DIBUAT OLEH :
SODIKIN
NIM : 1504020001
FAKULTAS TEKNIK
MARET 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : SODIKIN
Nim : 1504020001
Telah mengikuti kerja praktek selama 60 hari di PT. Hotmal Jaya Perkasa dengan tujuan
mendapatkan pengalaman kerja dan menunjang mata kuliah kerja praktek.
Mengetahui
Manager Pabrik
FRANKLIN MALAU
I
KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Khadiratnya sehingga saya
dapat laporan kerja praktek dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan terlibat pada kerja
praktek dan membantu terselsaikanya lapora kerja praktek ini. Pihak-pihak tersebut antara lain:
Laporan Ahir Kerja Praktek merupakan hasil dari kegiatan kerja praktek selama 60 hari di
PT.Hotmal Jaya Perkasa yang direkap.
Penulis memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan laporan Ahir Kerja Praktek ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
agar dapat menjadi evaluasi kembali dan penulis dapat menjadi lebih baik dalam hal penulisan
laporan.
Penulis
SODIKIN
II
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
BAB. I Halaman
1.1 Pendahuluan.................................................................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktik....................................................................................................2
1.3 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik..............................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan..................................................................................................3
BAB. II
2.1 Sejarah Umum Perusahaan..........................................................................................4
2.2 Struktur Organisasi......................................................................................................5
2.3 Tanggung Jawab dan Wewenang................................................................................7
BAB. III
Pelaksanaan Kerja Kuliah Praktek
3.1 Waktu dan Pelaksanaan Kerja Praktek.......................................................................11
3.2 Materi Kegiatan KKP..................................................................................................13
BAB. IV
Hasil Kerja Praktek
4.1 Lingkungan Pekerjaan...............................................................................................14
4.2 Tanggung Jawab Mahasiswa Dalam Pekerjaan.........................................................14
4.3 Sistem Kerja...............................................................................................................15
4.4 Uraian Kegiatan Departement Mentenance...............................................................17
4.5 Penerapan Sistem Mentenance Perventive................................................................18
4.6 Total Produktive Mentenance ( TPM )......................................................................21
4.7 Pilar TPM...................................................................................................................21
4.8 Proses Kegiatan Produksi..........................................................................................24
4.8.1 Bagian Pencucian....................................................................................................25
4.8.2 Bagian Elektro........................................................................................................26
4.8.3 Bagian Pelapisan.....................................................................................................27
4.8.4 Bagian Pewarnaan...................................................................................................27
III
4.8.5 Quality Control.......................................................................................................29
4.8.6 Perancangan Sistem Kerja......................................................................................30
BAB. V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................34
5.2 Saran...........................................................................................................................34
5.3 Daftar Pustaka................................................................................................. ............35
IV
Daftar Gambar
Gambar.1.Struktur Organisasi.................................................................................................6
V
Daftar Tabel / Diagram
Halaman
Diagram.1................................................................................................................................11
Tabel.3.2..................................................................................................................................12
Flowchart.4.1...........................................................................................................................17
Tabel.4.1..................................................................................................................................19
Flowchart 4.8.1........................................................................................................................24
VI
BAB. I
PENDAHULUAN
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik Industri.
Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di
perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan,
perbaikan, penerapan dan pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing
lapangan
1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kerja praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2.Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam
perusahaan.
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan.
Mahasiwa melakukan kerja praktek sesuai dengan tempat yang direkomendasikan oleh
pihak Universitas yaitu di PT. Hotmal Jaya Perkasa Tangerang, karena perusahaan ini memiliki
cabang yang di Indonesia. Sekarang Mahasiwa melakukan kerja Praktek yang bertempat di:
2
1.4 Sistematika Penulisan
Laporan Kuliah Kerja Praktek ini disusun dalam beberapa bagian dengan sistematika
tertentu, untuk memudahkan pembaca memahami isi laporan. Berikut adalah penjelasan bagian
bagian dalam laporan kuliah kerja praktek ini :
1. Bagian Awal
Pada bagian ini berisi tentang halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar istilah.
