Anda di halaman 1dari 3

TUGAS UAS TOKSIKOLOGI

Dosen: Sho’im Hidayat,dr.,M.S

TOKSIKOKENETIKA BAHAN KIMIA


PARA-PHENYLENDIAMINE (PPD)

Disusun Oleh:

RISMA ANISA SYIFANI 295221009

PROGRAM STUDI MAGISTER


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
PPD adalah kepanjangan dari para-phenylendiamine (C6H4(NH2)2), atau 1,4
diaminobenzene. PPD merupakan senyawa amin aromatik yang banyak digunakan di industri
dan produk kosmetik. Senyawa yang mudah teroksidasi ini memiliki berat molekul 108,14
gmol, koefisien partisi K ow sebesar -0,25, memiliki rumus kimia C 6 H 8 N 2, berbentuk
kristal merah muda keputihan. Bahan kimia ini umum terdapat pada produk pewarna rambut
permanen, tinta print dan fotokopi, pewarna tekstil dan bahan kimia yang digunakan untuk
foto dan litograf. PPD banyak dipakai karena sedikit menyebabkan toksisitas atau keracunan
serta kemampuannya yang stabil terhadap temperatur tinggi. PPD digunakan untuk pewarna
rambut karena dapat memunculkan warna alami (natural look) yang tidak mudah pudar oleh
karena pencucian dan pengeringan. PPD sendiri tidak berwarna, warna muncul setelah
terkena oksigen. PPD larut di dalam air, alkohol, dan etil, dan hanya sedikit yang dapat larut
di dalam kloroform. Paraphenylendiamine PPD dikenal sebagai alergen yang kuat, menjadi
berwarna pada saat teroksidasi, dan keadaan teroksidasi sebagian menyebabkan alergi bagi
individu yang sensitif. Paparan terhadap PPD selanjutnya, meski dalam konsentrasi rendah
dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat yang bermanifestasi sebagai
dermatitis kontak alergi 

The Centers for Disease Control (CDC) menyatakan bahwa PPD dapat menimbulkan alergi
saat kontak dengan kulit sehingga tidak boleh digunakan langsung pada kulit. Pada saat
digunakan sebagai pewarna rambut, dapat menyebabkan dermatitis kontak pada dahi, alis,
atau telinga apabila terkena pada kulit tersebut. Reaksi alergi biasanya hanya terjadi saat
pewarna tersebut teroksidasi dan terjadi pada orang yang sensitif. Rute paparan PPD ini
adalah melalui inhalasi (pernafasan), absorpsi pada kulit, tertelan, kontak langsung dengan
kulit atau mata. Gejalanya meliputi iritasi tenggorokan, asma bronkhial, dan gatal-gatal. Tipe
dan keparahan gejala bervariasi tergantung pada jumlah dan paparan yang terjadi. Reaksi
ringan terhadap pewarna rambut pada klien biasanya muncul sebagai ruam kering yang gatal
pada kelopak mata atas (lihat dermatitis kelopak mata) dan/atau tepi telinga. Reaksi yang
lebih parah menyebabkan kemerahan, lepuh dan pembengkakan pada kelopak mata, kulit
kepala, wajah dan leher. Konsentrasi tinggi PPD pada tato temporer hitam dapat
menyebabkan reaksi melepuh yang intens di tempat tato dalam 1-2 hari tato; erupsi lichenoid
mungkin timbul 1-2 minggu kemudian. Dermatitis dapat menyebar luas, karena kontak
langsung atau autoeczematisation. Orang yang bekerja dengan PPD, seperti penata rambut
dan fotografer yang mengembangkan film, dapat mengembangkan dermatitis tangan.
Dermatitis dapat menyebar ke lengan, dada dan tempat lain karena autoeczematisation.
Dermatitis dapat diikuti oleh hiperpigmentasi pasca inflamasi, hipopigmentasi atau jaringan
parut. Setelah reaksi mereda, sensitisasi seumur hidup terhadap PPD mungkin terjadi. Alergi
PPD juga jarang muncul sebagai eritema multiforme atau urtikaria kontak. PPD juga diduga
memicu leukoderma kontak dan vitiligo pada individu yang memiliki kecenderungan genetik.

Sumber : http://www.dermnetnz.org/dermatitis/paraphenylenediamine-allergy.html (diakses


pada tanggal 13 Agustus 2022, pukul 20.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai