Anda di halaman 1dari 14

I.

II.
III.
IV.
V.

Judul Percobaan
: INVERSI GULA
Tanggal Percobaan :Rabu/30 April 2015 ; pukul : 13.00 WIB.
Selesai Percobaan :Rabu/30 April 2015 ; pukul : 16.00 WIB.
Tujuan Percobaan :
Menentukan orde reaksi dan reaksi inversi gula menggunakan polarimeter
Dasar Teori

Laju reaksi adalah perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil


reaksi terhadap perubahan waktu. Laju reaksi dipelajari oleh cabang ilmu kimia yang
disebut kinetika kimia. Misalnya untuk reaksi kimia dibawah ini :

dengan a, b, p, dan q adalah koefisien reaksi, dan A, B, P, dan Q adalah zat-zat yang
terlibat dalam reaksi, laju reaksi dalam suatu sistem tertutup adalah :

dimana [A], [B], [P], dan [Q] menyatakan konsentrasi zat-zat tersebut.
Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi :
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Luas permukaan sentuhan
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil
luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar
partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang
direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin
cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu,
maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

b. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif
bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi
semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif,
sehingga laju reaksi semakin kecil.
Suhu merupakan properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan
umum dari panas dan dingin.

c. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis
dapat
dibedakan
ke
dalam
dua

golongan

utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang
ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan
katalis homogen berada dalam fase yang sama.
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga
memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah,
sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir
reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema
umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
... (1)
... (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan


kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis


Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen.
Reaksi

katalitis

yang

paling

dikenal

adalah proses

Haber,

yaitu

sintesisamonia menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang


dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat
dari platina dan rodium.
d. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut.
Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat,
maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang
rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

e. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia
dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga
kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi, semakin cepat pula laju
reaksinya.
Persamaan laju reaksi
Untuk reaksi kimia :
Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah :

dengan:

V = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
m = Orde reaksi zat A
n = Orde reaksi zat B

Orde reaksi zat A dan zat B hanya bisa ditentukan melalui percobaan.
Dalam rumusan tersebut, lambang [A][B] merupakan konsentrasi molar.

Pangkat

m,n

merupakan

dalam persamaan

angka-angka

laju dinamakan

orde

bulat
reaksi.

yang

kecil.

Laju reaksi

Pangkat-pangkat
biasa

dinyatakan

dalam satuan mol per liter persatuan waktu. Satuan k tergantung orde reaksi.
Hukum laju reaksi (TheRate Law) menunjukkan kolerasi antara laju reaksi (v)
terhadap konstanta laju reaksi(k) dan konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan
bilangan tertentu (orde reaksi).
Ada beberapa cara untuk mengukur laju reaksi :
1. Jumlah pereaksi yang digunakan persatuan waktu
2. Jumlah hasil reaksi yang terbentuk persatuan waktu
Tingkat reaksi total adalah jumlah total dari tingkat reaksi semua
pereaksi.Tingkat reaksi nol (0) berarti laju reaksi tersebut tidak terpengaruh
olehkonsentrasi pereaksi, tetapi hanya bergantung pada harga tetapan laju reaksi
(k).harga k tergantung pada suhu, jika suhunya tetap harga k juga tetap.
Untukmengetahui hubungan pereaksi dengan reaktan, digunakan orde reaksi
yangdiperoleh dari perhitungan konsentrasi sehingga grafik yang diperoleh
berbentukgrafik perpangkatan. Harga k tergantung pada tingkat (orde) reaksi
totalnya.Apabila ditunjukkan dengan grafik antara laju reaksi terhadap konsentrasi,
makadiperoleh grafik sebagai berikut :

Orde reaksi nol,


Reaksi

yang

memiliki

kecepatan

reaksi

tetap

dan

tidak

dipengaruhikonsentrasi reaktan. Kecepatan reaksi dipengaruhi / ditentukan


oleh intensitas katalis.
Persamaannya :
v = k [x] = k
0

Grafik orde reaksi nol :

Orde reaksi satu,


Persamaannya :
v = k [x] = k [x]
Grafik orde reaksi satu :
1

Orde Reaksi dua,


Persamaannya :
v = k [x]
Grafik orde dua :
2

Karbohidrat (carbohydrate) merupakan suatu golongan senyawa yang terdiri


dari karbon dengan hydrogen dan oksigen. Namanya berasal dari rumus kimia
senyawa-senyawa ini, yang dapat ditulis sebagai Cn(H2O)m, menyiratkan suatu
hidrat dari karbon (Oxtoby, 2003).
Tiga bahan makanan pokok yang digunakan oleh manusia dan binatang adalah
lemak, protein, dan karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung
unsur-unsur : C, H, dan O, terutama terdapat di dalam tumbuh tumbuhan yaitu kira kira 75%, di samping itu bagian yang padatpun dari tanaman tanaman tersusun dari
zat ini. Dinamakan karbohidrat karena senyawa senyawa ini sebagai hidrat dari
karbon, dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1
seperti air. Jadi, C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11, sebagai
C12(H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau
Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan zat yang mempunyai sifat aktif optik, sedangkan

gliseraldehid

(HOCH2-CHOH-CHO)

adalah

merupakan

induk

karbohidrat

(Sastrohamidjojo, 2005).
Monosakarida yang sering disebut gula sederhana adalah satuan karbohidrat
yang tersederhana, mereka tak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih kecil.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan
sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida.Sukrosa adalah
suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan glukosa dan satu satuan
fruktosa. Dalam kehidupan seharihari sukrosa dikenal sebagai gula pasir. Adapun
reaksi hidrolisa glukosa adalah :
1 sukrosa ---> 1 glukosa + 1 fruktosa
(Fessenden&Fessenden 2, hal 318)
Disakarida

Senyawanya

terbentuk

dari

molekul

monosakarida yang sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis


oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul
monosakarida.
Oligosakarida atau disakarida merupakan senyawa berisi dua atau lebih gula
sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida atau
gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida,
bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama sama
gula ini disebut ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ini larut
dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan praktis tak larut dalam eter dan pelarut
organik non-polar. Disakarida terhidrolisis menghasilkan dua molekul monosakarida,
yang mungkin dapat sama atau berbeda (Sastrohamidjojo, 2005).
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosidik, ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi
dehidrasi (Campbell, 2002).
Penggambaran Struktur Karbohidrat
Struktur Karbohidrat dapat ditulis berdasarkan rumus proyeksi
Fischer. Rantai karbon ditulis secara vertikal dengan atom karbon
yang palin teroksidasi diletakkan paling atas dan karbon yang paling
tereduksi diletakaan paling bawah. Garis horizontal pada rumus

menunjukkan gugus yang terproyeksikan kedepan bidang kertas


menghadap pembaca. Garis vertikal menunjukkan gugus yang
terproyeksikan ke bawah bidang kertas menjauhi pembaca. Pada
proyeksi

Fischer

lambang

karbon

selain

karbon

yang

paling

teroksidasi dan yang paling tereduksi dihilangkan.


Disakarida diperoleh dari hasil hidrolisis polisakarida. Struktur
disakarida merupakan golongan dari dua molekul monosakarida.
Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari
dua satuan monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan
glikosida dari karbon 1 dari satu satuan ke suatu OH satuan lain.
Suatu cara ikatan yang lazim ialah suatu hubungan glikosida alfa
atau beta dari satuan pertama ke gugus 4-hidroksil dari satuan
kedua. Hubungan ini disebut suatu ikatan 1,4 - atau 1,4-,
bergantung pada stereokimia pada karbon glikosida.
Sukrosa : glukosa+fruktosa (C 1-2)
Maltosa : 2 glukosa (C1-4)
Trehalosa : 2 glukosa (C1)
Laktosa : glukosa + galaktosa (C1-4)

Gula inversi adalah campuran D-glukosa dan D-fruktosa yang diperoleh


dengan hidrolisis asam atau enzimatik dari sukrosa. Enzim yang mengkatalis
hidrolisis sukrosa disebut invertase, bersifat spesifik untuk -D-fruktofuranosida dan
terdapat dalam ragi dan lebah. Madu terutama terdiri dari gula inversi karena adanya
fruktosa bebas. Nama gula inversi diturunkan dari inversi atau pembalikan tanda
rotasi jenis bila sukrosa dihidrolisis. Sukrosa mempunyai rotasi jenis +66,5, suatu
rotasi positif. Campuran produk antara glukosa, []= +52,7 dan fruktosa []= -92,4
mempunyai rotasi netto negatif.
(Fessenden&Fessenden 2, hal 352)
Sukrosa sendiri bersifat dextrorotary yaitu memutar sudut putar jenis +66,5.
Dalam percobaan ini kita akan menentukan laju reaksi inversi gula tebu atau sukrosa
dengan adanya katalis dengan menggunakan polarimeter. Dengan demikian apabila

sukrosa semakin habis rotasi akan semakin berubah ke arah kiri. Perbedaan aljabar
antara rotasi pada waktu permulaan reaksi (ao) dengan akhir reaksi (a) adalah
ukuran dari konsentrasi mulamula sukrosa. Dengan menganggap bahwa reaksi
berjalan sempurna sehingga secara praktis tak ada sukrosa yang tertinggal pada akhir
reaksi (t = ). Pada setiap saat t, konsentrasi sukrosa yang tersisa adalah c dan dapat
dihitung dari selisih antara pembacaan polarimeter akhir () dengan pembacaan
polarimeter pada saat t, tersebut (t).
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya yang tidak terpolarisasi. Yaitu
dengan menghilangkan ataumemindahkan semua arah getar dan melewatkan salah
satu arah getar saja. Ada empat cara untuk melakukan hal itu :
1.Penyerapan selektif
2.Pemantulan
3.Pembiasan ganda
4.Hamburan
Teknik yang umum dipakai untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah
menggunakan polaroid, yang akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah
getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi dan menyerap gelombang-gelombang
pada arah getar lainnya. Oleh karena itu, teknik ini disebut polarisasi dengan
penyerapan selektif. Suatu polaroid ideal akan meneruskan semua medan yang
sejajar dengan sumbu polarisasi dan menyerap semua yang tegak lurus dengan
sumbu polarisasi. Jadi analisator berfungsi mengurangi intensitas cahaya yang
terpolarisasi. Intensitas cahaya yang diteruskan akan mencapai maksimum, jika
kedua sumbu polarisasi sejajar dan mencapai minimum jika kedua sumbu
polarisasi saling tegak lurus.
A. SUKROSA
Sukrosa merupakan

suatu disakarida yang

dibentuk

dari

monomer-

monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul
C12H22O11.Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan,
tidak oleh organisme lain seperti hewan. Penambahan sukrosa dalam media berfungsi
sebagai sumber karbon.
Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu atau gula beet. Unit glukosa
dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini
mudah dikenali karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin
fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat
memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida dan

produk samping berupa senyawaan alkohol. Penggunaan ragi (yeast) ini dalam proses
fermentasi diduga merupakan proses tertua dalam bioteknologi dan sering disebut
dengan zymotechnology. Sukrosa diproduksi sekitar 150 juta ton setiap tahunnya.
Struktur -D-glukopiranosil-(1-2)--D-fruktofuranosida
Pada sukrosa, glukosa dan fruktosa terhubung melalui ikatan antara karbon
pertama (C1) pada subunit glukosa dengan karbon kedua (C2) milik fruktosa. Ikatan
ini disebut dengan ikatan glikosida.
1. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa
dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan oleh ikatan 1,2 .

Sukrosa terhidrolisis oleh

enzim

invertase

menghasilkan -D-glukosa dan -

D-

fruktosa.Campuran

disebut gula inversi,

gula

ini

lebih manis dari pada sukrosa. Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik
(karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air
tidak digunakan untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki gugus
hemiasetal.Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan
bentuk aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi.Sukrosa bukan
merupakan gula pereduksi

B. GLUKOSA

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa dari monosakarida


yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung
gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut
"cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkarbon enam. Dalam cincin
ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom
kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu
gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang
lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang

terdapat

di

mana-mana

dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida
lain

seperti fruktosa,

begitu

banyak

digunakan.

Glukosa

dapat

dibentuk

dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi
sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah
kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak
mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini
(glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju
glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang
kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal,
dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy), kemungkinan disebabkan
oleh glikosilasi protein.

C. FRUKTOSA
Fruktosa (bahasa

Inggris: fructose,

levulose),

atau

gula

buah,

adalah monosakarida yang ditemukan di banyak jenis tumbuhan dan merupakan salah
satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa
langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan. Fruktosa ditemukan oleh
kimiawan Perancis Augustin-Pierre Dubrunfaut pada tahun 1847. Fruktosa murni
rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk kristal padat, dan sangat mudah
larut dalam air. Fruktosa ditemukan pada tanaman, terutama pada madu, pohon buah,
bunga, beri dan sayuran. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk monosakarida
dan/atau

sebagai

komponen

dari sukrosa.

Sukrosa

merupakan

molekul disakarida yang merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa.

Fruktosa

adalah polihidroksiketon dengan

merupakan isomer dari glukosa;

keduanya

memiliki rumus

atom karbon.Fruktosa
molekul yang

sama

(C6H12O6) namun memiliki struktur yang berbeda.

POLARIMETER
Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran
sudutputaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan
danoptis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang
terpolarisirtersebut.Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang
getar sinarterpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris
atauatom C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa.
Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang
banyaksekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada
bidangdatar. Bidang getar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat
dipisahkanmenjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus. Yang dimaksud dengan
cahayaterpolarisasi adalah senyawa yang mempunyai satu arah getar dan arah
getartersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya.
Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat
yangmenimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran
bidanggetar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaranjarum jam.
2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran jarum
jam.
INVERSI GULA
Laju inversi gula adalah laju reaksi hidrolisa sukrosa menjadi fruktosa dan
glukosa. Inversi gula ini terjadi saat sukrosa dihidrolisis dengan bantuan asam
(Sastrohamidjojo,2001).
Sukrosa atau yang lebih dikenal dengan gula tebu dapat terhidrolisis dengan
bantuan asam atau enzim menghasilkan fruktosa dan glukosa yang sama
banyaknya jumlahnya. Proses hidrolisis ini disebut inversi. Campuran fruktosa dan
glukosa yang sama banyak disebut gula inversi ( Keenan,dkk,1996).
Gula invert adalah gula yang mengandung glukosa dan fruktosa dengan
jumlah sama (equimolar) yang banyak digunakan dalam industri pangan dan
farmasi. Dalam industri pangan gula invert digunakan sebagai pemanis, pemberi

aroma dan pengawet olahan pangan. Sedangkan dalam industri farmasi, gula invert
digunakan sebagai pemanis pada obat bentuk sirup. Gula invert dihasilkan dari
hidrolisis sukrosa baik secara enzimatik maupun secara kimia dengan katalis asam
bebas. Hidrolisis sukrosa secara enzimatik menghasilkan gula invert yang jernih
dan bermutu tinggi, tetapi proses produksinya memerlukan biaya yang tinggi
karena harga enzim mahal (Razak,et.al, 2012).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang
terdapatdalam alam. Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa
(gulapasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan utama
antarapelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya.Gula merupakan zat optis
aktif. Bila cahaya terpolarisasi linier jatuh padabahan optis aktif, maka cahaya yang
keluar bahan akan tetap terpolarisasi linierdengan arah bidang getar terputar terhadap
arah bidang getar semula.
Sifat optis aktif zat dispesifikasikan dengan sudut putar jenis.Sudut
putarbidang polarisasi sebanding dengan sudut putar jenis dan konsentrasi bila
sudutputar jenis diketahui dan sudut putar bidang polarisasi dapat diukur,
makakonsentrasi (kadar) zat optis aktif dapat ditentukan (hal ini merupakan
prinsipyang digunakan untuk menentukan kadar zat optis. Gula inversi adalah
campuran D-glukosa dan D- fruktosa yang diperolehdengan hidrolisis asam atau
enzimatik dari sukrosa. Enzim yang mengkatalishidrolisis sukrosa disebut
invertase,bersifat spesifik untuk ikatan -D-fruktofuranosidadan terdapat dalam ragi
dan lebah (madu terutama terdiri darigula inversi).
Berdasarkan teori bahwa mayoritas gula adalah fruktosa danfruktosa
membelokkan cahaya ke kiri. Gula yang terdiri dari Sukrosa maupunGlukosa
memutar cahaya ke kanan. Sukrosa memiliki rotasi +66,5 (positif)produk yang
dihasilkan glukosa[]= +52,7 dan fruktosa [] = -92,4 mempunyairotasi netto
negatif.
Dengan mengetahui pembelokan cahaya yang dihasilkan olehlarutan gula,
dapat di analisa jenis/komposisi gula yang ada dalam larutan tersebut.
Sudut putar jenis jenis dapat dihitung :
[] =
Reaksi inversi gula :
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Reaksi ini disebut juga orde reaksi satu pseudo

Orde reaksi dari inverse gula merupakan orde ke satu. Pada reaksi ini
lajureaksi hanya tergantung pada satu kosentrasi saja yaitu [C12H22O11] sedangkanH2O
tidak berpengaruh dalam reaksi tersebut. Sehingga dapat di rumuskansebagai berikut:
Laju = k [C12H22O11]
Cara Penggunaan Polarimeter
Cara penggunaan berikut adalah cara pada Zeiss Polarimeter, tetapi
secaraumum

cara

penggunaan

polarimeter

manapun

adalah

sama.

Untuk

memulaipenggunaan polarimeter pastikan tombol power pada posisi on dan biarkan


selama5-10

menit

agar

lampu

natriumnya

siap

digunakan.

Selalu

mulai

denganmenentukan keadaan nol (zero point) dengan mengisi tabung sampel


denganpelarut saja. Keadaan nol ini perlu untuk mengkoreksi pembacaan
ataupengamatan

rotasi

optik.

Tabung

sampel

harus

dibersihkan

sebelum

digunakanagar larutan yang diisikan tidak terkontaminasi zat lain. Pembacaan atau
pengamatanbergantung kepada tabung sampel yang berisi larutan/pelarut dengan
penuh.
Perhatikan saat menutup tabung sampel, harus dilakukan hati-hati agar di
dalamtabung tidak terdapat gelembung udara.Bila sebelum tabung diisi larutan
didapat keadaan terang, maka setelah tabungdiisi larutan putarlah analisator sampai
didapat keadaan terang kembali.Sebaliknya bila awalnya keadaan gelap harus kembali
kekeadaan gelap. Catatbesarnya rotasi optik yang dapat terbaca pada skala. Tetapi
jangan hanya besarrotasi optiknya, arah rotasinya juga harus dicatat searah jarum jam
atauberlawanan

arah

jarum

jam.

Lakukan

diperolehnilai yang dapat dirata-ratakan.


VI.

Alat dan Bahan


Alat-alat :
1. Polarimeter dan komponennya
2. Gelas ukur 25 mL
3. Gelas kimia 25 mL
4. Stopwatch
Bahan-bahan :
1. Larutan gula 10 %
2. Aquades
3. Larutan HCl 2 N

1 set
1 buah
1 buah
1 buah

pembacaan

berkali-kali

sampai

Daftar Pustaka :
Anwar, Chairil; Purwono, Bambang; Pranowo, Harnodwi, dkk. 1994. Pengantar Praktikum
Kimia Organik. Yogyakarta. UGM.
Campbell, Neil. A. dkk. 2002. Biologi. Jakarta, Erlangga.
Fessenden, Ralf J.and Joan S Fessenden. 1986. Organic Chemistry, Third edition. Belmont,
California: Wadsworth, Inc.
Matsjeh, Sabirin;Sastrohamidjojo, Hardjono;Sastrosajono.1994. Kimia Organik II.
Yogyakarta. UGM.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan
Protein. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Suyono;Yonata, Berta. 2014. Panduan Kimia Fisika III. Surabaya:
Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya.
http://kf-tekkimits.blogspot.co.id/2012/11/inversi-sukrosa.html (Diakses 5 April 2016)
http://iamnovhie-yovita.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-kimia-fisika-ii-laju.html
(Diakses 5 April 2016)

Anda mungkin juga menyukai