Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK COVID-19 PADA KEHIDUPAN

MASYARAKAT
FENDI1, LUIS PRATAMA2

1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Matematika,

2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prodi Manajemen.

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2020

Latar Belakang

Pandemi Corona Virus Disease atau COVID-19 pertama kali terkonfirmasi pada tanggal 17
november 2019 di Provinsi Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok, dan selang beberapa bulan
setelahnya Virus Corona menjangkit sebagian besar negara di dunia. Pertanggal 20 november 2020
tercatat lebih dari 59 juta kasus di dunia dan 2,36% dari total kasus, dinyatakan meninggal dunia.
Pandemi COVID-19 juga telah memberikan dampak negatif bagi perekonomian global,
International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian global telah mengalami kontraksi dan
pertumbuhan negatif, menyebabkan kerugian perekonomian global sebesar US$12 triliun.

Hal ini juga terjadi pada negara-negara Asia Tenggara, khususnya di Indonesia yang
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar, dan merupakan negara dengan perekonomian
yang masih berkembang, sebagai contoh ekspor negara Indonesia keluar negeri menjadi terhambat
hal ini disebabkan oleh sentimen negatif para investor yang menyebabkan pasar ke arah cenderung
negatif, dan menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan karena rendahnya permintaan pasar.

Menurut Tim Riset Social Monitoring & Early Response Unit (SMERU) bahwa COVID-
19 memberikan dampak buruk terhadap ketenagakerjaan di Indonesia. Terdapat 4 kendala dalam
ketenagakerjaan di Indonesia, diantaranya (1) jumlah penyerapan tenaga kerja tidak sebanding
dengan tenaga kerja yang terkena Pemutusan Tenaga Kerja (PHK), (2) kebanyakan perusahaan
merekrut tenaga kerja yang mempunyai produktivitas tinggi, (3) lapangan kerja pasca pandemi
adalah lapangan pekerjaan di bidang teknologi, sehingga tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga
kerja yang memiliki kompetensi dibidang teknologi, (4) sistem alih daya dan pekerja kontrak akan
lebih diminati ahli usaha. Hal tersebut terjadi pada bidang perekonomian.
Di sisi lain, dunia pendidikan juga menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akan
adanya pandemi COVID-19 ini. Ada segudang permasalahan yang kita hadapi sejak pola
pembelajaran online diterapkan. Seperti kemampuan dalam menggunakan teknologi yang menjadi
kendala bagi semua pihak dalam pembelajaran online terutama bagi mereka yang masih tinggal di
daerah-daerah pedesaan, efektifitas dari pola pembelajaran online juga masih diragukan, banyak
siswa yang hilang semangat dan sulit menyerap pembelajaran, permasalahan jaringan pula menjadi
kendala bagi mereka yang tinggal didaerah pedalaman, infrastruktur jaringan yang tidak merata
terutama di daerah timur Indonesia membuat siswa dan guru sukar dalam menjalakan metode
belajar online.

Dunia kesehatan menjadi sektor yang paling penting dan terdampak langsung oleh pandemi
COVID-19. Over Capasity pasien dan alat pelindung diri (APD) yang masih kekurangan
dibeberapa daerah dan rumah sakit membuat tanggung jawab dari para tenaga kesehatan tidak
dapat dilaksanakan dengan optimal, setidak-tidaknya sudah ada 253 dokter atau tenaga medis di
seluruh Indonesia yang meninggal menjadi korban dari COVID-19.

COVID-19 pada akhirnya menyebabkan masalah yang begitu masif bagi Indonesia
diberbagai sektor, ketidaktaatan masyrakat dalam mengikuti protokol kesehatan membuat
penangan COVID-19 tidak dapat dilakukan secara optimal, pemerintahpun dihadapkan pada
pilihan untuk lebih mengutamakan sektor ekonomi atau keselamatan jiwa dalam memutuskan suatu
kebijakan.

Pemerintah Sebagai Penggerak.

Pemerintah adalah bagian penting dari suatu negara dalam menangani masalah-masalah
yang dihadapi negara tersebut. Pemerintah juga sebagai penggerak masyarakat, dalam
menyelesaikan suatu masalah. Dalam keadaan pandemi COVID-19 yang dihadapi Indonesia,
berbagai aturan telah ditetapkan demi kesehatan dan kepentingan masyarakat, protokol kesehatan
yang telah ditetapkan masih kurang maksimal. Kepatuhan masyarakat akan menerapkan protokol
kesehatan masih minim, karena edukasi pemerintah dan ajakan lembaga keagamaan yang sangat
minim dalam memberikan penyuluhan mengenai pentingnya dalam menaati protokol kesehatan
dan bahayanya COVID-19 yang dapat merusak tubuh hingga berujung kematian.
Selain itu, upaya penanganan COVID-19 juga dapat dilakukan secara maksimal oleh
pemerintah dengan meminimalisir penggunaan Rapid-Test dan memaksimalkan atau
meningkatkan penggunaan SWAB-Test yang jauh lebih efektif dalam mendeteksi COVID-19
dengan lebih akurat. SWAB-Test dapat digencarkan penggunaannya di tempat-tempat yang vital
seperti bandara. Italia, Rusia dan Prancis merupakan contoh negara yang menggunakan SWAB-Test
di bandara, hal ini terbukti dari data perkembangan kasus di negara Italia, peningkatan kasus yang
besar diiringi dengan jumlah sembuh yang tinggi *)Lampiran1, sehingga dapat dikatakan bahwa
penanganan COVID-19 di negara ini sangat baik. Walaupun ketiga negara tersebut berada di
peringkat 10 teratas dengan kasus COVID-19 terbanyak, tetapi tingkat kesembuhan juga yang
tinggi menyebabkan perspektif akan peringkat 10 teratas tidaklah berarti.

Kesadaran Masyarakat Adalah Cara Mengurangi Dampak Covid-19.

Kesadaran masyarakat menjadi keinginan pemerintah dalam menghadapi situasi pandemi


yang tidak menentu, kerja sama yang baik dari masyrakat adalah kunci dari suksenya suatu aturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan suatu Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
(JKKI) dikatakan bahwa terdapat empat faktor yang memiliki hubungan bermakna dalam ketaatan
protokol kesehatan, yaitu faktor (1) jenis kelamin, (2) tingkat pendidikan, (3) pengetahuan, dan (4)
sikap. Faktor-faktor tersebut memperlihatkan adanya perbedaan tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang tinggi lebih menaati protokol kesehatan, dibanding mereka yang memiliki
pendidikan dan pengetahuan yang kurang. Edukasi menjadi hal yang penting bagi masyarakat
untuk mematuhi dan sadar akan keadaan yang kita hadapi sekarang. Salah satu pemberian
informasi yang baik adalah komunikasi yang baik pula. Dalam penelitian Sarlia, memperlihatkan
bahwa mendukung komunikasi yang baik atau keterampilan komunikasi yang baik akan
memberikan atau tersampaikan informasi yang baik dengan menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga mudah diterima oleh masyarakat.

Dalam studi kepatuhan masyarakat terhadap himbauan jaga jarak dan perilaku hidup bersih
selama pandemi COVID-19 yang dilakukan oleh Tim Peneliti Badan Litbangkes Kemenkes -RI,
dengan jumlah peserta survei status positif 98 orang, 121 PDP, dan 501 ODP, dalam studi tersebut
menyatakan bahwa hampir seluruh responden yang dijadikan survei menyatakan jaga jarak
penting, tetapi masih ada yang mengaku positif, PDP dan ODP menyarakan bahwa jaga jarak
tidaklah penting. Di sisi lain, sebanyak 58,61% responden. Hasil studi tersebut dapat kita katakan
bahwa masih ada masyarakat yang tidak peduli akan pentingnya menjaga kesehatan di masa
pandemi ini.

Selain itu, ada juga masyarakat yang parno akan adanya COVID-19, banyak yang tidak
ingin melakukan sesuatu, lebih memilih berdiam diri di rumah. Hal ini juga disebabkan kurangnya
edukasi dalam masyarakat sehingga mudah terpengaruh, edukasi yang baik akan memberikan efek
yang berguna bagi masyarakat. Terkadang HOAX dengan redaksi yang menarik, lebih
menggiurkan masyarakat untuk menerima informasi tersebut, walaupun kebenarannya tidak bisa
dipertanggungjawabkan.

Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan masyarakat sesuai porsinya, mulai dari
mentaati peraturan pemerintah atau protokol kesehatan yang paling sederhana, hingga tidak
memprofokasi masyarakat untuk tidak mentaati protokol kesehatan. Hal ini juga disampaikan oleh
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, dr. Achmad Yurianto, bahwa dengan saling
mengingatkan satu sama lain dalam masyarakat dengan cara yang baik untuk mematuhi protokol
kesehatan. Berkenaan dengan itu, peran dari para pemuka agama dan orang-orang yang kompeten
di masyarakat juga tak kalah penting, kharisma yang dimiliki oleh orang-orang tersebut seharusnya
digunakan untuk mengingatan akan pentingnya taat pada aturan bukannya berusaha melakukan
oposisi pada setiap kebijakan pemerintah yang telah diambil dalam upaya memerangi covid-19.

Kesimpulan

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang begitu besar pada kehidupan umat
manusia secara global dan tak terkecuali Indonesia, dalam proses penangannya masih terdapat
banyak sekali kekuarangan baik dari masyarakat maupun pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Sudah seharusnya kita bekerja sama, menghilangkan segala perbedaan dan memerangi COVID-19
bersama.

Di sisi pemerintah, dapat melakukan pembangunan infrastruktur yang lebih baik dan
merata, guna memerangi persebaran COVID-19, baik yang manfaatnya untuk kehidupan sehari-
hari seperti internet, terkusus memantapkan pelayanan kesehatan guna meminimalisir jumlah
korban, pemerintahpun sudah seharusnya berani untuk menindak tegas setiap oknum atau
kelompok masyarakat yang dengan sengaja melanggar protokol kesehatan, karena bukan hanya
berdampak bagi diri sendiri, hal ini juga menghambat usaha pemerintah dalam memerangi COVID-
19.

Disisi masyarakat juga harus mampu bersinergi dengan pemerintah, mentaati segala
protokol kesehatan guna menekan angka persebaran COVID-19 dan bagi para tokoh-tokoh
masyarakat sudah seharusnya menjadi teladan serta memberikan ajakan untuk mentaati segala
protokol kesehatan, alih-alih menjadi oposisi dalam upaya mengentaskan COVID-19.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution D.A.D, Erlina, Iskandar M., (2020). Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap
Perekonomian Indonesia. Medan. Jurnal Benefita 5(2) Juli 2020 (212-224).

Sakri Diding. (2020). Menakar Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perekonomian Daerah.
CSIS Commentaries DMRU-088-ID.

Sarlia S. (2017). Analisis Model Komunikasi Karyawan Kantor BPJS Kesehatan dalam
Penyampaian Informasi Pada Masyarakat Kota Kendari. Jurusan Ilmu Komunikasi.

Tim Peneliti Badan LITBANGKES. (2020). Studi Kepatuhan Masyarakat Terhadap Himbauan
Jaga Jarak dan Perilaku Hidup Bersih Selama Pandemi COVID-19. Kemenkes – RI.
Badan LITBANGKES.

Wiranti, Ayun Sriatmi, Wulan Kusumastuti. (2020). Determinan Kepatuhan Masyarakat Kota
Depok Terhadap Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Pencegahan
COVID-19. Universitas Diponegoro. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia – JKKI,
Vol. 09.

DATA GRAFIK

Google Berita , Virus Corona (COVID-19),

https://news.google.com/covid19/map?hl=id&gl=ID&ceid=ID%3Aid&mid=%2Fm%2F03ryn ,
diakses pada tanggal 24 November 2020.
LAMPIRAN 1

DATA GRAFIK COVID-19

ITALIA
RUSIA

PRANCIS
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai