Anda di halaman 1dari 47

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

GELOMBANG LAUT DENGAN MENGGUNAKAN PISTON


ROBOT

ASEP FITRIANSYAH

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Rancang Bangun


Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut dengan menggunakan Piston Robot”
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2017

Asep Fitriansyah
NIM C54120020
ABSTRAK

ASEP FITRIANSYAH. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga


Gelombang Laut dengan Menggunakan Piston Robot. Dibimbing oleh TOTOK
HESTIRIANOTO.

Pembangkit listrik tenaga gelombang laut merupakan salah satu solusi dari
pemanfaatan energi terbarukan yang memanfaatkan gerakan gelombang laut
menjadi energi listrik. Tujuan penelitian ini adalah membuat prototipe pembangkit
listrik gelombang laut dengan menggunakan piston robot sebagai penghasil listrik.
Pembuatan alat ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap perancangan
mekanik, perancangan elektronik, perancangan perangkat lunak serta melalui uji
laboratorium dan uji lapangan. Instrumen ini dipasang di bagian samping bagan
apung, piston akan bekerja dengan baik ketika gelombang laut menggerakkan
piston secara vertical, pergerakan undulasi ini yang memutarkan propeller fan.
Berdasarkan uji laboratorium terdapat hubungan positif antara jarak pergerakan
piston dengan tegangan yang dihasilkan. Uji coba laboratorium pergerakan piston
jarak 15 cm menghasilkan 1.08 volt, jarak 30 cm menghasilkan 2.12 volt dan pada
jarak 45 cm menghasilkan tegangan 3.15 volt. Uji lapang yang dilakukan di
Palabuhanratu menghasilkan tegangan maksimal sebesar 3.3 volt.
Kata kunci: Energi gelombang laut, pembangkit listrik tenaga gelombang laut, fan
sebagai pembangkit listrik
ABSTRACT

ASEP FITRIANSYAH. Design and Construction of Sea Wave Powerplant


using Piston Robot. Supervised by TOTOK HESTIRIANOTO.

Potential sea wave energy is one of solutions of the renewable energy


particularly as electrical energy generator. The purpose of this research is to make
prototype of piston robot as electricity generator. The construction of the
instrument is divided into several parts; mechanical design, electronic design,
software design, also tested through laboratory test and field test. Instrument is set
at side of lift net, the piston will start work when waves move piston vertically so
then its undulation movement will rotate the propeller of fan. Laboratory test
shows positive relationship between distance of the undulation movement of the
piston with the voltage resulted. In laboratory test, piston movement distance of
15 cm produces 1.08 volts, distance of 30 cm produces 2.12 volts and distance of
45 cm produces voltages 3.15 volts respectively. Field test in Palabuhanratu
resulted maximum voltage of 3.3 volt.
Keywords : Ocean wave energy, sea wave power plant, fan as generator electric
RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
GELOMBANG LAUT DENGAN MENGGUNAKAN PISTON
ROBOT

ASEP FITRIANSYAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Kelautan
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut dengan
menggunakan Piston Robot”. Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Keluarga atas dukungan dan doa
2. Dr. Ir. Totok Hestirianoto, M.Sc selaku dosen pembimbing yang selalu
memberi arahan serta masukan yang berharga
3. Muhammad Iqbal, S.Pi, M.Si yang senantiasa memberi masukan
4. Dr. Ir. Yuli Naulita sebagai Penguji dan Ketua program studi
5. Risti Endriani Arhatin, S.Pi, M.Si selaku Dosen Gugus Kendali Mutu atas
saran dan bantuan dalam penulisan skripsi
6. Teman-teman di Bengkel instrumentasi kelautan yang memberi bantuan dan
masukan dalam penyelesaian skripsi dan pembuatan instrumen
7. Pak Wahyu dan Pak Syarif di Palabuhanratu yang membantu saat uji lapang
8. Teman-teman Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) 49 yang
memberikan semangat tersendiri bagi penulis
9. Pihak-pihak lainnya yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kekhilafan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun
sangatlah diperlukan untuk memperbaiki kesalahan yang ada. Akhir kata semoga
penelitian ini dapat digunakan untuk kemajuan dunia kelautan dan kesejahteraan
masyarakat. Amin Ya Rabbal Alamin.

Bogor, Juni 2017

Asep Fitriansyah
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
METODE 2
Waktu dan Tempat Penelitian 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Penelitian 3
Analisis Data 12
HASIL DAN PEMBAHASAN 14
Hasil Rancang Bangun 14
Uji Laboratorium 14
Uji Lapang 20
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 23
RIWAYAT HIDUP 37
DAFTAR TABEL
1 Alat yang digunakan dalam pembuatan alat dan pengolahan data 2
2 Bahan yang digunakan dalam pembuatan instrumen 3
3 Spesifikasi tipe generator fan tipe BDK 8025 6
4 Konfigurasi pin arduino uno yang digunakan dalam penelitian 7
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian 2
2 Tahapan pelaksanaan penelitian 3
3 Desain piston robot 4
4 Piston dan tangan piston 4
5 Penempatan alat di bagan apung 5
6 Tipe lubang dop yang diuji coba pada penelitian ini 5
7 Kipas generator fan 6
8 Voltmeter 7
9 Alur perancangan perangkat lunak 8
10 Sistem kerja instrumen dan pembangkit 9
11 RTC dan penyimpanan 9
12 Hasil data hasil rekaman 10
13 Persamaan kontinuitas 10
14 Pengambilan Data Sekunder Ketinggian Muka Laut 11
15 Pergerakan pipa jarak 15 cm dengan tipe dop 2.5 inci 14
16 Pergerakan pipa jarak 15 cm dengan tipe dop 1 inci 14
17 Pergerakan pipa jarak 15 cm dengan tipe dop 0.25 inci 15
18 Hubungan frekuensi dengan nilai adc pada pergerakan jarak 15cm 15
19 Pergerakan pipa jarak 30 cm dengan tipe dop 2.5 inci 16
20 Pergerakan pipa jarak 30 cm dengan tipe dop 1 inci 16
21 Pergerakan pipa jarak 30 cm dengan tipe dop 0.25 inci 17
22 Hubungan frekuensi dengan nilai adc pada pergerakan jarak 30 cm 17
23 Pergerakan pipa jarak 45 cm dengan tipe dop 2.5 inci 18
24 Pergerakan pipa jarak 45 cm dengan tipe dop 1 inci 18
25 Pergerakan pipa jarak 45 cm dengan tipe dop 0.25 inci 18
26 Hubungan frekuensi dengan nilai adc pada pergerakan jarak 45 cm 19
27 Hubungan standar deviasi dan nilai rata – rata 20
28 Bola pelampung 21
29 Tangan piston 21
30 Penempatan voltmeter di samping bagian ujung atas pipa dan
generator fan di bagian ujung atas pipa 21
31 Hubungan frekuensi hasil tegangan dan selang tegangan 21
32 Hasil tegangan maksimum – 0.5 tegangan maksimum 22
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lampiran Dokumentasi 25
2 Lampiran Ketinggian muka laut 26
3LampiranPenulisan pemrograman untuk voltmeter 26
4 Lampiran Hasil uji laboratorium 28
5 Lampiran Hasil uji lapang 35
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gelombang laut adalah undulasi permukaan laut dengan ketinggian


