Noviryani 2021 Impact of COVID 19 Pandemic On Gender Mainstreaming Implementation in 2020 in Batu City, East Java
Noviryani 2021 Impact of COVID 19 Pandemic On Gender Mainstreaming Implementation in 2020 in Batu City, East Java
Sawwa : Jurnal studi Jenis kelamin 127 p-ISSN 1978-5623 e-ISSN 2581-1215
PUG dan data terpilah gender yang krusial terkait dampak
bencana .
A. Pendahuluan
Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang menerima
dampak terparah dari pandemi COVID-19 selama tahun 2020. Ini
merupakan angka tertinggi pasien terinfeksi dan kematian, termasuk
tenaga medis, dibandingkan provinsi lain, bahkan DKI Jakarta.
Dampak pandemi ini pada aspek kesehatan dan kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar
dan protokol kesehatan telah diterapkan hampir di seluruh wilayah
di Jawa Timur, termasuk wilayah Malang (Kota Malang, Kabupaten
Malang, dan Kota Batu). Protokol baru dan new normal telah
mengubah semua aspek kehidupan. Saat ini, memakai masker,
physical distancing, sekolah online, bekerja dari rumah menjadi
kegiatan yang 'normal' atau sehari-hari.
Selain meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi dan
meninggal akibat virus ini, banyak masalah sosial ekonomi lainnya
yang muncul akibat kebijakan negara dalam menangani virus ini.
Kebijakan lockdown atau pembatasan sosial berskala besar
berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.
Pendapatan menurun drastis, dan akses ke layanan publik terbatas.
Kondisi ini ternyata berdampak khusus pada wanita.
Metodologi
Kota Batu menjadi tempat penelitian karena karakteristiknya
sebagai penerima Anugerah yang ditetapkan Parahita Ekapraya
(APE) kategori Madya (Sedang) tahun 2019. Kajian ini menggunakan
indikator evaluasi PUG untuk mengidentifikasi bagaimana dampak
pandemi COVID-19 terhadap implementasi. Pelaksanaan PUG perlu
dievaluasi untuk memastikan apakah perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di daerah telah mengacu pada tujuan awal untuk
melakukan pengarusutamaan gender dalam proses pembangunan.
Kondisi ideal pelaksanaan PUG, beberapa aspek dievaluasi sebagai
berikut untuk dicapai: 13
Aspek Kebijakan
Evaluasi dampak dukungan politik terhadap
kebijakan/program/kegiatan di sektor terkait, dilihat dari: a) Apakah
kebijakan/program/kegiatan tersebut responsif gender dalam
Propernas 200-2004, Rapeta
__________
13 BAPPENAS, “ Evaluasi Pengarusutamaan Gender di 9 Sektor Pembangunan
Tahun 2006” (Jakarta: Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/BAPPENAS, 2006).
2001-2004, RPJMN 2004-2009, dan RKP 2005 dan 2006 telah
dituangkan dalam dokumen lima tahunan ( Renstra / Propeda /
Poldas /RPJMD) dan dokumen Rencana Tahunan ( rapeta /
Repetada /RKP/RKPD) dari masing-masing kementerian/
instansi/kabupaten/kota) berupa rincian kegiatan dan dana ); b )
Apakah kebijakan/program/kegiatan responsif gender di
sektor/daerah tersebut meningkat dan dilaksanakan.
Aspek Kelembagaan
Evaluasi mengacu pada penilaian potensi keberlanjutan PUG di
kementerian/lembaga/provinsi/kabupaten/kota. Penilaian meliputi:
__________
14 Riant Nugroho, Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di
Indonesia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2011), 2.
15 Nugroho, 3.
16 Nugroho.
17 Nugroho, 12.
18 Nugroho.
Kesetaraan gender juga mencakup penghapusan diskriminasi dan
ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan.
Kesetaraan dan Keadilan Gender/ Kesetaraan dan Keadilan
Gender (KKG) adalah tidak adanya diskriminasi antara perempuan
__________
19 Shirin M. Rai, Pengarusutamaan Gender, Demokratisasi Negara? (Manchester
University Press, 2003), 16.
lembaga lateral dan bilateral, pemerintah, dan LSM. Ini memiliki
tujuan optimis untuk tidak hanya memberikan kesempatan yang
sama bagi perempuan tetapi juga menjanjikan perubahan mendasar
dalam hubungan manusia, bermanfaat bagi perempuan dan pada
akhirnya bagi laki-laki. 20
Secara nasional, Indonesia telah mengeluarkan Keppres No. 9
Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional Keppres ini mewajibkan semua kementerian/lembaga dan
pemerintah daerah untuk melaksanakan pengarusutamaan gender
(PUG). 21 Hal ini menanggapi salah satu kritik utama
pengarusutamaan gender yang awalnya dilihat lebih berfokus pada
pelembagaan di tingkat nasional, tidak mencapai tingkat sub-negara
bagian di mana perubahan pembangunan akan lebih mudah dikelola.
22 Dengan keputusan ini, pengarusutamaan gender didorong ke
tingkat pemerintahan yang paling rendah dan PUG dipandang
sebagai strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender ke
dalam satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program
pembangunan nasional ke tingkat terendah. pemerintahan.
PUG berupaya menghilangkan hambatan-hambatan yang
menyebabkan tidak tercapainya kesetaraan dan keadilan gender
(marginalisasi, stereotip, subordinasi, kekerasan, dan peran ganda).
Strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan memasukkan analisis
gender ke dalam program kerja, mengintegrasikan pengalaman,
aspirasi, kebutuhan, dan kepentingan perempuan dan laki-laki ke
dalam proses pembangunan. Secara umum PUG bertujuan untuk
memastikan bahwa perempuan dan laki-laki diperlakukan secara
adil dan setara dalam memperoleh akses, kontrol, partisipasi, dan
manfaat yang sama bagi pembangunan. Tujuan PUG adalah untuk
memastikan bahwa perempuan dan laki-laki memperoleh akses,
berpartisipasi, mengontrol, dan memperoleh manfaat yang sama
dalam pembangunan. 23
__________
20 Brouwers Ria, “Meninjau Kembali Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Internasional. Goodbye to an Illusionary Strategy,” Seri Kertas Kerja
ISS/Seri Umum 556 556 (2013): 10.
21 “ Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif
Gender untuk Kementerian dan Lembaga,” Kementerian Pemberdayaan Perempian
dan Perlindungan Anak , 2012.
22 Ramya Subrahmanian , “Memahami Gender dalam Pergeseran Konteks
Kelembagaan: Beberapa Refleksi tentang Pengarusutamaan Gender,” dalam
Feminisme dalam Pembangunan: Kontradiksi, Kontestasi dan Tantangan , 2007, 113–
121.
23 “ Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender,”
2020.
DP3AP2KB (Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ) , Bapelitbangda ,
Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Batu, serta unsur masyarakat yang
diwakili oleh Women Crisis Center Dian Mutiara selaku konsultan
PUG untuk Pemerintah Kota Batu. Selain itu, narasumber dalam FGD
adalah Bapelitbangda dan DP3AP2KB Kota Batu.
FGD tersebut memperoleh data dampak pandemi COVID-19
terhadap pembangunan Kota Batu pada umumnya dan pelaksanaan
PUG pada khususnya. Selain itu, terungkap pula informasi warga
Kota Batu pada umumnya, dan perempuan dan kelompok
perempuan pada khususnya. Data tersebut disajikan dengan
mengelaborasi indikator APE yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian ini dalam konteks COVID-19 sebagai berikut:
__________
25 Niken Mahargyantini Nuciferani , Kasubbag Program dan Pelaporan Dinas
Pertanian Kota Batu, peserta FGD.
26 Nuciferani .
27 Nugraha Perdana, “2.279 Balita di Kota Batu Alami Stunting,” Radar
Malang, 28 Juli 2020,
https://radarmalang.jawapos.com/malang-raya/28/07/2020/2-279-balita-di-kota -
batu-alamistunting/. 28 Perdana.
29 Wahyu Aning Tias , Staf Sub Bagian Program dan Pelaporan Dinas Kesehatan
Kota Batu, peserta FGD
Kelembagaan
Belum ada kelembagaan baru yang dibentuk dalam penanganan
COVID-19 yang berdampak pada PUG, baik di lingkungan masing-
masing pemerintah daerah maupun lintas pemerintah provinsi. Unit
yang ditunjuk untuk penanganan COVID-19 ini terkait dengan
penegakan disiplin protokol kesehatan, berupa gugus tugas
berdasarkan Perpres Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan
Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam
Pencegahan dan Pengendalian dari COVID-19. Satgas yang dipimpin
langsung Walikota ini melibatkan Polri, TNI, dan Aparatur Sipil
Negara. Batu juga berencana membentuk Gugus Tugas COVID-19
batch II pada awal tahun 2021 yang memiliki tugas khusus
mengawal protokol kesehatan di tempat wisata. TNI, Polri,
Depkominfo, Depkes, dan relawan terlibat. 30 Mereka bertanggung
jawab untuk memastikan kepatuhan warga terhadap protokol
kesehatan; Dengan demikian, tidak ada informasi keterlibatan
pemerintah daerah dalam gugus tugas, kecuali Dinas Kesehatan
dalam gugus tugas COVID-19 kelas II.
Namun, menurut perwakilan pemerintah daerah yang terlibat
dalam FGD, upaya penanganan dan penanggulangan pandemi COVID-
19 di masing-masing Pemprov dilakukan oleh seluruh unit secara
internal. Diakui oleh DP3AP2KB belum ada koordinasi lintas sektor
yang dilakukan. 31 Namun secara internal, koordinasi selalu
dilakukan. Di Departemen Kesehatan misalnya, seluruh unit seperti
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit
__________
30 Irsya Richa, “Awal Tahun 2021 Dinas Pariwisata Kota Batu Bakal
Bentuk Tim Satgas Covid-19 Angkatan II,” Jatimnews , 19 Desember 2020,
https://jatimtimes.com/baca/231571/
20201219/085600/awal-tahun-2021-dinas-pariwisata-kota-batu-bakal-bentuk-tim-
satgas-covid19-angkatan-ii.
31 pernyataan Yulianingrum .
32 Pernyataan Tias .
Perempuan dan Anak) melakukan sosialisasi ke rumah-rumah yang
membutuhkan sampai tujuan tersebut tercapai. Kemudian bidang
pemerintah desa memberikan bantuan penyuluhan dan membagikan
masker dan alat pelindung diri kepada masyarakat. Dharma Wanita
juga membantu bantuan sembako yang berasal dari PNS, baik kepada
masyarakat maupun non PNS yang terdampak pandemi COVID-19.
Demikian pula pelayanan Keluarga Berencana dijalankan dengan
memperhatikan protokol kesehatan dan dibatasi 10 orang per hari
serta kerjasama dengan fasilitas kesehatan. 33
__________
35 Putiyani , Kasubag Sosial Budaya II Bapelitbangda Kota Batu,
diwawancarai saat FGD.
36 Putiyani .
kebijakan pemfokusan ulang mengakui bahwa badan tersebut tidak
mengubah layanan yang diberikan kepada perempuan dan anak-
anak; ada yang diperkuat untuk layanan karena beberapa layanan
perlu perbaikan, seperti layanan konseling.
Pemerintah Kota Batu memberikan bantuan non tunai kepada
warga Kota Batu, Jawa Timur, bahkan sejak pandemi sebesar Rp.
700.000 hingga Rp. 1.000.000 per rumah tangga. 37 Biaya kebutuhan
hidup ditetapkan berdasarkan standar Badan Pusat Statistik (BPS)
dan hasil rapat gugus tugas penanganan COVID-19 Kota Batu.
