1
PERILAKU ORGANISASI
1. Perilaku Organisasi
a. Hakekat Perilaku Organisasi, Pada hakekatnya Perilaku Organisasi
mendasar pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan
pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam suatu organisasi
b. Kerangka Dasar Perilaku Organisasi, Di dukung minimal oleh 2
komponen :
Individu-individu yang berperilaku
Organisasi formal atau informal sebagai wadah dari perilaku itu
c. Aspek Manusia Dalam Organisasi Secara Umum, Manusia disebut
juga sebagai homo homini socius artinya bahwa manusia tidak dapat
melepaskan dirinya dari kehidupan berkelompok dan bermasyarakat.
d. 4 (Empat) Asumsi Untuk Memahami Manusia Menurut Keith Davis &
John W Newstrom ;
1. Perbedaan Individu, Pada dasarnya semua individu di dunia ini
tidak sama, manusia dilahirkan dengan keunikannya masing-
masing. Faktor penting yang menyebabkan perbedaan perilaku
secara individual antara lain persepsi, sikap, kepribadian dan
belajar.
2. Orang Seutuhnya, Seorang manusia perlu dilihat secara utuh bukan
sepotong-potong karena dapat menyesatkan pandangan terhadap
nya. Dengan pemahaman ini kita akan lebih baik dalam
memperoleh manfaat kemampuan dan kreatifitas manusia.
3. Perilaku Termotivasi, Seringkali timbul pertanyaan mengapa
seorang karyawan bekerja lebih baik dari pada karyawan lain, hal
ini sering dijadikan pertanyaan seorang manajer.Ada beberapa
sebab yang merupakan variabel perbedaan tersebut antara lain
perbedaan kemampuan, naluri, imbalan intriksik dan ekstrinsik,
tingkat aspirasi dan latar belakang seseorang.
2
4. Martabat / Nilai Manusia, Konsep ini menegaskan bahwa unsur
manusia perlu dibedakan dari faktor lainnya karena mereka
memang manusia ingin dihormati sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia.
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat. Chester I Barnand : “Organisasi adalah sistem kerjasama antara
dua orang atau lebih “ James D Mooney : “ Organisasi adalah setiap
bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan Bersama S.P Robbins:
“Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas
kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan “.
b. Prinsip-Prinsip Organisasi
1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
2. Skala Hierarki
3. Kesatuan Perintah
4. Pendelegasian wewenang
5. Pertanggungjawaban
6. Pembagian pekerjaan
7. Rentang pengendalian
8. Fungsional
9. Keseimbangan
10. Fleksibilitas
11. Kepemimpinan
3. Tingkat Analisis Dalam Perilaku Organisasi
3
b. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat kelompok, Meskipun
kelompok merupakan kumpulan individu, perilaku kelompok dalam suatu
organisasi bukanlah hasil penjumlahan dari perilaku individu-individu
yang ada dalam organisasi itu, akan tetapi setiap kelompok mempunyai
aturan main sendiri, seperti ada norma, budaya, sikap, etika, keyakinan,dan
lainnya yang membentuk pola perilaku kelompok yang berbeda dari
kelompok lainnya.
4
c. Pengendalian, Semakin banyak perilaku individu/kelompok dalam
organisasi yang dapat diprediksi dengan tepat dan dapat dijelaskan dengan
baik, pemimpin organisasi semakin mudah dalam melakukan fungsi
pengendalian atas pegawainya sehingga perilaku individu maupun
kelompok akan menjadi positif dan fokus pada pencapaian tujuan, di sisi
lain, perilaku yang destruktif dapat dihindari atau dicegah.
5
d. Antropologi, Adalah studi tentang masyarakat untuk mempelajari
manusia dan kegiatannya. Misalnya tentang budaya dan lingkungan
telah membantu kita memahami perbedaan sikap dan perilaku diantara
orang-orang di negara berbeda serta dalam organisasi.kebutuhan
individu, proses pengambilan keputusan kelompok.
e. Ilmu Politik, Ilmu politik mempelajari perilaku individu dan kelompok
dalam lingkungan politik, misalnya strukturisasi konflik, alokasi
kekuasaan, dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan, dan
kepentingan individu.
6
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INDIVIDUAL
7
3. Jalan Pintas yang Sering Digunakan dalam Menilai Individu Lain
a. Persepsi Selektif ( Selective Perception ) Menginterpretasikan secara
selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang,
pengalaman, dan sikap seseorang.
b. Efek Halo ( Halo Effect ) Membuat sebuah gambaran umumtentang
seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik.
c. Efek-Efek Kontras ( Contrast Effects ) Evaluasi tentang karakteristik-
karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan-
perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui, yang mendapat
nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristikkarakteristik
yang sama.
d. Proyeksi ( Projection ) Menghubungkan karakteristik-karakteristik diri
sendiri dengan individu lain.
e. Pembentukan Stereotip ( Stereotyping ) Menilai seseorang berdasarkan
persepsi tentang kelompok dimana orang tersebut tergabung.
4. Hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan individual
a. Keputusan adalah pilihan-pilihan yang dibuat dari dua alternatif atau
lebih.
b. Masalah adalah ketidaksesuaian antara perkara saat ini dan keadaan
yang diinginkan.
c. Pembuatan keputusan muncul sebagai reaksi atas sebuah masalah.
d. Setiap keputusan membutuhkan interpretasi dan evaluasi informasi.
Persepsi setiap pengambil keputusan tentu akan berbeda.
e. Interpretasian ini bersifat individual sehingga keputusan yang
dihasilkan juga akan berbeda satu dengan yang lain.
5. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Langkah-langkah dalam Model Pembuatan Keputusan Rasional :
a. Mendefinisikan masalah
b. Mengidentifikasikan kriteria keputusan
c. Menimbang kriteria tersebut
d. Mengembangkan alternative
8
e. Mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada
f. Memilih alternatif terbaik.
6. Bias umum dan Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan
a. Bias Kepercayaan Diri yang Berlebih ( Overconfidence Bias ) Percaya
terlalu banyak pada kemampuan kita sendiri untuk membuat keputusan
yang baik - terutama saat berada di luar keahlian sendiri.
b. Bias Jangkar ( Anchoring Bias ) Kecenderungan untuk sangat tertarik
dengan informasi awal, dari mana kita kemudian gagal menyesuaikan
diri dengan baik untuk informasi yang berikutnya.
c. Bias Konfirmasi ( Confirmation Effects ) Kecenderungan untuk
mencari informasi yang menguatkan pilihan-pilihan masa lalu dan
mengabaikan informasi yang bertentangan dengan penilaianpenilaian
masa lalu. Bias Ketersediaan ( Availability Bias ) Kecenderungan
individu mendasarkan penilaian mereka pada informasi yang sudah
tersedia bagi mereka.
d. Bias Representatif ( Representative Bias ) Menilai kemungkinan suatu
kejadian dengan menganggap situasi saat ini sama seperti situasi di
masa lalu.
e. Peningkatan Komitmen ( Escalation of Commitment ) Komitmen yang
meningkat untuk sebuah keputuasn meskipun terdapat informasi
negatif. Kesalahan yang Tidak Disengaja ( Randomness Error )
Kecenderungan individu untuk percaya bahwa mereka dapat
memprediksi hasil dari peristiwa-peristiwa yang tidak disengaja.
f. Keengganan Resiko ( Risk Aversion ) Kecenderungan individu untuk
lebih menyukai keuntungan rata-rata jika ada faktor resiko, meskipun
jika resiko diambil dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
g. Bias Peninjauan Kembali ( Hindsight Bias) Kecenderungan kita untuk
pura-pura yakin bahwa kita telah memprediksi hasil dari sebuah
peristiwa secara akurat, setelah hasil tersebut benar-benar diketahui.
9
Cara Mengurangi Bias dan Kesalahan :
10
8. Etika Dalam Pembuatan Keputusan
Tiga Kriteria Keputusan Etis
Utilitarianisme ( Utilitarianism ) Keputusan-keputusan dibuat
untuk memberikan kebaikan terbesar untuk jumlah terbanyak.
Fokus pada Hak Keputusan-keputusan yang dibuat terfokus pada
Hak, keputusan konsisten dengan kemerdekaan dan hak-hak
fundamental.
Fokus pada Keadilan Kriteria ini mengharuskan dalam mengambil
keputusan fokus pada keadilan bagi semua anggota organisasi
tersebut.
9. Meningkatkan Kreativitas Dalam Pengambilan Keputusan
a. Kreativitas,Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dan berguna.
b. Tiga Komponen Kreativitas :
Keahlian
Ketrampilan berpikir kreatif
Motivasi Tugas
11
Perubahan Organisasi Dan Model Perubahan
12
3. Jenis Perubahan Organisasi
a. Perubahan Terencana Perubahan terencana adalah perubahan yang
dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu
sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang.
b. Perubahan Reaktif Perubahan reaktif adalah suatu respon bertahap
terhadap peristiwa ketika muncul.
4. Langkah Komprehensif dalam Proses Perubahan
a. Mengenali kebutuhan akan perubahan
b. Menetapkan tujuan perubahan
c. Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
d. Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
e. Merencanakan implementasi untuk perubahan
f. Mengimplementasikan perencanaan perubahan
g. Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut
5. Model Perubahan Menurut Para Ahli
a. Model Perubahan Kurt Lewin (1951)
Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3
tahap yang meliputi :
Tahap Unfreezing (pencairan), Proses perubahan ini harus
memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan
semula dengan meerubah terhadap keseimbangan yang ada.
Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan
dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah
mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang
terbaik.
Tahap Refreezing (pembekuan) Tahap ini dimana seseorang
yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau
tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Tugas
perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang
yang masih menghambat perubahan.
13
Tahap Moving (bergerak) Proses perubahan tahap ini dapat
terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup
serta sikap dan kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini
perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari
dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan
masalah.
b. Model Perubahan Pasmore (1994)
Proses perubahan menurut pasmore (1994 dalam Wursanto, 2003: 142)
berlangsung dalam delapan tahap. Yaitu :
Tahap Persiapan (preparation) Tahap ini dimulai dengan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan tentang perlunya
organisasi bersangkutan untuk segera melakukan perubahan.
Tahap Analisis kekuatan dan Kelemahan Setelah dilakukan
persiapan matang, aktivitas selanjutnya adalah melakukan
anlisis kondisi internal dan eksternal terkait kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh organisasi.
Tahap Mendesain Sub Unit Organisasi Baru Perubahan secara
umum bertujuan agar organisasi semakin adaptif terhadap
perubahan.
Tahap Mendesain Proyek Proyek dalam hal ini adalah
perubahan yang menyeluruh dan integratif.
Tahap Mendesain Sistem Kerja Sistem kerja ini adalah bagian
pentinguntuk memformalisasikan pekerjaan terutama yang
bersifat rutin.
Tahap Mendesain Sistem Pendukung Agar proses perubahan
dapat terintegrasi dan terjadi proses pembelajaran yang
berjangka panjang, maka perlu didesain sistem yang
mendukung tujuan tersebut.
Tahap Mendesain Mekanisme Integratif Mendesain mekanisme
integratif merupakan proses untuk menjadikan sistem kerja
dapat terkoordinasi secara baik dan berkesinambungan.
14
Tahap Implementasi dan Perubahan Tahap terakhir dari model
perubahan dari Pasmore adalah tahap implementasi perubahan
dengan didukung semua pihak dan dipimpin olehdecision
maker organisasi.
c. Model Perubahan Kreitner dan Kinicki
Dalam model perubahan ini ditawarkan kerangka kerja untuk
menggambarkan kompleksitas perubahan organisasional. Pendekatan
sistem yang dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki meliputi
komponen yang terdiri atas input, unsur-unsur yang hendak dirubah
(target element of change) dan output. Ketiga komponen tersebut
memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain.
d. Model Perubahan Tyagi
Model perubahan merupakan model perubahan sistem yang lebih
menekankan pada peran kekuatan agen perubah dalam mengelola
perubahan. Sedangkan dalam tahap implementasi menekankan
pentingnya transition management.
e. Model Perubahan Robbins
Perubahan diprakarsai oleh kekuatan tertentu, kekuatan tersebut
dijalankan di dalam organisasi oleh seorang agen perubahan. Agen
tersebut memilih tindakan intervensinya, artinya ia memilih apa yang
harus diubah.
6. Hambatan untuk Perubahan
a. Konflik dan Kekuasaan, Perubahan pada umumnya bermanfaat, namun
ketika perubahan menyebabkan konflik organisasi dan persaingan
kekuasaan, suatu organisasi seringkali menghindari adanya perubahan
tersebut.
b. Perbedaan dalam Fungsional Orientasi Perbedaan dalam orientasi
fungsional adalah halangan utama yang lain untuk berubah dan salah
satu sumber akan kelesuan organisasi.
Budaya Organisasi Nilai dan norma-norma di dalam budaya organisasi
dapat menjadi sumber resistansi untuk beru
15