2. Isi Laporan
Bab 1. Pemdahuluan
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, sistematika
penulisan.
Bab 2. Gambaran Umun
Berisi tentang sejarah perusahaan dan struktur organisasi PT. Hotmal Jaya Perkasa
Tangerang
Bab 3. Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek
Berisi tentang waktu dan tempat pelaksaan Kuliah Kerja Praktek dan kegiatan
selama Kuliah Kerja Praktek berlangsung.
Bab 4. Hasil Kerja Praktek
Berisi tentang hasil kerja praktek
Bab 5. Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir berisi tentang daftar pustaka dan lampiran.
3
BAB. II
PT. Hotmal jaya perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di jasa Metal Finishing
yaitu suatu proses ahir dari part atau elemen baut yang yang dicat atau pelapisan dengan
menggunakan sistem Kimia Elektro Plating. Perusahaan ini berperan dalam dunia Industri
Otomotive yang berkembang mulai pada 1 Junis 1994. Berikut adalah sejarah PT. Hotmal Jaya
Perkasa Tangerang:
PT. Hotmal Jaya Perkasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri Pelapisan
Metal seperti, Pelapisan Zinc, Copper, Nikel, ( Nikel Black, Nikel Chromium ), dan Brass.
Perusahaan ini melayani Customer dari perusahaan Jepang, Korea, Prancis dan lain-lain. Strategi
yang digunakan adalah pengiriman tepat waktu, harga bersaing dan kualitas terjamin. Adapun Visi
dan Misi perusahaan ini adalah :
Misi
1. Pelapisan Metal sesuai dengan keperluan Customer dan memberikan pelayanan
terbaik kepada Customer.
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk setiap karyawan PT. Hotmal Jaya
Perkasa dengan melakukan pendidikan dan pelatihan yang baik yang bersifat
internal maupun exsternal agar dapat berkarya dan bekerja lebih profesional.
Visi
1. Perusahaan yang selalu siap dalam menghadapi perubahan dinamika perdagangan
dan bisnis dunia dalam era globalisasi dan perdagangan bebas.
2. Perusahaan yang mempunyai kontribusi dalam peningkatan sumber Daya Manusia.
3. Berusaha menjadi perusahaan yang terbaik bagi Customer atau pelanggan dalam
memenuhi kebutuhanya.
4
2.2 STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi merupakan perkumpulan dua orang atau lebih untuk mengadakan suatu
kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disetujui bersama. Bentuk dan besarnya
organisasi tergantung dari luas atau besarnya usaha yang dijalankan serta besarnya tujuan yang
hendak dicapai. Masalah yang dihadapi oleh organisasi akan semakin kompleks seiring dengan
besarnya suatu organisasi.
Untuk menghindari masalah yang timbul dalam organisasi, perlu dibuat struktur organisasi
yang jelas dan dengan disertakan deskripsi pekerjaan masing – masing jabatan yang jelas. Struktur
organisasi merupakan suatu bentuk informasi dalam bentuk diagram yang menggambarkan
tentang hubungan di dalam unit –unit organisasi, seperti bentuk pembagian pekerjaan, koordinasi
dalam organisasi, jalur otorisasi, tingkatan jabatan, dan sebagainya. Dengan adanya struktur
organisasi setiap anggota yang ada di dalam organisasi akan menjadi tahu apa yang akan
dikerjakan dan kepada siapa mereka akan bertanggung jawab. Begitu juga seorang pemimpin akan
lebih jelas kepada siapa mereka akan memberikan wewenang atau tugas yang harus dilaksanakan
oleh bawahannya. Adapun struktur organisasi di PT Hotmal Jaya Perkasa adalah sebagai berikut :
5
Gambar.1 Struktur Organisasi
6
2.3 Tanggung Jawab dan Wewenang
Setiap jabatan seperti yang terdapat dalam bagan struktur organisasi di atas mempunyai
tanggung jawab dan wewenangnya masing – masing, dimana setiap wewenang dan tanggung
jawab harus dijalankan dengan baik oleh masing-masing jabatan. Dengan berdasarkan struktur
organisasinya, sebuah jabatan yang diduduki seseorang dalam sebuah perusahaan dapat diketahui
kepada siapa seorang bawahan bertanggung jawab, dan kepada siapa seorang atasan meminta
pertanggungjawaban.
