LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Disusun oleh :
1. Chandra Deasy K.W H1D109012
2. Sasqia Orina Safitri H1D109015
Dosen Pembimbing
Abubakar Tuhuloula, MT
NIP. 19750820 2005011 001
Suksmanantyo.ST
Suksmanantyo.ST
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Isna Syauqiah.MT
KATA PENGANTAR
ii
Laporan Kerja Praktek
10. Seluruh Staff dan Karyawan PT. SMART Tbk. Refinery Tarjun yang telah
membantu dan memberikan masukan dalam penulisan laporan ini.
11. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
telah memberikan dukungan dan semangat dalam penulisan laporan ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Mahasiswa menyadari akan keterbatasannya dalam menyelesaikan laporan
akhir Kerja Praktek ini, sehingga mungkin masih ada kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kepada para pembaca Mahasiswa
mengharapkan untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan akhir Kerja Praktek ini.
Akhir kata Mahasiswa mengharapkan bahwa laporan kerja praktek ini dapat
bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
iii
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR ISI
Hal
Lembar pengesahan ............................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................... iv
Daftar Tabel ............................................................................... v
Daftar Gambar ............................................................................... vi
Daftar Singkatan Dan Lambang .. vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek 2
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 4
2.1 Ringkasan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ................................ 4
2.2 Uraian Proses Produksi di PT.SMART Tbk ......................................... 9
2.3 Uraian Utilitas, Pengolahan Limbah dan Fasilitas Penunjang .............. 24
2.4 Aspek Ekonomi, Organisasi dan Manajemen Pabrik .......................... 48
BAB III LAPORAN KEGIATAN .......................................................... 57
3.1 Jadwal Kerja Praktek .......................................................................... 57
3.2 Uraian Kegiatan Kerja Praktek .......................................................... 57
BAB IV PERHITUNGAN NERACA PANAS PADA CRYSTALLIZER 61
4.1 Neraca Panas Crystallizer .. 42
4.2 Perhitungan Panas Sensibel .. 43
BAB V PENUTUP ................................................................................... 66
5.1 Kesimpulan & Saran ........................................................................... 66
5.2 Kesan & Pesan .................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
iv
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Spesifikasi Storage Tank ............................................................ 12
Tabel 2.2 Data Penjualan Eksport PT. SMART Refinery Tarjun ................ 38
Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Kerja Praktek ................................................. 57
Tabel 4.1 Data komponen RBDPO dengan massa total 32.000 KG ........... 61
Tabel 4.2 Data Mol Komponen RBDPO ................................................... 61
Tabel 4.3 Nilai Kapasitas Panas Komponen RBDPO.................................. 62
Tabel 4.4 Nilai Panas Sensibel Masing-Masing Komponen RBDPO .......... 63
Tabel 4.5 Nilai Panas Sensibel Masing-Masing Komponen RBDPO .......... 63
Tabel 4.6 Nilai Panas Laten Untuk Masing-Masing Komponen RBDPO .... 64
Tabel 4.7 Nilai Panas Pengkristalan Masing-Masing Komponen RBDPO .. 64
v
Laporan Kerja Praktek
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Diagram alir proses produksi Refinery plant ........................... 14
Gambar 2.2 Diagram alir proses produksi Fraksinasi plant ........................ 18
Gambar 2.3 Weight Bridge (jembatan timbang) ......................................... 19
Gambar 2.4 Unloading CPO ..................................................................... 20
Gambar 2.5 Storage tank .......................................................................... 21
Gambar 2.6 Pump House .......................................................................... 21
Gambar 2.7 Refinery Plant ....................................................................... 22
Gambar 2.8 Unloading Kernel & KCP ..................................................... 23
Gambar 2.9 Jetty PT. SMART Tbk Refinery Tarjun ................................. 23
Gambar 2.10 Power Plant ........................................................................... 38
Gambar 2.11 Water Treatment Plant (WTP) .............................................. 39
Gambar 2.12 Stockpile Batubara ................................................................ 40
Gambar 2.13 WWTP ................................................................................. 40
Gambar 2.14 Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah Cair pada WWTP . 42
Gambar 2.15 Main Office ........................................................................... 43
Gambar 2.16 Workshop dan Maintenance .................................................. 43
Gambar 2.17 Ware house spare part .......................................................... 44
Gambar 2.18 Warehouse Chemical PA & BE ............................................. 44
Gambar 2.19 Laboratorium ........................................................................ 45
Gambar 2.20 Unit stasiun Hydrant ............................................................. 45
Gambar 2.21 Kantin Karyawan .................................................................. 46
Gambar 2.22 Mushala ................................................................................. 46
Gambar 2.23 Perumahan/mess Karyawan.................................................... 47
Gambar 2.24 Bus Karyawan........................................................................ 47
Gambar 2.25 Struktur Organisasi PT. SMART Tbk Refinery Tarjun .......... 56
vi
Laporan Kerja Praktek
Singkatan Nama
vii
Laporan Kerja Praktek
viii
Laporan Kerja Praktek
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Kerja Praktek
2
Laporan Kerja Praktek
3
Laporan Kerja Praktek
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
Laporan Kerja Praktek
50% saham PT. Sinar Meadow International Indonesia, pabrik penyulingan minyak
goreng, margarin dan lemak nabati, dan PT. Sinar Pure Foods International, pabrik
penggalengan ikan tuna. Di tahun1993, perusahaan mengambil alih 2 perkebunan
kelapa sawit PT. Kresna Duta Agroindo yang berlokasi di Jambi serta PT. Pilinti
Perkasa Alam yang berlokasi di Riau. PT. Pilinti Perkasa Alam kemudian mengubah
namanya menjadi PT. Ivo Mas Exim.