beberapa meter, dimana ketinggian gelombang adalah jarak antara bawah palung
dan bagian atas puncak terdekat (Stewart RH 2008). Angin merupakan
pembangkit utama gelombang yang terjadi di permukaan laut. Angin berhembus
di atas permukaan laut dan mentransfer energinya melalui partikel air sesuai
dengan arah angin. Gelombang yang terjadi di laut memiliki pergerakan yang
acak dan kompleks, dimana tinggi dan periode gelombang sulit dirumuskan secara
akurat.
Gelombang laut memiliki banyak potensi energi. Salah satu pemanfaatan
potensi energi gelombang laut yaitu mengubah energi gelombang laut menjadi
energi listrik. Secara umum pemanfaatan konversi energi gelombang laut terbagi
tiga yaitu point absorber, linear absorber atau attenuator, dan terminator. Point
absorber yaitu pemanfaatan energi gelombang laut dengan menggunakan
pergerakan gelombang laut di kolom perairan, linear absorber atau attenuator
adalah pemanfaatan gelombang laut dengan memanfaatkan pergerakan naik
turunnya air laut, dan terminator adalah pemanfaatan gelombang laut secara pasif
dengan menampung luasan volume air laut sehingga energi yang dihasilkan
terfokus pada satu arah (Hayward dan Osman 2011).
Pemanfaatan gelombang laut dengan tipe attenuator sudah banyak
dilakukan diantaranya pelamis schematic yaitu tipe instrumen yang mengonversi
energi gelombang laut menjadi listrik dengan memanfaatkan pergerakan naik
turun gelombang laut, yang pertama kali dibuat oleh Sir Christopher Cockerell
pada tahun 1979. Penelitian dilakukan oleh Surapati et al. 2003, yaitu membuat
prototipe pengalihan energi gelombang laut dengan dua pelampung yang
dihubungkan oleh tuas akibat perbedaan ketinggian permukaan air laut
menyebabkan bergeraknya kedua posisi pelampung. Pergerakan kedua posisi
pelampung akan menyebabkan pergerakan sistem roda gigi yang sudah dibuat
searah. Adapun penelitian lain yang membuat pembangkit gelombang laut dengan
menggunakan piston dan bola pelampung untuk menghasilkan listrik yang
dilakukan oleh Sayoga dan Nuarsa (2013) menggunakan sistem piston aksi ganda
yaitu ketika gelombang laut menggerakkan pelampung piston menyebabkan
generator bergerak sehingga dihasilkan listrik.
Indonesia memiliki potensi energi gelombang laut sebesar 727.000 MW
(Prabowo 2012). Salah satu tempat potensial untuk pemanfaatan energi
gelombang laut yaitu di bagan apung, karena sifatnya yang bergerak mengikuti
gelombang laut. Pada penelitian ini dilakukan perancangan dan uji coba
pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan metode piston yang ditempatkan
di bagan apung.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat prototipe pembangkit energi


tenaga gelombang dengan teknik piston robot dan melakukan uji coba di bagan
apung.
2

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Oktober 2016. Perancangan dan
pembuatan alat dilakukan di Laboratorium Workshop Instrumentasi Kelautan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Uji coba lapang dilakukan pada tanggal 9-17 Oktober
2016 di Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Peta lokasi penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan pada
Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1 Alat yang digunakan dalam pembuatan alat dan pengolahan data
Alat Tipe/Nilai Fungsi
Laptop Windows merancang perangkat keras dan lunak serta
8.1 pro pengolahan data
Solder 40 W merekatkan antar komponen elektronik
Multimeter mengukur tegangan, arus, hambatan dan
Digital parameter listrik lainnya serta hubungan antar
komponen
Microsoft Excel Versi 2013 melakukan pengolahan data
Bor Elektrik membuat lubang
Google Sketchup Versi 7.14 membuat desain instrumen
Obeng dan Tang Alat untuk memasang dan membuka mur dan
baut
3

Tabel 2 Bahan yang digunakan dalam pembuatan instrumen


Bahan Tipe/Nilai Jumlah
Dop pipa 4 inci 3 buah
3 inci 2 buah
Bola pelampung Buoyance 4,5 kgs 1 buah
Diameter 30 cm
Durable pressure 30
Timah 5m 1 buah
Pemberat Berbahan semen 1 buah
2 kg
Tongkat bambu Panjang 360 cm 1 buah
Panjang 30 cm 1 buah
Pipa 4 inci 1 buah
3 inci 1 buah
Tali tambang 4 meter 2 buah
Arduino uno Versi 1.6.3 1 buah
Kipas generator fan BDK 8025 2 buah
Data logger 1 buah
Accu 12 volt 2 buah

Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian diawali dengan melakukan perancangan alat yang


terdiri atas perancangan mekanik, perancangan sistem elektronik, dan
perancangan perangkat lunak. Tahapan selanjutnya adalah melakukan uji
laboratorium dan uji lapang (Gambar 2).

Perancangan Perancangan Perancangan


mekanik sistem elektronik perangkat lunak

Uji Labolatorium Uji Lapang

Gambar 2 Tahapan pelaksanaan penelitian.

Perancangan Alat
Perancangan Mekanik / Casing
Perancangan model alat untuk pengambilan data dan simulasi model alat
menggunakan perangkat lunak Google Sketch up. Desain alat dapat dilihat pada
Gambar 3 dan Gambar 4.
4

Gambar 3 Desain piston robot


Keterangan:
A Kipas generator fan
B Bola pelampung dengan ukuran buoyance 4,5 kgs, durable pressure
30 kg/ , diameter 300 mm
C Pipa utama ukuran 4 inci
D Piston dalam ukuran 3 inci panjang 50 cm
E Tangan piston yaitu tongkat penggerak piston sepanjang 360 cm
F Poros berfungsi sebagai poros gerak tangan piston
G Pemberat sebagai pemberat semen untuk melawan friksi piston

Gambar 3 menunjukkan keseluruhan bagian rancangan pembangkit listrik,


yaitu pipa utama yang berbahan pipa berukuran 4 inci, piston berukuran 3 inci,
tongkat panjang berukuran 3.6 m, dua bola pelampung dengan berat 4.5 kg serta
generator fan pada bagian atas pipa. Desain piston robot pada penelitian ini secara
umum terbagi 4 bagian, yaitu bola pelampung untuk menggerakkan piston naik
turun mengikuti gerakan gelombang laut, tangan piston sebagai penghubung bola
pelampung dengan piston sehingga piston bergerak naik turun, piston untuk
mendorong angin menyebabkan baling-baling kipas berputar, dan voltmeter untuk
mengukur dan mencatat tegangan listrik yang dihasilkan dari gerak baling kipas
pada generator fan. (Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 4).

Gambar 4 Piston dan tangan piston


5

Keterangan:

A Piston (terdiri atas karet, dop 3 inci, pipa 3 inci) yang berfungsi
mendorong angina untuk memutarkan baling kipas
B Tangan piston yaitu tongkat panjang yang terhubung dengan bola
pelampung yang berperan menggerakan piston supaya bergerak naik
turun mengikuti gelombang laut.

Sistem kerja piston robot antara lain gelombang laut menggerakkan bola
pelampung kemudian menggerakkan piston melalui tangan piston, dan tangan
piston akan mendorong angin sehingga memutar baling-baling pada generator fan
dan menghasilkan listrik. Ilustrasi penempatan hasil rancang bangun di bagan
apung dapat dilihat pada Gambar 5. Alat instrumen ditempatkan pada bagian tepi
bagan apung dengan piston robot menjulur ke arah luar. Sistem ini berfungsi agar
tangan piston berporos pada bagian bagan apung sehingga apabila waktu bagan
apung bergerak turun maka bola pelampung bergerak naik dan sebaliknya.

Gambar 5 Penempatan alat di bagan apung

Pembuatan mekanik terdiri atas tiga tipe dop yang digunakan yaitu tipe dop
berlubang dengan ukuran 0.25 inci, tipe dop berlubang ukuran 1 inci dan tipe dop
berlubang dengan ukuran 2.5 inci (Gambar 6).

(a)
(b) (c)

Gambar 6 Tipe lubang dop yang diuji coba pada penelitian ini, antara lain (a) dop
lubang berukuran 2.5 inci, (b) dop berlubang 4 berukuran 0.25 inci, dan (c) dop
berlubang 1 berkuran 1 inci.

Perancangan Sistem Elektronika


Generator Fan
Kipas yang digunakan berupa kipas generator fan yang biasa ditemukan di
dalam CPU yang berfungsi mendinginkan mesin alat dalam komputer (Sharma
6

dan Choudhary 2016). Pada penelitian ini, generator fan digunakan untuk
mengubah daya poros turbin (putaran) menjadi daya listrik (Mahaganti et al.
2014).
Generator fan memiliki komponen penghasil listrik yaitu lilitan tembaga
dan magnet. Listrik dihasilkan oleh magnet yang menempel pada baling kipas
yang memutari lilitan tembaga. Penggunaan generator fan disebabkan memiliki
karakteristik prinsip magnetik yang menghasilkan gaya gerak listrik seperti
generator umumnya dan mudah digunakan sehingga cocok digunakan untuk
percobaan skala laboratorium sedangkan kekurangan generator fan yaitu karena
komponen penghasil listrik jumlah lilitan, magnet) sedikit sehingga listrik yang
didapatkan kecil. Adapun spesifikasi tipe Generator fan dapat dilihat pada tabel 3.

