Anda di halaman 1dari 9

ZAT YANG TERKANDUNG DALAM CAIRAN BATIK

Soda Api (NaOH)


Sodium hidroksida tersedia dalam bentuk serpihan-serpihan (konsentrat
100%) atau dalam bentuk cair dengan konsentrasi yang bermacam-macam.
Penggunaan dalam industri Batik
1. Fiksasi pewarna-pewarna reaktif
2. Pewarnaan dengan Indigo dan Naftol
3. Untuk mengontrol nilai pH
4. Proses pengelantangan dengan hidrogen peroksida
Resiko:
1. Pengeksposan kulit terhadap sodium hidroksida dapat menyebabkan iritasi hidung,
pneumonitis, kerontokan rambut sementara, edema interselular, erythema,
pembusukan zat keratin, dan terbakar.
2. Kontak dengan mata dapat mengakibatkan luka bernanah, perforasi, opasifikasi,
dan kebutaan.
3. Penghirupan atau penelanan dapat merusak sistem pernapasan dan
gastrointestinal dengan penyakit penyumbatan paru-paru yang tidak dapat
disembuhkan, batuk-batuk, terbakar, kesulitan bernapas, koma dan bahkan kanker
saluran esofagus/ kerongkongan.
Kulit terbakar setelah kontak dengan sodium hidroksida
Perlindungan:
Pakaian
: Gunakan pakaian pelindung, termasuk sepatu boot,
sarung tangan, kacamata pengaman dan/atau
lapisan pelindung seluruh wajah, jika debu atau
percikan cairan mungkin terjadi.
Penanganan
: Saat menyiapkan cairan, aduk cairan terus
menerus untuk menghindari berkembangnya
"bintik-bintik panas".
Di tempat kerja : Pastikan ventilasi yang cukup dan letakkan keran
untuk mencuci mata dan fasilitas pancuran air
yang dapat dijangkau dengan cepat di area kerja.
Penyimpanan
: Sebaiknya disimpan di wadah kedap udara.
B.

Asam Klorida (HCl)


HCl adalah cairan kekuning-kuningan dengan aroma kuat yang menusuk;
bersifat sangat korosif. Penggunaan dalam industri Batik Sebagai unsur saponifikasi
bagi zat warna Indigosol
Resiko:
1. Ekspos pada tingkatan tinggi: Kebutaan, bernapas dengan cepat, penyempitan
bronkiolus, warna biru pada kulit, pengumpulan cairan di paru-paru, dan bahkan
kematian, pembengkakan dan kejang pada tenggorokan dan mati lemas.
2. Pada beberapa orang mungkin menyebabkan asma.

3.
4.

Ekspos jangka panjang pada tingkatan


rendah: Masalah-masalah pernapasan, iritasi pada mata dan kulit, serta
perubahan warna pada gigi.
5. Kontak dengan asam klorida: Akan mengakibatkan terbakarnya kulit dengan
serius.
6. Zat pekat menyebabkan kulit terbakar parah
Pelindung:
Pakaian
: Gunakan pakaian pelindung di antaranya sepatu
boot, sarung tangan, kacamata pengaman dan/atau
lapisan pelindung seluruh wajah, jika debu atau
percikan cairan mungkin terjadi.
Penyimpanan
: Asam klorida harus disimpan dalam wadah
berbahan plastik polimer (PE) tertutup. Zat ini
bersifat sangat korosif.
C. Sodium Nitrit (NaNO)
Sodium nitrit adalah bubuk kristal putih kekuning-kuningan yang dapat
dilarutkan dalam air. Senyawanya adalah agen oksidasi yang kuat. Penggunaan
dalam industri Batik Sebagai unsur oksidasi untuk pembentukan pewarna tangki
(vat dye) Leuco menjadi bentuk yang tidak dapat dilarutkan (fiksasi)
Resiko:
1. Kontak mata: Menyebabkan iritasi, mata merah dan sakit.
2. Penghirupan: Beracun. Menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan
dan keracunan sistemik.
3. Penelanan:
Beracun.
Dapat
mengiritasi mulut,
saluran
esofagus/
kerongkongan, perut, dll. Jumlah yang melampaui batas dapat mempengaruhi
darah dan pembuluh darah. Tanda dan gejala-gejala keracunan nitrit meliputi
cyanosis yang hebat, mual,
4. Iritasi mata setelah kontak mata langsung dengan sodium nitrit pusing, muntah
dan pingsan, sakit perut yang disertai kejang-kejang, debar jantung cepat, napas
tidak teratur, koma, sawan, dan kematian karena gagal peredaran darah.
5. Kontak kulit: Menyebabkan iritasi, kulit merah dan sakit. Mungkin diserap melalui
kulit menyebabkan keracunan sistemik; gejala-gejalanya mungkin sejajar dengan
penelanan.
Perlindungan:
Penyimpanan