Di tahun 1994, perusahaan meningkatkan kapasitas penyulingan Surabaya
dari 600 ton per hari menjadi 1000 ton per hari. Selain itu pembangunan 4 buah
tangki timbun yang berlokasi di Cirebon dan Banyuwangi untuk minyak tidak
bermerek telah pula dirampungkan dan yang berlokasi di Dumai dan Palembang
sebagai tempat penyimpanan minyak kelapa sawit (CPO).
Pada awal tahun 1995, perusahaan membentuk 60%-40% perusahaan
patungan dengan PT. Risjadson dengan nama PT. Smartindo Utama, yang kemudian
membentuk 50%-50% perusahaan patungan dengan Goodmen Fielder Overseas
Holding Pte, Ltd dari Australia dengan nama Smartindo Bluedird Snacks (SBS).
Sangat disayangkan, kinerja SBS tidak seperti yang diharapkan manajemen.
Sehingga, pada bulan Desember 1995, perusahaan menjual 60% saham
kepemilikannya di PT. Smartindo Utama kepada pihak ketiga untuk memperbaiki
kinerja perusahaan.
Pada bulan Juli 1995, PT. SMART dan PT. Intermas Tata Trading
membentuk 70%-30% perusahaan co-holding dengan nama PT. Inter Smart
Corporation, yang memiliki 51% saham pada PT. Nala Vini Eka Beverage
(NAVIKA), perusahaan yang membuat kemasan RC Cola, Canada Dry, A&W dan
Crush. Selain itu perusahaan juga memiliki lisensi untuk memproduksi Cuzz dan
Zoda. Pada bulan Desember 1995, PT.SMART meningkatkan kepemilikan pada PT.
Inter Smart Corporation dari 70% menjadi 100%, sehingga kepemilikan SMART
pada NAVIKA meningkat dari 35,7% menjadi 51%. Pada saat yang bersamaan
PT.SMART juga mendivestasikan 50% saham PT. Sinar Meadow International
Indonesia.
5
Laporan Kerja Praktek
6
Laporan Kerja Praktek
pabrik dan refinery yang membuat minyak goreng branded dan unbranded, branded
margarin dan shortening.
PT. SMART Tbk terbagi menjadi 2 operasional, yaitu:
1. Upstream (pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak sawit (CPO)).
2. Downstream (pengolahan lebih lanjut dari CPO menjadi hasil produk akhir).
Untuk produk-produk Downstream PT. SMART terbagi menjadi 3 (tiga)
kategori besar yaitu: Retail, Industry dan Bulk. Produk-produk Retail dikhususkan
untuk konsumen rumah tangga. Sedangkan produk-produk industri ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan industri mie instan, industri kembang gula, bakeri, jaringan fast
food, hotel, rumah sakit, restoran dan sebagainya. Kategori yang terakhir, bulk adalah
tanpa merek dan ditargetkan untuk konsumsi dalam jumlah besar.
Sementara untuk operasional upstream, PT.SMART mengimplementasikan
program pengembangan perkebunan secara berkesinambungan dan saat ini sedang
melakukan penanaman kembali pohon-pohon tua dan kurang produksi. Struktur
terintegrasi dari masing-masing bagian telah dapat memastikan kualitas unggulan dan
penyediaan bahan baku, CPO (crude palm oil) yang stabil untuk pemenuhan produksi
dengan biaya yang kompetitif.
Perusahaan telah menjalankan program riset dan pengembangan secara
intensif, baik di perkebunan dan refinery untuk mengoptimalkan hasil perkebunan
untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap produk-produk kita.
Perkembangan perekonomian Indonesia dan permintaan konsumen yang terus
meningkat akan menciptakan peluang bisnis bagi perusahaan. Hal ini didukung
dengan tim manajemen yang sangat berpengalaman selama ini, yang telah
menciptakan merek produksi yang kuat dan memiliki perkebunan kelapa sawit di
Sumatra dan Kalimantan. PT. SMART Tbk. Akan terus mengambil kesempatan
dalam perekonomian Indonesia. Dengan pengintegrasian dan usaha terus menerus
mencapai kesempurnaan dalam produk-produk dan pelayanannya, PT. SMART Tbk.
Akan menjadi pemain minyak goreng kelapa sawit sehat yang unggul di pasaran
global.
7
Laporan Kerja Praktek
PT. SMART Tbk Refinery Tarjun adalah sebuah pabrik terbesar dan satu-
satunya yang mengolah buah kelapa sawit menjadi minyak goreng dan turunan
lainnya yang ada di Kalimantan selatan. Perusahaan ini terletak di desa Tarjun Kec.
Kelumpang Hilir kab. Kotabaru Kalimantan Selatan yang menempati tanah seluas 7
Ha. Pabrik ini mulai berproduksi sejak bulan april tahun 2008 dan akan terus
berkembang kedepannya. Adapun bahan baku utama yang digunakan dalam proses
produksi adalah CPO (crude palm oil) dari hasil olahan tahap pertama buah kelapa
sawit sebelum masuk ke dalam proses pengolahan minyak goreng dan turunan
lainnya. CPO ini berasal dari pabrik-pabrik kelapa sawit (PKS) baik dari GROUP
SINAR MAS sendiri maupun perusahaan lainnya yang ada di Kalimantan dan di
sekitar wilayah PT. SMART Tbk. Perusahaan pengolahan CPO ini dibangun dengan
kapasitas pabrik sebesar 1000 ton/hari dan kapasitas tersebut akan terus ditingkatkan
dengan didirikannya plant-plant baru yang sekarang sedang dalam tahap proyek
pembuatan.
Di perusahaan PT. SMART Tbk. Refinery Tarjun memiliki 5 nilai-nilai
perusahaan, yakni :
1. Integrity (Integritas)
2. Positive Attitude (Bersikap positif)
3. Commitment (Komitmen)
4. Continuous Improvement (Perbaikan berkelanjutan)
5. Innovative (Inovasi)
6. Loyalty (Loyalitas)
PT.SMART, Tbk berkomitmen untuk memuaskan pelanggan dengan
mengeluarkan kebijakan mutu dan keamanan pangan, yaitu:
1. Menjadi produsen produk yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi.
2. Meningkatkan kesadaran dan keahlian karyawan untuk menerapkan sistem mutu
dan keamanan pangan secara efektif dan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan.
8
Laporan Kerja Praktek
3. Bekerja sama dengan pemasok untuk mendapatkan bahan baku dan bahan
penunjang yang terbaik.
4. Senantiasa berinteraksi dengan pelanggan untuk memahami kebutuhan mereka.
5. Memenuhi persyaratan undang-undang dan regulasi pangan serta persyaratan
pelanggan yang berkaitan dengan mutu dan keamanan pangan yang di setujui
bersama.
9
Laporan Kerja Praktek
10
Laporan Kerja Praktek
11
Laporan Kerja Praktek
meningkat menjadi 200-230oC, sedangkan suhu RBDPO yang telah dialirkan silang
menurun menjadi 200-230oC. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghemat
penggunaan steam dan kebutuhan air pendingin.
BPO yang suhunya sudah meningkat kembali ditingkatkan lagi suhunya
dengan menggunakan final oil heater. Final heating merupakan tahap pemanasan
akhir sebelum minyak BPO diumpankan ke Deodorizer. Minyak BPO yang telah
dialirkan silang di falling film heat exchanger ditransfer ke final oil heater. Disini
minyak akan dipanaskan dengan dua sumber panas. Pada pemanasan yang pertama,
minyak akan dipanaskan dengan steam 45 bar yang disuplai dari Power Plant. Media
yang digunakan sebagai alat pemindah panas adalah coil. Suhu steam 45 bar yang
digunakan sebagai pemanas berkisar 268oC. Pemanasan minyak BPO selanjutnya
adalah dengan menggunakan High Pressure Boiler (HPB) bertekanan 55-68 bar,
aktual yang digunakan 60 bar. Hingga suhu minyak mencapai 260-268oC, suhu aktual
263oC. Media perpindahan panas yang digunakan juga menggunakan coil.
Minyak BPO dengan suhu sekitar 260-268oC dialirkan ke unit deodorizing.
Tahapan Proses pada Deodorizing adalah sebagai berikut:
a. Proses ini adalah proses penghilangan asam lemak bebas (FFA) dan zat-zat yang
berbau yang terkandung dalam minyak DBPO dengan jalan penguapan
kompponen-komponen volatilnya.
b. Minyak yang telah dipanaskan di final oil heater diumpankan ke Presripper.
Minyak DBPO dipecah menjadi titik-titik minyak melalui celah-celah mesh
Prestripper dengan tujuan untuk memudahkan dalam penghilangan bau (keton),
Peroxide Value (PV), pemucatan warna DBPO dan menurunkan kadar Free Fatty
Acid (FFA). Kemudian minyak akan bergerak secara overflow melewati tiap tray
dari tray 6 hingga tray 1 pada stripper. Setiap tray diinjeksikan sparging steam
bertekanan 0,5-1 bar, aktualnya 0,6 bar. Pemisahan Minyak dengan FFA
didasarkan titik didih yaitu dimana titik didih FFA sekitar 1500C dan minyak
sekitar 3000C sehingga dalam kondisi sistem sekitar 2680C FFA akan menguap
dan menuju ke scrubber.
12
Laporan Kerja Praktek
c. Scrubber merupakan paket kolom yang berisi isian yaitu raschig rings yang
berukuran 25-50 mm. PFAD yang menguap dilewatkan melalui isian dan
dikontakkan dengan FFA yang sudah didinginkan dan disimpan pada PFAD tank.
PFAD dikondensasikan dengan FFA bersuhu 60-80oC PFAD yang telah
didinginkan di PHE ditransfer ke PFAD tank.
Minyak RBDPO dialirkan ke falling film heat exchanger untuk diturunkan
suhunya dengan mengalirkan silang dengan minyak DBPO. Suhu RBDPO akan turun
menjadi sekitar 1800C. Kemudian RBDPO yang telah turun suhunya kembali
dialirkan dan diturunkan suhunya di PHE menjadi 80-1400C. Pada PHE tersebut
pertukaran panas RBDPO dialirkan silang dengan CPO. RBDPO dengan suhu 80-
1400C kembali didinginkan dengan PHE dengan menggunakan air chiller dari water
cooling tower sehingga suhunya menjadi sekitar 700C. RBDPO dengan suhu 700C ini
dialirkan ke bag filter CCP yang berukuran 10 micron untuk menjaga mutu RBDPO.
Kemudian RBDPO setelah dilewatkan melalui bag filter disimpan ke tank yard.
Diagram alir proses produksi Refinery plant dapat dilihat pada gambar 2.1 di
bawah ini:
13
Laporan Kerja Praktek
14
Laporan Kerja Praktek
15
Laporan Kerja Praktek
c. Crystallization
Pada proses ini, pendinginan RBDPO menggunakan chilled water dari
tangki chilled water yang pendinginan airnya menggunakan chiller. Temperatur air
chilled water diatur sebesar 6,5 oC untuk mendapatkan temperatur minyak 30,8-320C.
Pada langkah ini kondisi minyak cenderung labil karena pembentukan kristal
menimbulkan panas.
d. Final cooling
Proses pendinginan RBDPO sampai mencapai temperatur tertentu sesuai
dengan produk yang diinginkan. Untuk produk bulk temperatur akhir minyak
disetting 24,6oC.
e. Holding
Holding bertujuan untuk mempertahankan suhu minyak sebelum memasuki
proses filtrasi.
2. Filtrasi
Setelah tahap kristalisasi, olein dan stearin yang terbentuk akan dipisahkan
dalam filter press yang terdiri dari plate-plate yang dilengkapi dengan membran dan
filter cloth. Tahapan proses dalam filtrasi adalah sebagai berikut:
a. Closing
Filter press akan menutup dengan didorong oleh pompa hidraulic.
b. Filtration
RBDPO kristal akan dipompa dari crystallizer menuju filter press untuk
filtrasi, dimana parameter yang digunakan adalah filtration pressure. Olein akan lolos
melalui filter cloth sedangkan stearin akan tertahan pada permukaan filter cloth.
Ketika loading pressure sudah mencapai 2,1 bar maka loading akan berhenti, dan
dilanjutkan dengan proses squezzing. Olein ditampung pada tangki olein kemudian
dialirkan tank yard.
c. Squeezing
16
Laporan Kerja Praktek
Pada tahap ini membran akan mengembang dan menekan stearin pada
permukaan filter cloth hingga tekanan 8 bar dengan menggunakan minyak kerja
sehingga stearin semakin padat dan kandungan olein semakin sedikit pada stearin
tersebut.
d. Core Blow
Proses core blowing bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa RBDPO kristal
pada jalur feed . Proses blowing dilakukan dengan angin yang bertekanan 3 bar
selama 2x1 menit. Sisa RBDPO kristal akan ditampung di blowing tank.
e. Filtrate Blow
Proses filtrate blowing bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa filtrat pada
pipa filtrate. Proses blowing dilakukan dengan angin yang bertekanan 3 bar selama 1
menit.
f. Pressure Release
Proses ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada filter press sebelum
proses opening dilakukan. Lamanya waktu pressure release ini adalah 20 detik.
g. Opening
Setelah pressure release, filter press akan terbuka dan stearin akan jatuh
kedalam bak penampungan stearin. Bak penampungan stearin dilengkapi dengan
steam coil untuk mencairkan stearin (58-700C) sebelum dipompa ke stearin storage.
Diagram alir proses produksi Fraksinasi plant dapat dilihat pada gambar 2.2 di
bawah ini:
17
Laporan Kerja Praktek
18
Laporan Kerja Praktek
19
Laporan Kerja Praktek
Unit yang kedua yaitu Unloading CPO dan Unloading Kernel dimana pada unit
ini merupukan proses balking/pembongkaran bahan baku utama kedalam tangki
penyimpanan yang digunakan yaitu CPO (crude palm oil) dan kernel (inti sawit),
CPO akan ditampung dalam storage tank yang kemudian akan diproses di Refinery
sedangkan kernel akan ditampung ke dalam silo yang selanjutnya akan diproses di
KCP (kernel crushing plant).
20
Laporan Kerja Praktek
21
Laporan Kerja Praktek
fractionation untuk diperoleh hasil produk akhir berupa olein (minyak goreng) dan
stearin. Hasil olahan dari Refinery Plant akan dikembalikan ke storage tank melalui
Pump House yang kemudian bisa dikirim/dijual ke konsumen.
22
Laporan Kerja Praktek
Station yang terakhir adalah Jetty (pelabuhan) untuk menerima dan mengirim
minyak jadi hasil olahan maupun bahan baku. Di pelabuhan ini bisa bersandar kapal
dari lokal maupun kapal asing dari luar negeri untuk aktivitas jual beli minyak.
Karena aktivitas pelabuhan PT.SMART Tbk Refinery Tarjun bisa menerima kapal
asing dari luar negeri maka untuk tingkat keamanan pelabuhan PT.SMART bekerja
sama dengan keamanan pelayaran Internasional.
23
Laporan Kerja Praktek
24
Laporan Kerja Praktek
25
Laporan Kerja Praktek
26
Laporan Kerja Praktek
(DBPO). Pada tahap ini, control kejernihan DBPO sangat diperhatikan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan saat filtrasi di Niagara Filter D 206/207/208
adalah tekanan sebesar 3,5 bar dengan steam sebesar 3 bar. Niagara Filter D
206/207/208 mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a. Allow Working Pressure : Max -1 / 6 bar
b. Allow Working Temperatur : Min 200C Max 1500C
c. Test Pressure : 7,8 bar
d. Volume : 6,3 m3
9. Bag Filter D 205 A/B
Alat ini berjumlah 2 (dua) buah dimana setiap tangki didalamnya terdapat 4
(empat) buah saringan yang berukuran 510 , sehingga fungsinya adalah
menyaring kembali DBPO dari Niagara Filter D 206/207/208. Hal yang
harus diperhatikan dari kerja alat ini adalah pemberian tekanan 0,2 1,5 bar.
10. DBPO Tank F 203
Tangki ini digunakan sebagai wadah penampungan minyak (DBPO)
sementara sebelum dialirkan ke Cartridge Filter D 300 A/B. Pada tangki ini
pula disediakan aliran dengan valve khusus yang bisa dibuka kapan saja tanpa
mempengaruhi proses produksi guna pengambilan sampel DBPO. Alat ini
mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a. Code Design : ASME SECT VIII DIV. I 2004
b. Design/Working Pressure : -15/15 Psi 1 Psi
c. Design/Working Temperatur : 1500C
d. Test Pressure : 19 Psi
e. Volume : 27,83 CuM
11. Cartridge Filter D 300 A/B
Alat ini berjumlah 2 (dua) buah dimana disetiap tangki didalamnya terdapat
20 (dua puluh) buah saringan yang berukuran 5-10 , sehingga fungsinya
ialah untuk menyaring kembali DBPO dari DBPO tank F 203 sebelum
dipanaskan di Falling Film Heater E 302. Hal yang perlu diperhatikan dari
27
Laporan Kerja Praktek
kerja alat ini adalah tekanan yang masuk harus berada dalam range 1,5-4 bar.