Gambar 7 Kipas generator Fan

Tabel 3 Spesifikasi Generator fan tipe BDK 8025


Karakteristik Keterangan
kecepatan aliran udara 9.74 ~ 25.02 Kubik kaki per menit
kecepatan rotasi per menit
(RPM) 800 ~ 2500 rotasi per menit
Rata-rata waktu kerja 40,000 jam
tingkat bising < 10 ~ 28 dBA
tipe konektor 1 - Molex (4 pin, PWM) Female
sistem kabel colokan 4-pin PWM fan connector (male)
masukan maksimal tegangan 12 DC
Kelembaban 0 ~ 65% kelembaban relatif
suhu -10°C sampai 70°C (14°F to 158°F)
Panjang kabel 10 cm
Warna Hitam
Tipe bahan Plastik
Tinggi 3 cm
Panjang 10 cm
Berat 86 g
Lebar 10 cm
7

Modifikasi Generator fan


Generator fan dimodifikasi dengan melepas bagian dioda bridge yang
bertujuan mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC dan mengurangi
hambatan pada aliran listrik.

Rangkaian Voltmeter
Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Uno yang beroperasi pada
tegangan 5V. Arduino Uno digunakan untuk mengatur kendali pengukuran
tegangan dan nilai ADC. Arduino Uno memiliki beberapa pin di antaranya adalah
GND, 3.3V, SCL, SDA, AREF, pin 10, 11, 12, 13, dan PWM. Mikrokontroler
tidak dapat bekerja tanpa perangkat lunak pada instrumen yang digunakan (Idris
2014). Arduino Uno dihubungkan dengan RTC dan penyimpanan sehingga
menjadi voltmeter (Gambar 8). Konfigurasi pin Arduino Uno dengan RTC dan
penyimpanan ditunjukkan pada Tabel 3.

Gambar 8 Voltmeter

Tabel 4 Pin Arduino Uno yang digunakan dalam penelitian


Perangkat Pin Keterangan
RTC SCL SCL
SDA SDA
Mikro SD card D10 CS
D11 MOSI
D12 MISO
D13 SCK

Perancangan perangkat lunak


Perangkat lunak pada sistem dibuat menggunakan bahasa pemrograman
jenis bahasa C. Perancangan firmware dilakukan menggunakan Arduino IDE versi
1.6.13, lalu firmware yang dibuat diunduh oleh Arduino Uno.
Perangkat lunak diubah memiliki dua fungsi utama yaitu mengukur nilai
ADC, kemudian diubah menjadi nilai tegangan lalu menyimpan nilai ADC dan
tegangan yang dihasilkan. Gelombang laut yang menggerakkan bola pelampung
kemudian menggerakan piston secara vertikal sehingga mendorong angin untuk
memutarkan baling kipas, kemudian memberi masukan data hasil ADC ke dalam
pin parameter fisik Arduino Uno lalu dikalikan 3.3 tegangan maksimum dan
dibagi 1023 untuk 10 bit sehingga hasil data tegangan direkam dan disimpan
8

beserta waktunya di mikro SD. Alur perancangan perangkat lunak dapat dilihat
pada Gambar 9.

Ya

Gambar 9 Alur perancangan perangkat lunak

Analog to Digital Conversion (ADC)


ADC merupakan rangkaian pengubah input sinyal analog (sinyal kontinu
terhadap waktu) menjadi output sinyal digital (sinyal diskret atau terkuantisasi
terhadap waktu) (Kherde dan Gumble 2013). ADC banyak digunakan sebagai
pengatur proses komunikasi digital dan rangkaian pengukuran. Pada ADC
digunakan sebagai sarana pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital seperti
pada sensor suhu, sensor cahaya, sensor tekanan, sensor berat, dan sebagainya.
Kemudian diukur menggunakan sistem digital. Pada penelitian ini sinyal analog
berasal dari gaya gerak listrik yang disebabkan oleh putaran baling kipas
kemudian hasil listrik tersebut diubah menjadi nilai ADC dan nilai tegangan.
Sistem elektronik pada penelitian ini terdiri atas Arduino Uno sebagai
pusat pengendali, serta data logger dan mikro SD card untuk menyimpan data
ADC dan tegangan. Data logger dan mikro SD card dihubungkan dengan pin
pada Arduino Uno. Generator fan tipe BDK 8025 memiliki magnet dan lilitan
yang berfungsi memproses terjadinya gaya gerak listrik. Hasil gaya gerak listrik
berbentuk nilai ADC kemudian diubah menjadi tegangan (Lampiran 1). Sistem
kerja instrumen dan proses pembangkit listrik dapat dilihat pada Gambar 10.
9

Keterangan :

Alur proses
pembangkit
listrik tenaga
gelombang
laut
Alur proses
instrumen

Gambar 10 Sistem kerja instrumen dan proses pembangkit listrik

Rangkaian RTC dan Penyimpanan


Real Time Clock (RTC) berfungsi mencatat waktu baik berupa detik, menit,
jam, hari, bulan, dan tahun (Benny et al. 2015). Modul SD card digunakan untuk
menyimpan data. Mikro SD card yang digunakan memiliki kapasitas 4 Gigabyte
dengan DATALOG.txt.
Rangkaian RTC merupakan pencatat waktu pengambilan data secara real
time. Antarmuka yang digunakan pada modul ini adalah Serial Pheripheral
Interface (SPI) sehingga pin pada mikrokontroler yang digunakan adalah MOSI
(D11), MISO (D12), SCK (D13), dan CS (D10). Modul RTC dan media
penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 RTC dan media penyimpanan

Data hasil perekaman akan disimpan ke dalam mikro SD card dengan


nama DATALOG.txt. Parameter yang diukur pada penelitian ini yaitu waktu
pengukuran, nilai ADC serta nilai tegangan. Hasil data rekaman dapat dilihat pada
Gambar 12.
10

Waktu (tahun,bulan,hari,jam,menit,detik)
Nilai ADC

Nilai Tegangan

Gambar 12 Hasil data rekaman

Prinsip Kerja Piston Robot dan Data Sekunder


Prinsip Persamaan Kontinuitas
Piston robot menggunakan prinsip kontinuitas yang menyatakan bahwa
dalam aliran fluida, peningkatan kecepatan fluida menimbulkan penurunan
tekanan pada aliran tersebut. Aliran udara dialirkan melalui pipa yang
penampangnya lebih besar kemudian mengalir melalui pipa yang memiliki
penampang (lubang pipa) lebih sempit. Hal ini menyebabkan perubahan
kecepatan. Apabila kecepatan aliran yang melalui penampang lebih besar disebut
v1 dan kecepatan aliran yang melalui pipa sempit adalah v2, maka kecepatan yang
melewati pipa sempit akan memiliki laju yang lebih besar (v1 < v2). Hal ini
menyebabkan tekanan pipa pada penampangnya sempit lebih kecil dari pada
bagian pipa yang berpenampang lebih besar (Sajali 2016) (Gambar 13).

Gambar 13 Persamaan kontinuitas


11

Persamaan kontinuitas

A1 .V1 = A2 .V2 ……………………………………………..(1)

Keterangan :

A1 : luas pipa utama


V1 : kecepatan aliran udara
A2 : luas penampang keluaran ke generator fan
V2 : kecepatan aliran udara pada A2

Pengolahan Data Sekunder Ketinggian Muka Laut


Data tinggi muka laut diperoleh dari data citra INDESO (Gambar 14).
Pengambilan data dimulai dengan mengunduh data Sea Surface Height (SSH)
bersumber dari http://www.indeso.web.id. Setelah data disimpan dalam bentuk
.nc, data diolah pada Ocean Data View (ODV), kemudian mengambil titik stasiun
pada posisi pengambilan data di lapangan, disimpan datanya dalam bentuk .txt,
kemudian data dibuka dalam bentuk excel (Lampiran 2).

Gambar 14 Pengambilan data sekunder ketinggian muka laut

Uji Laboratorium
Uji laboratorium yang dilakukan pada penelitian ini antara lain adalah uji
pembacaan Voltmeter, uji hasil tegangan dengan perbedaan perlakuan tipe dop,
ukuran lubang dop, dan jarak pergerakan pipa secara vertikal. Uji pembacaan
voltmeter dilakukan dengan memutarkan baling kipas pada generator fan dan
12

hasil tegangan dapat dilihat pada Arduino Uno. Uji perbedaan perlakuan tipe dop
terdiri atas lubang dop berukuran 2.5 inci, lubang ukuran 1 inci di bagian samping
dop, dan lubang berukuran 0.25 inci dengan empat lubang. Uji perbedaan
perlakuan jarak pergerakan pipa yaitu jarak 15 cm, 30 cm, dan 45 cm.

Uji Lapang Instrumen


Pengujian instrumen di lapangan bertujuan melihat kinerja instrumen di
lapangan secara menyeluruh. Uji lapang dilakukan pada tanggal 10-17 Oktober
2016 di bagan apung Teluk Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Data hasil
tegangan pengukuran diolah menggunakan mikrosoft excel dan ditampilkan
dalam bentuk grafik.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persamaan nilai
ADC dan pengolahan data secara statistika. Adapun persamaan yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu pengubahan nilai data analog menjadi nilai data digital
dengan menggunakan persamaan ADC sehingga data yang didapat dalam bentuk
tegangan. Persamaan ini digunakan dalam pemrograman di arduino (Lampiran 2).

Persamaan nilai ADC:

Vin ………………………………………...........( 2 )

Keterangan:

Vref Tegangan referensi yang digunakan di arduino (dalam


penelitian ini digunakam tegangan maksimum 3.3 volt)
Vin Tegangan yang dihasilkan diperoleh dari perhitungan tegangan
dikalikan nilai ADC dan dibagi 10 bit (1023)
ADC Nilai yang konversi dari nilai analog ke nilai digital

1023 Bilangan 10 bit yang digunakan dalam nilai ADC

1023 merupakan banyaknya bilangan yang digunakan dalam nilai ADC


yang mempengaruhi pada resolusi. 1023 merupakan bilangan 10 bit yang berarti
jumlah resolusi yang digunakan yaitu .

Metode Statistika yang digunakan dalam penelitian:


a) Menentukan nilai rata-rata dilakukan dengan menjumlahkan seluruh nilai
data suatu kelompok sampel, kemudian dibagi dengan jumlah sampel
tersebut suatu kelompok sampel acak dengan jumlah sampel n, maka bisa
dihitung rata-rata dari sampel tersebut dengan rumus sebagai berikut:
∑………………………………………………..............( 3 )
13

Keterangan: rata-rata hitung

xi nilai sampel ke-i


n banyak data
b) Menentukan simpangan baku:
√ ∑∑…………………………………………( 4 )

Keterangan:
2
s Varian
s standar deviasi (simpangan baku)
xi standar deviasi (simpangan baku)
rata-rata

n banyak data

c) Distribusi Frekuensi
Data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah besar, oleh
sebab itu maka disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok
yaitu penyajian data yang disusun dalam kelas-kelas tertentu.

Langkah-langkah menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok


1. Tentukan jangkauannya (J), J = Max – Min
Keterangan :
J : Jangkauan
Max : Nilai terbesar
Min : Nilai Terkecil
2. Menentukan banyak interval (K) yaitu

K=1+3,3 log n …………………………………….…............( 5 )

Keterangan :
n : banyak data
K : banyak interval
3. Menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:
………………………………………………………… ( 6 )
Keterangan :
I : Interval kelas
J : Jangkauan
K : banyak interval

4. Menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah


interval kelas pertama dan data terbesar adalah batas atas interval kelas
terakhir
5. Memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai
frekuensi setiap kelas.
14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Rancang Bangun


Hasil rancang bangun instrumen pada penelitian ini memiliki komponen-
komponen yaitu bola pelampung, tangan piston yang berbahan kayu, pipa ukuran
3 inci dan 4 inci, dop pipa, karet untuk dop, kipas generator fan tipe BDK 8025.

Uji Laboratorium

Pengujian alat dilakukan dengan menggerakan pipa secara vertikal. Uji


Laboratorium dilakukan dengan perbedaan tipe dop dengan tipe dop lubang 4
berukuran 0.25 inci, tipe dop lubang 1 inci di bagian pinggir dop, tipe dop lubang
berukuran 2.5 inci dan tiga perbedaan perlakuan pada jarak yaitu 15 cm, 30 cm,
dan 45 cm. Adapun data hasil uji laboratorium dapat ditampilkan pada Lampiran 3.
Berdasarkan grafik (Gambar 15) pergerakan pipa dengan jarak 15 cm
bertipe dop 2.5 inci tenaga piston menghasilkan nilai tegangan rata-rata sebesar
0.5 volt lebih tinggi dari tenaga non piston yang menghasilkan nilai tegangan rata-
rata sebesar 0.2 volt. Hal ini dikarenakan hembusan angin lebih besar terjadi pada
non piston.

3 15 p(diameter 2.5 inci)


15 np (diameter 2.5 inci)
Tegangan (volt)

0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan waktu dalam 1 detik
Gambar 15 Pergerakan pipa dengan jarak 15 cm bertipe dop 2.5 inci

Berdasarkan grafik (Gambar 16) pergerakan pipa dengan jarak 15 cm


bertipe dop 1 inci didapatkan selisih tegangan 0.18 volt dengan nilai tegangan
rata-rata pada piston menghasilkan sebesar 0.2 volt lebih besar dari nilai tegangan
pada tenaga non piston yang menghasilkan sebesar 0.02 volt. Hal ini dipengaruhi
dorongan angin oleh piston.

3
15p ( diameter 1 inci )
2.5
Tegangan (volt)

2
15np ( diameter 1 inci)
1.5
1
0.5
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan dalam 1 detik

Gambar 16 Pergerakan pipa dengan jarak 15 cm bertipe dop 1 inci


15

Berdasarkan grafik (Gambar 17) pergerakan pipa dengan jarak 15 cm


bertipe dop 0.25 inci (Gambar 17) menunjukkan selisih tegangan yang kecil
sebesar 0.02 volt. Piston menghasilkan tegangan sebesar 0.24 volt lebih besar dari
tenaga non piston menghasilkan nilai tegangan sebesar 0.22 volt. Hal ini
dipengaruhi oleh jarak pergerakan yang tergolong pendek yaitu 15 cm dan lubang
dop ukuran 0.25 inci yang membuat hembusan angin lebih cepat.

3.5 (diameter0,25 inci)


3 15 p(Diameter 0.25 inci)
2.5 15 np (diameter 0.25inci)
Tegangan (volt)

2
1.5
1
0.5
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan dalam satu detik

Gambar 17 Pergerakan pipa dengan jarak 15 cm bertipe dop 0.25 inci

Berdasarkan grafik pada Gambar 15, Gambar 16, Gambar 17 nilai tegangan
rata-rata secara berurutan mulai dari terbesar hingga terkecil yaitu tipe dop 2.5
inci nilai tegangan sebesar 0.5 volt, kemudian tipe dop 2.5 inci menghasilkan
tegangan sebesar 0.33 volt, dan tipe dop 1 inci menghasilkan tegangan sebesar
0.02 volt. Hal ini disebabkan pengaruh luasan lubang tipe dop dan pengaruh
pergerakan jarak 15 cm yang tergolong pendek.
Berdasarkan Gambar 18, nilai adc pada pergerakan jarak 15 cm memiliki
selang data dari 0 sampai 400. Pada sebaran nilai adc 0 sampai 200, frekuensi
kemunculan tertinggi terjadi pada tipe dop 0.25 inci dengan non piston sebanyak
25 kali, sedangkan frekuensi kemunculan terendah ditunjukkan oleh tipe dop 0.25
inci dengan piston dan tipe dop 2.5 inci dengan piston. Pada selang nilai adc dari
200-400, frekuensi kemunculan nilai adc tertinggi sebanyak 20 kali ditunjukkan
oleh tipe dop 0.25 inci dengan piston dan tipe dop 2.5 inci dengan piston. Pada
selang frekuensi yang sama, frekuensi kemunculan nilai adc terendah sebanyak 3
kali dtunjukkan oleh tipe dop 1 inci dengan non piston.
35

30 15 p ( dop 0.25 inci )

25 15 np (dop 0.25
Frekuensi

20 inci)
15 p (dop 1 inci)
15

10 15 np(dop 1 inci)
5
0
0-200 200-400 400-600 600-800 800-1023
Selang nilai adc

Gambar 18 Hubungan frekuensi dengan nilai adc pada pergerakan jarak


15 cm
16

Berdasarkan grafik (Gambar 19) pergerakan pipa dengan jarak 30 cm


bertipe dop 2.5 inci menghasilkan nilai tegangan rata-rata pada piston sebesar 0.24
volt sedangkan tenaga non piston menghasilkan tegangan sebesar 0.25 volt. Hal
ini menunjukkan bahwa pengaruh tenaga angin pada piston dan non piston hampir
sama.