Pertimbangan nilai ini didasarkan pada besarnya nilai jaring
pengaman sosial yang diberikan oleh pemerintah pusat dan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pada April 2020,
total anggaran penanganan COVID-19 di Batu mencapai Rp102 miliar
yang terbagi menjadi Rp. 40,14 miliar untuk pelayanan kesehatan,
Rp. Enam puluh miliar untuk jaring pengaman sosial, dan Rp. 1,92
miliar untuk operasi badan penanggulangan bencana daerah dan
satuan tugas. 38 Bantuan nontunai ini diutamakan bagi pekerja
__________
44 Irsya Richa, “91 Persen Warga Kota Batu Alami penurunan
Pendapatan , Efek Pandemi Covid -19,” jatimtimes.com, 14 September 2020,
https://jatimtimes.com/baca/223608/ 20200914/104200/91-persen-warga-
kota-batu-alami-penurunan-pendapatan-efek-pandemicovid -19.
45 Catharine, Dinas Pariwisata Kota Batu, peserta FGD.
Peraturan Walikota Nomor 78 dan 79 Tahun 2020, bertujuan untuk
mengaktifkan gugus tugas dari tingkat minor di RT/RW (organisasi
di tingkat lingkungan). 46
__________
46 Sunarvip Ra Indrata , “ Kerajaan satga Terkecil Tingkat RT/RW,”
ubahlaku.id, 9 Desember 2020, https://ubahlaku.id/read/125754/aktifkan-
satgas-terkecil-tingkat-rt-rw.
47 pernyataan Yulianingrum .
48 Pernyataan Catherine.
Dalam krisis, baik akibat konflik maupun bencana, implementasi
PUG akan membutuhkan kepekaan yang lebih tinggi untuk melihat
bagaimana krisis tersebut berdampak pada perempuan dan anak
serta apa yang dapat dilakukan perempuan untuk menghadapi
__________
49 Vu Minh Hai dan Ines Smyth, Model Bencana Krisis: Pedoman untuk
Pendekatan Gender (London: Oxfam GB, 2012), 5.
Kesimpulan
Dari data FGD dan penelusuran informasi berita terkait dampak
COVID-19 terhadap Kota Batu secara umum, dan kondisi perempuan
pada khususnya, dengan menggunakan indikator APE yang telah
dijabarkan dapat disimpulkan dampak dari pandemi COVID-19
untuk pelaksanaan PUG di Kota Batu Tahun 2020/2021 sebagai
berikut: 1) Selama masa pandemi COVID-19, belum ada kebijakan
khusus dalam penanganan COVID-19 terkait pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak. Kebijakan daerah dalam
menangani COVID-19 secara umum maupun nasional dijadikan
acuan untuk membuat program-program yang mengangkat isu-isu
__________
53 Lotus McDougal et al., “Strengthening Gender Measures and Data in the
COVID-19 Era: An Urgent Need for Change,” UN Women, 2021, 5,
https://www.unwomen.org/en/digitallibrary/publications/ 2021/03/penguatan-
gender-ukuran-dan-data-di-era-covid-19. 54 McDougal dkk., 9–18.
menegakkan protokol kesehatan, dan unsur keamanan dan
ketertiban umum mendominasi mereka yang terlibat; 3) Sumber
daya manusia tidak secara eksplisit dirampas untuk mengendalikan
PUG selama COVID-19. Namun, Kota Batu telah memiliki beberapa
paralegal binaan LSM WCC Dian Mutiara yang memberikan
pendampingan hukum bagi perempuan; 4) Anggaran realokasi untuk
penanganan COVID-19 mencapai 50% sehingga hanya sebagian
kegiatan rutin yang dapat dilakukan; 5) Belum adanya sistem
pendataan yang terintegrasi berbasis gender, dan data terdampak
COVID-19 secara umum juga tidak akurat; 6) Belum ada pelatihan
khusus untuk meningkatkan kapasitas focal point gender dalam
menghadapi pandemi COVID-19; 7) Partisipasi LSM dan organisasi
serta dunia usaha untuk membantu Kota Batu menghadapi dampak
COVID-19. Meski belum dirinci untuk mendukung pelaksanaan PUG,
beberapa sektor telah memberikan manfaat bagi perempuan Kota
Batu.
Kajian ini juga menemukan pentingnya memasukkan perspektif
kebencanaan dalam PUG mengingat Indonesia merupakan negara
dengan kerentanan yang cukup besar baik terhadap bencana buatan
manusia maupun bencana alam, dan pandemi COVID-19 ini membuat
perspektif tersebut semakin urgen untuk diintegrasikan ke dalam
PUG. Selain itu, penelitian ini juga menekankan pentingnya data
terpilah gender terdampak pandemi COVID-19 dan
merekomendasikan pemangku kepentingan PUG untuk tidak hanya
lebih memperhatikan pentingnya memiliki dan memanfaatkan data
ini untuk merespon isu gender yang muncul dan meningkat selama
pandemi COVID-19, tetapi juga menggunakan cara yang lebih inovatif
dalam mengumpulkan data terpilah gender ini.[ s]
Referensi
Amel . “ Sektor pariwisata Mulai Beri Dampak positif terhadap PAD Kota
Batu.” nusadaily.com, 15 November 2020.
https://nusadaily.com/regional/sektorpariwisata-mulai-beri-
dampak-positif-terhadap-pad-kota-batu.html.
Antasari , Rr. Rina, dan Abdul Hadi . “ Implementasi Kebijakan
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender di
Pemerintah Palembang.” Jurnal Al Maiyyah 10, no. 1 (2017): 132–
61.
BAPPENAS. “ Evaluasi Pengarusutamaan Gender di 9 Sektor
Pembangunan Tahun 2006.” Jakarta: Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS, 2006.
CNNIndonesia. “7 Dampak Pandemi yang Beresiko Dihadapi Anak -
anak .” cnnindonesia.com, 23 Juli 2020.
https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20200722142651-
284-527653/7-dampak-pandemi-yang-berisikodihadapi-anak-
anak.
———. “LBH APIK : 508 Kasus kekerasan Selama WFH, KDRT Tertinggi
”.” cnnindonesia.com, 6 September 2020.
https://www.cnnindonesia.com/ nasional/200905225251-20-
543207/lbh-apik-508-kasus-kekerasanselama-wfh-kdrt-tertinggi.
Febrianto , Vicki. “Jadi Rp1 Juta, Bantuan Nontunai Warga Kota Batu
Terdampak Corona Naik.” antaranews.com, 11 April 2020.
https://www.antaranews.com/ berita/1416295/jadi-rp1-juta-
bantuan-nontunai-warga-kota-batu-terdampakcorona-naik.
———. “ Ribuan Pekerja di Kota Batu Dirumahkan .” antaranews.com,
20 April 2020.
https://www.antaranews.com/berita/1432916/ribuan-pekerja-di-
kota-batudirumahkan.
Hai, Vu Minh, dan Ines Smyth. Model Bencana Krisis: Pedoman untuk
Pendekatan Gender . London: Oxfam GB, 2012.
Berburu, Juliet. “Pengantar Konsep dan Langkah Analisis Gender.”
Buletin Pembangunan 64 (2004): 100–106.
Indrata , Sunarvip Ra. “ Wawah satga Terkecil Tingkat RT/RW.”
ubahlaku.id, 9 Desember 2020.
https://ubahlaku.id/read/125754/aktifkan-satgas-terkeciltingkat-
rt-rw.
“ Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender,” 2020.
Lewis, Helen. “Virus Corona adalah Bencana bagi Feminisme: Pandemi
Mempengaruhi Pria dan Wanita Secara Berbeda.” Atlantik, 19
Maret 2020. https://www.theatlantic.
com/international/archive/2020/03/feminism-womens-rights-
coronaviruscovid19/608302/.