: Simpan dalam wadah berbahan plastic


polimer (PE) tertutup, simpan dalam suhu sejuk
dan kering, serta memungkinkan adanya aliran
udara. Lindungi dari kerusakan fisik dan
kelembaban. Isolasikan dari sumber panas apapun
atau bahan-bahan yang mudah terbakar.
Ventilasi
: Dibutuhkan ventilasi yang baik.

Pakaian
: Gunakan pakaian pelindung seperti sepatu boot,
sarung tangan, kacamata pengaman dan/atau
lapisan pelindung seluruh wajah, jika debu atau
percikan cairan mungkin terjadi.
D. Hidrogen Peroksida (HO)
Hidrogen peroksida berbentuk cairan jernih.Zat ini memiliki sifat oksidasi yang
kuat dan merupakan agen pengelantangan yang hebat.Hidrogen peroksida juga
mudah terbakar. Penggunaan dalam industri Batik: Untuk pengelantangan oksidatif
pada katun, Oksidasi pewarnaan dengan Indigo dan pewarna tangki (vat dyes)

1.

2.
3.

4.

Resiko:
Penghirupan zat konsentrasi tinggi: Menyebabkan iritasi sangat keras pada
hidung, paru-paru, dan tenggorokan. Gejala-gejala yang khas meliputi: sakit
kepala, pusing, muntah, diare, gemetar, mati rasa, sawan, edema pada paru-paru
dan kehilangan kesadaran.
Kontak mata: Menyebabkan mata pedih dan berair dan percikan zat konsentrasi
tinggi menyebabkan kerusakan parah pada kornea.
Kontak kulit: Menyebabkan pemutihan atau pengelantangan sementara pada kulit;
jika kulit tidak dicuci dengan segera, kulit kemerahan dan melepuh mungkin
terjadi. Dampak pada kulit segera setelah terekspos 30% H2O2
Penelanan: Menyebabkan iritasi pada sistem gastrointestinal bagian atas dan
kerusakan parah pada saluran esofagus/ kerongkongan dan perut. Hidrogen
peroksida telah terbukti menyebabkan kerusakan DNA (genetik) pada sistem
pengujian manusia di laboratorium.
Perlindungan:
Penanganan umum
: Cuci tangan, lengan bawah, dan wajah
dengan sabun dan air sebelum makan.
Jangan makan, minum, menggunakan
produk tembakau, menggunakan kosmetik,
atau minum obat di lokasi di mana
hidrogen peroksida atau cairan yang
mengandung hidrogen peroksida
ditangani, diproses, atau disimpan.
Penyimpanan
: Di tempat yang sejuk, kering, berventilasi
baik dalam wadah yang tersegel rapat.
Clothing
: Gunakan pakaian pelindung seperti sepatu
boot, sarung tangan, kacamata pengaman
dan/atau lapisan pelindung seluruh wajah,
jika debu atau percikan cairan mungkin
terjadi.

E.

Sodium Ditionit (NaSO)


Sodium ditionit (juga dikenal dengan sodium hidrosulfit) adalah bubuk kristal
putih dengan aroma belerang. Senyawa ini adalah garam yang larut dalam air, dan
dapat digunakan sebagai agen pereduksi dalam bentuk larutan encer.
Penggunaan dalam industri Batik: Untuk pengelantangan reduktif pada katun,
Reduksi pewarna tangki (vat dyes) dan Indigo ke dalam bentuk yang dapat larut
dalam air
Resiko:
1. Kontak dengan api/ air: Sodium ditionit adalah zat yang sangat mudah terbakar.
Menumpahkannya dengan campuran air dapat menciptakan api atau bahaya
ledakan. Wadahnya dapat meledak jika dipanaskan.Dapat bereaksi eksplosif jika
bersentuhan dengan air.
2. Penghirupan: Gasnya bersifat korosif dan/ atau beracun. Jika terhirup, akan
menyebabkan cedera parah atau kematian.
3. Kontak dengan zat: Menyebabkan rasa terbakar parah pada kulit dan
mata. Lengan setelah kontak dengan zat kimia
Perlindungan:
Penyimpanan
: Simpan di tempat yang sejuk dan berventilasi,
serta jauh dari bahan yang mudah terbakar. Jaga
agar wadah selalu tertutup rapat dan tersegel
hingga siap untuk digunakan. Pisahkan dari bahan
bahan kimia yang mengandung asam dan/atau
alkali, serta mudah terbakar.
Pakaian
: Gunakan pakaian pelindung seperti sepatu boot,
sarung tangan, kacamata pengaman dan/atau
lapisan pelindung seluruh wajah, jika debu atau
percikan cairan mungkin terjadi.

F.

Sodium Karbonat (NaCO)


Sodium karbonat adalah bubuk kristal putih yang dikenal juga sebagai abu
soda. Penggunaan dalam industri Batik: Untuk menyesuaikan pH pada kolam
pewarna, Memperbaiki kemurnian pada pewarna dalam proses pewarnaan
Resiko:
1. Penghirupan: Menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan. Gejala-gejala akibat
penghirupan debu yang terlalu banyak dapat berupa batuk-batuk dan kesulitan
bernapas.Kontak yang melampaui batas diketahui menyebabkan kerusakan pada
dinding penyekat hidung.
2. Penelanan: Hanya sedikit beracun, tetapi dalam dosis besar mungkin membakar
sistem gastrointestinal, gejala-gejalanya dapat berupa sakit parah pada daerah
perut, muntah, diare, dalam dosis tinggi menyebabkan pingsan dan kematian.

3.

Kontak kulit: Kontak yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi dengan lepuhan
dan kemerahan. Cairannya dapat menyebabkan iritasi parah atau terbakar pada
kulit.
4. Kontak mata: Kontak dapat bersifat korosif bagi mata dan menyebabkan edema
konjungtival dan kehancuran kornea mata.
Perlindungan:
Penyimpanan
: Zat ini bersifat lembab dan cenderung menjadi
lengket dalam penyimpanan. Simpan di tempat
yang sejuk, kering, dan berventilasi baik. Jaga agar
wadah selalu tertutup rapat.
Pakaian
: Gunakan pakaian pelindung seperti sepatu boot,
sarung tangan, kacamata pengaman dan/atau
lapisan pelindung seluruh wajah, jika debu atau
percikan cairan mungkin terjadi.
Lain-lain
: Siapkan ventilasi mekanik dan pancuran air dan
pencuci mata darurat.
G.

1.
2.

3.
4.

5.
6.

Sodium Silikat (Na2SiO3)


Sodium silikat (water glass), upas, sangat kental, adalah a senyawa alkali
yang kuat. Penggunaan dalam industri Batik: Digunakan sebagai bahan pengikat
untuk zat-zat pewarna reaktif, Sebagai stabilisator dalam proses pengelantangan
dengan peroksida
Resiko:
Kontak kulit: Dapat mengakibatkan luka bernanah berulang-ulang yang
menahun, seperti urtikaria sentuhan.
Kontak mata: Kontak secara langsung dapat menyebabkan iritasi parah,
nyeri dan rasa terbakar, mungkin pula terjadi kerusakan permanent dan
parah termasuk kebutaan.
Penghirupan zat silikat menyebabkan fibrogenesis pada paru-paru.
Penelanan: Dapat menyebabkan nyeri seketika dan rasa terbakar yang
parah pada saluran esofagus/ kerongkongan dan sistem gastrointestinal dengan
muntah, mual, dan diare.
Dapat menyebabkan pembengkakan dan kehancuran jaringan pada membran
mukosa di mulut, tenggorokan, saluran esofagus/ kerongkongan, dan perut.
Chronic ulcerative lesions after contact with sodium silicate
Perlindungan:
Penanganan
: Cuci seluruhnya setelah penanganan.
Penyimpanan
: Jaga wadah agar selalu tertutup rapat dan dilabeli
dengan tepat. Jangan simpan dalam wadah
aluminium atau menggunakan perabotan atau alur
pemindah dari aluminium, karena dapat
menghasilkan gas hidrogen. Tetap pisahkan dari

zat-zat yang bertentangan.


Pakaian
: Gunakan pakaian pelindung seperti sepatu boot,
sarung tangan, kacamata pengaman dan/atau
lapisan pelindung seluruh wajah, jika debu atau
percikan cairan mungkin terjadi.
H. Zat Pewarna Secara Umum
Hindari penggunaan zat warna Naftol; zat warna tersebut memiliki resiko
tinggi terhadap kesehatan. Beberapa zat warna Azo N=N- bersifat karsinogenik;
dalam zat-zat warna Benzidin tertentu. Zat pewarna sebaiknya ditangani
sebagaimana bahan-bahan kimia lainnya dengan hati-hati. Jangan makan, merokok,
minum jika terdapat bahan-bahan kimia atau memegangnya dalam proses
pewarnaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia yang tidak
diharapkan pada tubuh Anda.
Hindari penghirupan serbuk pewarna.Hindari kontak kulit dengan bubuk
pewarna, khususnya dengan cairan pewarna.Kulit dapat menyerap bahan kimia
tersebut.Ekspos jangka panjang terhadap zat-zat warna yang kritis dan berbahaya
dapat mengakibatkan kefatalan prosesnya dalam tubuh Anda dapat berlangsung
puluhan tahun.
Dengan mengenakan barang-barang tekstil, contohnya kemeja Batik atau
gaun Batik yang diwarnai dengan zat-zat warna berbahaya, bahkan setelah dicuci
sebelum dipakai, dapat menyebabkan iritasi kulit dan eksim.
I.

1.
2.

3.

4.
5.

Zat Warna Naftol


Pewarna Naftol, dikarenakan sifat alamiahnya yang berbahaya dan karsinogen,
tidak diproduksi lagi di Uni Eropa (UE) dan dilarang penggunaannya di EU
sebagaimana juga larangan untuk mengimpor produk jadinya.
Beberapa garam diazonium yang bersifat karsinogenik dapat diserap langsung
bahkan melalui kulit yang sehat. Penggunaan dalam industri Batik: Digunakan
bersama garam diazonium untuk mewarnai katun yang digunakan untuk Batik dalam
suhu ruang.
Resiko:
Penghirupan: Menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan. Gejalanya mungkin
meliputi batuk-batuk, sesak napas. Penghirupan terekspos dapat menjadi fatal.
Penelanan dalam dosis besar: Dapat menyebabkan keram dan nyeri perut,
muntah, berkeringat, kerusakan hati, gangguan fungsi tekanan darah, radang ginjal,
diare, anemia, sawan, dan kematian (perkiraan dosis mematikan 5 gram)
Kontak kulit: Dapat menyebabkan kemerahan parah dan nyeri. Mungkin diserap
melalui kulit dengan gejala-gejala separah penelanan dan menyebabkan kerusakan
ginjal.
Tindakan lokal dapat menyebabkan pengelupasan kulit yang mungkin disertai
dengan pigmentasi yang membandel.
Kontak mata: Menyebabkan iritasi, kemerahan, nyeri dan luka pada kornea dan
lensa mata.

6.

Ekspos secara kronis: Ekspos yang berkepanjangan dan berulang-ulang pada kulit
dapat menyebabkan infeksi kulit.
7. Iritasi parah pada kulit setelah kontak dengan naftol
Perlindungan:
Penanganan
: Jangan membuang produk ke lingkungan sekitar.
Jangan makan, minum, atau merokok saat bekerja
dan pelajari prinsip-prinsip kebersihan diri. Cuci
bagian tubuh yang terekspos dengan sabun seusai
bekerja.
Pakaian
: Gunakan pakaian pelindung seperti sepatu boot,
sarung tangan, kacamata pengaman dan/atau
lapisan pelindung seluruh wajah, jika debu atau
percikan cairan mungkin terjadi.
Penyimpanan
: Simpan pada kemasan asal di tempat yang kering
dan terlindung dari kondisi cuaca secara langsung.
PROSES MEMBATIK

Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir.
Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbedabeda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.
1. Ngemplong
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan
mencuci kain mori.Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji.Kemudian
dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau
minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang.Kain mori dimasukkan ke
dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat
warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya,
dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan
lapisan kain agar mudah dibatik.
2.

3.

Nyorek atau Memola


Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain
mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan
ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai
pola di atas kain mori.Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau
menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses
pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses
batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
Mbathik

Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke


kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen
(mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat
istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara
memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isenisen, tetapi lebih rumit.
4.

Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna
dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut
ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.

5.

Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara
berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

6.

Ngerok dan Mbirah


Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan
lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain dianginanginkan.

7.

Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau
titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses
mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining
dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.

8.

Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk
mendapatkan warna cokelat.Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke
dalam campuran warna cokelat tersebut.

9.

Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik
tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap
ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang
sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas
dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat
batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan
beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu.
Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

Soal nomer 5.
Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam
disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu
digunakan untuk membatik.

Anda mungkin juga menyukai