(Sustainable Finance)
2022
1
"Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam ekonomi
hijau (green economy). Untuk itu, pemerintah perlu mulai menata
ekonomi hijau tersebut karena di masa depan negara-negara di dunia
mulai meninggalkan barang-barang yang berasal dari energi fosil"
2
Agenda
3
Latar Belakang (1/2)
What Is Climate Change?
What is Climate Change? Konsentrasi CO² Tahun 2002 Temperatur Global Tahun 1884
Dampak langsung dari climate change paling berpengaruh pada ekosistem laut, peningkatan ketinggian air laut, serta
peningkatan frekuensi peristiwa cuaca ekstrim:
1. Meningkatnya suhu air laut menyebabkan kerusakan yang sangat buruk bagi kehidupan di laut, seperti terumbu karang, ikan,
kerang, dan sebagainya. Kerusakan ini turut mengancam pasokan pangan serta menyebabkan hilangnya potensi sumber
ekonomi yang berasal dari ekosistem laut. Disamping itu, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA),
50% oksigen di bumi berasal dari laut.
2. Meningkatnya suhu air laut disertai dengan mencairnya lapisan es dan gletser menyebabkan peningkatan ketinggian
permukaan air laut.
3. Climate change menyebabkan bencana alam seperti badai, kekeringan, banjir, gelombang panas, dan sebagainya meningkat.
5
(ADB,NASA, and NOAA)
Meningkatnya Risiko Iklim (1/2)
Fakta Empiris
Risiko global berdasarkan likelihood Hilangnya PDB perkapita
• Bencana alam akibat climate change dapat mempengaruhi
proses pembangunan ekonomi (WEF, 2021)
• US$44 triliun (setengah PDB Global) berpotensi hilang akibat
rusaknya SDA (WEF, 2020)
Tahun
Peringkat
Lingkungan Ekonomi Teknologi Sosial Geopolitik • Dampak ekonomi dari perubahan iklim secara global berbeda-
Sumber: World Economic Forum, The Global Risks Report, 2021
beda. Negara yang beriklim panas/tropis memiliki dampak yang
lebih buruk (lebih rentan terhadap climate change) dibandingkan
• Kerugian US$390 miliar/tahun di low and middle-income
dengan negara-negara yang beriklim dingin.
countries akibat bencana alam dan pengelolaan infrastruktur yg
• Indonesia masuk ke dalam kategori negara yang rentan.
buruk (World Bank, 2019)
Meningkatnya Risiko Iklim (2/2)
Fakta Empiris
Persentase Jam Kerja Agregat yang Hilang karena Tekanan
Terdapat 3 aspek untuk Proporsi Pekerjaan yang Mengandalkan
Panas dalam Skenario Kenaikan Suhu Bumi 1,5°C
memahami hubungan antara Ekosistem (2014)
(1995 & 2030)
dunia kerja dengan climate
change:
1. Pekerjaan bergantung pada
layanan yang disediakan
ekosistem (misalnya,
pekerjaan di bidang
pertanian, perikanan,
kehutanan, dan pariwisata).
2. Kondisi kerja yang baik
bergantung pada tidak
adanya bahaya dari
lingkungan.
3. Terdapatnya kelompok
pekerja yang rentan
terhadap risiko dan bahaya
degradasi kualitas
lingkungan.
Meningkatnya suhu akan terus meningkatkan tekanan,
(The employment impact of climate 40 % total lapangan kerja global, ditopang oleh menurunkan produktivitas tenaga kerja, dan memperburuk kondisi
change adaptation, ILO, 2018) industri yang secara langsung atau sangat bergantung kesehatan pekerja di semua sektor. Secara global, 1,4% total jam
pada ekosistem. Kerusakan pada ekosistem/alam akan kerja hilang pada tahun 1995. Pada tahun 2030, persentase total
memiliki dampak yang sangat signifikan. jam kerja yang hilang karena tekanan panas dapat meningkat
menjadi 2%, hilangnya produktivitas tenaga kerja setara dengan 72
juta pekerjaan full-time.
Peningkatan Tekanan Publik dan Perubahan Permintaan
Physical Risks
Muncul akibat fenomena perubahan iklim yang dapat menimbulkan kerusakan property,
menurunkan produktifitas, dan mengganggu proses bisnis
Transition Risks
Dalam proses transisi, terdapat risiko yang perlu dimitigasi (risiko transisis) seperti
perubahan kebijakan, pengembanganteknologi dan perilaku konsumen
Liability Risks
Risiko yang dihadapi Ketika Industri keuangan menghadapi tuntutan masyarakat misalnya
adanya class action atas kasus debitur tertentu
9
Agenda
1. Latar Belakang
2. Latest Development on Climate Change and Sustainable Finance
3. Dukungan OJK - Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I dan II
4. On Going Policies OJK terhadap Pengembangan Keuangan
Berkelanjutan
10
Latest Development on Climate Change
COP 26 UN Climate Change Conference
Conference of the Parties (COP) adalah badan pembuat keputusan tertinggi dari konvensi yang dihadiri perwakilan
negara-negara yang tergabung ke dalam United Nations Framework Convention on Climate Change.
Dilaksanakan pada 31 Oktober-12 November 2021 di Glasgow dengan UK sebagai host dan Italy sebagai co-host.
Ketua OJK hadir dalam High Level Meeting Ministrial Talk di Pavillion Indonesia bersama dengan Menko
Kemaritiman dan Investasi, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, Wakil Menteri KLHK, dan dimoderatori oleh Dubes
Polandia.
G20 adalah forum internasional yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa, serta pewakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan
World Bank (WB). G20 merupakan forum ekonomi utama dunia yang memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65%
penduduk dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia.
G20 tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (Presidency) yang ditetapkan secara
consensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya.
Pada tahun 2022, Indonesia menjadi tuan rumah dari KTT G20 dengan salah satu prioritas agendanya adalah penguatan kerja sama dalam
mengatasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan sebagaimana disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dalam Leader
Summit on Climate April 2021 .
Dalam presidensi G20 tahun 2021 oleh Itali (dengan tema People, Planet, and Prosperity), G20
Sustainable Finance Study Group dibentuk kembali dan diangkat menjadi G20 Sustainable Finance
Working Group (SFWG) yang dipimpin oleh Amerika Serikat (chair) dan Tiongkok (co-chair). Deliverables
dari Working Group tersebut adalah G20 Sustainable Finance Roadmap, Sustainable Finance Synthesis
Report, dan serangkaian Input Papers.
OJK akan menjadi salah satu counterpart dalam mempersiapkan perkembangan output SFWG. Isu terkait
dengan Sustainable Finance juga akan menjadi salah satu agenda prioritas dalam presidensi Indonesia
pada G20 di tahun 2022.
12
Latest Development on Climate Change
Next: Keketuaan ASEAN 2023
Sesuai ASEAN Charter (efektif 15 Desember 2008), rotasi Keketuaan berdasarkan urutan abjad. Keketuaan Indonesia terakhir 2011 dan
selanjutnya 2023.
Tugas ASEAN Chair: mempersiapkan dan menyelenggarakan pertemuan berjenjang (tingkat Kepala Negara, tingkat Menteri, dan pada
tingkat teknis)-substansi maupun logistik.
Dalam rangka persiapan keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, Indonesia akan mengusulkan beberapa inisiatif strategis, diantaranya
mengenai “Sustainability” yang mencakup:
• Penyusunan Roadmap Blue Economy ASEAN
• Pengembangan ASEAN sustainability standard berbasis SDGs
• Pengembangan kerja sama dalam mendukung upaya Carbon Neutrality di ASEAN
• Developing a framework for transition finance
• Advancing Energy Financing 13
Latest Development on Climate Change
Standard Setting Bodies (1/3)
Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) merupakan bagian dari BIS, global standard setting bodies yang berfokus
pada prudential regulation perbankan dan menyediakan forum koordinasi terkait isu-isu terkini industri perbankan global
Di Juni 2017, Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) – FSB mengeluarkan TCFD Recommendation yang
menjadi acuan global perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengungkap climate-related risk dalam laporan keuangan mereka
Di Oktober 2021, TCFD-FSB mengeluarkan 2021 Status Report dengan key findings: TCFD Recommendations
Climate-related disclosure dalam laporan keuangan perusahaan yang telah sesuai
dengan rekomendasi TCFD yang dikeluarkan sejak tahun 2017 terus meningkat (9% di
2020 dibandingkan 4% di 2019)
Lebih dari 50% perusahaan telah memasukkan disclosure terkait peluang dan risiko
climate-related risk
Lebih dari 2,600 organisasi menyatakan dukungan terhadap rekomendasi TCFD,
tumbuh lebih dari sepertiga dibandingkan tahun sebelumnya
14
Latest Development on Climate Change
Standard Setting Bodies (2/3)
The International Organization of Securities Commissions (IOSCO) merupakan badan internasional yang mengkoordinasikan
regulator sekuritas dunia dan diakui sebagai pembuat standar global untuk sektor sekuritas.
Di Juni 2021, IOSCO mempublikasikan Consultation Paper mengenai Recommendation for Sustainability-Related Practices, Policies, Procedures, and
Disclosures in Asset Management yang berfokus pada masalah perlindungan investor dan usulan agar regulator sekuritas mempertimbangkan untuk
menetapkan peraturan dan pengawasan untuk manajer aset mengenai peluang dan risiko terkait pembiayaan keberlanjutan.
Cakupan rekomendasi dalam laporan tersebut:
Asset Manager Practices, Policies, Procedures and Disclosure
Product Disclosure
Supervision and Enforcement
Terminology
Financial and Investor Education
International Association of Insurance Supervisors (IAIS) adalah badan penetapan standar internasional untuk sektor asuransi
yang merupakan organisasi keanggotaan sukarela pengawas asuransi dari lebih dari 190 negara
IAIS menaruh perhatian tinggi pada asesmen climate-related risk dengan beberapa update terkini:
Di September 2021, IAIS menerbitkan publikasi mengenai dampak perubahan iklim terhadap stabilitas keuangan sektor asuransi melalui penilaian
terhadap investasi sektor asuransi yang terkena perubahan iklim. Publikasi tersebut disusun berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif dari negara
anggota IAIS untuk lebih memahami eksposur aset perusahaan asuransi dan pandangan pengawas tentang climate-related risk.
Di Mei 2021, IAIS dan Sustainable Insurance Forum (SIF) menerbitkan Application Paper on Supervision of Climate-Related Risk in Insurance Sector.
Publikasi tersebut menyediakan tools bagi pengawas asuransi untuk lebih memperkuat upaya penilaian dan penanganan risiko dari perubahan iklim,
serta menetapkan rekomendasi dan best practices.
15
Latest Development on Climate Change
Standard Setting Bodies (3/3)
The International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan badan internasional menerbitkan standar
keterbukaan (disclosures) atas accounting dan sustainability yang diterima secara global.
Terkait dengan sustainability, IFRS membentuk International Sustainability Standard Board (ISSB) pada 3
November 2021. ISSB bertujuan untuk menyusun global baseline atas sustainability-related disclosure
standard yang dapat membantu investor dan stakeholders terkait lainnya membuat keputusan bisnis.
Pada akhir Maret 2022, ISSB menerbitkan 2 (dua) exposure draft, yaitu
1. General requirement for disclosures of sustainability-related financial information
2. Climate-related disclosures
Kedua dokumen tersebut akan memetakan pengaturan bagi perusahaan dalam melakukan masing-
masing sustainability-related financial disclosures dan climate-related disclosures berdasarkan 4 (empat)
aspek dalam rekomendasi Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD), yakni governance,
strategy, risk management, dan metrics and targets. Penekanan juga diberikan terhadap penggunaan
scenario analysis di berbagai perusahaan dalam menelusuri potensi dampak dari perubahan iklim pada
model bisnis, strategi dan kinerja finansial mereka.
16
Latest Development on Climate Change
Net-Zero Banking Alliance (1/3)
• Net-Zero Banking Alliance merupakan aliansi perbankan (diselenggarakan oleh PBB) yang berkomitmen menyelaraskan
portofolio pinjaman dan investasi mereka dengan target net-zero emission di tahun 2050.
• Net-Zero Banking Alliance diresmikan pada tanggal 21 April 2021 dan saat ini diketuai oleh Standard Chartered Bank
dengan total jumlah anggota sebanyak 53 bank dari 27 negara (mewakili hampir seperempat aset perbankan global/USD
37 triliun). Net-Zero Banking Alliance juga memiliki steering group untuk mendukung ketua dalam meningkatkan
keragaman keanggotaan, membangun konsensus dan memastikan praktik terbaik dapat diadopsi di seluruh dunia.
Steering group beranggotakan Citibank, Bank of America, HSBC, Morgan Stanley, Standard Chartered Bank, dan lainnya.
Untuk bergabung ke dalam aliansi, bank harus menyepakati dokumen komitmen serta wajib:
1. Melakukan transisi dari portofolio pinjaman dan investasi yang sebelumnya mengeluarkan emisi gas rumah kaca ke portofolio yang lebih
“hijau” untuk menyelaraskan dengan rencana net-zero emission pada tahun 2050/lebih cepat.
2. Dalam waktu 18 bulan setelah bergabung, menetapkan target dalam mendukung tujuan Paris Agreement untuk tahun 2030 (atau lebih
cepat) dan 2050, dengan intermediary target ditetapkan setiap 5 tahun mulai 2030 dan seterusnya.
3. Target pertama tahun 2030 bank akan fokus pada sektor prioritas yang memiliki dampak paling signifikan, yaitu sektor yang paling
intensif dalam mengeluarkan emisi gas rumah kaca pada portofolio mereka. Target sektor berikutnya akan ditetapkan dalam waktu 36
bulan.
4. Mempublikasikan laporan tahunan yang berisi informasi penurunan emisi selama satu tahun serta melaporkan perkembangan strategi
transisi kepada dewan direksi/komisaris yang menetapkan kebijakan terkait iklim.
5. Memanfaatkan peranan offset emisi dalam rencana transisi.
(unepfi.org/net-zero-banking) 17
Latest Development on Climate Change
Net-Zero Banking Alliance (2/3)
Dalam acara Leader Summit on Climate April 2021, Citi sebagai salah satu anggota Net-Zero Banking Alliance
menyampaikan komitmennya untuk menangani isu-isu climate change, sebagai berikut:
a. Net Zero Emissions pada tahun 2050.
b. Tiga prioritas Citi: 1) Pembiayaan terhadap climate solution; 2) Mengukur climate-risk serta dampaknya
terhadap portofolio klien; 3) Meminimalkan dampak langsung perusahaan terhadap iklim.
c. Mendanai proyek dan kegiatan lingkungan sejumlah USD 500 miliar serta proyek terkait kesehatan dan
perumahan yang terjangkau sejumlah USD 500 miliar sampai dengan tahun 2030.
(www.citigroup.com) 18
Latest Development on Climate Change
Net-Zero Banking Alliance (3/3)
Dalam acara Leader Summit on Climate April 2021, Bank of America sebagai salah satu anggota Net-Zero
Banking Alliance menyampaikan komitmennya untuk menangani isu-isu climate change, sebagai berikut:
a. Menyalurkan USD 1 triliun sampai dengan tahun 2030 untuk memenuhi kebutuhan para nasabah di
seluruh sektor yang sedang dalam tahapan transisi menuju Net Zero Emission.
b. Meningkatkan pendanaan kepada perusahaan baru yang berinovasi untuk menangani climate change.
c. Meningkatkan modal bagi perusahaan-perusahaan besar untuk mendanai operasional energi
terbarukannya.
(Bank of America Corporation Environmental and Social Risk Policy Framework, 2021) 19
Agenda
1. Latar Belakang
2. Latest Development on Climate Change and Sustainable Finance
3. Dukungan OJK - Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I dan II
4. On Going Policies OJK terhadap Pengembangan Keuangan
Berkelanjutan
20
Komitmen Pemerintah
41 %
dengan dukungan
atau 29%
dengan upaya
internasional sendiri
Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan adalah dokumen tertulis Laporan Keberlanjutan (Sustainability
yang menggambarkan rencana kegiatan usaha dan program kerja Report) adalah laporan yang
LJK jangka pendek (satu tahun) dan jangka panjang (lima tahun) diumumkan kepada masyarakat yang
yang sesuai dengan prinsip yang digunakan untuk menerapkan memuat kinerja ekonomi, keuangan,
Keuangan Berkelanjutan, termasuk strategi untuk merealisasikan sosial, dan lingkungan hidup suatu LJK,
rencana dan program kerja tersebut sesuai dengan target dan Emiten, dan Perusahaan Publik dalam
waktu yang ditetapkan, dengan tetap memperhatikan pemenuhan menjalankan bisnis berkelanjutan.
ketentuan kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko. 25
Dukungan OJK terhadap Pengembangan Sustainable Finance
OJK Existing Policy - POJK 60/2017
POJK No.60/POJK.04/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).
OJK telah menerbitkan buku seri keuangan berkelanjutan sektoral yang menyampaikan bagaimana implementasi
prinsip keuangan berkelanjutan di dalam setiap pelaksanaan proses bisnis bank dan training modul mengenai
risiko yang dihadapi oleh bank dalam implementasi pembiayaan berkelanjutan. 27
Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021 – 2025)
• Roadmap Tahap II berfokus pada pembentukan ekosistem Keuangan Berkelanjutan yang komprehensif dengan 7 (tujuh)
komponen utama di dalamnya.
• Pengembangan ekosistem merupakan komitmen OJK dalam mewujudkan regulasi yang transparan, membangun sinergi
kerja sama dengan kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan terkait, serta meningkatkan kapabilitas industri
keuangan.
