Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XIII, No. 15/I/Puslit/Agustus/2021

KERJA SAMA INTERNASIONAL MENGATASI


PERUBAHAN IKLIM
7 Humphrey Wangke

Abstrak
Banjir besar yang tejadi di China dan India pada 21 dan 23 Juli 2021 serta di beberapa
negara lainnya telah meningkatkan kekhawatiran baru tentang dampak perubahan
iklim. Ketidakpatuhan negara-negara maju dalam kerja sama internasional yang
dirancang untuk mengurangi terjadinya perubahan iklim dianggap sebagai
penyebabnya. Selama bertahun-tahun, berbagai kerja sama internasional, mulai
dari Konferensi Stockholm pada tahun 1972, Konferensi Rio de Janeiro 1992
dan Konferensi Johannesburg 2002, sampai dengan Paris Agreement tahun
2015, menjadi wujud komitmen masyarakat internasional di bidang lingkungan
hidup. Terlepas dari keberhasilan membentuk kelembagaan tersebut, upaya kerja
sama internasional ini masih harus menghadapi tantangan. Artikel ini secara
ringkas menyoroti tantangan ini dan perlunya kerja sama internasional untuk
mengatasinya. Kerja sama tingkat regional bisa menjadi solusi untuk mengatasi
perubahan iklim mengingat sulitnya mencari kesamaan pandangan pada tingkat
yang lebih luas.

Pendahuluan cuaca, air, dan iklim (WMO, 2017: 7).


Peristiwa berbahaya yang Hujan lebat berhari-hari di
berasal dari hidrometeorologi terus China telah menimbulkan banjir luar
memicu terjadinya kerusakan dan biasa dan merusak infrastruktur seperti
korban jiwa. Bencana alam yang kereta api bawah tanah, bendungan,
disebabkan oleh perubahan iklim tepian sungai, dan tanah longsor.
seperti banjir bandang dan kekeringan Bencana serupa juga terjadi di India
telah menimbulkan dampak yang dengan meminta korban manusia dan
luar biasa pada kehidupan manusia. infrastruktur yang sangat besar. Banjir
Dunia mencatat, antara tahun 2004 besar yang terjadi pada 21 Juli 2021
hingga 2014, 83% dari bencana yang di China dan 23 Juli di India menjadi
terjadi, 39% dari korban kematian, 95% peringatan bagi semua negara di dunia
PUSLIT BKD yang tercatat dari total populasi yang bahwa perubahan iklim telah menjadi
terkena dampak, dan 70% dari total ancaman besar bagi kehidupan umat
kerusakan yang tercatat, semuanya manusia. Saat atmosfir bumi menjadi
terkait dengan bencana alam yang lebih hangat, maka atmosfir akan
bersifat hidrometeorologis seperti menahan lebih banyak uap air yang
membuat hujan lebih deras. akan mengancam dunia dalam bentuk
Di Indonesia, bahaya tentang kenaikan suhu. Artikel ini secara
perubahan iklim telah diingatkan oleh ringkas menyoroti tantangan dan
Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang perlunya kerja sama internasional
menyatakan perubahan iklim telah untuk mengatasi perubahan iklim.
menjadi ancaman bagi warga negara di
seluruh dunia yang dampaknya sama Tantangan Perubahan Iklim
besarnya dengan pandemi COVID-19 Iklim secara sederhana
(CNBC News, 29 Juli 2021). Demikian didefinisikan sebagai cuaca suatu
pula dengan Presiden Joko Widodo daerah yang meliputi suhu, curah
ketika membuka Rakorbangnas hujan, sinar matahari, angin, dan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan kelembaban. Oleh karena itu,
Geofisika yang menyatakan bencana perubahan iklim adalah perubahan
geohidrometerologi di Indonesia cuaca dari waktu ke waktu, baik
meningkat setiap tahunnya. Bahkan
Presiden Amerika Serikat Joe Biden
karena variabilitas alam atau sebagai 8
akibat dari aktivitas manusia. Setelah
menyatakan, Jakarta dalam waktu 10 bertahun-tahun skeptis, realitas
tahun lagi akan tenggelam jika bahaya perubahan iklim diterima secara
perubahan iklim tidak segera diatasi. global sebagai dampak dari aktivitas
Kendati dunia masih dihantui pembangunan manusia yang
oleh keganasan COVID-19, namun dilakukan selama bertahun-tahun.
masalah perubahan iklim jangan Perubahan iklim telah menjadi
lantas diabaikan, apalagi disepelekan. ancaman yang terus berkembang
Keduanya sama-sama dapat dan bersifat multidimensional karena
memicu kematian masal. Ancaman banyaknya aktor melalui implementasi
perubahan iklim beriringan dengan sistem energi, transportasi, pertanian,
pembangunan di suatu negara. dan penggunaan sumber daya
Semakin rakyatnya sejahtera, mobilitas manusia. Karenanya, tanpa disadari
semakin tinggi dan penggunaan dampak perubahan iklim berpotensi
energi semakin besar. Oleh karena menggoyahkan kehidupan manusia
itu, seluruh kegiatan manusia akan pada semua tingkatan.
menghasilkan emisi karbon yang

Gambar 1. Besaran Emisi CO2 yang dihasilkan Negara Maju


Sumber: Our World in Data based on the Global Carbon Project, 2020
Gambar 1 menunjukkan maju mau berkontribusi memperbaiki
besaran emisi karbon di dunia yang lingkungan hidup, karena mereka
didominasi oleh negara maju. Namun yang mempunyai andil terbesar
ironisnya, justru negara-negara atas kerusakan lingkungan dan
berkembang yang harus menanggung eksploitasi lingkungan. Semua negara
lebih dari sembilan persepuluh beban di dunia sudah saatnya melakukan
perubahan iklim. Beban negara miskin aksi nyata menyelamatkan bumi
mencakup 98% dari yang terdampak yang diakibatkan oleh aktivitas
paling serius dan 99% dari kematian pembangunan yang tidak ramah
akibat bencana terkait cuaca, serta lebih lingkungan. Seluruh negara di
dari 90% dari total kerugian ekonomi. dunia sudah saatnya bekerja sama
Laporan yang pernah menghindari dampak katastrofe
dikeluarkan oleh Global Humanitarian perubahan iklim.
Forum menyebutkan, bencana
9 hidrometeorologi akan
ancaman terbesar manusia pada
menjadi Kerja Sama untuk Keadilan
Dalam tulisan ini kerja sama
tahun-tahun mendatang mengingat internasional diartikan sebagai
pemanasan global telah berdampak pengaturan kerja sama antarnegara
pada menghangatnya suhu dan yang dilakukan secara rasional, baik
mencairnya es di kutub (GHF, 2009: secara individu ataupun kolektif.
7). Laporan itu merupakan bentuk Dikatakan rasional secara individu
keprihatinan global yang serius karena adanya pilihan untuk menjadi
terhadap keadilan, sebab orang- pihak dalam suatu perjanjian
orang yang paling menderita akibat bersifat sukarela, sedangkan rasional
perubahan iklim justru mereka yang secara kolektif dimaksudkan jika
paling sedikit merusak lingkungan. para diplomat bertemu muka dan
Dari sisi keamanan, perubahan memanfaatkan sepenuhnya potensi
iklim tidak secara langsung keuntungan bersama dari kerja sama
menyebabkan konflik, tetapi berpotensi dalam suatu perjanjian. Kerja sama
menimbulkan ketidakstabilan global dalam perjanjian internasional hanya
akibat kelaparan, kemiskinan, dan dapat dipertahankan jika semua negara
pengangguran. Kekurangan makanan diuntungkan bila menjadi para pihak
dan air bersih, penyakit menular, di dalamnya dan tidak ada pihak yang
perselisihan di antara para pengungsi memperoleh keuntungan jika tidak
dan bencana alam yang lebih parah menerapkannya.
akan menimbukan konflik horizontal Dengan pemahaman seperti
maupun vertikal. Meningkatnya itu, dalam kerja sama internasional
bencana hidrometeorologi secara tidak boleh ada free rider, dan negara
nyata telah mempengaruhi terjadinya yang terlibat di dalamnya harus
perubahan watak hujan dan cuaca. patuh pada kesepakatan yang
Tidak hanya polanya, tetapi intensitas, dicapai. Oleh karena itu, kesepakatan
durasi, dan sebarannya juga harus menentukan strategi apa yang
berubah. Kondisi ini mengakibatkan dilakukan para pihak dan dipatuhi.
meningkatkan beban ekonomi bagi Selain itu, harus ada kepentingan agar
masyarakat dan institusi di seluruh para pihak berperilaku sesuai tuntutan
dunia. strategi. Kerja sama internasional
Seharusnya negara-negara dilakukan tidak hanya oleh negara,
tetapi juga oleh entitas kolektif, seperti lingkungan. Sebagai anggota G20,
perusahaan, partai politik, organisasi Indonesia dapat menginisiasi agar
etnis, ataupun kepentingan lainnya negara-negara anggota G-20 yang
untuk tujuan yang sama, yaitu memimpin dalam memperkuat
memerangi masalah lingkungan global. kemitraan global untuk merancang
Menghadapi bencana alam strategi dan berkontribusi dalam
yang disebabkan oleh perubahan mengatasi tantangan lingkungan dan
iklim, negara-negara maju penghasil iklim global. Melalui sinergi di semua
emisi karbon terbesar di dunia tingkatan, negara-negara G20 dapat
seharusnya menyadari perlunya berkontribusi pada pembangunan
bersikap adil dengan menjalankan berkelanjutan, meningkatkan kualitas
kerja sama internasional dalam rangka lingkungan, dan mengatasi perubahan
mengatasi perubahan iklim. Mengingat iklim. Kerja sama tersebut tidak hanya
perubahan iklim bersifat lintas negara, sebatas penurunan emisi, namun
maka negara-negara seperti China, yang terpenting adalah penyediaan
pendanaan untuk aktivitas mitigasi
10
India, dan negara-negara di Eropa
Tengah yang baru saja mengalami dan adaptasi perubahan iklim di
musibah banjir besar sudah saatnya negara-negara berkembang yang
berkolaborasi menghadapi tantangan paling terdampak.
yang disebabkan oleh perubahan Di luar negara-negara G20,
iklim dengan mempromosikan Indonesia perlu terus mendorong
strategi mengatasi perubahan iklim realisasi komitmen negara-negara di
dan mengakhiri penderitaan yang dunia untuk mengambil peran lebih
ditimbulkannya. dalam pengendalian perubahan iklim.
Perlu kerja sama internasional Inisiatif Indonesia sangat penting
untuk menjaga kelestarian karena merupakan salah satu negara
lingkungan hidup dalam paradigma yang mempunyai posisi paling
pembangunan berkelanjutan, rentan terdampak perubahan iklim
yaitu pembangunan yang dapat atau pemanasan global bila merujuk
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa pada Konvensi Perserikatan Bangsa-
mengorbankan kemampuan generasi Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja
mendatang untuk mencukupinya. Perubahan Iklim (United Nations
Perubahan iklim karena sifatnya lintas Framework Convention on Climate
batas telah menjadi masalah global Change/UNFCCC).
yang memerlukan upaya bersama Kerja sama internasional
untuk pemecahannya. Oleh karena itu, dalam menanggulangi dampak
negara-negara maju perlu memberikan perubahan iklim harus terus
kontribusi nyata dalam memperbaiki diupayakan, meskipun tidak ada
lingkungan hidup, sebab mereka otoritas dunia yang dapat mendikte
yang mempunyai andil terbesar atas sebuah negara tentang apa yang
kerusakan lingkungan dan eksploitasi harus dilakukan. Meskipun ada
lingkungan. pengadilan internasional, tetapi tidak
Semua negara di dunia ada negara yang dapat dipaksa untuk
sudah saatnya melakukan aksi menghadap atau menerima hukuman
nyata dalam menyelamatkan bumi jika tidak menjalankan kesepakatan
yang diakibatkan oleh aktivitas internasional. Sebaliknya, negara yang
pembangunan yang tidak ramah bersedia bekerja sama memecahkan
masalah perubahan iklim tidak Referensi
mendapatkan insentif apapun. Barrett, Scott. 2015. “A Theory of Full
Implementasi kerja sama International Cooperation”, dalam
internasional dalam penanggulangan Carlo Carraro (ed.), Climate Change
perubahan ikim menghadapi and Sustainable Development. FEEM,
tantangan lainnya berupa hubungan Milan.
antarnegara yang selama ini telah Carraro, Carlo and Siniscalco,
dikondisikan oleh sejarah konflik Domenico. 2015. “Strategies for
internasional, bukan sejarah kerja the International Protection of
sama internasional. Hal ini membuat the Environment”, dalam Carlo
kerja sama internasional yang Carraro (ed.), Climate Change and
langgeng sangat sulit terbentuk, Sustainable Development. FEEM,
kecuali ketika kerja sama didorong Milan.
dan dipertahankan oleh satu negara Global Humanitarian Forum. 2009. The
11 tunggal yang kuat, atau hegemoni,
selama negara itu mau dan mampu
Anatomy of a Silent Crisis. Geneve.
“Indonesia Green Summit 2021:
melakukannya. Komitmen Capai Netral Karbon
2060”, Media Indonesia, 28 Juli 2021,
Penutup hal. 3.
Perubahan iklim merupakan Kurniawan, Edison. “Perubahan Iklim
masalah lintas batas negara karena dan Redifinisi Sistem Pertahanan
emisi yang dihasilkan sering Keamanan”, Media Indonesia, 28
mempengaruhi negara lain serta Juli 2021, hal. 6.
lingkungan global. Secara ekonomis, O’Neill, Kate; Balsiger, Jorg; and Van
setiap negara pencemar diuntungkan Deveer, Stacy D. 2004. “Actors,
dengan menggunakan lingkungan Norms, and Impact: Recent
global sebagai wadah emisi, tetapi International Cooperation Theory
pada saat yang sama juga merusak and the Influence of the Agent-
lingkungan global. Oleh karena itu Structure Debate”, Annual Review
masalah eksternalitas internasional of Political Science, 7:149–75.
muncul yang hanya dapat diselesaikan “Pembangunan Berkelanjutan Demi
dengan kesepakatan sukarela di antara Keselamatan Bersama”, Media
negara-negara berdaulat. Negara- Indonesia, 2 Agustus 2021, hal. A1.
negara maju yang paling banyak “RI Minta Akses Pendanaan Iklim
merusak lingkungan seharusnya Dipermudah”, Investor Daily, 31
berinisiatif membentuk kerja sama Juli 2021, hal. 7.
mempercepat pengurangan emisi “RI needs $312b for carbon pledge:
karbon. Upaya seperti ini dilakukan Minister”, The Jakarta Post, 31 Juli
sebagai bentuk keadilan mereka 2021, hal. 5.
terhadap negara berkembang yang “Sinergi untuk Netral Karbon”, Media
merasakan dampak perubahan iklim Indonesia, 27 Juli 2021, hal. 1.
lebih parah lagi. Sebagai negara yang Waspadai Katastrofe Perubahan Iklim,
juga terdampak dan sekaligus anggota Bisnis Indonesia, 31 Juli 2021, hal. 2.
G20, Indonesia dapat menginisiasi Wells, Barbara. “Protecting plants will
negara-negara G20 untuk memulai protect people”, The Jakarta Post, 27
pengurangan emisi karbon. Juli 2021, hal. 7.
World Meteorological Organization,
“A Disaster Risk Reduction
Roadmap for World
Meteorological Organoization”,
WMO, 31 Maret 2017.

12

Humphrey Wangke
humphrey.wangke@dpr.go.id

Dr. Humphrey Wangke, M.Si. Menyelesaikan Pendidikan S1 Hubungan Internasional


tahun 1988 di FISIP Universitas Jember dan pendidikan S2 tahun 1998 pada Program Kajian
Wilayah Amerika Universitas Indonesia. Pada tahun 2018 menyelesaikan studi S3 di Sekolah
Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Utama
Kepakaran Isu-Isu politik Strategis Pada Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Beberapa
Karya tulis yang telah dipublikasikan melalui jurnal dan buku, antara lain: "Diplomasi
Indonesia dan Pembengunan Konektivitas Maritim (2018)", "Kerjasama Indonesia-Malaysia
dalam Pengelolaan Perbatasan di Kalimantan (2017)", "Solving the Problem of Illegal
Logging hrough the Implementation of the Model of Partnership Between Balai TNK and
the Local Community (The Case Study of Illegal Logging in TNK, East Kalimantan (2017),
"The Management of Kutai National Park through the Multi-stakeholder Partnership (2017)".

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai