Disusun Oleh:
EFRIANI KURNIA
2015340019
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK
Disusun Oleh:
EFRIANI KURNIA
2015340019
Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK
Disusun Oleh:
EFRIANI KURNIA
2015340019
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Pimpian PIA AE JAYA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
BATU’’ dapat terselesaikan. Semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi
lain pada umumnya. Ucapan terima kasih penulis kepada Dosen Pembimbing, PIA
AE JAYA Batu, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
PKL ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan, baik dalam penulisan, tata bahasa
maupun ulasannya walaupun telah disusun semaksimal mungkin. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 39
6.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 39
6.2. Saran .................................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 40
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 41
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tata letak pabrik termasuk aspek utama dalam dunia industri karena
letak pabrik yang optimal akan berkontribusi terhadap kelancaran seluruh operasi
pabrik (Zhenyuan dkk, 2011). Artinya tata letak pabrik yang baik dapat
cara dapat dilakukan untuk mencapai kelancaran proses produksi, salah satunya
gudang bahan baku dalam pabrik akan menjamin ketersediaan bahan baku pada
waktu yang tepat dan jumlah yang tepat sehingga mempengaruhi kelancaran
proses produksi sampai menghasilkan barang akhir dan diterima oleh konsumen.
Dalam suatu pabrik, tata letak (layout) dari fasilitas produksi dan area
kerja merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses
yang paling utama adalah apakah pengaturan dari semua fasilitas produksi
tersebut telah dibuat sebaik-baiknya sehingga bisa mencapai suatu produksi yang
paling efisien dan bisa mendukung kelangsungan proses produksi secara optimal
1
Tata letak merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut
menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Selain itu, tata
diperlukan suatu perancangan tata letak fasilitas yang meliputi perencanaan dan
penerimaan barang, fabrikasi, hingga pengiriman produk jadi dan aliran informasi
tata letak yang memperhitungkan kapasitas produksi dari suatu perusahaan karena
hal tersebut berkaitan dengan ongkos yang akan dikeluarkan perusahaan untuk
akan semakin banyak mesin - mesin produksi yang akan beroperasi. Hal ini juga
berkaitan dengan luas area produksi yang akan dibangun serta ongkos
produksi. Semakin baik tata letak fasilitasnya maka akan semakin menekan
pada produk yang dibuat. Maka dari itu perusahaan harus menekan ongkos
2
produksi seminimum mungkin serta mengatur layout pabrik agar proses produksi
Secara garis besar, perancangan tata letak fasilitas memiliki prosedur, salah
satunya adalah analisa aspek ekonomi dan finansial perusahaan. Aspek tersebut
tersebut berasal dari ongkos–ongkos yang timbul dari penanganan bahan atau
kapasitas produksi perusahaan untuk merancang ulang tata letak fasilitas pabrik.
Hal ini akan berkaitan dengan lay-out yang di terapkan oleh perusahaan pada
lantai produksinya.
1.2.Tujuan
AE JAYA BATU
3
1.3.Manfaat
tata letak awal fasilitas. Selain itu juga meningkatkan kerjasama antara
JAYA BATU.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Apple (1990), ”Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata
dan Render (2006), tata letak merupakan suatu keputusan penting yang
Dalam tata letak pabrik ada 2 (dua) hal yang diatur letaknya yaitu
pengaturan mesin (machine layout) dan pengaturan departemen yang ada dari
pabrik (department layout). Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik,
sudah ada (the existing arrangement) ataupun bisa juga diartikan sebagai
perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali (the new layout plan).
Menurut Heizer dan Render (2006), tata letak memiliki banyak dampak
strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal
kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak
5
pelanggan dan citra perusahaan. Tujuan strategi tata letak adalah untuk
perusahaan.
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik menurut Apple
(1990) ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk beroperasi produksi aman dan nyaman sehingga akan dapat
menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang
lebih besar atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil dan/atau mengurangi
masing–masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang
bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak
yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu
6
4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.
untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba
untuk mengkoreksinya.
5. Pendayaguna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja dan/atau
kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan
mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera
diproses.
berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak
diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari
7
satu tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat diperpendek sehingga
suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya.
yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang
akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja berupa
produktivitas kerja.
supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang
jawabnya.
8
11. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran.
selalu bergerak, maka labor cost akan dapat dikurangi sekitar 40% dan yang
memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi yang diperlukan dan
12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari
kerusakan–kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi.
Prinsip dasar dalam perencanaan tata letak pabrik merupakan tujuan dari
perencanaan tata letak pabrik itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
9
1. Prinsip integrasi secara total
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik integrasi secara total dari
seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.
Dalam proses pemindahan bahan dari satu unit operasi ke operasi yang
lain, waktu dapat dihemat dengan dengan cara mengurangi jarak pemindahan
tersebut.
gerakan memotong.
mesin.
kerja yang lebih baik dari karyawan dan hal ini akan mengurangi ongkos
perencanaan yang cermat dan terinci tentang susunan peralatan produksi. Padahal
10
perencanaan demikian hanya merupakan salah satu tahap saja dari suatu
rangkaian yang sangat luas yang saling berhubungan, dan yang secara
kajian yang cermat paling tidak dari bidang-bidang berikut (Apple, tahun 1990:
3):
Dilihat dari pengurutan mesin-mesin dan peralatan, bentuk tata letak pabrik
pengerjaan yang sama, dimana mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak
11
pada suatu daerah, misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut.
12
product design, product mix,
dan product volume
3. Nilai tambah yang tinggi akan 3. Membutuhkan general
hasil dan kualitas kerja oleh tiap supervision
personel yang menyelesaikan
pekerjaannya
4. Menyediakan kesempatan 4. Membutuhkan pengendalian
pekerjaan yang bervariasi tertutup dan koordinasi dengan
penjadwalan produksi
Table 2. Keuntungan dan Kekurangan Fix Layout
13
sederhana
7. Penggunaan mesin serbaguna
dimungkinkan
Table 3. Keuntungan dan Kekurangan Product Layout
Pada tipe ini pula, mesin-mesin atau fasilitas produk akan dikelompokan dan
14
2.6. Proses Produksi Pia
maupun bahan tambahan. Pada pengolahan bakpia terdiri dari bahan kulit dan
bahan isi/kumbu.
1. Tepung terigu
tepung terigu dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu hard flour
15
Tabel 5. Komposisi kimia dalam 100 gram tepung terigu
Komposisi Jumlah
Kalori (kal) 365
Air (g) 12
Protein (g) 8,9
Lemak (g) 1,3
Zat besi (mg) 1,2
Karbohidrat (g) 77,3
2. Gula
Menurut Driyani (2007), gula yang baik untuk pembutan bahan pangan
adalah yang berwarna putih dan butiran yang halus (gula kastor) agar mudah
larut dalam adonan. Adapun jenis gula yang sering ditambahkan yaitu gula
pasir atau gula invert/sakarosa. Menurut Rahzarni (2009), gula selain untuk
bahan pangan juga berfungsi sebagai penambah cita rasa dan sebagai bahan
3. Garam
bersifat higroskopis sehingga mampu menarik air keluar dari jaringan. Garam
16
kualitas garam yang baik tidak mempunyai rasa yang tajam atau asin, bersih,
4. Minyak
penambah nilai kalori pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik
gliserol akan membentuk aldehid tidak jenuh atau akrolein. Makin tinggi titik
asap, maka makin baik mutu minyak goreng tersebut (Ketaren, 1986). Titik
asap minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas. Lemak yang telah
digunakan untuk menggoreng, titik asapnya akan turun karena telah terjadi
minyak atau lemak pada suhu yang tidak terlalu tinggi dari seharusnya
(Winarno, 2002).
5. Air
Menurut Rahzarni (2011), air berfungsi sebagai pelarut gula pasir, garam
dan bahan lain nya hingga merata. Air juga berfungsi memperkuat gluten, dan
17
b. Bahan baku isi/kumbu
1. Kacang hijau
bubur, isi onde-onde, bakpia, es puter, dan sari kacang hijau. Menurut
kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium. Kandungan kacang hijau dapat
Kandungan Jumlah
Vitamin C (mg) 6
18
2.6.2. Proses Pengolahan Bakpia
a. Kulit bakpia
1. Pencampuran (mixing)
2. Pembentukan (moulding)
3. Pemanggangan
(karamelisasi).
4. Pengemasan (packing)
19
untuk menghindari pengerasan kulit akibat menguapnya sebagian
b. Isi/kumbu
1. Pengukusan
yang dikukus.
2. Pengadonan
20
Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan bakpia
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
JAYA di kota Batu. Waktu pelaksanaan dimulai dari tanggal 27 Juli 2018 sampai
Sumber data terbagi atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada. Contoh data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui
kuisioner, kelompok fokus, dan panel, atau data hasil wawancara peneliti dengan
pemerintah , data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya (Hendryadi,
2008).
1. Metode wawancara atau interview, yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data
22
data tentang gambaran umum perusahaan, serta informasi terkait, lengkap,
dokumen.
Kegiatan Bulan
20 April – 5 7 Mei – 26 27 Juli – 28 29 Agustus –
Mei Mei Agustus 27 September
Pengumpulan
Informasi
Penyusunan
Proposal
Pelaksanaan
PKL
Penyusunan
Laporan
23
BAB IV
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia,
yang artinya kue pia (kue kacang hijau). Kue ini mulai diproduksi oleh bapak
Suryani Leo pada tahun 1993 dengan nama pabrik AE Jaya. Pabrik Pia AE Jaya
merupakan pabrik pengolahan kue pia yang terbuat daru campuran kacang hijau
dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Kue pia yang
dihasilkan bervariasi, yaitu kue pia basah, kue pia kering, dan kue pia krispi.
Kue pia yang telah jadi dijual dengan merek dagang AE dengan nomor
IRT: 258/13. 15/2000 Jalur distribusi dari produk AE Jaya mencakup wilayah
3. Bali
4. Semarang – Salatiga
8. Malang
24
Pabrik Pia AE Jaya terletak di Jalan Samadi, Gang 5, No. 10, Pesangrahan,
Pimpinan Perusahaan
Suyani leo
25
Karyawan
1. Pimpinan perusahaan
menyusun strategi untuk mencapai tujuan, serta visi dan misi perusahaan.
2. Bagian gudang
seluruh bahan, adanya pekerja yang tidak jujur karena kurangnya pengawasan
dan pemantauan di area gudang, data tidak sesuai dengan barang yang ada
3. Bagian produksi
Bagian ini bertugas untuk mengatur segala kesiapan produksi agar tidak
ada hambatan dalam proses produksi, memastikan kesiapan mesin dan tenaga
26
kerja yang berhubungan dengan proses produksi. Selain itu, bagian produksi
juga bertugas untuk mengontrol agar produksi dapat mencapai target yang
ada.
4. Bagian pemasaran
saluran pemasaran dan pesanan yang tidak tepat waktu yang menyebabkan
pelanggan kecewa.
5. Bagian administrasi
juga bertugas untuk mengatur system manajemen yang ada, mengatur aliran
27
BAB V
memperhatikan permintaan konsumen setiap hari. Kue pia yang telah selesai
diolah langsung di-display di toko untuk langsung dijual dan disalurkan ke toko-
toko cabang.
Adapun tahapan yang dilakukan untuk mengolah kue pia, yaitu sebagai
berikut:
1. Persiapan bahan
terlebih dahulu. Dalam pembuatan isian kue pia, semua bahan sudah tersedia
dan bahan ditimbang sesuai formulasi yang ditentukan. Untuk isian kue pia,
bahan yang diperlukan yaitu kacang hijau, coklat, gula, minyak, dan garam.
Sedangkan untuk kulit kue pia, bahan yeng diperlukan yaitu tepung terigu
segitiga bitu, tarung terigu cakra, gula, garam, keju, minyak, dan air.
dandang. Setiap 15-20 menit dilakukan pengadukan agar kacang hijau matang
dengan sempurna.
28
Kacang hijau yang telah dikukus kemudian dihancurkan dengan
menerus. Saat adonan agak kering, kemudian ditambahkan gula pasir sambil
selama 1 malam. Tujuan dilakukan pendinginan yaitu agar isian kue pia tidak
dengan ditandai dengan adonan yang kalis, tidak lengket, dan permukaan
yang halus.
7. Perollingan adonan
29
Setelah adonan dilakukan pencampuran sampai kalis, kemudian
pemotong.
pencetakan. Pencetakan pia krispi dan pia kering dilakukan secara manual
loyang, dan selanjutnya diletakkan di troli. Tujuannya yaitu agar lebih rapi
selama 15 menit. Tujuannya yaitu agar kue pia tidak cepat basi selama dalam
30
13. Pengemasan kue pia
makanan.
1. Mesin roller
Mesin roller digunakan untuk mempercepat proses pengolahan. Alat ini dapat
2. Nampan
31
Gambar 5. Nampan
3. Meja
Meja kerja yang digunakan dibuat dari kayu yang dilapisi plat alumunium.
Gambar 6. Meja
4. Mixer
Gambar 7. Mixer
5. Rotary oven
32
Rotary oven ini digunakan untuk melakukan pemanggangan kue Pia.
Oven ini dirancang khusus dengan fitur rotary (memutar) agar kue Pia
rotary oven ini dapat digunakan dengan bahan bakar gas dan solar.
6. Loyang
Loyang yang digunakan terbuat dari besi yang tahan karat dengan
Gambar 9. Loyang
33
7. Pengukus kacang hijau
Pengukus terbuat dari stainlees steel yang digunakan untuk mengukus kacang
8. Pemotong kulit
Alat ini digunkan untuk memotong kulit kue Pia yang akan digunakan.
34
9. Bread line
Mesin ini digunakan untuk membuat kue pia basah. Mesin ini dapat membuat
kue pia basah secara otomatis agar lebih cepat dan tepat.
Mesin ini digunakan untuk mengemas kue pia basah. Sedangkan kue pia
35
7,50 m
5.2. Tata Letak Gedung
a
1
2 1,50m
b b
1m
3
2m
4 c d e
2,50m
f g h
3,10m
4,50 m 5
7
6 2m
i k k k
4m
j
p
8 2,40m
l m
9 q
2m
n o
t
10
3m
g u
4,50m s 11
12 w 5m
13 x
1,90m
36
15 14 y
3m
3m
zz
16 z
Gambar 14. Tata Letak Gedung
c. Keju 3. Kantor
loyang
krispi
37
p. Troli 16. Kamar mandi
q. Loyang
r. Kursi
s. Meja pencetakan
krispi
v. Meja
w. Bread Line
y. Penampungan air
38
BAB V1
6.1. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. Tata letak pabrik, yaitu sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik
6.2. Saran
1. PIA AE JAYA Batu, sebaiknya dapat mengembangkan produk yang
2. Peralatan dan mesin yang rusak sebaiknya segera diperbaiki, agar tidak
mempengaruhi kualitas.
39
DAFTAR PUSTAKA
Apple, James M., 1977, Plant Layout and Material Handling, 3rd ed., New York:
Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang. Edisi Tiga. Bandung:
Heizer, J. dan B. Render. 2006. Manajemen Operasi, Edisi Ketujuh. Salemba Empat,
Jakarta.
Tompkins, James A., John A., White, et al., 2010, Facilities Planning, Wiley: United
States of America.
Wignjosoebroto, Sritomo, 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi
40
LAMPIRAN
Pernyataan Ya Tidak
Lokasi produksi berada jauh dari jalan raya
Lokasi produksi berada di dekat lahan perkebunan
Tata letak proses produksi dan lalu lintas pekerja berurutan
Desain bangunan serta pelengkap terbuat dari lahan tahan
lama, tahan terhadap air, dan tidak bocor
Ventilasi dan pengatur suhu ruang cukup menjamin peredaran
udara dengan baik dan dapat menghilangkan uap, gas, debu,
asap dan panas
41
Table 3. Bahan Baku dan Bahan Tambahan
Pernyataan Ya Tidak
Sistem produksi bahan baku yang datang langsung ditangani
tanpa adanya penumpukkan
Semua bahan sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan
secara organoleptik, fisika, kimia, dan biologi/mikrobiologi
Bahan baku yang diolah sesuai dengan kriteria SNI
Berapa jumlah bahan baku perhari?
Alat apa saja yang digunakan?
Pernyataan Ya Tidak
Bahan baku yang lebih dahulu diterima, diproses terlebih
dahulu
Bahan baku berbahaya (insektisida, desinfektas, dan lain-lain)
disimpan dalam ruangan tersendiri dan diawasi secara ketat
Alat dan perlengkapan produksi setelah dibersihkan,
dikenakan tindakan sanitasi peralatan
Limbah cair dilakukan penanganan terlebih dahulu sebelum
dialirkan keluar
42
Table 5. Proses Pengolahan Produk
Pernyataan Ya Tidak
Adanya diagram alir setiap satuan proses pengolahan dan
parameternya, rendemen serta dilengkapi simbol tiap tahapan
proses
Produksi akhir memenuhi standar mutu persyaratan yang
ditetapkan dan tidak merugikan serta aman bagi kesehatan
Sebelum produk akhir diedarkan dilakukan pemeriksaan secara
organoleptik, fisika, kimia, dan biologi/mikrobiologi
Table 6. Karyawan
Pernyataan Ya Tidak
Pabrik melakukan pemeriksaan terhadap karyawan sebelum
memasuki area produksi untuk menjaga keamanan dan
kesehatan kerja
Pabrik melakukan penanggungjawab dalam tiap unit proses
seperti bidang produksi dan pengawasan mutu
43
DOKUMENTASI PRODUK PIA AE JAYA
44