3.5
30 p(diameter 2.5 inci)
3
2.5 30 np (diameter 2.5 inci)
Tegangan (volt)

2
1.5
1
0.5
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan dalam 1 detik

Gambar 19 Pergerakan pipa dengan jarak 30 cm bertipe dop 2.5 inci

Berdasarkan grafik (Gambar 20) pergerakan pipa dengan jarak 30 cm


bertipe dop 1 inci diperoleh selisih nilai tegangan rata-rata sebesar 1 volt. Tenaga
piston menghasilkan tegangan sebesar 0,4 volt sedangkan tenaga non piston
menghasilkan tegangan sebesar 1.4 volt. Hal tersebut menunjukkan bahwa tenaga
angin pada non piston lebih besar dari tenaga angin pada piston.
Berdasarkan histogram (Gambar 22) menunjukkan bahwa selang nilai adc
dari 0-200, jumlah nilai adc tertinggi dengan jumlah 29 yaitu tipe dop 0.25 inci
dengan non piston sedangkan jumlah nilai adc terendah dengan jumlah 1 yaitu
tipe dop 1 inci dengan non piston. Adapun selang nilai adc dari 200-400, 400-600,
600-800 terdapat nilai adc dengan jumlah 1 yaitu tipe dop 1 inci dengan non
piston.

3
30np ( diameter 1 inci )
Tegangan (volt)

2.5
2 30p ( diameter 1 inci)
1.5
1
0.5
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan dalam 1 detik

Gambar 20 Pergerakan pipa dengan jarak 30 cm bertipe dop 1 inci

Berdasarkan grafik (Gambar 21) pergerakan pipa dengan jarak 30 cm


bertipe dop 0.25 inci (Gambar 21) diperoleh selisih nilai tegangan rata-rata
sebesar 0.25 volt. Tenaga piston menghasilkan nilai tegangan rata-rata sebesar
0.42 volt sedangkan tenaga non piston nilai tegangan rata-rata sebesar 0.17 volt.
Hal tersebut dikarenakan tenaga angin yang dihasilkan piston lebih besar.
17

3.5
30 p(diameter 0.25inci)
3
2.5 30 np (diameter 0.25inci)

Tegangan (volt)
2
1.5
1
0.5
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan dalam 1 detik

Gambar 21 Pergerakan pipa dengan jarak 30 cm bertipe dop 0.25 inci

Berdasarkan grafik pada Gambar 19, Gambar 20, Gambar 21 nilai tegangan
rata-rata secara berurutan mulai dari terbesar hingga terkecil yaitu tipe dop 0.25
inci menghasilkan nilai tegangan sebesar 0.42 volt, kemudian tipe dop 1 inci
menghasilkan tegangan sebesar 0.4 volt, dan tipe dop 2.5 inci menghasilkan
tegangan sebesar 0.25 volt.
Berdasarkan Gambar 22, nilai adc pada pergerakan jarak 30 cm memiliki
selang data dari 0 sampai 800. Pada sebaran nilai adc 0 sampai 200, frekuensi
kemunculan tertiggi terjadi pada tipe dop 0.25 inci dengan non piston sebanyak 29
kali, sedangkan frekuensi kemunculan terendah ditunjukkan pada tipe dop 1 inci
dengan non piston. Pada selang nilai adc dari 200-400, 400-600, 600-800
frekuensi kemunculan pada tiap selang 200 tipe dop 1 inci dengan non piston
sebanyak 1 kali.
35
30 30 p ( dop 0.25 inci )
25 30 np (dop 0.25
Frekuensi

20 inci)
30 p (dop 1 inci)
15
10 30 np(dop 1 inci)

5
0
0-200 200-400 400-600 600-800 800-1023
Selang nilai adc

Gambar 22 Hubungan frekuensi dengan nilai adc pada pergerakan jarak


30 cm

Berdasarkan grafik (Gambar 23) pergerakan pipa dengan jarak 45 cm


bertipe dop 2.5 inci (Gambar 23) tenaga piston menghasilkan nilai tegangan rata-
rata 0.39 volt sedangkan tenaga non piston menghasilkan nilai tegangan rata-rata
0.23 volt. Hal ini menunjukkan bahwa angin tenaga piston lebih besar
dibandingkan tenaga non piston. selain itu tegangan yang dihasilkan cukup kecil
disebabkan lubang dop yang berukuran 2.5 inci kurang dapat memutarkan baling
kipas
18

3 45 p(diameter 2.5 inci)

Tegangan (volt)
45 np (diameter 2.5 inci)
2

0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan dalam satu detik
Gambar 23 Pergerakan pipa dengan jarak 45 cm bertipe dop 2.5 inci

Berdasarkan grafik (Gambar 24) pergerakan pipa dengan jarak 45 cm


bertipe dop 1 inci (Gambar 24) menunjukkan selisih nilai tegangan rata-rata
sebesar 0.62 volt. Tenaga piston menghasilkan tegangan 0.16 volt dan tenaga non
piston menghasilkan tegangan 0.78 volt. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakkan
jarak 45 cm dengan lubang 1 inci sangat mempengaruhi hasil tegangan.

3.5
45-np (diameterLubang1 1inciinci)
3
45-p (diameterLubang1 inci1
Tegangan (volt)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perlakuan dalam 1 detik
Gambar 24 Pergerakan pipa dengan jarak 45 cm bertipe dop 1 inci

Berdasarkan grafik (Gambar 25) pergerakan pipa dengan jarak 45 cm


bertipe dop 0.25 inci diperoleh selisih nilai tegangan rata-rata sebesar 0.06 volt.
Tenaga non piston menghasilkan tegangan sebesar 0.16 volt lebih besar dari
tenaga piston menghasilkan tegangan rata-rata 0.1 volt. Hal ini disebabkan
pengaruh lubang dop ukuran 0.25 yang kurang cukup kuat memutarkan baling
kipas.

3 45 p(diameter 0.25inci)
45 np (Diameter(diameter 00,.25inci)
Tegangan (volt)

0
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31
Perllakuan dalam 1 detik

Gambar 25 Pergerakan pipa dengan jarak 45 cm bertipe dop 0.25 inci


19

Berdasarkan grafik pada Gambar 23, Gambar 24, Gambar 25 nilai tegangan
rata-rata secara berurutan mulai dari terbesar hingga terkecil yaitu tipe dop 2.5
inci menghasilkan nilai tegangan sebesar 0.39 volt, kemudian tipe dop 1 inci
menghasilkan tegangan sebesar 0.16 volt, dan tipe dop 0.25 inci menghasilkan
tegangan sebesar 0.1 volt.
Berdasarkan Gambar 26, nilai adc pada pergerakan jarak 30 cm memiliki
selang data dari 0 sampai 1023. Pada sebaran nilai adc dari 0-200, frekuensi
kemunculan tertinggi terjadi pada tipe dop 0.25 inci dengan piston sebanyak 18
kali, sedangkan frekuensi kemunculan pada tipe dop 1 inci dengan piston sebanyak
3 kali. Pada selang nilai adc dari 200-400, frekuensi kemunculan tertinggi terjadi
pada tipe dop 2.5 inci dengan piston sebanyak 16 kali, sedangkan frekuensi
kemunculan terendah pada tipe dop 1 inci dengan piston sebanyak 3 kali. Pada
selang nilai adc dari 400-600, frekuensi kemunculan tertinggi terjadi pada tipe dop
tipe dop 1 inci dengan non piston sebanyak 3 kali sedangkan frekuensi
kemunculan terendah nilai adc terendah terjadi pada tipe dop 1 inci dengan piston
sebanyak 1 kali. Pada selang nilai adc 600-800, frekuensi kemunculan terjadi pada
tipe dop 1 inci dengan non piston sebanyak 4. Pada selang nilai adc 800-1023,
frekuensi kemunculan terjadi pada tipe dop 1 inci dengan non piston sebanyak 2
kali.