Apabila tekanan masuk mendekati 4 bar, saringan segera diganti dan jika
tekanan tiba-tiba drop dari tekanan normal maka Cartridge Filter segera
diperiksa dan atau diganti.
12. Falling Film Heater E 302
Alat ini berfungsi untuk memanaskan DBPO secara bertahap yang mana
tujuannya adalah melepaskan FFA yang ada di dalam DBPO sendiri. Pada
tahap ini DBPO bertemperatur 95-1200C akan bersinggungan dengan RBDPO
yang bertemperatur 255-2650C, sehingga terjadi pertukaran panas yang
menaikkan temperatur DBPO menjadi 2002200C. Jika temperatur DBPO
<2000C maka turunkan flowrate DBPO secara bertahap sampai diperoleh
temperatur 200 2200C. Proses didalam alat ini disebut dengan proses Heating
Up I.
13. Final Heater E 303
Tujuan dari alat ini adalah untuk menaikkan lagi temperatur DBPO dari
Falling Film Heater E 302 menjadi 2602700C. Untuk menaikkan temperatur
DBPO ini, maka alat ini harus diinjeksikan steam yang berasal dari Power
Plant sebesar 4755 bar, live steam 0,51 bar dan dibantu oleh High Pressure
Temperatur (HPB) sebesar 5568 bar. Proses didalam alat ini disebut dengan
proses Heating Up II.
14. Pack Coloumn (Prestripper D301, Deodorizer D302, dan Scrubber D303)
Pack Coloumn merupakan rangkaian alat inti didalam stasiun deodorizing
dimana DBPO yang masuk ke dalam rangkaian alat ini bertemperatur 258
2650C dan pada temperatur inilah FFA yang terkandung didalam DBPO akan
terlepas menguap menjadi uap panas. Uap panas ini akan mengalir melalui
pipa khusus untuk didistilasi dan menjadi cair yang disebut dengan Palm
Fatty Acid Distillate (PFAD). Minyak yang terlepas dari PFAD ini disebut
dengan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). Prestripper D 301
bertujuan untuk mengagitasi dsn menghilangkan bau, PV dan pemucatan
28
Laporan Kerja Praktek
warna DBPO dan menurunkan FFA RBDPO. Minyak dari D 301 over flow
melalui 6 (enam) tingkat tray yang ,masing-masing tray diinjeksikan steam di
deodorizer D 302. Pada tahap ini terjadi penguapan DBPO yang turun
melalui celah-celah mesh dimana proses penguapannya dibantu dengan sistem
injection antara 0,51,0 bar dan dalam keadaan vacuum 26 bar yang
bertujuan untuk menurunkan kadar FFA sampai 0,08%. Pack Coloumn
Deodorizer ini memiliki spesifikasi alat sebagai berikut :
a. Prestripper D 301
Code Design : ASME SECT VIII DIV. I 2004 Ed
Design Pressure : -1. +1/-0,003 bar
Design Temperatur : 280/2650C
Test Pressure : 1,51 bar
Volume : 80 m3
b. Scrubber D 303
Code Design : ASME SECT VIII DIV. I 2004 Ed
Designing Pressure : -1. +1/-0,003 bar
Design Temperatur : 280/2650C
Test Pressure : 1,51 bar
Volume : 80 m3
c. Deodorize Tank D 302
Code Design : ASME SECT VIII DIV. I 2004 Ed
Design Pressure : 8/6 bar -1/4 bar
Design Temperatur : 275/2600C -
Test Pressure : 7/8 bar 15 bar
3
Volume : 9,3 m 4,6 m3
15. Shell and Tube Heater E 301
Alat ini berfungsi untuk mendinginkan RBDPO yang disebut juga dengan
proses Cooling Down. Pada tahap ini akan terjadi pertukaran panas antara air
dengan RBDPO bertemperatur 135-1650C sehingga terjadi perubahan
29
Laporan Kerja Praktek
B. Alat Penunjang
1. CPO Feed Pump G210A/B
Alat ini berfungsi untuk memompa CPO yang berasal dari Tank Yard untuk
dialirkan menuju PHE E205 atau PHE E201. Disamping ini terdapat strainer
(saringan) berukuran 0,25 cm untuk menyaring CPO yang akan masuk pada
proses refinery.
2. Dryer Pump G202
Alat ini berfungsi untuk menarik minyak yang berasal dari Dryer Tank D201
untuk dialirkan ke Dinamic Mixer G207.
3. Phosforic Acid Tank G206
Tangki ini berfungsi untuk menampung Asam Phosfat 85 %. Asam Phosfat
digunakan untuk pengikatan getah dengan dosis 0,04-0,06%.
4. Bleaching Earth Tank F202
Alat ini berfungsi untuk menampung Bleaching Earth (BE) yang akan
dicampur dengan minyak pada dosis 0,6-2 % max.
5. Bleaching Earth Pump G213A/B
30
Laporan Kerja Praktek
Pompa ini berjumlah dua buah yang berfungsi mengatur keluarnya BE yang
berasal dari Bleaching Earth Tank F202 untuk dicampur dengan minyak di
Ratention Vessel Tank D204.
6. Drop Ceparator Tank F207
Tangki ini berfungsi untuk menampung sisa minyak hasil proses filtrasi di
Niagara Filter D206/207/208 yang sebelumnya telah ditampung di Drop
Separator Tank F207. Tangki ini juga digunakan untuk menampung minyak
yang terikut oleh vacuum yang berasal dari Dryer Tank D201, Bleacher Tank
D202, Buffer Vessel Tank D203 dan DBPO Tank F203. Hasil minyak yang
tertampung didalam tangki ini akan dialirkan kembali menuju Buffer Vessel
Tank D203. Drop Ceparator Tank F207 memiliki spesifikasi alat sebagai
berikut :
a. Code design : ASME SECT VIII DIV.I 2004
b. Design/Working Pressure : -1/+1 Bar 0,8 Bar
c. Design/Working Temperatur : 1500C
d. Test Pressure : 1,3 Bar
e. Volume : 1,15 m3
7. Slurry Oil Pump G204A/B/C
Pompa ini berfungsi memompa Slurry Oil yang berada di Buffer Vessel Tank
D203 untuk dialirkan menuju Niagara Filter D206/207/208.
8. Bleach Oil Pump G301
Pompa ini berfungsi untuk menarik DBPO yang berasal dari DBPO tank F203
untuk dialirkan menuju Catridge Filter D300A/B pada Deodorizing Plant.
9. Filter Leaf Washing Tank
Alat ini terletak pada Wash Water Treatment Plant yang berfungsi untuk
mencuci filter atau saringan Niagara Filter D206/207/208.
10. Seperangkat Komputer
Komputer ini mempunyai software khusus yang berfungsi untuk mengontrol
dan mengendalikan sebagian besar alat utama dan pendukung pada Refinery
31
Laporan Kerja Praktek
Plant.
11. High Pressure Boiler (HPB) D310
Alat ini berfungsi untuk mensupply energi dalam bentuk steam ke coil-coil
yang ada final Heater E303. Air yang digunakan untuk mengolah steam ini
langsung bersumber dari Power Plant and Utility. HPB D310 ini memiliki
spesfikasi alat sebagai berikut :
a) Code design : 10-8918 NUK-HP 1745
b) Max : 95 bar
c) Jumlah Steam : 4571 kg/h
d) Heating Surface : 84,7 m2
e) Test Pressure : 205 bar
f) Capasity : 1745 kW
g) Max Temperatur : 308C
h) Volume : 1040 liter
12. FFA Cooler E305
PFAD yang dihasilkan dari Pack Column Deodorizer akan dipompa oleh
PFAD Pump G303 menuju alat ini. PFAD menguap melalui scrubber D303
yang kemudian dikondensasikan dengan PFAD cair yang sudah ada dari poses
sebelumnya yang ditampung di PFAD Tank F301.
13. PFAD Pump G303
Ini berfungsi untuk menarik PFAD yang berasal dari PFAD tank F310 untuk
dialirkan ke FFA Cooler E305.
14. Fatty Acid Palm Distilate Tank (PFAD Tank) F310
Tangki ini berfungsi untuk menyimpan PFAD sementara yang berguna untuk
mendinginkan PFAD yang baru dating dari Pack Column Deodorizer di FFA
Cooler.
15. Clean Cooling Tower (CCT)
Colling Tower ini berfungsi untuk menampung air yang digunakan untuk
mendinginkan minyak di Shell and Tube Heater E301 dan PHE E304.
32
Laporan Kerja Praktek
2.3.2 Fraksinasi
A. Alat Utama
1. Plate Heat Exchanger/PHE 111
Alat ini berfungsi untuk menaikkan temperatur RBDPO yang berasal dari
RDBPO Tank Yard menjadi 58-700C dengan cara disinggungkan dengan
steam 3 bar. Apabila terjadi kegagalan selama proses kristalisasi di Crystalizer
Tank CR 121-129, maka RBDPO disirkulasikan lagi ke HE 111 untuk
dipanaskan ulang.
2. Crystalizer Tank CR 121-129
Alat ini berjumlah sembilan buah dimana setiap tangkinya berkapasitas 40 ton
basis RBDPO. Tujuannya adalah pembentukan kristal stearin yang homogen.
Agar pembentukan yang terjadi optimal, dibantu dengan pengadukan
menggunakan agitator dan pendinginan secara bertahap melalui coil yang ada
di dalam tangki selama 6-7 jam. Prinsip kerja alat ini adalah mendinginkan
RBDPO secara bertahap yang dimulai dari :
a. Tahap Filling (Pengisian)
b. Tahap Cooling yaitu pendinginan minyak di dalam Crystalizer CR
121-129 menggunakan Cooling Water yang dipompakan dari Cooling Tower
CT151 melalui Cooling Water Supply Pump PU 151 selama 60 menit. Pada
tahap ini adalah menurunkan temperatur minyak dari 58-700C menjadi 350C.
33
Laporan Kerja Praktek
B. Alat Penunjang
1. Feed Oil Pump RBDPO PU111 dan Rework Pump PU111
Alat ini digunakan untuk memompakan RBDPO dari Tank yard menuju
Crystalizer Tank CR 121-129.
2. Water Pump PU121-129
Alat ini berjumlah sembilan buah yang berfungsi untuk memompa air yang
berasal dari Cooling Tower CT151 dan untuk memompa Chiller Water yang
berasal dari Chiller Water Tank TK131.
3. Chilled Water Supply Pump PU131
Alat ini berfungsi untuk memompa air yang berasal dari Chiller Water Tank
TK131 untuk dialirkan menuju Crystalizer Tank CR 121-129.
34
Laporan Kerja Praktek
35
Laporan Kerja Praktek
Tangki ini menampung RBD Olein yang berfungsi untuk menekan RBD
Stearin sehingga terbentuk cake stearin di Filter Press FL211A/B.
13. Squeeze Oil Pump PU261A/B
Alat ini berjumlah dua buah yang berfungsi untuk menarik RBD Olein yang
berasal dari Squeezing Tank TK261 A/B untuk dialirkan ke membran Filter
Press FL211A/B.
14. Olein Pump PU221
Alat ini berfungsi untuk menarik RBD Olein yang berasal dari Olein Tank
TK221 untuk dialirkan menuju Tank Yard.
15. Washing Tank TK 241
Tangki ini berfungsi sebagai tangki penampung minyak untuk proses
pencucian Filter Press. Proses washing ini dilakukan setelah Filter Press
beroperasi 20-24 kali press.
16. Washing Pump PU 241
Alat ini berfungsi untuk menarik RBD Olein yang berada di Washing Tank
TK 241 menuju Filter Press FL211A/B.
17. Plate heat Exchanger Washing/PHE Washing HE241
Alat ini berfungsi untuk memanaskan minyak washing (RBDOL) sebelum
digunakan untuk proses pencucian di Filter Press FL211A/B. Di dalam alat
ini minyak washing (RBDPOL) akan bersinggungan dengan steam sampai
didapat temperatur minyak washing (RBDOL) 700C.
18. Coreblow Tank CL251A/B
Tangki ini berjumlah dua buah yang berfungsi untuk menampung minyak sisa
hasil proses filtrasi pada proses Coreblow. Didalam tangki ini terdapat coil-
coil yang berfungsi untuk memanaskan minyak sebelum dialirkan menuju
RBDPO Tank Yard.
19. Recovered Oil Pump PU251A/B
36
Laporan Kerja Praktek
Alat ini berjumlah dua buah yang berfungsi untuk memompa minyak yang
berasal dari Coreblow Tank CL251A/B untuk dialirkan menuju RBDPO Tank
Yard.
20. Seperangkat Komputer
Komputer ini mempunyai software khusus yang berfungsi untuk mengontrol
dan mengendalikan sebagian besar alat utama dan penunjang pada Fraksinasi
Plant.
37
Laporan Kerja Praktek
38
Laporan Kerja Praktek
39
Laporan Kerja Praktek
40
Laporan Kerja Praktek
masih terikat ikut dengan air. Minyak sisa tersebut akan masukkan ke dalam sludge
basin oil tank yang kemudian akan ditransfer ke dalam storage tank atau kembali
diproses ulang.
Sedangkan air masih dalam bak oil & grease trap akan overflow kedalam bak
equalisasi. Karena air tersebut bersifat asam, dalam bak ini ditambahkan NaOH untuk
menurunkan tingkat keasamannya. Setelah itu air dialirkan masuk ke dalam statif
mixer dengan diinjeksikan PAC yang berfungsi untuk menjernihkan air dari bak
equalisasi sebelum masuk ke dalam bak flokulasi. Dalam bak ini limbah tersebut
dicampur dengan PE sehingga terjadi proses penggumpalan membentuk flok.
Kemudian limbah dialirkan masuk ke dalam bak disolve air floatation (DAF). Dalam
bak ini limbah terbentuk menjadi 3 zona yaitu zona paling atas berbentuk
float/gelembung busa, zona tengah berbentuk air, dan zona dasar berbentuk sludge.
Dari bak DAF, air limbah akan ditransfer masuk ke dalam bak aerasi untuk diproses
lanjut yaitu proses mencampur air dengan udara sehingga air yang beroksigen rendah
akan kontak dengan oksigen atau udara yang dihembuskan dari pompa aerator. Proses
ini akan menurunkan kadar BOD, COD, TDS dan TSS yang terkandung dalam
limbah tersebut. Setelah melewati tahap aerasi, air limbah akan overflow ke dalam
bak sedimentasi dimana pada bak ini akan terjadi proses pemisahan antara
sludge/padatan dengan airnya. Air dari bak sedimentasi masuk kedalam bak control
tank untuk diuji kelayakan airnya dan disaring melewati catridge filter sebagai
penyaringan tahap akhir yang kemudian dialirkan ke drainase menuju laut.
Sedangkan untuk endapan sludge dari bak sedimentasi akan ditransfer ke dalam
sludge thickener yang kemudian akan dialirkan ke filter press untuk dipisahkan lagi
antara air dan cake. Air dari hasil filter press akan diproses ulang dalam bak pump pit,
sedangkan cakenya akan dijadikan sebagai pupuk organik untuk tanaman di area
pabrik. Untuk uraian proses pengolahan limbah cair pada PT. SMART Tbk Refinery
Tarjun dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
41
Laporan Kerja Praktek
Gambar 2.14 Diagram alir proses pengolahan limbah cair pada WWTP
42
Laporan Kerja Praktek
C. Warehouse
Unit stasiun warehouse berfungsi sebagai gudang penyimpanan stok bahan
kimia dan spare part yang akan digunakan dalam proses produksi. Pada pabrik PT.
SMART Tbk Refinery Tarjun, warehouse ini terbagi menjadi 3 ruangan yaitu ruang
pertama untuk menyimpan stok spare part, ruang kedua untuk menyimpan raw
chemical, dan ruang ketiga untuk menyimpan BE dan PA.
43
Laporan Kerja Praktek
44
Laporan Kerja Praktek
45
Laporan Kerja Praktek
H. Bis karyawan
Fasilitas penunjang perusahaan yang terakhir berupa alat transportasi yaitu
bus karyawan. Pada pabrik ini terdapat 2 unit bus yang siap untuk mengantar jemput
karyawan ketika masuk kerja.
46
Laporan Kerja Praktek
47
Laporan Kerja Praktek
2.4.2 Organisasi
PT.SMART, Tbk Refinery Tarjun terdiri dari departemen-departemen dimana
dalam setiap departemen tersebut terdapat seseorang yang memiliki tugas dan fungsi
kerja sebagai berikut :
1. General Manager (GM)
General Manager (GM) mempunyai wewenang yaitu membuat keputusan
dalam segala hal yang berkaitan dengan perbaikan, pemeliharaan, perawatan, dan
koordinasi seluruh bagian departemen yang tidak dapat diputuskan oleh bawahannya
baik yang dilakukan sendiri ataupun oleh pihak kontraktor. Sedangkan tugas-
tugasnya adalah :
a. Memeriksa dan menyetujui rencana pemeliharaan tahunan untuk instalasi pabrik
dan seluruh alat mesin pengolahan produksi, berdasarkan skedul Pemeliharaan
Tahunan.
b. Mengawasi pelaksanaan program pemeliharaan mesin - mesin yang dilakukan
oleh bawahannya.
c. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan Standart Operasional Prosedur (SOP)
dan Work Instruction (WI) serta Keselamatan Kerja atau perlengkapan safety
kerja.
d. Memeriksa dan menyetujui Laporan Biaya Pemeliharaan Bulanan.
General Manajer (GM) memiliki tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
Operasional Pabrik, Pemeliharaan seluruh alat mesin pengolahan produksi, dan
skedul Pemeliharaan Tahunan, Penerapan System Management, Keselamatan Kerja,
serta Laporan Biaya Pemeliharaan Bulanan.
2. Deputy GM
Deputy GM mempunyai wewenang yang sama dengan GM dimana fungsi
Deputy GM pada pabrik ini adalah sebagai wakil GM yang juga memiliki tugas sama
dengan General manager. Deputy GM harus saling berkoordinasi dengan bawahannya
dan memiliki tanggung jawab yang sama besarnya dengan posisi GM.
3. Departemen Head
48
Laporan Kerja Praktek
49
Laporan Kerja Praktek
50
Laporan Kerja Praktek
51
Laporan Kerja Praktek
52
Laporan Kerja Praktek
BAB III
LAPORAN KEGIATAN
53
Laporan Kerja Praktek
54
Laporan Kerja Praktek
55
Laporan Kerja Praktek
- Menggunakan
24 Juli 2012 - Melihat proses filtrasi software Ms.Exel
- Tinjauan ke plant
56
Laporan Kerja Praktek
- Tinjauan ke Main
Office
- Menggunakan
CamCAD
- Menggunakan
Ms.Word
2 Juli 2012 - Penempatan posisi kerja - Mendapatkan
praktek dibagian produksi. penjelasan
- Pengarahan mengenai K3
serta perlengkapan safety. - Mendapat penjelasan
- Pengenalan plant Refinery.
- Mendapatkan
3 Juli 2012 - Mempelajari mekanisme CPO penjelasan
dengan menggunkan pompa
hingga ke dryer. - Mendapatkan
penjelasan
4 Juli 2012 - Pemberian materi tentang
pengolahan CPO menjadi
RBDPO
- Memahami alur proses - Mendapatkan
produksi dalam Refinery plant penjelasan
- Menggambar diagram alir
proses.
- Mencari data parameter - Mendapatkan
komponen bahan untuk penjelasan
57
Laporan Kerja Praktek
58
Laporan Kerja Praktek
59
Laporan Kerja Praktek
- Tinjauan ke plant
- Tinjauan ke Main
Office
- Menggunakan
60
Laporan Kerja Praktek
CamCAD
- Menggunakan
Ms.Word
61
Laporan Kerja Praktek
BAB IV
PERHITUNGAN NERACA PANAS PADA CRYSTALLIZER
62
Laporan Kerja Praktek
63
Laporan Kerja Praktek
2
H = m. Cp. 1
H = 75,184375 mol x 3625,6 J/mol 0C x (43-25) 0C
H = 4.906.592,46 J = 4.9065, 9246 KJ
Untuk perhitungan panas sensibel komponen RBDPO lainnya juga mengikuti
perhitungan diatas dan hasilnya dalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai Panas Sensibel Masing-Masing Komponen RBDPO
No. Komponen RBDPO H1 (KJ)
1. Asam Palmitat 4.906,59246
2. Asam Oleat 3.969,867237
3. Asam Myristat 60,24338526
4. Asam Stearat 308,6026073
5. Asam Linoleat 698,933088
Total 9.944,23878
64
Laporan Kerja Praktek
65
Laporan Kerja Praktek
Total 15.501,1
Maka Neraca keseluruhan adalah sebagai berikut:
F. hF = C. Hc + Q + L. Hl
Q = Htotal Hc
Q = -5.524,6 KJ - 15.501,1 KJ
Q = -9.976,499955 KJ
Jadi, sistem melepaskan panas sebesar 9.976,499955 KJ.
m = 42,961.005 KG
Jadi, massa air yang dibutuhkan untuk mendinginkan sistem adalah sebanyak
42,961.005 KG.
66
Laporan Kerja Praktek
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan Kerja Praktek (KP) yang telah dilaksanakan di PT. SMART Tbk
Refinery maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Kapasitas pengolahan CPO pada pabrik PT. SMART Tbk. Refinery Tarjun
adalah 1000 MT/hari.
2. Tahapan-tahapan yang terjadi pada proses refinery adalah degumming,
bleaching, filtration, dan deodorizing.
3. Tahapan-tahapan yang terjadi pada proses fraksinasi adalah crystallization
dan pemisahan menggunakan filter press.
4. Hasil output produk dari proses refinery berupa PFAD dan RBDPO yang
kemudian masuk ke proses fraksinasi yang menghasilkan olein dan stearin.
5. Nilai panas yang dikeluarkan oleh sistem pada crystallizer adalah sebesar
9.976,499955 KJ sehingga massa air yang dibutuhkan untuk mendinginkan
sistem adalah sebanyak 42,961.005 KG
5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan kepada pabrik PT. SMART Tbk Refinery Tarjun
adalah kinerja alat harus lebih dijaga untuk mengurangi kemungkinan losses product
yang terjadi serta sebaiknya kepada setiap karyawan agar lebih meningkatkan
kesadarannya untuk menggunakan peralatan safety sebelum bekerja di plant.
67
Laporan Kerja Praktek
68