PUSPAGA untuk bantuan. Hingga saat ini,
PUSPAGA Kota Batu menerima penyuluhan sebanyak 44 orang
selama masa pandemi hingga September 2020. Jumlah ini meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 21 penyuluhan. Rata-rata
masalah yang dihadapi adalah kondisi perekonomian yang menurun
dan pembelajaran online. 40
Berdasarkan data Depkes, tidak ada perlakuan khusus yang
diberikan kepada laki-laki atau perempuan. Namun, diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perlakuan khusus pada
pasien wanita karena berhubungan dengan ibu hamil dan persalinan.
41

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 145


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

Sektor pariwisata di Kota Batu menjadi leading sector, dan


sumber keuangan kota mendapatkan dampak paling signifikan dari
pandemi tersebut. Pada Juni 2020, Pendapatan Asli Daerah Batu
turun 28,36% atau senilai Rp 58,7 miliar dari target Rp 207 miliar.
Faktor yang paling signifikan adalah penurunan pajak dan biaya di
bidang pariwisata, hiburan, restoran, dan hotel yang ditutup dari
Maret hingga Juni 2020.42 Selain itu, Pemkot Batu juga melakukan
pembebasan retribusi pasar, retribusi kebersihan hingga
pembebasan tarif retribusi PDAM. Meski pada Oktober 2020, sektor
pariwisata dibuka kembali karena perolehan pajak hotel dan
restoran yang menyentuh lebih dari 90% dan pajak hiburan yang
mencapai lebih dari 80%, dampak yang ditimbulkan
selama ini pembatasan sosial berskala besar dianggap signifikan. 43
Hampir seluruh warga Batu juga mengalami penurunan
pendapatan yang cukup besar. Sebuah survei yang dilakukan oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Batu menunjukkan bahwa
91% responden mengaku kondisi ekonomi mereka memburuk.
Survei dilakukan terhadap 379 responden yang terdiri dari 228 laki-
laki dan 151 perempuan warga Kota Batu, sejak 20 Juli 2020 hingga
19 Agustus.
__________
40 Shuvia Rahma , “ Pandemi , Puspaga Batu Panen Sambatan Kasus KDRT
Hingga Belajar Online,” Radar Malang, 12 Oktober 2020,
https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/kotabatu/12/10/2020/pandemi-
puspaga-batu-panen-sambatan-kasus-kdrt-hingga- belajar-online/.
41 Pernyataan Tias .
42 Redaktur Surabaya Post, “ Terdampak Pandemi Covid -19, PAD Kota Batu
Menurun ”, surabayapost.id, 30 Juni 2020, https://surabayapost.id/terdampak-
pandemi-covid-19-pad-kotabatu-menurun/.
43 Amel , “ Sektor pariwisata Mulai Beri Dampak positif terhadap PAD Kota
Batu,” nusadaily.com, 15 November 2020, https://nusadaily.com/regional/sektor-
pariwisata-mulai-beridampak-positif-terhadap-pad-kota-batu.html.
2020. Hanya 8% warga yang mengaku tidak terdampak pandemi,
dan 1% memilih tidak menjawab. Dari data yang terkena dampak,
34% adalah perempuan kepala keluarga, dan 59% responden
memiliki anggota keluarga yang terdiri dari tiga sampai lima orang.
Kepala keluarga dari hasil survei adalah pekerja swasta, petani,
pedagang, aparatur sipil negara, TNI, dan Polri. Survei menunjukkan
pendapatan rata-rata keluarga dari semua 2,5 juta rumah tangga per
bulan turun dari 500 menjadi 1,5 juta per bulan, dan 30%
pendapatan responden turun menjadi 1,5 juta Rupiah. 44