35

30 45 p ( dop 0.25 inci )

25 45 np (dop 0.25
inci)
Frekuensi

20
45 p (dop 1 inci)
15
45 np(dop 1 inci)
10

0
0-200 200-400 400-600 600-800 800-1023
Selang nilai adc

Gambar 26 Hubungan frekuensi dengan nilai adc pada pergerakan jarak


45 cm
Hubungan Standar Deviasi dan Nilai rata-rata tegangan
Hubungan standar deviasi dan nilai rata-rata menunjukkan hubungan
antara pergerakan piston dengan non piston. Hubungan standar deviasi dan nilai
rata – rata dapat dilihat pada Gambar 27.
20

Gambar 27 Hubungan standar deviasi dan nilai rata - rata

Keterangan:
15 P : Pergerakan 15 cm dengan piston
15 NP : Pergerakan 15 cm non piston
30 P : Pergerakan 30 cm dengan piston
30 NP : Pergerakan 30 cm non piston
45 P : Pergerakan 45 cm dengan piston
45 NP : Pergerakan 45 cm non piston

Hubungan standar deviasi dan nilai rata – rata (Gambar 27) menunjukkan
hasil uji alat pada jarak 15 cm pada piston (P) menghasilkan nilai tegangan
sebesar 0.17±0.064 volt dan non piston (NP) sebesar 0.52±0.31 volt. Perlakuan
jarak 30 cm pada piston menghasilkan nilai tegangan sebesar 0.43±0.27 volt dan
pada non piston sebesar 1.39±0.59 volt. Perlakuan jarak 45 cm pada piston
menghasilkan nilai tegangan sebesar 0.67±0.45 volt dan pada tenaga non piston
sebesar 1.33 ± 0.91 volt.
Berdasarkan grafik hubungan perlakuan jarak 15 cm dan jarak 45 cm pada
piston dan non piston (Lampiran 3) didapatkan hasil perhitungan statistika yang
tidak berbeda nyata dikarenakan pengaruh tenaga angin, sedangkan hubungan
perlakuan jarak 30 cm pada piston dan non piston didapatkan hasil yang berbeda
nyata, Hal ini disebabkan ketidakstabilan dalam menggerakkan pipa.

Uji Lapang

Pengujian alat dilakukan di Palabuhanratu pada tanggal 10-17 Oktober


2016. Sistem kerja alat ini bekerja dengan memanfaatkan pergerakan gelombang
laut yang menggerakkan bola pelampung bergerak naik turun (Gambar 28),
sehingga tangan piston membuat piston bergerak mengikuti gelombang (Gambar
29). Pergerakkan naik turun piston mampu menekan angin sehingga baling-baling
pada kipas generator fan berputar kemudian diubah menjadi energi listrik dan
diterima oleh arduino dalam voltmeter untuk diukur dan disimpan nilai tegangan
yang dihasilkan oleh generator fan (Gambar 30).
21

Gambar 28 Bola pelampung

Gambar 29 Tangan piston

Gambar 30 Penempatan voltmeter di samping bagian ujung atas pipa


dan generator fan di bagian ujung atas pipa

Hubungan frekuensi hasil tegangan dengan selang tegangan


Hubungan frekuensi hasil tegangan dengan selang tegangan menunjukkan
tegangan yang dihasilkan dalam waktu tiga hari dengan perbedaan tipe dop.
Hubungan frekuensi hasil tegangan dan selang tegangan dapat dilihat pada
Gambar 31 dan data hasil uji lapang dapat dilihat pada Lampiran 4.
300000
Tipe dop berlubang
Frekuensi Tegangan (volt)

250000 0.25
200000 Tipe dop berlubang
1 inci
150000
Tipe dop berlubang
2

2
5
2

2
5

4
2

5
5
2

5
5

7
2

8
5
2

8
5

3
3

1
5
-

-
,

100000 2.5 inci


50000
0
0,45-0,6

0,75-0,9

1,05-1,2

1,35-1,5

1,65-1,8

1,95-2,1
0,3-0,45

0,6-0,75

0,9-1,05

1,2-1,35

1,5-1,65

1,8-1,95

3,15-3,3

Selang Tegangan (volt)

Gambar 31 Hubungan frekuensi hasil tegangan dan selang tegangan

Berdasarkan Gambar 31 nilai tegangan yang diperoleh pada tanggal 10


Oktober 2016 dimulai jam 00:00- 23:59 WIB tipe dop berlubang 4 berukuran 0.25
inci menunjukkan jumlah tegangan yang tinggi terjadi pada tegangan 0.9 volt.
22

Berdasarkan data sekunder INDESO menunjukkan bahwa pada tanggal 10


Oktober 2016 ketinggian muka laut rata-rata 0.62 meter.
Berdasarkan grafik (Gambar 31) nilai tegangan yang diperoleh tanggal 13
Oktober 2016 dimulai jam 00:00-23:59 WIB bertipe dop berlubang 1 yang
berukuran 1 inci pada bagian ujung dop menunjukkan jumlah tegangan yang
tinggi pada 1.35 volt. Hal ini disebabkan pengaruh angin dan gelombang tinggi.
Berdasarkan data sekunder INDESO menunjukkan bahwa pada tanggal 13
Oktober 2016 ketinggian muka laut rata-rata 0.65 meter.
Berdasarkan grafik (Gambar 31) nilai tegangan yang diperoleh tanggal 17
Oktober 2017 piston robot dimulai dari jam 00:00 - 23:59 WIB bertipe dop
berlubang 2.5 inci menghasilkan 0 volt. Berdasarkan data sekunder INDESO
menunjukkan bahwa pada tanggal 17 Oktober 2016 ketinggian muka laut 0.7
meter.
Dari tegangan yang dihasilkan menunjukkan nilai tegangan dengan dop
berlubang 1 inci memiliki nilai tegangan lebih besar dibanding yang lain. Hal ini
disebabkan karena pengaruh luasan lubang dop, posisi lubang dop, banyaknya
lubang dop, keadaan gelombang di lapangan.

Hasil tegangan maksimum - 0.5 tegangan maksimum


Grafik tegangan maksimum – 0.5 tegangan maksimum menunjukkan
tegangan yang dihasilkan dari nilai tegangan setengah maksimal sampai dengan
nilai tegangan maksimal. Adapun grafik dapat dilihat ditampilkan pada Gambar
32.
3.5

3
Tegangan (Volt)

2.5

2
Tipe dop
1.5
berlubang 0,25 inci
1 Tipe dop berluban
1 inci
0.5

0
1297
1621
1945
2269
2593
2917
3241
3565
3889
325
649
973
1

Data ke -

Gambar 32 Hasil tegangan maksimum – 0.5 tegangan maksimum

Hasil tegangan maksimum – 0.5 tegangan maksimum (-3 dB) terlihat dari
grafik bahwa tipe dop berlubang ukuran 1 inci memiliki nilai tegangan maksimum
sebesar 3.3 volt, dengan nilai tegangan rata-rata nilai sebesar 2.8 volt dan
memiliki nilai standar deviasi 2.54047e-13 sedangkan tipe dop berlubang empat
ukuran 0.25 inci memiliki nilai tegangan maksimum sebesar 2.5 volt, dengan nilai
tegangan rata-rata sebesar 2.43 volt, dan memiliki nilai standar deviasi 0.5. Tipe
dop berlubang 2.5 inci menghasilkan 0 volt, hal ini disebabkan karena beberapa
faktor yaitu luasan lubang tipe dop dan posisi lubang dop yang kurang
memutarkan baling kipas. Berdasarkan prinsip persamaan kontinuitas bahwa
23

semakin kecil luasan lubang tipe dop, kecapatan aliran udara semakin cepat
(Ackroyd 2015) serta dipengaruhi faktor lingkungan seperti kecepatan angin dan
ketinggian gelombang.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Prototipe yang dibuat dalam penelitian ini menghasilkan listrik dengan


tegangan maksimal sebesar 3.3 volt. Prinsip kerja instrumen ini adalah
memanfaatkan energi gelombang laut untuk menggerakkan piston secara vertikal.
Pergerakan piston ini menghasilkan angin yang dapat menggerakkan propeler dari
generator fan. Tipe dop yang digunakan menunjukkan bahwa dop yang berlubang
1 inci lebih baik dalam menghasilkan listrik.
Saran

Adapun saran penelitian dalam pembuatan magnet pada generator fan


ukuran magnetnya lebih besar, perancangan ulang tangan piston dan penggunaan
lapisan pada dop pipa yang lebih sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Ackroyd JAD. 2015. Babinsky’s demonstration: the theory of flight and its
historical background. Journal of Aeronautical History. (1):1-42.
Benny PW, Swamardika IBA, Wijaya IWY. 2015. Rancang Bangun Sistem
Tracking Panel Surya Berbasis Mikrokontroler Arduino. E-Journal
Spektrum. 2:115-120.
Hayward J, Osman P. 2011. The Potential of Wave Energy. [internet] [diunduh
2017 Mei 31]. Tersedia pada: http://www.garnautreview.org.au/update-
2011/commissioned-work/potential-wave-energy.pdf
Idris MHD. 2014. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Water Temperature Data
Logger [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Kherde MAS, Gumble PR. 2013. A Review of various trends of digital-to-analog
converter with performance characteristics and behavioral parameters.
International Journal of Advanced Research in Computer Science and
Software Engineering.3(4) :508-512.
Mahaganti IS, Tumaliang H, Nelwan AF, Pakiding M. 2014. Pra-Desain
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut menggunakan Generator Asinkron.
E-Journal Teknik Elektro dan Komputer. 1-7.
Nuarsa IM, Sayoga I MS. 2013. Pemerataan Energi Gelombang Laut Dengan
Sistem Berpiston Aksi Ganda. NTB (ID): Universitas Mataram Press.
Prabowo H. 2012. Atlas Potensi Energi Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Kelautan. hal :1-7.
Sharma V, Choudhary R. 2016. CPU fan noise control by active noise
Cancellation. International Research Journal of Engineering and
Technology (IRJET). 3: 518:52.
24