Berikut merupakan uraian dari masing – masing jabatan yang ada dalam
1. Komisaris
Mempunyai wewenang untuk memilih dan mengangkat direktur, serta mengawasi tindakan
yang dilakukan direktur dalam menjalankan kegiatan usaha. Juga bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan kebijakan perusahaan agar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki Komisaris pun
berhak untuk meminta pertanggung jawaban dari Director dalam hal yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan.
2. Direktur (Director)
3. Management Representative
7
4. Memastikan bahwa jadwal konsultasi dapat dipenuhi dan secara efektif.
4. Kepala Pabrik
Kepala Pabrik menggantikan Director jika berhalangan dating dan bertanggung jawab
serta berwenang dalam mengelola seluruh kegiatan perusahaan. Apabila dalam keadaan
pengambilan keputusan yang penting maka bisa langsung untuk memutuskan.
5. Kepala Marketing
6. Kepala Gudang
Kepala Gudang bertanggung jawab dan berwenang untuk mengatur seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan semua barang masuk maupun barang keluar dari pabrik dan bertanggung
jawab untuk menyiapkan semua laporan yang menunjang dari pelaksanaan produksi.
7. Kepala Expedisi
Kepala Expedisi bertugas untuk membuat proses perencanaan dalam pengembalian barang
ke customer. Pengembalian barang ke customer harus tepat waktu sesuai dengan tanggal yang
telah ditentukan atau disepakati.
8. Kepala PPIC
Kepala PPIC bertanggung jawab dan berwenang untuk mengatur seluruh kegiatan dan
rencana apa yang akan diproduksi untuk jangka waktu yang telah ditentukan dan bertanggung
jawab untuk menyiapkan semua laporan yang menunjang dari pelaksanaan masing-masing
bagiannya, serta memberi informasi kepada atasannya apa-apa yang diperlukan
9. Kepala Produksi
Kepala Produksi bertanggung jawab dan berwenang untuk mengelola suluruh kegiatan
produksi termasuk fasilitas kerja dan material produksi. Kepala Produksi bertanggung jawab untuk
menyiapkan planning untuk produksi.
8
10. Supervisor Produksi
Supervisor Produksi bertanggung jawab dan berwenang untuk mengatur seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan produksi di bagian masing-masing, Supervisor produksi bertanggung
jawab kepada Production Manager (Kepala Produksi) menyiapkan semua yang menunjang dari
pelaksanaan proses produksi serta menyiapkan laporan dari hasil produksi tersebut
• Membawahi, memimpin, dan memberikan petunjuk terhadap aktifitas pembelian barang untuk
kebutuhan departemen perusahaan.
• Menerima dan mengevaluasi permohonan pembelian barang (Purchase Order) divisi lain
(produksi, gudang kimia, dll) dan mengajukannya kepada Direktur.
• Membina hubungan baik dengan para supplier, serta cukup kreatif untuk mendapatkan pemasok
yang berkualitas dan ekonomis.
• Melengkapi dan menyimpan semua dokumen yang diperlukan dari pengajuan Purchase Order,
pengiriman barang, dan pembayaran barang yang telah dibeli.