Insentif OJK*
1. Kredit kendaraan bermotor (KKB) yang memenuhi persyaratan : 1) disalurkan dalam rangka pembelian kendaraan bermotor
yang mendapatkan fasilitas relaksasi PPnBM selama periode yang ditetapkan pemerintah; dan 2) plafon KKB kepada debitur
paling tinggi sejumlah Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), tanpa batasan jenis debitur, dapat diberikan relaksasi berupa
pengenaan bobot risiko ATMR Kredit sebesar 50%. Dalam menerapkan relaksasi ini, bank tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian dan manajemen risiko
2. Penyediaan dana kepada debitur dengan tujuan pembelian KBL BB dan atau pengembangan industri hulu dari KBL BB (industri
baterai, industri charging station, dan industri komponen) dapat dikategorikan sebagai pemenuhan ketentuan penerapan
keuangan Berkelanjutan (POJK 51/2017), termasuk pemberian insentif berupa program Pengembangan/penganugerahan SF
Award.
3. Penyediaan dana dalam rangka produksi KBL BB beserta infrastrukturnya dapat dikategorikan sebagai program pemerintah
yang mendapatkan pengecualian BMPK dalam hal dijamin oleh lembaga keuangan penjaminan/asuransi BUMN dan BUMD.
(sesuai POJK No.32/POJK.03/2018 jo. POJK No.38/POJK.03/2019 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit dan Penyediaan
Dana Besar)
4. Penilaian kualitas kredit untuk pembelian KBL BB dan atau pengembangan industri hulu dari KBL BB dengan plafon sampai
dengan Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dapat hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga.
(sesuai POJK No.40/POJK.03/2019 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum)
5. Penyediaan dana debitur dalam rangka produksi dan konsumsi KBLBB dapat diberikan relaksasi bobot risiko ATMR Kredit
menjadi 50%.
* Sesuai Surat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan No.S-5/D.03/2022 tanggal 5 April 2022
29
Pencapaian Keuangan Berkelanjutan di Indonesia
GREEN FINANCING
Blended Finance**
USD 3.27 Miliar
Komitmen 57 Proyek
Keterangan:
*Nominal green financing berdasarkan survey dan akan dikembangkan 30
lagi sesuai dengan taksonomi hijau
**Per Mei 2022 (Sumber: PT SMI)
Pencapaian Keuangan Berkelanjutan di Indonesia
Peringkat #1 pada survei tentang tingkat kepercayaan terhadap perusahaan yang menyampaikan laporan kinerja keberlanjutan
(sustainable report)
Survei dilakukan oleh GlobeScan dan GRI terhadap 1000 orang dari 27 negara yang berbeda untuk menunjukan apakah responden setuju
bahwa perusahaan mereka telah melaporkan kinerja sosial dan lingkungannya dengan benar/ jujur. Indonesia mendapatkan tingkat persepsi
kepercayaan yang tertinggi (81%). (GlobeScan and GRI survey, Oct 2020)
31
Agenda
1. Latar Belakang
2. Latest Development on Climate Change and Sustainable Finance
3. Dukungan OJK - Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap I dan II
4. On Going Policies OJK terhadap Pengembangan Keuangan
Berkelanjutan
32
DUKUNGAN OJK TERHADAP PENGEMBANGAN
KEUANGAN BERKELANJUTAN
Usulan Definisi Klasifikasi sektor berdasarkan kegiatan usaha yang mendukung upaya perlindungan
Taksonomi Hijau lingkungan hidup dan mitigasi serta adaptasi perlindungan iklim.
• Taksonomi Hijau digunakan sebagai pedoman untuk keterbukaan informasi di Sektor Jasa Keuangan serta dapat digunakan sebagai referensi
untuk menciptakan inovasi produk dan/atau jasa keuangan yang berkelanjutan.
• Dalam mengembangkan Taksonomi Hijau, OJK secara aktif ikut serta dalam Financial Stability Board, khususnya terkait sustainable financial
disclosure untuk Lembaga Jasa Keuangan dalam Financial Stability Board - Workstream on Climate Disclosures/WSCD dan ASEAN Taxonomy
Board.
• Finalisasi Taksonomi Hijau melibatkan 43 Direktorat Jenderal di 8 kementrian terkait untuk mengkonfirmasi ambang batas (threshold) dan
mengkategorikan sekitar 2.700 (dua ribu empat ratus) klasifikasi sektor dan subsektor
Taksonomi Hijau adalah sistem klasifikasi yang Alat klasifikasi bagi industri keuangan (perbankan) sebagai
Definisi
menetapkan daftar kegiatan ekonomi yang upaya perlindungan lingkungan hidup dan pengurangan emisi
Taksonomi ramah lingkungan. gas rumah kaca.
Hijau (China Green Catalogue, CBRC, 2013).
(EU Green Taxonomy, 2019)
Sebagai panduan untuk mengalokasikan modal, alat untuk mendukung penilaian risiko, dan referensi bagi
pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung implementasi kepada upaya mitigasi dan adaptasi perubahan
Manfaat iklim.
Taksonomi Dalam pengembangannya taksonomi hijau bersifat fleksibel dan dinamis sehingga dapat beradaptasi dengan
Hijau strategi dan pola investasi serta menyesuaikan perubahan teknologi, ilmu pengetahuan, aktivitas dan data baru.
34
(ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance ver.1, Nov 2021)
TAKSONOMI HIJAU INDONESIA EDISI 1.0
• Terdapat 2.733 sektor dan sub sektor yang telah dikaji, 919 (KBLI Level 5) dan 198 (diluar KBLI) diantaranya telah terklarifikasi mengenai ambang batas
hijau dan tidak hijau oleh kementerian teknis terkait.
• THI telah melalui tahapan dengar pendapat dengan berbagai stakeholder (akademisi, K/L, NGO, Task Force Keuangan Berkelanjutan, Lembaga
Internasional, dan lainnya)
37
CONTOH TAKSONOMI HIJAU INDONESIA EDISI 1.0
- Pembangkitan Tenaga Listrik-
38
CONTOH TAKSONOMI HIJAU INDONESIA EDISI 1.0
- Pembangkitan Tenaga Listrik-
39
CONTOH TAKSONOMI HIJAU INDONESIA EDISI 1.0
- Pembangkitan Tenaga Listrik-
40
CONTOH TAKSONOMI HIJAU INDONESIA EDISI 1.0
- Pertambangan Batu Bara-
Informasi Uraian
Kode KBLI 05101
NDC Lainnya
KBLI Level 1 Pertambangan dan Penggalian
KBLI Level 2 Pertambagan Batu Bara dan Lignit
KBLI Level 3 Pertambangan Batu Bara
KBLI Level 4 Pertambangan Batu Bara
KBLI Level 5 Pertambangan Batu Bara
Kelompok ini mencakup usaha operasi penambangan, pengeboran berbagai kualitas batu bara seperti antrasit, bituminous dan
subbitominous baik pertambangan di permukaan tanah atau bawah tanah, termasuk pertambangan dengan cara pencairan
Definisi (liquefaction). Operasi pertambangan tersebut meliputi penggalian, penghancuran, pencucian, penyaringan dan pencampuran
serta pemadatan meningkatkan kualitas atau memudahkan pengangkutan dan penyimpanan/penampungan. Termasuk
pencarian batu bara dari kumpulan tepung bara (culm bank).
Hijau Tidak terdapat kategori hijau.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Memenuhi persyaratan:
1. Jaminan reklamasi.
Kuning 2. Jaminan pascatambang sesuai penetapan.
3. Pelaksanaan reklamasi.
4. Laporan Pelaksanaan Reklamasi.
5. Memiliki sistem teknologi Carbon, Capture, dan Storage.
41
CONTOH TAKSONOMI HIJAU INDONESIA EDISI 1.0
- Pertambangan Batu Bara-
Informasi Uraian
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Mendapatkan peringkat Hijau atau Emas PROPER atau memenuhi kriteria dibawah ini
A. Memiliki Izin Lingkungan atau Persetujuan Lingkungan
B. Pengendalian Pencemaran Udara
1. Memiliki Persetujuan Teknis pemenuhan Baku Mutu Emisi.
2. Menaati Baku Mutu Emisi.
3. Melaksanakan pemantauan emisi.
4. Mempunyai SDM yang memiliki kompetensi penanggung jawab pengendalian pencemaran udara.
5. Mempunyai SDM yang memiliki kompetensi penanggung jawab operasional instalasi pengendalian pencemaran udara.
6. Mempunyai dokumen dan melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan.
7. Menyiapkan biaya pemeliharaan dan pengoperasian alat pengendali emisi.
C. Pengendalian Pencemaran Air
1. Memiliki Persetujuan Teknis pemenuhan Baku Mutu Air Limbah.
2. Mempunyai SDM yang memiliki kompetensi penanggung jawab pengendalian pencemaran air dan operator IPAL.
Kuning
3. Menaati Baku Mutu Air Limbah Pembuangan dan/atau Pemanfaatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Melaksanakan pemantauan air limbah.
5. Mempunyai dokumen dan melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan.
6. Menyiapkan biaya pemeliharaan dan pengoperasian IPAL.
7. SOP Pengoperasian dan Pemeliharaan IPAL.
8. SOP Tanggap Darurat IPAL, antara lain mencakup kebocoran, antisipasi jika air limbah atau hasil olahan air limbah tidak memenuhi baku mutu air limbah, dan lainnya.
D. Pengelolaan Limbah B3
Memiliki dokumen persetujuan teknis untuk pengelolaan limbah B3 yang dilakukan sendiri dan/atau memiliki dokumen kerja sama untuk pengeolahan limbah B3 yang
berizin sebagai bukti terpenuhinya hal-hal berikut:
1. Wajib mengelola limbah B3 yang dihasilkannya.
2. Setiap tahap pengelolaan limbah B3 yang mampu dilakukan oleh usaha dan/atau kegiatan kecuali untuk penyimpanan harus mendapat persetujuan teknis dan surat
kelayakan operasional (Surat Layak Operasional).
3. Jika tidak dapat melakukan salah satu atau lebih kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan, maka wajib menyerahkan kepada jasa pengelola limbah B3 yang
berizin.
42
CONTOH TAKSONOMI HIJAU INDONESIA EDISI 1.0
- Pertambangan Batu Bara-
Informasi Uraian
E. Beyond Compliance
1. Melaksanakan penggunaan sumber daya secara lebih efisien (Resource Efficiency and Cleaner Production/RECP).
2. Melaksanakan 5R air limbah.
Kuning 3. Reduksi emisi GRK dan non GRK.
4. Mencantumkan intensitas beban pencemaran/energi dalam produk atau publikasi.
5. Reduksi beban pencemaran air.
6. Minimal melakukan Ecolabel Type II (Self declaration).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Tidak memenuhi persyaratan:
1. Penempatan jaminan reklamasi.
Merah 2. Penempatan jaminan pascatambang sesuai penetapan.
3. Tidak melakukan reklamasi.
43
Next Step Taksonomi Hijau Indonesia
a. Persiapan sop/kebijakan bagi bank untuk turut memasukan THI sebagai salah
satu acuan penilaian debitur.
b. Persiapan sistem pelaporan oleh bank.
c. Pelaksanaan assessment oleh bank untuk menilai kategori debitur
berdasarkan THI (merah/kuning/hijau).
d. Pelaksanaan sosialisasi oleh bank kepada internal bank maupun
debitur/stakeholder terkait perihal implementasi THI.
44
Terima kasih
Sustainable Finance Website
www.ojk.go.id/sustainable-finance
45
Penerbitan Green/Sustainable Bond Indonesia
O B L I G A S I P E M E R I N TA H O B L I G A S I S WA S TA
Pasar USD10,5 Miliar Pasar USD847,14 Juta Pasar Global USD3,075 Miliar (IDR43,05 T)
Global (IDR147 T) Domestik (IDR11,86 T) Pasar Domestik USD382,14 Juta (IDR5,35 T)
2018 2018
2018 2019 Green Bond Bank OCBC NISP Green Bond Berkelanjutan I SMI Tahap I
1st Global Green Sukuk Green Sukuk Ritel ST006 Total Penerbitan USD150 Juta Total Penerbitan IDR500 Miliar
Fully subscribed by IFC - Private Placement • tenor 3 tahun
• USD1,25 Miliar – 3.75% (tenor 5 tahun) • IDR1,46 Triliun – 6.75% (floating with floor) • tenor 5 tahun
• tenor 5 tahun
• USD1,75 Miliar – 4.40% (tenor 10 tahun) • Tenor: 2 tahun Pencatatan: IDX
Pencatatan: SGX & NASDAQ Dubai Pencatatan: IDX
• Rating: idAAA/ AAA
Rating: idAAA
Rating: Baa3/BBB-/BBB 2020
2020 Green & Gender (Sustainability) Bond 2018
Green Bond Senior Star Energy Geothermal
Green Sukuk Ritel ST007 Bank OCBC NISP
2019 Total Penerbitan IDR2,75 Triliun
– Wayang Windu Ltd.
2nd Global Green Sukuk • IDR5,4 Triliun – 5.5% (floating with floor) Total Penerbitan USD580 Juta
• Tenor: 2 tahun Fully subscribed by IFC - Private Placement • tenor 15 tahun
• USD750 Juta – 3.90% (tenor 5,5 tahun) Pencatatan: IDX • tenor 5 tahun Pencatatan: SGX
• USD1,25 Miliar – 4.45% (tenor 10 tahun) • Rating: idAAA/ AAA
Pencatatan: SGX & NASDAQ Dubai 2020
Rating: Baa2/BBB-/BBB 2021 2019 Green Bond Senior Star Energy Geothermal
Green Sukuk Ritel ST008 Global Sustainability Bond Bank BRI – Salak Ltd. & Darajat II Ltd.
• IDR5 Triliun – 4.80% (floating with floor) Total Penerbitan USD1,1 Miliar
2020 Total Penerbitan USD500 Juta
• tenor 8,5 tahun
• Tenor: 2 tahun • tenor 5 tahun
3rd Global Green Sukuk Pencatatan: IDX • tenor 18 tahun
• USD750 Juta – 2.30% (tenor 5 tahun) Pencatatan: SGX Pencatatan: SGX
• USD1 Miliar – 2.80% (tenor 10 tahun) Rating: Baa2/BBB- Rating: Baa3/BBB-
• USD750 Juta – 3.80% (tenor 30 tahun)
Pencatatan: SGX & NASDAQ Dubai Catatan: 2021 2021
• Asumsi Kurs 1 USD=IDR14.000
Rating: Baa2/BBB/BBB • Star Energy Geothermal merupakan anak usaha PT
Sustainability Bond Bank Mandiri Sustainability Linked-Bond PT Japfa Tbk
Barito Pacific Tbk. Total Penerbitan USD300 Juta Total Penerbitan USD350 Juta
Sumber:
1. Green Sukuk Allocation and Impact Report, May 2021 • tenor 5 tahun • tenor 5 tahun
2021 2. Keterangan Pers DJPPR Kemenkeu RI (djppr.kemenkeu.go.id) Pencatatan: SGX Pencatatan: SGX
3. Publikasi resmi OCBC NISP (ocbcnisp.com)
4th Global Green Sukuk 4. Annual Sustainability Report BRI (2019) Rating: Baa2/BBB- Rating: BB-/BB-
5. Bank Mandiri Sustainability Framework 2021
• USD1,25 Miliar – 1.50% (tenor 5 tahun) 6. Press release PT Japfa Tbk (Mar, 2021) 2018
• USD1 Miliar – 2.55% (tenor 10 tahun) 7.
8.
PT IIF Sustainable Financing Framework 2020
Star Energy Geothermal Annual Green Bond Report (2019-2021)
2021 Sustainable Bond Tropical Landscape
• USD750 Juta – 3.55% (tenor 30 tahun) 9. Salak-Darajat Green Bond Framework 2020 Sustainable Bond PT IIF
Pencatatan: SGX & NASDAQ Dubai 10. Press release & Sustainability-linked financing framework PT
Finance Facility I Pt
Japfa Tbk (Mar, 2021) Total Penerbitan USD150 Juta Total Penerbitan USD95 Juta
Rating: Baa2/BBB/BBB 11. Press Release Sustainable Bond TLFF (2018) • tenor 5 tahun
12. Publikasi resmi Singapore Exchange
• tenor 5-15 tahun 46
Pencatatan: SGX Pencatatan: SGX
Rating: BBB Rating: AAA (Penerbitan Bond Class A)
Underlying Asset Green/Sustainable Bond Indonesia
O B L I G A S I S WA S TA
2022
Green Bond BNI
- Target Dana IDR 5 Triliun
- Memiliki tiga tenor yakni 3, 5, dan 7 tahun
- Penawaran awal: 11 - 25 Mei 2022
- Penawaran umum: 14 – 16 Juni 2022
- Pencatatan: IDX (22 Juni 2022)
- Rating: PT Pemeringat Efek Indonesia yakni AAA (triple A)
2022
Green Bond (Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I)
- Target Dana IDR 15 Triliun
- Rating: PT Pemeringat Efek Indonesia yakni AAA (triple A)
48
POJK No. 51/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga
Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik
+
Berwawasan Lingkungan (Green Lingkungan - KUBL
Bond)
P11 Bank harus memahami dampak climate-related risk drivers pada risiko operasional dan memastikan bahwa
sistem dan proses manajemen risiko mempertimbangkan climate-related risks yang material.
Scenario P12 Jika diperlukan, bank harus menggunakan scenario analysis, termasuk stress testing, untuk menilai
Analysis ketahanan model dan strategi bisnis terhadap climate-related pathways dan menentukan climate-related 51
risk drivers pada keseluruhan profil risiko.
Best Practice SSB – International Organization of Securities Commissions (IOSCO)
The International Organization of Securities Commissions (IOSCO) merupakan badan internasional yang mengkoordinasikan regulator sekuritas dunia
dan diakui sebagai pembuat standar global untuk sektor sekuritas. Pada Juni 2021, IOSCO telah menyusun rekomendasi awal untuk regulator sekuritas
dalam menyusun regulatory and supervisory framework termasuk disclosure standard bagi asset management dan emiten.
Juni 2021
1. Recommendations on Sustainability-Related Practices, Policies, Procedures 2. Report on Sustainability-related Issuer Disclosures
and Disclosure in Asset Management • Report ini fokus pada peran Board-level Sustainable Finance Taskforce (STF)
terkait pengungkapan keberlanjutan pada perusahaan emiten.
Di Juni 2021, IOSCO mempublikasikan Consultation Paper mengenai Recommendation for
Sustainability-Related Practices, Policies, Procedures, and Disclosures in Asset Management • STF IOSCO juga telah berkoordinasi dengan FSB-TCFD, NGFS, the International
yang berfokus pada masalah perlindungan investor dan usulan agar regulator sekuritas Platform on Sustainable Finance (IPSF) terkait inisiatif pengungkapan lainnya
mempertimbangkan untuk menetapkan peraturan dan pengawasan untuk manajer aset mengenai melalui beberapa workstream pada organisasi internasional.
peluang dan risiko terkait pembiayaan keberlanjutan.
Rekomendasi terkait standard pelaporan umum keberlanjutan bagi emiten agar
Cakupan rekomendasi dalam laporan tersebut: memperhatikan:
• Asset Manager Practices, Policies, Procedures and Disclosure: • The completeness, consistency and comparability of sustainability-related
Regulator harus mempertimbangkan rekomendasi ini dalam menetapkan ekspektasi peraturan information
dan pengawasan untuk Asset Manager. • Principles, frameworks and standards
• Product Disclosure • Topic scope and materiality.
Regulator harus mempertimbangkan untuk memperluas persyaratan existing atau menyusun • Narrative disclosures and quantitative metrics
panduan peraturan baru, untuk meningkatkan pengungkapan produk guna membantu investor • Linkage between sustainability issues and business strategy/financial
lebih memahami: (a) produk terkait keberlanjutan; dan (b) risiko material terkait keberlanjutan implications
untuk semua produk.
• Supervision and Enforcement Ke depan, pertimbangan utama dalam langkah IOSCO STF terkait pengungkapan
Regulator harus memiliki supervisory tools untuk memastikan bahwa Asset Manager dan keuangan keberlanjutan pada emiten:
produk terkait keberlanjutan mematuhi persyaratan peraturan dan memiliki enforcement tools • Pemantauan IFRS Foundation Trustees’ plans dalam menyusun desain dan
untuk menangani setiap pelanggaran atas persyaratan tersebut. pembentukan ISSB
• Terminology • Memantau perkembangan penyusunan reporting standard terkait keberlanjutan.
Regulator mendorong pelaku industri untuk mengembangkan istilah dan definisi umum terkait • Mengembangkan pendekatan regulator pasar modal sebagai respon terhadap
keuangan berkelanjutan untuk memastikan konsistensi di seluruh industri aset manajemen. pengungkapan keberlanjutan setelah standar pelaporan ISSB diterapkan.
• Financial and Investor Education
Regulator harus mendorong inisiatif edukasi keuangan dan investor yang berkaitan dengan
keberlanjutan. 52
Best Practice SSB – The International Association of Insurance Supervisors (IAIS)
The International Association of Insurance Supervisors (IAIS) adalah badan penetapan standar internasional untuk
sektor asuransi yang merupakan organisasi keanggotaan sukarela pengawas asuransi dari lebih dari 190 negara. Pada Mei
2021, IAIS telah menerbitkan paper yang memberikan guidance untuk para pengawas dalam meningkatkan upaya
mengidentifikasi dan melakukan tindak lanjut atas climate change.
Mei 2021
Application Paper on the Supervision of Climate related Risks. September 2021
• IAIS bekerjasama dengan Sustainable Insurance Forum UN telah menerbitkan Application Paper on the Supervision of Press release Global Insurance Market Report
Climate related Risks in the Insurance Sector pada bulan Mei 2021 untuk sektor asuransi. Paper ini memberikan (GIMAR)
guidance untuk para pengawas dalam meningkatkan upaya mengidentifikasi dan melakukan tindak lanjut atas climate
• IAIS menerbitkan publikasi mengenai dampak
change, serta rekomendasi kebijakan yang sejalan dengan IAIS Insurance Core Principles (ICP).
perubahan iklim terhadap stabilitas keuangan
• Lingkup paper dimaksud meliputi: sektor asuransi melalui penilaian terhadap investasi
sektor asuransi yang terkena perubahan iklim.
Supervisory Pengawas diminta untuk menyusun supervisory plan yang mempertimbangkan climate related risk serta
Publikasi tersebut disusun berdasarkan data
Review and menilai dampak climate risk terhadap prudensial risk (investment risk, liquidity risk, operational risk,
Reporting - reputational risk, strategic risk dan underwriting risk). kuantitatif dan kualitatif dari negara anggota IAIS
ICP 9 untuk lebih memahami eksposur aset perusahaan
asuransi dan pandangan pengawas tentang climate-
Corporate Pengawas diminta memperhatikan tata kelola terkait climate risk yang mencakup pengawasan aktif related risk.
Governance - pengurus, strategi dan model bisnis, peran dewan terkait manajemen risiko dan pengendalian internal.
• Berdasarkan data yang mencakup 75% industri
ICP 7
asuransi global, hasil analisis menunjukkan bahwa
Risk ICP-8 Pengawas diminta untuk mengintegrasikan climate related risk ke dalam sistem manajemen risiko dan lebih dari 35% aset perusahaan asuransi terekspos
Management pengendalian internal. ICP-16 Pengawas mengoordinasikan manajemen risiko, perencanaan strategis dan risiko perubahan iklim.
- ICP 8 dan 16 manajemen permodalan serta mengukur bagaimana climate related risk diintegrasikan dalam kebijakan dan
proses underwriting.
Investments - Pengawas perlu memperhatikan dampak physical and transition risks terhadap portofolio investasi
ICP 15 perusahaan asuransi dengan mempertimbangkan durasi dan kualitas ALM.
Disclosure - Pengawas mewajibkan kepada perusahaan asuransi untuk mengungkapkan informasi termasuk climate
ICP 20 related risk yang bersifat material kepada pemegang polis dan stakeholder lainnya.
• Lebih lanjut, terdapat beberapa ICP yang terkait namun tidak termasuk scope Paper, yaitu ICP 14 dan 17 (Valuation
and Capital Requirements), ICP 19 (Conduct of Business), ICP 24 (Macroprudential Supervision).
53
Dukungan OJK terhadap Pengembangan Sustainable Finance
Penerbitan POJK 51/2017 – RAKB
a. Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan adalah dokumen tertulis yang Prioritas Rencana Aksi Pelaksanaan
menggambarkan rencana kegiatan usaha dan program kerja LJK Pengembangan Produk Pembiayaan kepada proyek energi terbarukan, efisiensi
jangka pendek (satu tahun) dan jangka panjang (lima tahun) yang dan/atau Jasa Keuangan energi, pertanian berkelanjutan , perikanan berkelanjutan ,
sesuai dengan prinsip yang digunakan untuk menerapkan Keuangan Berkelanjutan proyek bangunan hijau dan pariwisata ramah lingkungan
Berkelanjutan, termasuk strategi untuk merealisasi rencana dan (wisata untuk memperbaiki keanekaragaman hayati,
program kerja tersebut sesuai dengan target dan waktu yang konservasi fauna, dan sumber daya alam lainnya).
ditetapkan, dengan tetap memperhatikan pemenuhan ketentuan Pengembangan Pelatihan yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan
kehati-hatian dan penerapan manajemen risiko. kapasitas intern LJK kapabilitas sumber daya manusia LJK dalam penerapan
b. LJK wajib menyusun dan menyampaikan Rencana Aksi Keuangan Keuangan Berkelanjutan.
Berkelanjutan (RAKB) kepada OJK sebagaimana tercantum dalam Penyesuaian organisasi Adanya fungsi keberlanjutan dalam organisasi.
Lampiran I POJK 51/2017.
Penyesuaian manajemen LJK mempertimbangkan dan memperhitungkan risiko sosial
c. LJK wajib melaksanakan RAKB secara efektif. risiko dan lingkungan hidup dalam setiap pengambilan keputusan.
d. LJK wajib mengkomunikasikan RAKB kepada: pemegang saham dan Penyesuaian tata kelola Menambahkan komponen keberlanjutan dalam struktur dan
seluruh jenjang organisasi yang ada pada LJK. LJK proses tata kelola LJK.
e. RAKB wajib disertai target waktu penerapan dan disusun Penyesuaian standar Mempertimbangkan dan memperhitungkan aspek sosial dan
berdasarkan prioritas masing-masing LJK paling sedikit: prosedur operasional LJK Lingkungan Hidup dalam setiap SOP LJK.
• pengembangan Produk dan/atau Jasa Keuangan Berkelanjutan Cakupan informasi pada RAKB:
termasuk peningkatan portofolio pembiayaan, investasi atau a. Ringkasan Eksekutif Penjelasan umum RAKB (maksimal 3 halaman).
penempatan pada instrumen keuangan atau proyek yang sejalan
b. Proses Penyusunan RAKB Keterlibatan pihak dalam menyusun RAKB dan rujukan
dengan penerapan Keuangan Berkelanjutan;
RAKB.
• pengembangan kapasitas intern LJK; atau
c. Faktor Penentu RAKB Dasar penetapan tujuan dan prioritas RAKB.
• penyesuaian organisasi, manajemen risiko, tata kelola, dan/atau
d. Prioritas dan Uraian RAKB Penetapan prioritas penerapan RAKB oleh LJK.
standar prosedur operasional LJK yang sesuai dengan prinsip
penerapan Keuangan Berkelanjutan. e. Tindak Lanjut RAKB Uraian proses yang digunakan dalam mengkaji ulang RAKB
untuk kemudian ditetapkan tindak lanjut dari RAKB.
54
Dukungan OJK terhadap Pengembangan Sustainable Finance
Penerbitan POJK 51/2017 – Laporan Keberlanjutan
a. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Laporan Keberlanjutan harus memuat informasi paling sedikit:
Report) adalah laporan yang diumumkan
kepada masyarakat yang memuat
kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan 1. Penjelasan strategi 2. Ikhtisar aspek keberlanjutan 3. Profil singkat LJK, Emiten
lingkungan hidup suatu LJK, Emiten, dan keberlanjutan (ekonomi, sosial, dan dan Perusahaan Publik
Perusahaan Publik dalam menjalankan penjelasan mengenai Lingkungan Hidup) gambaran keseluruhan
bisnis berkelanjutan. strategi keberlanjutan LJK, perbandingan kinerja 3 (tiga) mengenai karakteristik LJK,
b. LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik Emiten, dan Perusahaan tahun terakhir LJK, Emiten, Emiten, dan Perusahaan
wajib menyusun Laporan Keberlanjutan. Publik. dan Perusahaan Publik. Publik.
Kewajiban melaksanakan Contoh alokasi dana TJSL yang mendukung kegiatan penerapan
Keuangan Berkelanjutan
Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan - TJSL
• LJK yang diwajibkan melaksanakan TJSL
wajib mengalokasikan sebagian dana TJSL Penyaluran pembiayaan kepada usaha mikro yang layak (feasible) namun
untuk mendukung kegiatan penerapan belum memiliki akses terhadap pendanaan dari LJK yang diarahkan untuk
pengembangan bisnis berkelanjutan.
Keuangan Berkelanjutan.
• Emiten yang bukan merupakan LJK dan
Perusahaan Publik yang bukan Pelaksanaan kampanye pola
merupakan LJK namun diwajibkan Pelatihan bagi calon
produksi dan konsumsi yang
melaksanakan TJSL dapat nasabah mengenai
berkelanjutan (sustainable
bisnis berkelanjutan.
mengalokasikan sebagian dana TJSL production and consumption).
untuk mendukung kegiatan penerapan
Keuangan Berkelanjutan.
• Alokasi dana TJSL bagi LJK dituangkan Subsidi premi asuransi bagi petani, nelayan dan masyarakat miskin
dalam RAKB. dan/atau berpenghasilan rendah yang rentan terhadap bencana.
• Penggunaan dana TJSL tersebut
dituangkan dalam Laporan Berkelanjutan.
56
Latest Development on Climate Change
Perpres No 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon
Perpres No 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Untuk Pencapaian Target Kontribusi Yang
Ditetapkan Secara Nasional Dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Pembangunan Nasional terdiri dari 10 BAB dan
90 Pasal. Dari 90 Pasal tersebut, terdapat 18 Pasal yang memberikan mandat untuk penyusunan Peraturan Menteri sebagai
tindak lanjut dari Perpres ini. 57