Sajali M. 2016. Analisa Laju Aliran Air Bersih dengan Menggunakan Software
Pipe Flow Expert V 6.39 di Perumahan Graha Indah Kelapa Gading.
Klambir V, Medan.Sumatera (ID): Universitas Sumatera Utara.
Stewart RH. 2008. Introduction to Physical Oceanography. Department of
Oceanography Texas A & M University.
Surapati A, Erianofiardi, Wahyu AS, Anggraini IN. 2013. Desain dan
Implementasi Pembangkit Listrik Gelombang Laut dengan menggunakan
Sistem Pneumatik. Universitas Bengkulu.
Tirozzi B, Puca S, Pittalis S, Bruschi A, Morucci S, Ferraro E, Corsini S. 2007.
Neural Networks and Sea Time Series: Reconstruction and Extreme-Event
Analysis. Springer Science & Business Media
25

Lampiran 1 Dokumentasi.

(a) (b)

(c)

Keterangan : (a): Perancangan mekanik (b):


Perancangan elekronik (c):
Perancangan programan
26

Lampiran 2 Ketinggian muka laut

Ketinggian muka laut


No Bujur Lintang
(meter)
1 106.5 -7 0.62
2 106.5 -7 0.66
3 106.5 -7 0.71

Lampiran 3 Penulisan pemrograman untuk voltmeter


#include <Wire.h>
#include "RTClib.h"
#include <SD.h>
RTC_DS1307 RTC;
File dataFile;
void setup() {
Wire.begin();
RTC.begin();
if (! RTC.isrunning()) {
Serial.println("RTC is NOT running!");
}
if (!SD.begin(chipSelect)) {
Serial.println("Card failed, or not present");
return;
}
Serial.println("card initialized.");
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
DateTime now = RTC.now();
int NilaiSensor = analogRead(A0);
float Tegangan = NilaiSensor * (3.3 / 1023.0);
Serial.print(now.day(), DEC);
Serial.print('/');
Serial.print(now.month(), DEC);
Serial.print('/');
Serial.print(now.year(), DEC);
Serial.print(",");
Serial.print(now.hour(), DEC);
Serial.print(':');
Serial.print(now.minute(), DEC);
Serial.print(':');
Serial.print(now.second(), DEC);
Serial.print(",");
Serial.print(NilaiSensor);
Serial.print(",");
Serial.println(Tegangan);
dataFile = SD.open("DATALOG.txt",
FILE_WRITE); if (dataFile) {
dataFile.print(now.day(), DEC);
dataFile.print('/');
dataFile.print(now.month(), DEC);
dataFile.print('/');
dataFile.print(now.year(), DEC);
dataFile.print(",");
dataFile.print(now.hour(), DEC);
dataFile.print(':');
dataFile.print(now.minute(), DEC);
dataFile.print(':');
27

dataFile.print(now.second(), DEC);
dataFile.print(",");
dataFile.print(NilaiSensor);
dataFile.print(",");
dataFile.println(Tegangan);
dataFile.close();
}
}
28

Lampiran 4 Hasil uji laboratorium dalam satu detik

Tabel data tipe dop berlubang 2.5 inci

Waktu 15 cm 30 cm
(tanggal,bu
lan,tahun) (waktu) nilai p (waktu) nilai np (waktu) nilai p (waktu) nilai np
jam adc jam adc jam adc jam adc
25/09/2016 13:00:01 0 0 13:13:03 0 0 13:20:13 0 0 13:23:11 0 0
25/09/2016 13:00:01 0 0 13:13:03 0 0 13:20:13 0 0 13:23:11 0 0
25/09/2016 13:00:01 0 0 13:13:03 0 0 13:20:13 0 0 13:23:11 0 0
25/09/2016 13:00:01 0 0 13:13:03 0 0 13:20:13 0 0 13:23:11 0 0
25/09/2016 13:00:01 0 0 13:13:03 0 0 13:20:13 0 0 13:23:11 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 0 0 13:13:03 0 0 13:20:13 31 0.1 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 0 0 13:13:03 0 0 13:20:13 31 0.1 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 155 0.5
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:11 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:12 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:12 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:12 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 155 0.5 13:23:12 124 0.4
25/09/2016 13:00:01 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 0 0 13:23:12 93 0.3
25/09/2016 13:00:02 310 1 13:13:03 310 1 13:20:13 0 0 13:23:12 0 0
25/09/2016 13:00:02 62 0.2 13:13:03 62 0.2 13:20:14 0 0 13:23:12 0 0
25/09/2016 13:00:02 0 0 13:13:03 0 0 13:20:14 0 0 13:23:12 0 0
25/09/2016 13:00:02 0 0 13:13:04 0 0 13:20:14 0 0 13:23:12 0 0
25/09/2016 13:00:02 0 0 13:13:04 0 0 13:20:14 0 0 13:23:12 0 0
25/09/2016 13:00:02 0 0 13:13:04 0 0 13:20:14 0 0 13:23:12 0 0
25/09/2016 13:00:02 0 0 13:13:04 0 0 13:20:14 0 0 13:23:12 0 0
29

Lanjutan

Waktu 45 cm
(tanggal,bulan (waktu) nilai p (waktu) nilai np
,tahun) jam adc jam adc
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0

25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0


25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 124 0.4
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 124 0.4
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 279 0.9 13:25:15 155 0.5
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 186 0.6
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:18 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:19 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:19 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:19 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:23:19 0 0 13:25:15 0 0
25/09/2016 13:00:02 0 0 13:13:04 0 0
30

Tabel data tipe dop berlubang 1 inci

Waktu 15 cm 30 cm
(tanggal,bu
lan,tahun) (waktu) nilai p (waktu) nilai np (waktu) nilai p (waktu) nilai np
jam adc jam adc jam adc jam adc
25/09/2016 15:02:48 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 334 1.08 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 14 0.05 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 146 0.47 15:13:11 81 0.26 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 334 1.08 15:13:11 91 0.29 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 121 0.39 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 232 0.75 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 165 0.53 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 181 0.58 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 290 0.93 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 244 0.79 15:13:11 0 0 15:15:09 86 0.28
25/09/2016 15:02:49 83 0.27 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 55 0.18 15:10:13 132 0.43 15:13:11 247 0.8 15:15:09 308 0.99
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 23 0.07 15:13:11 123 0.4 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 111 0.36 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 59 0.19 15:10:13 0 0 15:13:11 149 0.48 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 54 0.17 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 609 1.96
25/09/2016 15:02:49 28 0.09 15:10:13 0 0 15:13:11 143 0.46 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 133 0.43 15:13:11 16 0.05 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 23 0.07 15:13:11 0 0 15:15:09 556 1.79
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 129 0.42 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 162 0.52 15:13:11 84 0.27 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:09 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:10 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:13 0 0 15:13:11 0 0 15:15:10 0 0
25/09/2016 15:02:49 0 0 15:10:14 0 0 15:13:12 0 0 15:15:10 0 0
25/09/2016 15:02:50 0 0 15:10:14 0 0 15:13:12 0 0 15:15:10 0 0
25/09/2016 15:02:50 0 0 15:10:14 0 0 15:13:12 0 0 15:15:10 0 0
25/09/2016 15:02:50 0 0 15:10:14 0 0 15:13:12 0 0 15:15:10 0 0
31

Lanjutan

Waktu 45cm
(tanggal,bu (waktu) nilai p (waktu) nilai np
lan,tahun) jam adc jam adc
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 36 0.12
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 82 0.26
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 20 0.06
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 0 0
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 158 0.51
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 393 1.27
25/09/2016 15:17:07 174 0.56 15:19:05 489 1.58
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 0 0
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 117 0.38
25/09/2016 15:17:07 364 1.17 15:19:05 0 0
25/09/2016 15:17:07 413 1.33 15:19:05 641 2.07
25/09/2016 15:17:07 37 0.12 15:19:05 979 3.15
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 298 0.96
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 533 1.72
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 390 1.26
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 365 1.18
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 904 2.91
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 198 0.64
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 626 2.02
25/09/2016 15:17:07 0 0 15:19:05 574 1.85
25/09/2016 15:17:07 187 0.6 15:19:05 709 2.28
25/09/2016 15:17:07 305 0.98 15:19:05 0 0
25/09/2016 15:17:07 217 0.7 15:19:05 163 0.53
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:05 628 2.02
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:05 0 0
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:06 0 0
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:06 0 0
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:06 0 0
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:06 0 0
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:06 0 0
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:06 0 0
25/09/2016 15:17:08 0 0 15:19:06 0 0
32

Tabel data tipe dop berlubang 0.25 inci

Waktu 15 cm 30 cm
(tanggal,bu
lan,tahun) (waktu) nilai p (waktu) nilai np (waktu) nilai p (waktu) nilai np
jam adc jam adc jam adc jam adc
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:11 0 0 16:20:14 0 0 16:23:19 31 0.1
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:11 0 0 16:20:14 0 0 16:23:19 31 0.1
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:11 0 0 16:20:14 0 0 16:23:19 0 0
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:11 62 0.2 16:20:14 0 0 16:23:19 0 0
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:11 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:11 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:11 93 0.3 16:20:14 31 0.1 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 31 0.1 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 186 0.6 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 186 0.6 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 186 0.6 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 186 0.6 16:23:19 186 0.6
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 186 0.6 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 186 0.6 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 155 0.5 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 310 1 16:15:12 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 62 0.2 16:15:12 93 0.3 16:20:14 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:12 0 0 16:20:14 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:12 0 0 16:20:15 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:14 0 0 16:15:12 0 0 16:20:15 0 0 16:23:19 155 0.5
25/09/2016 16:10:15 0 0 16:15:12 0 0 16:20:15 0 0 16:23:19 0 0
25/09/2016 16:10:15 0 0 16:15:12 0 0 16:20:15 0 0 16:23:20 0 0
33

Lanjutan

Waktu 45 cm
(tanggal,bu (waktu) nilai p (waktu) nilai np
lan,tahun) jam adc jam adc
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 124 0.4 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 155 0.5 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 155 0.5 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 93 0.3 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 93 0.3 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 62 0.2 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 62 0.2 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 62 0.2 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 62 0.2 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 124 0.4
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:20 31 0.1 16:29:21 155 0.5
25/09/2016 16:27:21 31 0.1 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:21 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:21 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:21 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:21 0 0 16:29:21 0 0
25/09/2016 16:27:21 0 0 16:29:22 0 0
25/09/2016 16:27:21 0 0 16:29:22 0 0
34

Tabel data frekuensi dengan selang nilai adc

Pergerakan pipa dengan jarak 15 cm

Tipe dop berlubang


Batas nilai adc
2.5 inci 1 inci 0.25 inci
15 cm 15 cm 15cm

p np p np p np
awal akhir Selang
0 200 0-200 1 21 5 10 21 25
200 400 200-400 20 0 0 3 20 0
400 600 400-600 0 0 0 0 0 0
600 800 600-800 0 0 0 0 0 0
800 1023 800-1023 0 0 0 0 0 0

Pergerakan pipa dengan jarak 30 cm


Tipe dop berlubang
Batas nilai adc
2.5 inci 1 inci 0.25 inci
30cm 30 cm 30 cm

p np p np p np
awal akhir Selang
0 200 0-200 20 22 12 1 16 29
200 400 200-200 0 0 0 1 0 0
400 600 400-400 0 0 0 1 0 0
600 800 600-600 0 0 0 1 0 0
800 1023 800-1023 0 0 0 0 0 0

Pergerakan pipa dengan jarak 45 cm

Tipe dop berlubang


Batas nilai adc
2.5 inci 1 inci 0.25 inci
45 cm 45 cm 45 cm

p np p np p np
awal akhir Selang
0 200 0-200 0 16 3 7 18 13
200 400 200-400 16 0 3 4 0 0
400 600 400-600 0 0 1 3 0 0
600 800 600-800 0 0 0 4 0 0
800 1023 800-1023 0 0 0 2 0 0
35

Lampiran 5 Hasil uji lapang rata-rata perjam

Tabel data tanggal 10 Oktober 2016 Tabel data tanggal 13 Oktober 2016
Waktu Waktu
Waktu
Waktu nilai (tanggal,bul nilai adc tegangan
(tanggal,bulan, tegangan (jam)
(jam) adc an,tahun)
tahun)
10/13/2016 1:00:00 1013.7 3.27
10/10/2016 1:00:00 0 0
10/13/2016 2:00:00 1013.7 3.27
10/10/2016 2:00:00 129 0.39
10/13/2016 3:00:00 1010.6 3.26
10/10/2016 3:00:00 325.5 1.05
10/13/2016 4:00:00 1001.3 3.23
10/10/2016 4:00:00 282.2 0.94
10/13/2016 5:00:00 973.4 3.14
10/10/2016 5:00:00 285.8 0.95
10/13/2016 6:00:00 868 2.8
10/10/2016 6:00:00 279 0.9
10/13/2016 7:00:00 623.1 2.01
10/10/2016 7:00:00 0 0
10/13/2016 8:00:00 527 1.7
10/10/2016 8:00:00 0 0
10/13/2016 9:00:00 403 1.3
10/10/2016 9:00:00 0 0
10/13/2016 10:00:00 669.6 2.16
10/10/2016 10:00:00 0 0
10/13/2016 11:00:00 623.1 2.01
10/10/2016 11:00:00 0 0
10/13/2016 12:00:00 403 1.3
10/10/2016 12:00:00 0 0
10/13/2016 13:00:00 434 1.4
10/10/2016 13:00:00 0 0
10/13/2016 14:00:00 418.5 1.35
10/10/2016 14:00:00 0 0
10/13/2016 15:00:00 378.2 1.22
10/10/2016 15:00:00 0 0
10/13/2016 16:00:00 384.4 1.24
10/10/2016 16:00:00 0 0
10/13/2016 17:00:00 399.9 1.29
10/10/2016 17:00:00 325.5 1.05
10/13/2016 18:00:00 452.6 1.46
10/10/2016 18:00:00 635 2.05
10/13/2016 19:00:00 446.4 1.44
10/10/2016 19:00:00 930 3
10/13/2016 20:00:00 418.5 1.35
10/10/2016 20:00:00 217 0.7
10/13/2016 21:00:00 0 0
10/10/2016 21:00:00 0 0
10/13/2016 22:00:00 0 0
10/10/2016 22:00:00 0 0
10/13/2016 23:00:00 0 0
10/10/2016 23:00:00 0 0
10/13/2016 24:00:00 0 0
10/10/2016 24:00:00 0 0
36

Lanjutan

Tabel data tanggal 17 Oktober 2016


Waktu
Waktu nilai
(tanggal,bul tegangan
(jam) adc
an,tahun)
10/17/2016 1:00:00 0 0
10/17/2016 2:00:00 0 0
10/17/2016 3:00:00 0 0
10/17/2016 4:00:00 0 0
10/17/2016 5:00:00 0 0
10/17/2016 6:00:00 0 0
10/17/2016 7:00:00 0 0
10/17/2016 8:00:00 0 0
10/17/2016 9:00:00 0 0
10/17/2016 10:00:00 0 0
10/17/2016 11:00:00 0 0
10/17/2016 12:00:00 0 0
10/17/2016 13:00:00 0 0
10/17/2016 14:00:00 0 0
10/17/2016 15:00:00 0 0
10/17/2016 16:00:00 0 0
10/17/2016 17:00:00 0 0
10/17/2016 18:00:00 0 0
10/17/2016 19:00:00 0 0
10/17/2016 20:00:00 0 0
10/17/2016 21:00:00 0 0
10/17/2016 22:00:00 0 0
37

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Garut, 14 Maret 1994. Anak ke 4 dari 5


bersaudara. Dilahirkan dari Ayah bernama Tarso Dapi
Wiharjono dan Ibu bernama Yani Maryani. Pendidikan SMA
di SMAN 2 Garut. Penulis masuk IPB melalui jalur
SNMPTN undangan Tahun 2012. Penulis pernah mengikuti
kegiatan Himpunan Mahasiswa Teknologi Kelautan
(HIMITEKA) di Divisi Biro Kewirausahaan tahun 2014-
2015. Pernah mengikuti kompetisi Basket di Pekan Olahraga Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan (PORIKAN) tahun 2014-2015. Selain itu, penulis juga pernah
menjadi Koordinator Asisten mata kuliah Energi Laut Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai