II.
III.
IV.
V.
Judul Percobaan
: INVERSI GULA
Tanggal Percobaan :Rabu/30 April 2015 ; pukul : 13.00 WIB.
Selesai Percobaan :Rabu/30 April 2015 ; pukul : 16.00 WIB.
Tujuan Percobaan :
Menentukan orde reaksi dan reaksi inversi gula menggunakan polarimeter
Dasar Teori
dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang
terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah :
dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi :
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Luas permukaan sentuhan
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil
luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang
direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin
cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu,
maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
b. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi
semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif,
sehingga laju reaksi semakin kecil.
Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan
umum dari panas dan dingin.
c. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis
dapat
dibedakan
ke
dalam
dua
golongan
utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang
ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan
katalis homogen berada dalam fase yang sama.
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga
memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir
reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema
umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
... (1)
... (2)
katalitis
yang
paling
dikenal
adalah proses
Haber,
yaitu
e. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia
dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga
kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju
reaksinya.
Persamaan laju reaksi
Untuk reaksi kimia :
Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah :
dengan:
V = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
m = Orde reaksi zat A
n = Orde reaksi zat B
Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.
Dalam rumusan tersebut, lambang [A][B] merupakan konsentrasi molar.
Pangkat
m,n
merupakan
dalam persamaan
angka-angka
laju dinamakan
orde
bulat
reaksi.
yang
kecil.
Laju reaksi
Pangkat-pangkat
biasa
dinyatakan
dalam satuan mol per liter persatuan waktu. Satuan k tergantung orde reaksi.
Hukum laju reaksi (TheRate Law) menunjukkan kolerasi antara laju reaksi (v)
terhadap konstanta laju reaksi(k) dan konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan
bilangan tertentu (orde reaksi).
Ada beberapa cara untuk mengukur laju reaksi :
1. Jumlah pereaksi yang digunakan persatuan waktu
2. Jumlah hasil reaksi yang terbentuk persatuan waktu
Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua
pereaksi.Tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak terpengaruh
olehkonsentrasi pereaksi, tetapi hanya bergantung pada harga tetapan laju reaksi
(k).harga k tergantung pada suhu, jika suhunya tetap harga k juga tetap.
Untukmengetahui hubungan pereaksi dengan reaktan, digunakan orde reaksi
yangdiperoleh dari perhitungan konsentrasi sehingga grafik yang diperoleh
berbentukgrafik perpangkatan. Harga k tergantung pada tingkat (orde) reaksi
totalnya.Apabila ditunjukkan dengan grafik antara laju reaksi terhadap konsentrasi,
makadiperoleh grafik sebagai berikut :
yang
memiliki
kecepatan
reaksi
tetap
dan
tidak
gliseraldehid
(HOCH2-CHOH-CHO)
adalah
merupakan
induk
karbohidrat
(Sastrohamidjojo, 2005).
Monosakarida yang sering disebut gula sederhana adalah satuan karbohidrat
yang tersederhana, mereka tak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih kecil.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan
sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida.Sukrosa adalah
suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan glukosa dan satu satuan
fruktosa. Dalam kehidupan seharihari sukrosa dikenal sebagai gula pasir. Adapun
reaksi hidrolisa glukosa adalah :
1 sukrosa ---> 1 glukosa + 1 fruktosa
(Fessenden&Fessenden 2, hal 318)
Disakarida
Senyawanya
terbentuk
dari
molekul
Fischer
lambang
karbon
selain
karbon
yang
paling
sukrosa semakin habis rotasi akan semakin berubah ke arah kiri. Perbedaan aljabar
antara rotasi pada waktu permulaan reaksi (ao) dengan akhir reaksi (a) adalah
ukuran dari konsentrasi mulamula sukrosa. Dengan menganggap bahwa reaksi
berjalan sempurna sehingga secara praktis tak ada sukrosa yang tertinggal pada akhir
reaksi (t = ). Pada setiap saat t, konsentrasi sukrosa yang tersisa adalah c dan dapat
dihitung dari selisih antara pembacaan polarimeter akhir () dengan pembacaan
polarimeter pada saat t, tersebut (t).
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya yang tidak terpolarisasi. Yaitu
dengan menghilangkan ataumemindahkan semua arah getar dan melewatkan salah
satu arah getar saja. Ada empat cara untuk melakukan hal itu :
1.Penyerapan selektif
2.Pemantulan
3.Pembiasan ganda
4.Hamburan
Teknik yang umum dipakai untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah
menggunakan polaroid, yang akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah
getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi dan menyerap gelombang-gelombang
pada arah getar lainnya. Oleh karena itu, teknik ini disebut polarisasi dengan
penyerapan selektif. Suatu polaroid ideal akan meneruskan semua medan yang
sejajar dengan sumbu polarisasi dan menyerap semua yang tegak lurus dengan
sumbu polarisasi. Jadi analisator berfungsi mengurangi intensitas cahaya yang
terpolarisasi. Intensitas cahaya yang diteruskan akan mencapai maksimum, jika
kedua sumbu polarisasi sejajar dan mencapai minimum jika kedua sumbu
polarisasi saling tegak lurus.
A. SUKROSA
Sukrosa merupakan
dibentuk
dari
monomer-
monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul
C12H22O11.Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan,
tidak oleh organisme lain seperti hewan. Penambahan sukrosa dalam media berfungsi
sebagai sumber karbon.
Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet. Unit glukosa
dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini
mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin
fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat
memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida dan
produk samping berupa senyawaan alkohol. Penggunaan ragi (yeast) ini dalam proses
fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut
dengan zymotechnology. Sukrosa diproduksi sekitar 150 juta ton setiap tahunnya.
Struktur -D-glukopiranosil-(1-2)--D-fruktofuranosida
Pada sukrosa, glukosa dan fruktosa terhubung melalui ikatan antara karbon
pertama (C1) pada subunit glukosa dengan karbon kedua (C2) milik fruktosa. Ikatan
ini disebut dengan ikatan glikosida.
1. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa
dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2 .
enzim
invertase
D-
fruktosa.Campuran
gula
ini
lebih manis dari pada sukrosa. Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik
(karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air
tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki gugus
hemiasetal.Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi.Sukrosa bukan
merupakan gula pereduksi
B. GLUKOSA
terdapat
di
mana-mana
dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida
lain
seperti fruktosa,
begitu
banyak
digunakan.
Glukosa
dapat
dibentuk
dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi
sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah
kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak
mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini
(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju
glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang
kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal,
dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy), kemungkinan disebabkan
oleh glikosilasi protein.
C. FRUKTOSA
Fruktosa (bahasa
Inggris: fructose,
levulose),
atau
gula
buah,
adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah
satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa
langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh
kimiawan Perancis Augustin-Pierre Dubrunfaut pada tahun 1847. Fruktosa murni
rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah
larut dalam air. Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu, pohon buah,
bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk monosakarida
dan/atau
sebagai
komponen
dari sukrosa.
Sukrosa
merupakan
molekul disakarida yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa.
Fruktosa
keduanya
memiliki rumus
atom karbon.Fruktosa
molekul yang
sama
POLARIMETER
Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran
sudutputaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan
danoptis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang
terpolarisirtersebut.Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang
getar sinarterpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris
atauatom C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa.
Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang
banyaksekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada
bidangdatar. Bidang getar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat
dipisahkanmenjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus. Yang dimaksud dengan
cahayaterpolarisasi adalah senyawa yang mempunyai satu arah getar dan arah
getartersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya.
Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat
yangmenimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran
bidanggetar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaranjarum jam.
2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum
jam.
INVERSI GULA
Laju inversi gula adalah laju reaksi hidrolisa sukrosa menjadi fruktosa dan
glukosa. Inversi gula ini terjadi saat sukrosa dihidrolisis dengan bantuan asam
(Sastrohamidjojo,2001).
Sukrosa atau yang lebih dikenal dengan gula tebu dapat terhidrolisis dengan
bantuan asam atau enzim menghasilkan fruktosa dan glukosa yang sama
banyaknya jumlahnya. Proses hidrolisis ini disebut inversi. Campuran fruktosa dan
glukosa yang sama banyak disebut gula inversi ( Keenan,dkk,1996).
Gula invert adalah gula yang mengandung glukosa dan fruktosa dengan
jumlah sama (equimolar) yang banyak digunakan dalam industri pangan dan
farmasi. Dalam industri pangan gula invert digunakan sebagai pemanis, pemberi
aroma dan pengawet olahan pangan. Sedangkan dalam industri farmasi, gula invert
digunakan sebagai pemanis pada obat bentuk sirup. Gula invert dihasilkan dari
hidrolisis sukrosa baik secara enzimatik maupun secara kimia dengan katalis asam
bebas. Hidrolisis sukrosa secara enzimatik menghasilkan gula invert yang jernih
dan bermutu tinggi, tetapi proses produksinya memerlukan biaya yang tinggi
karena harga enzim mahal (Razak,et.al, 2012).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang
terdapatdalam alam. Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa
(gulapasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama
antarapelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya.Gula merupakan zat optis
aktif. Bila cahaya terpolarisasi linier jatuh padabahan optis aktif, maka cahaya yang
keluar bahan akan tetap terpolarisasi linierdengan arah bidang getar terputar terhadap
arah bidang getar semula.
Sifat optis aktif zat dispesifikasikan dengan sudut putar jenis.Sudut
putarbidang polarisasi sebanding dengan sudut putar jenis dan konsentrasi bila
sudutputar jenis diketahui dan sudut putar bidang polarisasi dapat diukur,
makakonsentrasi (kadar) zat optis aktif dapat ditentukan (hal ini merupakan
prinsipyang digunakan untuk menentukan kadar zat optis. Gula inversi adalah
campuran D-glukosa dan D- fruktosa yang diperolehdengan hidrolisis asam atau
enzimatik dari sukrosa. Enzim yang mengkatalishidrolisis sukrosa disebut
invertase,bersifat spesifik untuk ikatan -D-fruktofuranosidadan terdapat dalam ragi
dan lebah (madu terutama terdiri darigula inversi).
Berdasarkan teori bahwa mayoritas gula adalah fruktosa danfruktosa
membelokkan cahaya ke kiri. Gula yang terdiri dari Sukrosa maupunGlukosa
memutar cahaya ke kanan. Sukrosa memiliki rotasi +66,5 (positif)produk yang
dihasilkan glukosa[]= +52,7 dan fruktosa [] = -92,4 mempunyairotasi netto
negatif.
Dengan mengetahui pembelokan cahaya yang dihasilkan olehlarutan gula,
dapat di analisa jenis/komposisi gula yang ada dalam larutan tersebut.
Sudut putar jenis jenis dapat dihitung :
[] =
Reaksi inversi gula :
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Reaksi ini disebut juga orde reaksi satu pseudo
Orde reaksi dari inverse gula merupakan orde ke satu. Pada reaksi ini
lajureaksi hanya tergantung pada satu kosentrasi saja yaitu [C12H22O11] sedangkanH2O
tidak berpengaruh dalam reaksi tersebut. Sehingga dapat di rumuskansebagai berikut:
Laju = k [C12H22O11]
Cara Penggunaan Polarimeter
Cara penggunaan berikut adalah cara pada Zeiss Polarimeter, tetapi
secaraumum
cara
penggunaan
polarimeter
manapun
adalah
sama.
Untuk
menit
agar
lampu
natriumnya
siap
digunakan.
Selalu
mulai
rotasi
optik.
Tabung
sampel
harus
dibersihkan
sebelum
digunakanagar larutan yang diisikan tidak terkontaminasi zat lain. Pembacaan atau
pengamatanbergantung kepada tabung sampel yang berisi larutan/pelarut dengan
penuh.
Perhatikan saat menutup tabung sampel, harus dilakukan hati-hati agar di
dalamtabung tidak terdapat gelembung udara.Bila sebelum tabung diisi larutan
didapat keadaan terang, maka setelah tabungdiisi larutan putarlah analisator sampai
didapat keadaan terang kembali.Sebaliknya bila awalnya keadaan gelap harus kembali
kekeadaan gelap. Catatbesarnya rotasi optik yang dapat terbaca pada skala. Tetapi
jangan hanya besarrotasi optiknya, arah rotasinya juga harus dicatat searah jarum jam
atauberlawanan
arah
jarum
jam.
Lakukan
1 set
1 buah
1 buah
1 buah
pembacaan
berkali-kali
sampai
Daftar Pustaka :
Anwar, Chairil; Purwono, Bambang; Pranowo, Harnodwi, dkk. 1994. Pengantar Praktikum
Kimia Organik. Yogyakarta. UGM.
Campbell, Neil. A. dkk. 2002. Biologi. Jakarta, Erlangga.
Fessenden, Ralf J.and Joan S Fessenden. 1986. Organic Chemistry, Third edition. Belmont,
California: Wadsworth, Inc.
Matsjeh, Sabirin;Sastrohamidjojo, Hardjono;Sastrosajono.1994. Kimia Organik II.
Yogyakarta. UGM.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan
Protein. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Suyono;Yonata, Berta. 2014. Panduan Kimia Fisika III. Surabaya:
Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya.
http://kf-tekkimits.blogspot.co.id/2012/11/inversi-sukrosa.html (Diakses 5 April 2016)
http://iamnovhie-yovita.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-kimia-fisika-ii-laju.html
(Diakses 5 April 2016)