12. Kepala QC
Bertanggung jawab dan berwenang untuk mengatur seluruh kegiatan yang berhubungan
dengan kualitas/mutu dari produk tersebut. Bersama orang gudang membuat transaksi untuk bahan
baku dan bahan pendukung secara efisien dan periodik, mengaduk dan me-monitoring hasil
pengadukan untuk setiap bahan pelapisan, dan memantau hasil pengadukan sesuai dengan spec,
serta memonitor dan mengecek secara berkala serta membuat schedule pengecekan untuk semua
produk. QC manager/kepala QC bertanggung jawab kepada Director untuk menyiapkan semua
laporan yang menunjang dari pelaksanaan pengecekan kualitas produk serta menyiapkan laporan
pada bagian tersebut.
9
Personalia bertanggung jawab dan berwenang untuk mengolah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan karyawan, pemberian gaji kepada karyawan pabrik dan juga hal-hal
mengenai peraturan - peraturan yang diperlukan dan tanggung jawab Manajemen.
14. Accounting
• Bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen guna kelangsungan semua pengeluaran dan
pemasukan dana.
• Bertanggung jawab atas keakurasian pencatatan atas seluruh kegiatan keuangan perusahaan
sesuai dengan standar akuntansi.
10
BAB. III
5%
Hari Aktif
Izin
95%
11
3.2 Materi Kegiatan KKP
12
BAB. IV
Mahasiswa diberikan tugas untuk menganalisis dan meramal perkiraan umur motor agar
mampu menerapkan perventife maintenance sehingga dengan adanya perencanaan maintenance
akan mengurangi terjadinya lost time. Penerapan perencanaan perbaikan ini melibatkan bagian
produksi dan PPIC sehingga tidak menjadi kendala target produksi harian dan pengiriman pada
konsumen yang memungkinkan memerlukan barang-barang yang Urgent. Dalam proses ini juga
melibatkan departement Purcashing atau bagian pengadaan barang motor dinamo lain sbagai stock
atau cadangan yang nantinya akan menjadi cadangan spertpart atau mesin bila terjadi break down.
13
perencanaan terhadap mesin-mesin yang sedang berjalan serta meramalkan umur fungsi mesin
sehingga mampu memprediksi efektifitas setiap mesin pada setiap line produksi agar tidak terjadi
break down pada proses produksi. Mahasiswa yang dibimbing pengawas lapangan bersosialisasi
dengan bagian- bagian yang terkait agar dalam pelaksanaanya berjalan sesuai dengan proses
Standar Operasional Produknya (SOP) yang ditetapkan oleh perusahaan.
Sistem kerja yang diterapkan pada PT. Hotmal Jaya Perkasa dengan menggunakan 2 sistem
yaitu untuk Management atau Staff dengan nons shift diamana jam kerja dimulai dengan jam 08.00
WIB s/d 17.00 WIB, dan istirahat jam 12.00 WIB, sementara untuk operator dengan menggunakan
jadwal 4 Group selama 6 hari kerja (2 hari libur) yang dibagi menjadi sift 3 shift dalam 1 hari kerja
diamana :
1. Grup 1. Sift 1 ( Senin s/d Jum,at ) jam kerja 07.00 s/d 15.00 istirahat jam 12.00 libur
Sabtu dan Minggu
2. Grup 2. Sift 2 ( Senin s/d Jum,at ) jam kerja 13.00 s/d 23.00 istirahat jam 18.00 libur
Sabtu dan Minggu
3. Grup 3 Sift 3 ( Senin s/d Jum,at ) jam kerja 23.00 s/d 07.00 istirahat jam 03.00 libur
Sabtu dan Minggu
4. Grup 4 Sift 1 akan masuk hari Sabtu s/d Kamis jam kerja 07.00 s/d 15.00 istirahat jam
12.00 setelah Grup 1 libur yang kemudian sift 1 ke sift 3, sift 3 ke sift 2 dan sift 2 ke
sift 1, sehingga line produksi akan terus berjalan secara full dan akan libur pada hari
libur nasional.