146 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Menurut Departemen Pariwisata, mereka yang bekerja di sektor


pariwisata terutama perempuan. Penurunan pendapatan dari
pengurangan jam kerja dan kebijakan perumahan karyawan
memukul mereka yang bekerja di industri. Pemilik bisnis juga
mengalami penurunan omset yang signifikan. Dari artis-artis itu,
ternyata banyak juga yang perempuan. Diketahui ketika ada
penyaluran bantuan kepada pelaku usaha pariwisata dan seniman,
baik yang langsung diberikan dari Dinas Pariwisata maupun
Kementerian Pariwisata. Jumlah penerima berjenis kelamin
perempuan cukup besar. Bantuan yang diberikan adalah sembilan
bahan prinsip dan Balasa (bantuan lauk instan), yang berjumlah
lebih dari 2000 paket, disalurkan melalui pengelola atau pengelola
hotel dan restoran, atau kepada pengusaha panti pijat, spa,
komunitas sadar wisata, kelompok homestay yang sebagian besar
perempuan karena perempuan yang bekerja di sektor ini sangat
merasakan dampak pandemi terhadap pekerjaan dan pendapatan
mereka. 45

Metode dan Alat


Selama ini belum ada pelatihan pengarusutamaan gender dan
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender/ Perencanaan dan
Penganggaran Jenis Kelamin Responsif (PPRG) yang ditujukan untuk
merespons pandemi COVID-19 atau menuju new normal. Sebagai
gantinya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah melakukan
pelatihan pencegahan kasus COVID-19 lebih lanjut kepada gugus
tugas desa dan desa covid-19 di Kota Batu. Lisensi ini dilaksanakan
berdasarkan

__________
44 Irsya Richa, “91 Persen Warga Kota Batu Alami penurunan
Pendapatan , Efek Pandemi Covid -19,” jatimtimes.com, 14 September 2020,
https://jatimtimes.com/baca/223608/ 20200914/104200/91-persen-warga-
kota-batu-alami-penurunan-pendapatan-efek-pandemicovid -19.
45 Catharine, Dinas Pariwisata Kota Batu, peserta FGD.
Peraturan Walikota Nomor 78 dan 79 Tahun 2020, bertujuan untuk
mengaktifkan gugus tugas dari tingkat minor di RT/RW (organisasi
di tingkat lingkungan). 46

Partisipasi Komunitas dan Bisnis


Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
PUG selama masa COVID-19 dapat dilihat di lembaga swadaya
masyarakat, seperti yang disampaikan oleh DP3AP2KB dan Women

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 147


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

Crisis Center Dian Mutiara. Semakin aktifnya PUSPAGA dan P2TP2A


karena kebutuhan akan layanan perlindungan perempuan dan anak
serta penyuluhan keluarga melibatkan secara aktif penanganan
kasus-kasus yang dihadapi perempuan dan keluarga selama masa
pandemi COVID-19. 47
Bantuan umum juga diberikan oleh pihak swasta dan dunia
usaha, meskipun juga mengalami penurunan omzet selama
pemberlakuan PSBB. Jatim Park Group misalnya, bekerja sama
dengan Dinas Pariwisata di masa awal pandemi untuk membantu
sesama pelaku usaha pariwisata yang sebagian besar perempuan. 48

Evaluasi PUG dalam Tanggap Bencana Pandemi COVID-19


PUG memang telah diamanatkan sebagai perspektif yang harus
digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi pembangunan. Dalam praktiknya, ini bukan hal yang
sederhana untuk dilakukan. Dalam kondisi tanpa krisis akibat konflik
dan bencana, pelaksanaan PUG tetap membutuhkan unsur penggerak
mulai dari komitmen pimpinan (dari pusat hingga daerah) hingga
partisipasi masyarakat. Proses pengembangannya hanya dan
kesetaraan gender. Proses pendataan studi ini juga didukung oleh
data yang diperoleh sebelumnya yang secara eksplisit menunjukkan
bahwa perspektif gender belum menjadi perspektif yang
komprehensif bagi pemerintah daerah dalam merencanakan
pembangunan di daerah. Komitmen dan kebijakan dapat diturunkan
dari atas, dari pemerintah pusat. Namun demikian, setiap isu spesifik
gender di setiap wilayah memerlukan pedoman khusus hingga
aturan teknis yang memerlukan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang isu gender. Perencanaan dan penganggaran
pembangunan secara inklusif mampu mengatasi permasalahan
tersebut.

__________
46 Sunarvip Ra Indrata , “ Kerajaan satga Terkecil Tingkat RT/RW,”
ubahlaku.id, 9 Desember 2020, https://ubahlaku.id/read/125754/aktifkan-
satgas-terkecil-tingkat-rt-rw.
47 pernyataan Yulianingrum .
48 Pernyataan Catherine.
Dalam krisis, baik akibat konflik maupun bencana, implementasi
PUG akan membutuhkan kepekaan yang lebih tinggi untuk melihat
bagaimana krisis tersebut berdampak pada perempuan dan anak
serta apa yang dapat dilakukan perempuan untuk menghadapi

148 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

kondisi tersebut. Demikian pula yang terjadi dalam situasi pandemi


COVID-19 sebagai penyakit yang baru muncul, virus Corona Sars-2
yang menghasilkan pandemi COVID-19, menyebabkan semua
pembuat kebijakan di berbagai tingkatan merespons bencana global
ini. Hal ini menunjukkan bahwa perspektif bencana belum tercakup
dalam penanggulangan bencana kesehatan ini, khususnya di tingkat
kabupaten.
Keadilan dan kesetaraan gender terutama melihat bagaimana
kelompok tertentu (dalam hal ini biasanya perempuan) menjadi
kelompok rentan dalam masyarakat secara umum dan pengaturan
sosial khusus, khususnya dalam krisis, termasuk dalam bencana.
Oleh karena itu, perspektif kebencanaan juga harus digunakan di
PUG secara khusus agar lebih tanggap dalam merespon krisis
bencana, termasuk bencana wabah penyakit seperti yang terjadi
akhir-akhir ini.
Salah satu kerangka kerja yang dapat digunakan untuk
memahami dan mengurangi risiko bencana adalah “Disaster
Pressure and Release Model” atau “Crunch Model”. Model ini
menyarankan bahwa kerentanan, yang berakar pada proses sosial,
ekonomi, dan politik, harus digunakan untuk mengurangi risiko
bencana. Menurut model ini, bencana hanya terjadi ketika ancaman,
risiko, atau bahaya mempengaruhi orang-orang yang rentan. 49
Tanpa pemicu, fenomena alam itu sendiri bukanlah bencana. Oleh
karena itu, kerentanan sebagai tekanan yang mengakar dari proses
sosial, ekonomi, dan politik harus diatasi atau dilepaskan untuk
mengurangi risiko bencana. Proses ekonomi, sosial, dan politik dapat
mencakup diskriminasi, eksploitasi, atau marginalisasi berdasarkan
apa pun, baik usia, agama, etnis, atau jenis kelamin.
Model ini mendalilkan bahwa jika kerentanan dapat dikurangi,
maka risiko bencana juga akan berkurang, dan bencana dapat
dimitigasi. Model ini hanya salah satu model mitigasi bencana, tetapi
mungkin tepat untuk mempelajari kondisi perempuan secara khusus
ketika menghadapi bencana. Studi ini menunjukkan bahwa
perempuan adalah kelompok yang rentan dan selalu rentan dalam
masyarakat di negara ini pada umumnya. Ada bahaya wabah
penyakit yang disebabkan oleh virus baru yang mengakibatkan
pandemi di seluruh dunia. Pemerintah pusat dan daerah, dalam

__________
49 Vu Minh Hai dan Ines Smyth, Model Bencana Krisis: Pedoman untuk
Pendekatan Gender (London: Oxfam GB, 2012), 5.

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 149


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

khususnya, harus memiliki mekanisme yang komprehensif untuk


menghadapi bencana, terutama untuk mitigasi bencana yang
berdampak spesifik pada kelompok rentan seperti perempuan dan
anak-anak dalam berbagai aspek. Oleh karena itu, PUG merupakan
instrumen yang digunakan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan
gender; Perspektif bencana perlu dimasukkan dalam indikator,
untuk merespon kondisi krisis seperti wabah pandemi COVID-19
saat ini. Dalam hal ini, pemerintah daerah khususnya perlu
merespons pandemi COVID-19 sebagai bencana yang menimbulkan
risiko bagi masyarakat yang umumnya rentan dan pada khususnya
perempuan dan anak-anak. Dengan demikian pelaksanaan PUG akan
lebih komprehensif dan responsif terhadap kondisi krisis.
Sejalan dengan kebutuhan perspektif bencana ini, kebutuhan
penting lainnya adalah data terpilah gender yang menunjukkan
bagaimana pandemi COVID-19 mempengaruhi laki-laki dan
perempuan secara berbeda. Dalam kondisi normal tanpa pandemi,
data terpilah gender masih menjadi masalah. Beberapa penelitian di
daerah lain di Indonesia menunjukkan bahwa masalah data terpilah
gender antara lain karena pengambil keputusan kurang memahami
data terpilah gender dan memiliki persepsi yang berbeda tentang
apa yang dimaksud dengan data terpilah gender. Mereka juga
memiliki kesadaran yang rendah untuk menggunakan data terpilah
gender dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
dan kemauan yang rendah untuk mengumpulkan data terpilah dan
melembagakannya. 50 Data terpilah gender seringkali tidak tersedia
karena program PUG dianggap sama dengan program untuk
perempuan, yaitu praktis dan tidak strategis. 51 Bahwa menurut
Hunt, pemilahan data berdasarkan jenis kelamin atau data terpilah
sangat penting untuk melakukan analisis gender untuk menilai
perbedaan dampak kegiatan pembangunan terhadap laki-laki dan
perempuan. 52
Kebutuhan data terpilah gender dalam konteks pandemi COVID-
19 merupakan kebutuhan mendesak secara global. Sebuah laporan
yang diterbitkan bersama oleh UN Women, Organisasi Buruh
Internasional, Bank Dunia dan beberapa lainnya
__________
50 Rr. Rina Antasari dan Abdul Hadi , “ Implementasi Kebijakan Perencanaan
dan Penganggaran yang Responsif Gender di Pemerintah Palembang,” Jurnal Al -
Maiyyah 10, no. 1 (2017): 132–61.
51 WK Rahayu , “ Analisis Pengarusutamaan Gender dalam Kebijakan Publik
( Studi Kasus di BP3AKB Provinsi Jawa Tengah,” JAKPP ( Jurnal Analisis Kebijakan &

150 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Pelayanan Publik 2, no. 1 (2016): 93–108,


https://doi.org/10.31947/jakpp.v2i1.1524.
52 Juliet Hunt, “Pengantar Konsep dan Langkah Analisis Gender,” Buletin
Pembangunan 64 (2004): 100–106.
lembaga internasional pada tahun 2021 menjelaskan bahwa
pandemi COVID-19 mungkin buta gender tetapi tidak netral gender.
53 Artinya disparitas gender yang signifikan di berbagai sektor,
terutama kesehatan, pendidikan, dan sosial ekonomi akibat pandemi
memang telah terjadi dan sangat besar. Namun, ketiadaan data
menyebabkan terbatasnya kemampuan untuk mengukur,
memprediksi, dan bahkan merespon disparitas ini. Sehingga, sulit
untuk membuat kebijakan dan program yang memadai untuk
mengatasi masalah ketidaksetaraan gender yang diperparah oleh
pandemi ini. Laporan ini merekomendasikan agar semua pemangku
kepentingan, termasuk pembuat kebijakan untuk mengambil
tindakan di 5 bidang utama: menyortir semua data COVID-19
setidaknya berdasarkan jenis kelamin atau idealnya berdasarkan
karakteristik sosiodemografi utama lainnya, mengumpulkan data
gender yang terstandarisasi dan dapat dibandingkan di bidang-
bidang di mana perempuan terkena dampak COVID-19 secara tidak
proporsional -19, meningkatkan penggunaan teknik pengumpulan
data gender non-tradisional untuk mengisi kesenjangan data gender
yang kritis, misalnya, menggunakan data media sosial, memperluas
akses dan penggunaan ketersediaan data terkait COVID-19 secara
cepat, dan menyediakan infrastruktur data yang terkoordinasi untuk
menghasilkan data gender data selama dan setelah pandemi COVID-
19. 54 Jenis kelamin ini-
Data terpilah harus tersedia di semua sektor karena akan menjadi
vital baik untuk merespons COVID-19 sebagai masalah kesehatan
maupun dampaknya terhadap sektor lain.

Kesimpulan
Dari data FGD dan penelusuran informasi berita terkait dampak
COVID-19 terhadap Kota Batu secara umum, dan kondisi perempuan
pada khususnya, dengan menggunakan indikator APE yang telah
dijabarkan dapat disimpulkan dampak dari pandemi COVID-19
untuk pelaksanaan PUG di Kota Batu Tahun 2020/2021 sebagai
berikut: 1) Selama masa pandemi COVID-19, belum ada kebijakan
khusus dalam penanganan COVID-19 terkait pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak. Kebijakan daerah dalam
menangani COVID-19 secara umum maupun nasional dijadikan
acuan untuk membuat program-program yang mengangkat isu-isu

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 151


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

perempuan atau yang berkaitan dengan perempuan; 2) Belum ada


lembaga khusus yang dibentuk untuk mengendalikan pelaksanaan
PUG selama masa COVID-19. Tim manajemen pandemi atau gugus
tugas COVID-19 berorientasi untuk mencegah dan

__________
53 Lotus McDougal et al., “Strengthening Gender Measures and Data in the
COVID-19 Era: An Urgent Need for Change,” UN Women, 2021, 5,
https://www.unwomen.org/en/digitallibrary/publications/ 2021/03/penguatan-
gender-ukuran-dan-data-di-era-covid-19. 54 McDougal dkk., 9–18.
menegakkan protokol kesehatan, dan unsur keamanan dan
ketertiban umum mendominasi mereka yang terlibat; 3) Sumber
daya manusia tidak secara eksplisit dirampas untuk mengendalikan
PUG selama COVID-19. Namun, Kota Batu telah memiliki beberapa
paralegal binaan LSM WCC Dian Mutiara yang memberikan
pendampingan hukum bagi perempuan; 4) Anggaran realokasi untuk
penanganan COVID-19 mencapai 50% sehingga hanya sebagian
kegiatan rutin yang dapat dilakukan; 5) Belum adanya sistem
pendataan yang terintegrasi berbasis gender, dan data terdampak
COVID-19 secara umum juga tidak akurat; 6) Belum ada pelatihan
khusus untuk meningkatkan kapasitas focal point gender dalam
menghadapi pandemi COVID-19; 7) Partisipasi LSM dan organisasi
serta dunia usaha untuk membantu Kota Batu menghadapi dampak
COVID-19. Meski belum dirinci untuk mendukung pelaksanaan PUG,
beberapa sektor telah memberikan manfaat bagi perempuan Kota
Batu.
Kajian ini juga menemukan pentingnya memasukkan perspektif
kebencanaan dalam PUG mengingat Indonesia merupakan negara
dengan kerentanan yang cukup besar baik terhadap bencana buatan
manusia maupun bencana alam, dan pandemi COVID-19 ini membuat
perspektif tersebut semakin urgen untuk diintegrasikan ke dalam
PUG. Selain itu, penelitian ini juga menekankan pentingnya data
terpilah gender terdampak pandemi COVID-19 dan
merekomendasikan pemangku kepentingan PUG untuk tidak hanya
lebih memperhatikan pentingnya memiliki dan memanfaatkan data
ini untuk merespon isu gender yang muncul dan meningkat selama
pandemi COVID-19, tetapi juga menggunakan cara yang lebih inovatif
dalam mengumpulkan data terpilah gender ini.[ s]

152 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Referensi
Amel . “ Sektor pariwisata Mulai Beri Dampak positif terhadap PAD Kota
Batu.” nusadaily.com, 15 November 2020.
https://nusadaily.com/regional/sektorpariwisata-mulai-beri-
dampak-positif-terhadap-pad-kota-batu.html.
Antasari , Rr. Rina, dan Abdul Hadi . “ Implementasi Kebijakan
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender di
Pemerintah Palembang.” Jurnal Al Maiyyah 10, no. 1 (2017): 132–
61.
BAPPENAS. “ Evaluasi Pengarusutamaan Gender di 9 Sektor
Pembangunan Tahun 2006.” Jakarta: Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS, 2006.
CNNIndonesia. “7 Dampak Pandemi yang Beresiko Dihadapi Anak -
anak .” cnnindonesia.com, 23 Juli 2020.
https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20200722142651-
284-527653/7-dampak-pandemi-yang-berisikodihadapi-anak-
anak.
———. “LBH APIK : 508 Kasus kekerasan Selama WFH, KDRT Tertinggi
”.” cnnindonesia.com, 6 September 2020.
https://www.cnnindonesia.com/ nasional/200905225251-20-
543207/lbh-apik-508-kasus-kekerasanselama-wfh-kdrt-tertinggi.
Febrianto , Vicki. “Jadi Rp1 Juta, Bantuan Nontunai Warga Kota Batu
Terdampak Corona Naik.” antaranews.com, 11 April 2020.
https://www.antaranews.com/ berita/1416295/jadi-rp1-juta-
bantuan-nontunai-warga-kota-batu-terdampakcorona-naik.
———. “ Ribuan Pekerja di Kota Batu Dirumahkan .” antaranews.com,
20 April 2020.
https://www.antaranews.com/berita/1432916/ribuan-pekerja-di-
kota-batudirumahkan.
Hai, Vu Minh, dan Ines Smyth. Model Bencana Krisis: Pedoman untuk
Pendekatan Gender . London: Oxfam GB, 2012.
Berburu, Juliet. “Pengantar Konsep dan Langkah Analisis Gender.”
Buletin Pembangunan 64 (2004): 100–106.
Indrata , Sunarvip Ra. “ Wawah satga Terkecil Tingkat RT/RW.”
ubahlaku.id, 9 Desember 2020.
https://ubahlaku.id/read/125754/aktifkan-satgas-terkeciltingkat-
rt-rw.
“ Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender,” 2020.
Lewis, Helen. “Virus Corona adalah Bencana bagi Feminisme: Pandemi
Mempengaruhi Pria dan Wanita Secara Berbeda.” Atlantik, 19
Maret 2020. https://www.theatlantic.
com/international/archive/2020/03/feminism-womens-rights-
coronaviruscovid19/608302/.

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 153


mely Noviryani , Keppi Sukesi , Sri Minarti

M Rai, Shirin. Pengarusutamaan Gender, Demokratisasi Negara? Pers


Universitas Manchester, 2003.
McDougal, Lotus, Anita Raj, Jennifer Yore, Sarah Boyd, Neeraja
Penumetcha , Emily Courey Pryor, Diva Dhar, dkk. “Penguatan
Ukuran dan Data Gender di Era COVID-19: Kebutuhan Mendesak
untuk Perubahan.” UN Women, 2021. https://www.
unwomen.org/en/digital-library/publications/2021/03/strengthe
ning-gendermeasures-and-data-in-the-covid-19-era.
Muna , Ayesha Nadya, Diva Tasya Belinda Rauf, and Ika Krismantari .
“Angga KDRT di Indonesia Meningkat sejak Pandemi COVID -19:
Penyebab dan Cara Mengatasinya .” Percakapan, 6 Agustus 2020.
https://theconversation. com/angka-kdrt-di-indonesia-meningkat-
sejak-pandemi-covid-19-penyebabdan-cara-mengatasinya-144001.
Nugroho, Riant. Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di Indonesia .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2011.
Perdana, Nugraha . “2.279 Balita di Kota Batu Alami Stunting.” Radar
Malang, 28 Juli 2020. https://radarmalang.jawapos.com/malang-
raya/28/07/2020/2-279balita-di-kota-batu-alami-stunting/.
“ Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif
Gender untuk Kementerian dan Lembaga.” Kementerian
Pemberdayaan Perempian dan Perlindungan Anak , 2012.
Kekuatan, Kate. “Pandemi COVID-19 Meningkatkan Beban Perawatan
Wanita dan Keluarga.” Keberlanjutan: Sains, Praktik dan Kebijakan
16, no. 1 (2020): 67–73.
https://doi.org/10.1080/15487733.2020.1776561.
Radhitya , Theresia Vania, Nunung Nurwati , dan Maulana Irfan. “
Dampak Pandemi COVID -19 terhadap kekerasan dalam Rumah
Tangga .” Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik 2, no. 2 (2020): 111–19.
https://doi.org/10.24198/jkrk. v2i2.29119.
Rahayu , WK. “ Analisis Pengarusutamaan Gender dalam Kebijakan
Publik ( Studi Kasus di BP3AKB Provinsi Jawa Tengah.” JAKPP
( Jurnal Analisis Kebijakan & Pelayanan Publik 2, no. 1 (2016): 93–
108. https://doi.org/10.31947/jakpp. v2i1.1524.
Rahma , Shuvia . “ Pandemi , Puspaga Batu Panen Sambatan Kasus KDRT
hingga Belajar Online.” Radar Malang, 12 Oktober 2020.
https://radarmalang.jawapos.com/
malang-raya/kota-batu/12/10/2020/pandemi-puspaga-batu-
panensambatan-kasus-kdrt-hingga-belajar-online/ .
Redaktur Surabaya Post. “ Terdampak Pandemi Covid -19, PAD Kota
Batu Menurun ”. surabayapost.id, 30 Juni 2020.
https://surabayapost.id/terdampak-pandemicovid-19-pad-kota-
batu-menurun/.
Ria, Brouwer. “Meninjau Kembali Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Internasional. Selamat tinggal pada Strategi Ilusi.”
Seri Kertas Kerja ISS/Seri Umum 556 556 (2013): 1-36.

154 Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021)


Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Implementasi Pengarusutamaan Gender….

Richa, Irsya . “91 Persen Warga Kota Batu Alami penurunan


Pendapatan , Efek Pandemi Covid -19.” jatimtimes.com, 14
September 2020. https://jatimtimes.
com/baca/223608/20200914/104200/91-persen-warga-kota-
batu-alamipenurunan-pendapatan-efek-pandemi-covid-19.
———. “Awal Tahun 2021 Dinas Pariwisata Kota Batu Bakal Bentuk Tim
Satgas Covid-19 Angkatan II.” Jatimnews , 19 Desember 2020.
https://jatimtimes.com/ baca/231571/20201219/085600/awal-
tahun-2021-dinas-pariwisata-kotabatu-bakal-bentuk-tim-satgas-
covid-19-angkatan-ii .
———. “ Dampak Covid-19, PAD Kota Batu Hilang Rp 80,8 Miliar .”
jatimtimes.com, 7 April 2020.
https://jatimtimes.com/baca/212326/20200407/185400/
dampak-covid-19-pad-kota-batu-hilang-rp-80-8-miliar.
Subrahmanian , Ramya. “Memahami Gender dalam Pergeseran Konteks
Kelembagaan: Beberapa Refleksi tentang Pengarusutamaan
Gender.” Dalam Feminisme dalam Pembangunan: Kontradiksi,
Kontestasi dan Tantangan , 113-121, 2007.
Sulaeman , Kirana Mahdiah , dan Fenny Rizka Salsabila . “ Dampak
COVID-19 terhadap Kaum Perempuan: Perspektif Feminisme .”
Jurnal Sentris 1, no. 2 (2020): 159–72.
https://doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4283.159-172.

Sawwa : Jurnal Studi Gender – Vol 16, No 2 (2021) 155

Anda mungkin juga menyukai