Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTEK KERJA

Analisis Kadar %FFA Minyak Kopra

Produksi PT. SPO Agro Resources Cabang Palu

NAMA : VIVI SASMITA

STAMBUK : G301 14 025

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hayati yang tinggi. Dengan


selain itu, Indonesia juga dikenal dengan sebutan negara agrari, luasnya
wilaya dan kesuburan tanah yang baik juga merupakan faktor pendukung.
Jadi tidak heran jika banyak tanaman yang tumbuh subur di negeri ini. Kelapa
misal, hampir seluruh wilaya Indonesia kita dapat menjumpai tumbuhan
kelapa, sehingga pantaslah Indonesia termasuk dalam kelompok negara
penghasil kelapa terbesar di dunia.

Tumbuhan kelapa memiliki bnyak manfaat dan dapat diolah menjadi


beberapa produk. Diantara makanan tradisional, VCO dan minyak kopra yang
dapat diolah lagi menjadi berbagai macam produk baru. Melalui serangkaian
proses produksi, minyak kopra dapat diolah menjadi minyak goreng, bahan
kosmetik, sabun dan lainnya.

PT. SPO Agro Resources cabang Palu, yang terletak di kecamatan Palu Utara
merupakan salah satu perusahaan milik swasta yang bergerak dibidang
pengolahan kopra, yaitu produksi Crude coconut oil. Setiap 3 atau 6 bulan
sekali, tergantung banyaknya minyak yang dihasilkan, perusahaan akan
mengekspor minyak. Mutu minyak yang diekspor haruslah memenuhi standar
yang berlaku di Indonesia (SNI). Kondisi lingkungan serti suhu, pH sangat
berpengaruh terhadap mutu minyak, terlebih minyak kopra yang dihasilkan
mengalami waktu penyimpanan yang cukup lama sebelum proses
pengiriman. Kadar air dan kadar asam lemak bebas (FFA) yang tinggi akan
menurunkan mutu dan nilai ekonomis minyak.

Berdasarkan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk melakukan analisis kadar
air dan kadar FFA Crude coconut oil produksi PT. SPO Agro Resources
cabang Palu, terlebih mengingat hal tersebut dapat menambah pengetahuan
dan menjadi salah satu referensi tugas akhir mahasiswa.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana metode yang digunakan menganalisis kadar air dan kadar FFA
crude coconut oil produksi PT. SPO Agro Resources?
2. Apakah mutu crude coconut oil produksi PT. SPO Agro Resources telah
sesuai SNI?
1.3 Tujuan
Praktek kerja ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pengalaman kerja
dan memperluas wawasan mahasiswa tentang penerapan ilmu kimia dalam
dunia industri serta untuk memenuhi syarat penilaian matakuliah yang
bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kopra

Menurut data dari Ditjen perkebunan (2007), Indonesia merupakan salah satu
negara pengahasil bahan baku kopra terbanyak. Luas perkembunan kelapa
dari tahun 1997 sampai 2003 cenderung meningkat, namun mengalami
penurunan selama tahun 2004 sampai 2006, yang dtunjukkan oleh data
berikut :

Gambar luas pekebunan kelapa tahun 1997-2006

Kopra merupakan daging dari buah kelapa yang telah dikeringkan, baik
melalui pengeringan menggunakan sinar matahari (sun drying), dengan
pengarangan atau pengasapan di atas api (smoke curing or drying) ataupun
pengeringan dengan pemanasan tidak langsung (indirect drying) (Wikipedia,
2017).

Kandungan air (kadar air) pada kopra yang baik adalah berkisar antara 6-7%,
agar kopra tersebut tidak mudah mengalami kerusakan yang disebabkan oleh
mikroorganisme pengganggu, baik bakteri maupun jamur. Jamur yang
terdapat pada kopra biasanya berasal dari spesies Rhizpus sp, Aspergilus
niger, dan Peniclium glaucum (Wikipedia, 2017).
2.2 Minyak Kopra

Suatu penelitian pembuatan minyak kopra yang dilakukan oleh Suharyani


dkk (2012) dilakukan dengan menjemur daging buah kelapa dibawa sinar
matahari langsung yang kemudian dilanjutkan penegringan daging buah
kelapa dengan pengering kabinet pada suhu -60 oC selama 4 jam. Yang
kemudian dilanjutkan dengan menghaluskan daging buah kelapa tersebut
untuk dianalisis kadar air, kadar minyak, dan kandungan asam lemak
bebasnya (ALB).

Minyak kelapa minyak yang dihasilkan dari daging buah kelapa. Secara
umum pembuatan minyak kelapa terbagi menjadi 3 macam yaitu
cara kering, cara basah yang terbagi atas beberapa metode diantaranya adalah
pemancingan, pengasaman, mekanik, enzimatk dan penggaraman dan cara
ekstraksi (Huda, 2009).

Minya kelapa industri atau dikenal dengan minyak kopra merupakan minyak
yang diproduksi dengan bahan baku kopra melalui proses RBD (Refining,
Bleaching, dan Deodorizing). Setelah kopra dipres, lalu dibersihkan,
diputihkan, dan dihilangkan bau tengiknya (Darmoyuwono, 2006) Karena
berasal dari daging buah kelapa, minyak kopra memiliki kandungan asam
laurat sebagai kandungan utamanya, yang bersifat anti biotik, anti bakteri dan
anti jamur.

Analisis yang dilakukan Linda Yanti dan Nur Asniterhadap mutu minyak
kelapa dengan beberapa cara pengolahan di 3 desa Kabupaten Tanjung
Jabung Timur menunjukkan bahwa kadar air minyak berbanding lurus
dengan kecepatan ketengikan minyak. Kadar air maksimum minyak kelapa
yang ditetapkan oleh SNI yaitu 0.5%. Kandungan FFA minyak dengan
metode teknologi perbaikan jauh lebih rendah daripada persyaratan mutu SNI
0,09 % yang menunjukkan daya simpannya yang lebih tinggi dibandingkan
metode pengolahan lain.
Menurut data departemen perindustrian Kalimantan Tengah, minyak kelapa
merupakan minyak yang diperoleh dengan cara mengepres kopra yang telah
dikeringkan atau hasil ekstraksi bungkil kopra, dengan spesifikasi mutu
sebagai berikut :

No. Jenis Uji Satuan

1. Air Maks 0,5 %


2. Kotoran Maks 0,05
%
3. Bilangan jod (g jog/100 g contoh) 8 – 10,0
4. Bilangan penyabunan (mg/KOH/g 225 - 265
contoh)
5. Bilangan peroksida (mg oksigen/g Maks 5,0
contoh)
6. Asam lemak bebas Maks 5 %
7 Warna Normal
8. Minyak Pelikan Negatif
http://kalteng.go.id/ogi/viewarticle.asp?ARTICLE_id=902
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktik kerja ini dilaksanakan pada tanggal 11 Januari sampai 19
Februari 2017, bertempat di PT. SPO Agro Resources.
3.2 Bahan Dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan selama praktik kerja ini adalah
minyak hasil produksi, larutan NaOH, akuades, iso-propanol, indikator
PP, dan tissue.
Adapun alat-alat yang digunakan adalah talam, sarung tangan, gelas
kimia 500 mL, erlenmeyer 500 mL, gelas ukur 50 dan 100 mL, neraca
analitik, gegep, oven, glass bet, desikator, buret, hot plate, cerek, pipet
tetes, dan kalkulator.
3.3 Prosedur Kerja
a. Analisis kadar air
1. Sampling
2. Timbang 10 gram sampel dan masukkan ke dalam oven selama 1
jam.
3. Desikator selama 30 menit.
4. Timbang kembali sampel tersebut, lalu hitung kadar airnya
(%moisture) dengan rumus :
m2
%moisture = 𝑥 100%
m1
Keterangan :

m1 = massa mula-mula (gram)

m2 = massa sampel setelah pengovenan (gram)

b. Analisis %FFA
1. Siapkan 2 buah erlenmeyer dan isi minyak masing-masing 5
gram.
2. Tambahkan masing-masing 10 mL iso-propanol dan panaskan
(800C), hingga terlihat gelembung yang keluar dari erlenmeyer.
3. Tambahakan 2-3 tetes indikator PP dan titrasi menggunakan
larutan NaOH hingga membentuk warna merah lembayung yang
menunjukkan titik akhir titrasi.
4. Catat volume NaOH yang digunakan, dan hitung %FFA dengan
menggunakan rumus :
v 𝑥 𝑁 𝑥20
%FFA = 𝑥 100%
m
Keterangan :
v = volume NaOH (mL)
N = normalitas NaOH (N)
m = massa minyak (gram)
20 Tetapan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
a. Kadar Air
No. D (gram) D+S (gram) D-S (gram) %moisture
1. 126,6491 136,6561 136,6294 0,27
2. 124,4108 134,4156 134,3908 0,25
b. %FFA
No. W (gram) V NaOH (mL) N NaOH (N) %FFA
1. 5,0061 2,30 0,0895 0,82
2. 5,0080 2,50 0,0895 0,89

Analisa Data

%moisture = (D+S)- (D-S) x 100%


S

1. S = (D+S) – D = 136,6561 - 126,6491 = 10,0070 gram


%moisture = 136,6561 - 136,6294 x 100% = 0,2668%
10,0070

2. S = (D+S) – D = 134,4156- 124,4108 = 10,0048 gram


%moisture = 134,4156 - 134,3908 x 100% = 0,2478%
10,0048

%FFA
%FFA = V x N x 20
W

2,30 mL x 0,0895 N x 20
1. %FFA = = 0,82%
5,0061 g

2. %FFA = 2,50 mL x 0,0895 N x 20 = 0,89%


5,0080 g
Minyak Kelapa ialah minyak yang dihasilkan dengan cara mengepres
Kopra yang telah dikeringkan atau hasil ekstraksi bungkil Kopra melalui
proses RBD (Refining, Bleaching, dan Deodorizing).

Laporan ini akan membahas tentang penetapan kadar FFA yang terdapat
pada minyak kopra yang dihasilkan oleh PT. Agro Resources yang
terletak di kelurahan Kayu Malue.

Untuk mengetahui kadar air (moisture) dan asam lemak bebas


(ALB/FFA) pada crude coconut oil yang dihasilkan, langkah awal adalah
mengambil sampel minyak dari tangki hasil produksi, lalu
menganalisisnya.

Analisis dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada tanggal 12 Januari, 16


Januari dan 02 Februari 2017. Untuk analisis %moisture dilakukan
dengan mengambil ±10 gram dan memanaskannya dalam oven dengan
suhu terkontrol selama 1 jam. Pemanasan ini dilakukan dengan tujuan
untuk menguapkan air yang terkandung dalam crude coconut oil yang
dianalisis dan didapatkan %moisture dari crude coconut oil yang
diproduksi adalah sebanyak 0.53%, 0.54%, 0.57%, dan 0.55%, pada
tanggal 12 Januari, 0.38%, 0.35%, 0.50 % dan 0.51%, pada 16 Januari
sebanyak dan sebanyak 0.27% dan 0.25% pada 02 Februari 2017.

Sedangkan untuk analisis %FFA hanya digunakan ±2.5 g pada tanggal 12


dan 16 Januari, dan pada 02 Februari sebanyak ±5 g minyak untuk
dianalisis. Analisis %FFA yang dilakukan oleh PT. Agro Resourches
sebenarnya hanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan dengan 2
kali perlakuan menggunakan 2 buah erlenmeyer dengan massa minyak
masing-masing ±5 g pada tiap erlenmeyer. Sedangkan pada 12 dan 16
Januari hanya digunakan ±2.5 g, karena pada saat tersebut terdapat
mahasiswa yang melakukan penelitian, sehingga analisisnya dilakukan
setiap hari dengan menggunakan setengah dari massa sampel yang
biasanya. Pada analisis %FFA, digunakan larutan iso-propanol, indikator
pp, dan NaOH sebagai larutan pentiter.

Penambahan iso-propanol (alkohol) dilakukan untuk melarutkan minyak


agar dapat bereaksi dengan basa alkali,dalam hal ini NaOH saat titrasi
dilakukan. Setelah penambahan iso-propanol, dilakukan juga pemanasan
agar reaksi antara iso-propanol dengan minyak dapat berlangsung dengan
cepat. Selanjutnya, sebelum melakukan titrasi, terlebih dahulu dilakukan
penambahkan indikator pp yang merupakan indikator asam-basa, karena
zat pentiter yang digunakan adalah NaOH yang merupakan suatu basa
sedangkan sampel yang digunakan adalah minyak yang memiliki
kandungan asam laurat. Fungsi penambahan indikator ini adalah untuk
mengetahui titik ekuivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan warna
dari bening menjadi merah muda yang tidak akan hilang selama 30 detik
akibat perubahan pH larutan minyak. Sedangkan titrasi dengan NaOH
dilakukan untuk mengukur berapa %FFA yang terdapat pada sampel.
NaOH digunakan karena NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi
gliserol dan asam lemak. FFA atau dikenal juga dengan asam lemak
bebas yang terdapat dalam sampel minyak akan dinetralkan oleh NaOH.
Dari analisis yang dilakukan diketahui bahwa %FFA yang terkandung
dalam crude coconut oil yang diproduksi adalah sebanyak 1.24% pada 12
Januari, 1.38% pada 16 Januari dan 0,82% dan 0,89% pada 02 Februari.

Data departemen perindustrian Kalimantan Tengah dalam situs resminya


menyatakan bahwa SNI untuk minyak kopra yaitu memiliki kadar air
maksimal 0,5% dan kadar asam lemak bebas (%FFA) maksimal 5%.
DAFTAR PUSTAKA

Amperawati, Suharyani, Purnama Darmadji Dan Umar Santoso. 2012.Daya


Hambat Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Pertumbuhan Jamur Pada
Kopra Selama Penjemuran Dan Kualitas Minyak Yang Dihasilkan.
Agritech, Vol. 32 No. 2.
Darmoyuwono, W. (2006). Gaya Hidup Sehat Dengan Virgin Coconut Oil.
Jakarta.
ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/.../Penilaian%20Kebun.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Kopra

Nur Asni dan Linda Yanti. Identifikasi Dan Analisis Mutu Minyak Kelapa Di
Tingkat Petani Provinsi Jambi, Prosiding Konferensi Nasional Kelapa Viii.
Yulia Astriana Dan Rizka Afrilia. 2015. Metanolisis Minyak Kopra (Copra Oil)
Pada Pembuatan Biodiesel Secara Kontinyu Menggunakan Trickle Bed
Reactor. Jurnal Rekayasa Produk Dan Proses Kimia

Anda mungkin juga menyukai