Dalam menangi laporan kerusakan , operator harus membuat form laporan jenis kerusakan
yang diketahui dan ditanda tangani oleh operator dan kepala sift yang bersangkutan dan kemudian
baru diajukan laporkan kepada bagian maintenance untuk diproses , kerusakan yang bersifat eror
( memerlukan waktu yang singkat ) maka bagian Maintenen hanya sekedar memperbaiki sehingga
mesin mampu berjalan normal agar target produksi setiap line dapat tercapai persift , jika
kerusakan yang sifatnya harus diganti dengan mesin baru ( mesin atau sperpart ) yang memerlukan
waktu yang lama akan diganti namun yang menjadi kendala adalah jika saat kerusakan mesin atau
spare part yang harus diganti namun tidak ada part atau mesin sebagi gantinya maka dipastikan
mesin akan stop total ( stop produksi ) menunggu sift 1 untuk membuat order part atau mesin baru
untuk menggani kerusakan teersebut.
Maintenen sift 2 atau sift 3 yang sedang bekerja mendapat kerusakan mesin ada cadangan
sper part atau mesin maka mentenen yang bersangkutan akan menggantiya namun jika tidak ada
cadangan pengganti maka akan membuat memo permintaan acadangan sper part atau mesin
pengganti kepada mentenen sift 1 untuk segera membuat permintaan sper part atau mesin yang
sedang rusak. Pada kejadian ini tentunya akan membuang waktu yang sangat lama sehingga proses
produksi terganggu , target tidak tercapai dan permintaan konsumen akan tertunda dan mengalami
kerugian .
Berikut adalah alur tindakan perbaikan dalam proses penanganan kerusakan, maintenance
setelah mendapat laporan kerusakan mesin dari operator dalam penangananya apakah maintenance
akan memperbaiki kerusakan mesin / part atau mengganti mesin / part jika memungkinkan harus
diganti dengan part atau mesin yang baru. Lihat diagram flowchart perbaikan Gambar. 4.1
15
Mesin rusak
Opertor
Kepala sift
Tindakan tidak
Mantenenc
ya
Mengganti
Memperbaiki
PO/order
16
4.5 Penerapan sistem Perventive Maintence
Metode yang digunakan pada perusahaan ini dengan menggunakan metode Perventive
Maintenence yaitu suatu sistem penerapan perbaikan secara terencana untuk mengatasi kerusakan
yang akan terjadi dimasa mendatang secara berkala , pada metode ini masih ditemukan kekurangan
yaitu sering terjadi kerusakan yang sifatnya mendadak karena tidak teridentivikasi baik kerusakan
sekala kecil atau besar ( memakan waktu sebentar atau mengganti mesin yang memakan waktu
yang lama ). Dalam memenuhi kebutuhan konsument untuk sebuah perusahaan yang berjalan
nonstop perlu mempertimbangkan beberapa metode yang lebih efektive yaitu dari penyiapan
cadangan sper part dan mesin yang harus siap sedia jika terjadi kerusakan juga harus
mempertimbangkan metode lain yang lebih efektiv berikut adalah laporan kerusakan persift:
Jam Jml
Tgl LINE Kerusakan Jenis Hambatan spv
Menit
sampai
Selesai
1-Maret MP 1/1 Ruskaya
1-Maret MP 1/2 22.00 - 23.00 Larutan plating panas 41c 60 Sukendar
1-Maret MP 1/3 23.00 - 00.40 Larutan plating panas 41c 100 Judian M
04.35 - 04.45 Glido no.3 error, barel numpuk 20
Total mp-3
220
Total mp-2 & 3 380
17
Jam Jml
Tgl LINE Kerusakan Jenis Hambatan spv
Menit
sampai
Selesai
13-
Maret
MP 1/1 08.45 - 09.05 Tambah waktu, barang tipis 20
Johar
11.00 - 15.00 Larutan plating panas 36c 180
13-
Maret
MP 1/2 15.00 - 16.00 Zinc dust 60
Sukendar
13-
MP 1/3
Maret Judian M
Total mp-1 260
13-
Matet
MP 2/1 07.55 - 08.10 Ganti pial barel no.4 15
Johar
10.05 - 10.25 Glido no.1 error, rante lepas 20
13-
Maret
MP 2/2 Jalan manual
Sukendar
13-
Maret
MP 2/3 24.00 - 05.00 Proses kz 240
Judian M
Total mp-2
275
13-
Maret
MP 3/1 08.30 - 15.00 Larutan plating panas 37c 330
Johar
13-
Matet
MP 3/2 15.00 - 15.50 Motor rante tidak mutar 50
Sukendar
13-
Maret
MP 3/3 23.00 - 01.40 Larutan plating panas 37c 160
Judian M
Total mp-3
540
Total mp-2 & 3 1075
Laporan kerusakan harian line persift menunjukan banyaknya waktu yang terbuang pada
setiap line yang mengurangi efektivitas mesin produksi . berikut ini sper part yang sering
mengalami kerusakan.
18
Gambar 4.2 Pial Ok Gambar 4.3 Pial NG
gambar 4.2 adalah konektor penghantar arus untuk proses pencucian elektro dan proses pelapisan
yang dalam kondisi bagus sesuai dengan SOP, sementara pada gabar 4.3 konektor yang rusak yang
tidak dapat menghantarkan arus sehingga tidak bisa digunakan.
19
pada proses pencucian dan pelapisa seluruhnya akan diputar oleh motor gear box seperti
pada gambar 4.4 dimana gearbox akan diputar oleh motor dengan kecepatan dan beban yang sudah
ditentukan frekuensi dan volume setiap barelnya, pada proses inilah motor dinamo pada gambar
4.5 sering mengalami kerusakan baik karena beban ataupun kondisi dari lingkungan lembab atau
basah dan kotor.
Dari tabel 4.1 dan gambar kerusakan diatas maka mahasiswa bermaksud menyampaikan
perbandingan pada sistem penerapan perfentive mentenance dengan menggunakan metode
Produktive Mentence sebagai beikut.
Total Productive Maintenance (TPM) merupakan konsep inovatif Jepang yang berawal
dari penerapan Preventive Maintanance pada tahun 1951. Konsep Preventive Maintenance ini
sendiri merupakan konsep yang diadopsi dari Amerika Serikat. Nippondenso yang merupakan
pemasok Toyota adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan konsep TPM pada tahun 1960
dengan slogan “Productivity Maintenance with total Employee Participation”. Seiichi Nakajima
yang saat itu menjabat sebagai Vice Chairman JIOPM (Japan Institute of Plant Maintenance)
kemudian dikenal sebagai bapak TPM.
20
2. Zero equipment unplanned failures (tidak ada kegagalan atau kerusakan pada mesin yang
tidak terdeteksi sebelumnya)
3. Zero accident (tidak ada kecelakan di area kerja)
Target-target tersebut dapat dicapai dengan melakukan Analysis Gap atas catatan historis
mengenai produk cacat, kegagalan mesin dan kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya. Gap
Analysis dapat dilakukan dengan diagram fishbone atau P-M analysis. Setelah didapatkan
pemahaman yang jelas, rencanakan investigasi untuk menemukan penurunan performa mesin.
Tahap ini disebut “Initial Cleaning”.
TPM juga berguna untuk mengidentifikasi tujuh kerugian atan tujuh pemborosan (waste) pada
mesin, yaitu:
Ketujuh waste dalam proses manufaktur ini harus dihilangkan, dapat dengan cara menerapkan
TPM dalam proyek Keizen. Eliminasi dari ketujuh waste tersebut merupakan aplikasi dari tiga
garis besar pilar TPM, yang meliputi:
Dari tiga garis besar tersebut, dikembangkan delapan pilar yang menunjang keseluruhan
implementasi TPM. Delapan pilar tersebut meliputi:
21
1. Focussed improvement (Kobetsu Kaizen): melakukan perbaikan yang berkelanjutan walau
sekecil apapun perbaikan tersebut.
2. Planned Maintenance: fokus meningkatkan availability dari mesin dan peralatan dan
mengurangi kerusakan mesin.
3. Edukasi dan Pelatihan: membentuk formasi karyawan yang memiliki skill dan menguasai
teknik untuk melakukan autonomous maintenance.
4. Autonomous Maintenance (Jishu Hozen): artinya adalah melakukan perawatan terhadap
mesin yang dipakai. Terdapat tujuh langkah dan aktifitas yang dilakukan pada Jisshu
Hozen.
5. Quality Maintenance (Hinshitsu Hozen): quality maintenance adalah pengaturan mesin
yang memperkecil kemungkinan terjadi cacat berulang kali. Hal ini dilakukan untuk
memastikan tercapainya target zero defect.
6. Office TPM: bagaimana membuat aktifitas kantor yang efisien dan menghilangkan
kerugian yang mungkin terjadi.
7. Safety, Hygene & Environment (SHE): adalah aktifitas untuk menciptakan area kerja yang
aman dan sehat, dimana sangat kecil kemungkinan terjadi kecelakaan. Temukan dan
perbaiki area rawan kecelakan untuk memastikan keselamatan sekaligus memelihara
kesehatan lingkungan.
8. Tools Management, untuk meningkatkan ketersediaan equipment dengan mengurangi tools
resetting time (waktu pengaturan ulang alat-alat) untuk mengurangi biaya pemeliharaan
peralatan dan memperpanjang usia pakai peralatan.
22
4.8 Proses Kegiatan Produksi
Pertama dalam proses ini adalah Supervisor membuat SPK ( Surat Perintah Kerja ) yang
akan diletakan pada box masing – masing material yang akan diproses dari jumlah kapasitas
dan warna yang akan diproses, di bagian pencucian mesin otomatis mencuci barang – barang
23
yang akan dilapisi. Pencucian yang dilakukan pencucian oleh mesin dengan memasukan
material ke barel sesuai dengan Surat Perintah Kerja ( SPK ) dari Supervasier oleh Operator
Loading dengan larutan Degreasing pada suhu miniimal 60 derajat Celcius, selama 5 atau 8
menit dan akan dilanjutkan proses berikutnya.
24
material baut atau screw yang sudah ditimbang
sesuai SPK akan masuk pada pencucian awal yaitu
pencucuian dan perendaman larutan Degreasing
pada suhu 60 s/d 70 derajat Celcius seperti pada
gambar 4.8 yang kemudian dibilas dengan air dan
kemudian pencucian hcl direndam selama 6 s/d 7
menit dengan kepekatan asam Hcl 70%
Gambar. 4.8
Pada bagian ini setelah material di cuci dan dibilas maka selanjutnya mesin akan
mengangkat ke bagian Elektro plating ( pencucian dengan bahan kimia ......... dengan dialiri
arus listrik 12 Volt dc selama 5 menit
pada pencucin ini adalah tahapan setelah
pencucian Hcl yang sudah dibilas kemudian
masuk pada proses pencucian elektro dimana
larutan ini akan dialiri arus listrik 13 Volt pada
suhu minimal 50 derajat Celcius
Gambar 4.9
25
4.8.3. Bagian Pelapisan (proses 3 ) line 1
Di bagian ini, pewarnaan dilakukan sesuai dengan program mesin pewarnaan sesuai
permintaan Customer.
26
Gambar 4.12 Gambar 4.13
Material sebelum proses pewarnaan gambar 4.12 material yang tidak dengan backing akan
direndam air agar menjaga ketebalan dan berkabut brulah masuk proses selanjutnya pada
proses pewarnaan yang langsung dikeringkan dengan oven dalam 1 line gambar 4.13 yang
kemudian dikemas dalam palet untuk diantar kebagian selanjutnya yaitu Quality Control.
Pada bagian Quality Control bertugas melakukan pengecekan dan memberi kartu identitas
pada setiap box ,atau kartu cekset agar mengetahui barang tersebut telah siap dikirim sesuai dengan
box perlot seperti pada gambar 4.14 dan melakukan pengecekan setiap material pada gambar 4.15
27
Gambar 4.14 Gambar 4.15
Material dikelompokan dan ditumpek perLot pada gambar 4.14 dan pengecekan keseluruhan
material gambar 4.15 dan diberikan kartu indentitas 4.16 sebelum diserahkan kebagian WH
28
4.8.6 Perancangan Sistem Kerja
PEMERIKSAAN
MENUNGGU
JUMLAH (KG)
BAGAIMAN
OPERATOR
DIMANA
WAKTU
PROSES
KAPAN
MESIN
SIAPA
AREA
jarak
APA
URAIAN
KEGIATAN LAMBANG
MATERIAL 50
BAHAN DICEK - 1
BAHAN
DITIMBANG
SPK 1
LOADING M 1
CUCI
DEGREASING 300
CUCI AIR 3
CUCI ASAM 300
CUCI AIR 3d
CUCI AIR 3d
TIRISKAN 3d
ELEKTRO
PLATING 300
CUCI AIR 3d
CUCI AIR 3d
TIRISKAN 3d
29
ELEKTRO
PLATING 2700
TIRISKAN 3d
CUCI AIR 3d
CUCI AIR 3d
CUCI NITRIT 3d
CUCI AIR 3d
UN LOADING 4d
CEK KETEBALAN 2d
LOADING M 3d
CUCI NITRIT 3d
CUCI AIR 3d
CUCI AIR 1
PEWARNAAN 40
CUCI AIR 3d
CUCI AIR 3d
TIRISKAN 2d
OVEN 300
UN LOADING 5
CEK WARNA 2
Peta aliran proses operasi diatas menunjukan aliran proses kerja dari bahan mentah
hingga barang proses produksi siap untuk dikirim kepelanggan. Dalam prosesnya lamanya
waktu pencucian disesuaikan dengan ukuran dan volume material agar mendapatkan hasil
yang maksimal dan memenuhi standar produksinya. Barang dengan volume lebih besar
maka lamanya waktu akan ditambahkan terutama dalam proses pelapisan larutan
Elektronya.
30
4.8.7. Diagram Proses Operasi
BAUT/SCREW
SPK
pp Timbang
C.Deg WH
HCL
Proses Baking
C.Elektro
QC
Pelapisan Baking
CEK
CEK Warna
31
PETA PROSES OPERASI
NAMA OBYEK : PROSES ELEKTRO PLATING
NOMOR PETA : 01
TANGGAL DIPETAKAN : 01 MARET 2019
O2
Bak Degreasing O.10 Bak NItrit
L .HCL
Pewarnaan
Bak Elektro
0.5
Bak Air
pengeringan O.13
Bak HCL
L Amonium/ RetrifireO.6
Oven Pengering
O14
O.7 Larutan pelapisan
Nitrit Elektro Retrifire
Periksa Warna
Periksa Ketebalan I.4
O.8 Where House
I.2
Ringkasan
kegiatan Jumlah Waktu(menit)
14 120
4 10
Total 18 130
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek dan penelitian didapat , penerapan dengan menggunakan
metode perawatan terencana dan berkala akan mengurangi dampak kerusakan atau cacat
produksi sehingga mampu menghasilkan efisiensi dan mampu memaksimalkan hasil
produksi sehingga mampu melayani dan memenuhi permintaan konsumen sesuai dengan
kebutuhan baik dari kualitas dan kapasitas yang dikehendaki sesuai dengan target produksi
harian .
Metode Total Produktive Maintence sangat sesuai untuk perusahaan ini selain
mengurangi tingkat lost time juga melatih skill sumberdaya manusia terutama operator
dalam perusahaan ini semakin membaik karena memahami dan mengalis keadaan mesinya
5.2 Saran
33
5.3 Daftar Pustaka
34