Oleh
PAHRUL ROZI HUTABARAT
160120053
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya penulis telah diberi kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan laporan
proposal penelitian, serta tidak lupa pula penulis ucapkan salam kepada nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan hingga alam
yang berilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.
Puji syukur penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini berjudul
“Rancang bangun alat destilasi bertingkat untuk pemurnian bioetanol skala
laboratorium”.
Dalam penulisan Proposal Penelitian ini banyak menemui rintangan
hambatan dan kesulitan-kesulitan namun dengan adanya bantuan dan bimbingan
berbagai pihak terutama dosen pembimbing. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih yang amat tulus kepada Bapak Asnawi, S.T.,M.Sc. selaku
pembimbing utama dan Bapak Muhammad Sayuthi, S.T.,M.T. selaku
pembimbing pendamping, akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini dengan baik walaupun masih terdapat kekurangan dan kekeliriun
didalamnya. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih
yang setinggi-tingginya kepada kedua orangtua atas dukungan serta doa yang
senantiasa diberikan. Dan penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof., Dr., Ir. Herman Fithra, S.T., MT., IPM. Selaku Rektor
Universitas Malikussaleh.
2. Bapak Dr Muhammad, S.T., M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh.
3. Bapak Asnawi, S.T., M.Sc. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Malikussaleh, Sekaligus Pembimbing Pertama.
4. Bapak Abdul Rahman, S.T., M.Eng. Selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Malikussaleh.
5.
6.
i
7. Kepada seluruh teman-teman yang telah ikut membantu dalam penelitian
proposal ini.
Penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penulisan Proposal
Penelitian ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang sifat membangun demi perbaikan kedepannya. Akhirnya besar harapan
penulis semoga Proposal Penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin…
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR NOTASI
vii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
3
1.3 Tujuan Penelitian
3
1.4 Manfaat Penelitian
3
1.5 Batasan Masalah
3
iii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Bioetanol
5
2.1.1 Proses Pembuatan Bioetanol
5
2.1.2 Tahap Pemurnian
6
2.2 Destilasi
7
2.2.1 Destilasi Bertingkat
8
2.2.2 Prinsip Kerja Destilasi Bertingkat
9
2.2.3 Proses atau Mekanisme Destilasi Bertingkat
9
2.2.4 Destilasi Skala Laboratorium
10
2.3 Rangkaian Alat
11
2.4 Fungsi Alat Destilasi
11
2.5 Diagram Titik Didih
12
2.6 Kondensor
12
2.7 Tabung Destilasi
13
2.8 Aliran Fluida dalam Pipa
14
iv
2.9 Perhitungan Perpindahan Panas Tabung Pemanas
16
2.10 Perhitungan Perpindahan Panas dalam Pipa Kondensor
16
2.11 Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)
16
2.12 Tipe Heat Exchanger
17
2.12.1 Double Pipe Heat Exchanger
17
2.12.2 Shell and Tube Heat Exchanger
17
2.12.3 Plate and Frame Heat Exchanger
17
2.13 Shell and Tube Heat Exchanger
18
2.14 Prinsip Kerja Shell and Tube Heat Exchanger
18
2.15 Tipe Aliran Shell and Tube Heat Exchanger
18
2.16 Komponen Penyusun Shell and Tube Heat Exchanger
19
2.17 Laju Perpindahan Panas yang Terjadi pada APK
21
2.18 Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh
22
2.19 Perbedaan Temperatur Rata-rata Logaritma
22
2.20 Metode Efektivitas – NTU
24
v
2.21 Persamaan-Persamaan Hubungan Efektivitas dan NTU
24
vi
3.6.1 Variable Bebas
29
3.6.2 Variabel Terikat
29
3.10. Analisa dan Pengolahan Data
30
3.11. Diagram Alir Penelitian
31
vii
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR NOTASI
viii
U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh (W/ m2 .℃ atau Btu/h.
2
ft . ℉ )
h∞ = koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m2 .℃ atau Btu/h.
2
ft . ℉ )
A = luas penampang APK (m2 atau ft 2)
D = Diameter tube APK (m atau ft)
L = Panjang tube APK (m atau ft)
k = koefisien konduktivitas termal (W/m. ℃ atau Btu/h. ft 2 . ℉ )
i dan o = Menjelaskan sisi dalam dan sisi luar tube APK
R f ,i dan Rf ,o = Faktor pengotoran pada sisi dalam dan luar dinding tube APK
Qaktual = laju perpidahan kalor actual
Qmaks = laju perpindahan kalor maksimal yang mungkin
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
tahun 2001, produksi bensin mencapai 14,60 miliar liter dan impor mencapai
12,18 miliar liter, yang berarti kenaikan produksi sebesar 13,72 miliar liter dan
impor 11,73 miliar liter dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan energi
alternatif untuk sektor transportasi jangka panjang merupakan tugas paling
penting dari masyarakat di tahun-tahun mendatang. Salah satu energi alternatif
yang perlu dikembangkan adalah bahan bakar bioetanol yang diproses dari
sumber yang dapat diperbaharui. Bioetanol menarik untuk dikembangkan karena
sesuai untuk dicampur dengan bensin pada perbandingan berapapun dan dengan
modifikasi mesin. Karena bioetanol diproduksi dari sumber yang dapat
diperbaharui, maka proses yang berkelanjutan akan dapat dilakukan (Setiawan,
dkk, 2007).
Manfaat pemakaian biofuel di Indonesia yaitu memperbesar basis sumber
daya bahan bakar cair, mengurangi impor bahan bakar minyak, menguatkan
security of supply bahan bakar, meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi
mengurangi ketimpangan pendapatan individu dan antardaerah, meningkatkan
kemampuan nasional dalam teknologi pertanian dan industri, mengurangi
kecenderungan pemanasan global dan pencemaran udara (bahan bakar ramah
lingkungan) serta berpotensi mendorong ekspor komoditi baru (Martono dan
Sasongko, 2007).
Fuel grade ethanol adalah alkohol murni yang bebas air (anhydrous
alcohol) dan berkadar lebih dari 99,5%. Penggunaan bioetanol sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor bervariasi antara vlend hingga bioetanol murni.
Bioetanol mempunyai peranan yang sangat penting, karena merupakan bahan
bakar cair untuk 1027 kendaraan bermotor yang dapat diperbaharui (Demirbas,
2005).
Salah satu metode untuk membuat etanol adalah dengan menggunakan
teknik destilasi refluks. Alat destilasi refluks merupakan salah satu alat pembuat
etanol yang dapat menghasilkan bioetanol (Sangian, 2006). Bioetanol sangat
dibutuhkan sebagai pengganti Bahan bakar minyak. Hal ini yang mendorong
peneliti untuk membuat bioetanol dengan kemurnian 96%.
1
1.2 Rumusan Masalah
Maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana merancang heat exchanger untuk pemurnian bioetanol
sederhana ?
2. Bagaimana efektivitas heat exchanger pemurnian bioetanol dengan
menggunakan heat exchanger shell and tube ?
1
3. Mengetahui hasil pemurnian bioetanol dengan menggunakan metode
matlab.
1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioetanol
Bioetanol (C 2 H 5 OH ) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula
dari sumber karbohidrat mengunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol
merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai
minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yang
merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Adapun manfaat pemakaian
gasohol di indonesia yaitu : memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair,
mengurangi impor BBM, menguatakan security of supply bahan bakar
meningkatkan kesempatan kerja, berpotensi untuk mengurangi ketimpangan
pendapatan antara individu dan antar daerah, meningkatkan kemampuan nasional
dalam teknologi pertaniaan dan industri, mengurangi kecenderungan pemanasan
global dan pencemaran udara (bahan bakar ramah lingkungan) dan berpotensi
mendorong eksopror komoditi baru (Arif Batutah, 2017).
5
6
kerak serta kegosongan pada bagian bawah didalam drum masakan. Sehingga
setelah disaring, larutan tersebut sudah menjadi beer bioetanol dengan kadar 7-9
% dan siap untuk didestilasikan selama 4 jam dengan suhu 85-95 ℃ , yang pada
akhirnya akan menghasilkan bioetanol dengan kadar 40%. Produksi etanol dengan
bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, dilakukan melalui
proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air. Meliputi tahap
pembersian bahan, penggilingan, serta geltiniasai. Tahap-tahap ini dilakukan pada
bahan berpati, sedangkan pada bahan yang mengandung glukosa dapat langsung
difermentasi. Selanjutnya fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa
menjadi etanol. Pada umumnya hasil fermentasi adalah bioetanol atau alcohol
yang mempunyai kemurnian 7-9 %. Agar dapat mencapai kemurnian diatas 95%,
maka alkohol hasil fermentasi ini harus melalui proses destilasi bertingkat atau
dengan beberapa kali pengulangan. Destilasi dilakukan untuk memisakan alkohol
dengan air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua nahan tersebut
yang kemudian diembunkan kembali. Proses destilasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pemurnian bioetanol yang disebut dengan destilator (indartono
dan Setyo, 2005).
2.2 Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali kedalam bantuk cairan. Zat yang memliki titik
didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai
unit operasi kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada
teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada
titik didihnya.
Distilasi atau penyulingan merupakan proses pemurnian suatu campuran
yang biasanya berupa cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi
merupakan proses pemisahan fisik yang tidak memerlukan reaksi kimia. Secara
komersial, distilasi memiliki sejumlah aplikasi, misalnya untuk memisahkan
minyak mentah menjadi fraksi-fraksi yang lebih ringan yang digunakan sebagai
bahan bakar dalam transportasi, pembangkit listrik, maupun dalam proses
pemanasan sehari-hari. Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah
perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,
yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol (Mustiadi, Astuti, Purwokuncoro, 2020).
Distilasi adalah proses pemisahan komponen suatu campuran berdasarkan
perbedaan titik didih. Dalam proses distilasi terdapat dua tahap proses yaitu proses
penguapan dan proses pengembunan. Campuran bahan dalam tangki destilasi
dididihkan, bahan yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu. Uap hasil distilasi kemudian didinginkan dalam kondensor sehingga uap
8
kembali menjadi cairan. Rangkaian alat distilasi bertingkat terdiri dari 2 bagian
yaitu tangki distilasi dan kondensor.
Diagram titik didih adalah diagram yang menggambarkan titik didih dan
titik embun yang membentuk kurva pada fraksimol tertentu. Kurva titik didih
adalah kurva yang menggambarkan hubungan temperatur pada suatu campuran
cairan jenuh yang setimbang dengan campuran uap jenuh diatasnya.
Cairan jenuh adalah cairan yang sedang mendidih pada tekanan tertentu.
Sedangkan uap jenuh adalah uap yang menjelang atau sedang mengembun.
2.6 Kondensor
Kondensor adalah alat untuk mengurangi gas atau uap ke cair. Kondensor
yang digunakan dalam pembangkit listrik untuk menyingkat uap gas buang dari
turbin dan alat pendingin untuk menyingkat uap refrigerant, seperti amonia dan
Freon.
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger)
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap,
fungsi utama kondensor adalah untuk mengembalikan exchaust steam dari turbin
ke fase cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunkan kembali.
Kondensor juga berfungsi untuk menciptakan back pressure yang rendah
(vaccum) pada exchaust turbin. Dengan back pressure yang rendah, maka
efisiensi siklus dan kerja turbin akan meningkat.
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas dari
kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatannya sendiri,
kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat
membuang panasnya keluar. Kondensor merupakan jaringan pipa yang berfungsi
sebagai pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan menjadi
cair akan mengalir ke pipa evaporator.
A=( π r 2 ) × h (2.2)
Keterangan :
V = volume tabung
A = luas penampang ( m )
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas
yang terjadi yaitu melalui interfase/penghubung antara kedua fluida.
2. Kontak secara tidak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui dinsing
pemisah, lalu fluida akan mengalir dengan sendiri.
Tipe heat exchanger yang paling umum digunakan dalam industri adalah
tipe shell and tube. Heat exchanger tipe shell and tube terdiri dari kumpulan tube
didalan suatu shell. Komponen penyusun heat exchanger jenis shell and tube
adalah :
1. Shell
Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana terdapat tube bundle.
Pada exchanger jenis shell and tube terdapat fluida yang menerima atau
melepaskan panas, yang dimaksud dengan lintasan yang dilakukan oleh fluida
yang mengalir ke dalam melalui saluran masuk (input nozzle) melewati bagian
dalam shell dan mengelilingi tube kemudian keluar melalui saliran keluar (outlet
nozzle). Untuk temperatur yang sangat tinggi terkadang shell dibagi menjadi dua
dan disambungkan dengan sambungan ekspansi. Biasanya shell berbentuk
memanjang (silinder) yang berisi tube bundle sekaligus sebagai wadah untuk
mengalirkan zat atau fluida. Ketebalan shell pada bahan yang mudah korosif
sering diberi kelebihan 1/8 in.
2. Tube
Tube adalah bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang mengalir
didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Diameter dalam
tube merupakan diameter dalam aktual pada ukuran inci dengan toleransi yang
cepat. Tube dapat diubah dari berbagai jenis logam, seperti besi, tembaga,
perunggu, alumunium dan stainless steel. Ukuran ketebalan pipa berbeda-beda
dan dinyatakan dalam bilangan Birmingham Wire Gage (BWG) dan yang biasa
digunakan mengikuti ukuran-ukuran yang terlalu baku. Semakin besar bilangan
BWG maka akan semakin tipis tubenya (Za, Tendra., 2011).
3. Tube Sheet
Komponen ini berupa alat plat yang dipasang di dalam tube untuk membagi
aliran fluida tube bila diinginkan jumlah tube pass lebih dari satu. Konstruksi tube
sheet biasanya dibuat tebal, dan tube terpasang tanpa bocor pada tube sheet
(Savasadiya, 2015).
4. Baffle
21
Baffle didalam shell menyebabkan arah aliran fluida dalam shell akan
memotong kumpulan tube secara tegak lurus, sehingga memungkinkan
pengaturan arah aliran dalam shell makan dapat meningkatkan kecepatan
linearnya dan meningkatkan harga koefesien perpindahan panas lapisan fluida di
sisi shell.
Baffle juga berfungsi untuk menahan tube bundle untuk menahan getaran
pada tube dan menjaga jarak antara masing-masing tube, serta menahan turbulensi
yang yang ditimbulkan oleh tekanan fluida (Setiawan, 2011).
5. Tie rod
Tie rod digunakan untuk pengikat sistem baffles menjadi satu dan tetap pada
posisinya (Setiawan, 2011). Secara umum, tie rod dapat mempertahankan jarak
antara tube sheet dan baffles serta sambungan tube.
Variasi dari temperatur fluida dingin dan fluida panas pada APK dengan
arah aliran berlawanan ditunjukan pada gambar dibawah ini. Pada kasus ini fluida
dingin dan panas mengalir pada arah yang berlawanan. Temperatur keluaran
fluida dingin dapat melebihi temperatur keluaran fluida panas, namun hal seperti
ini jarang dijumpai.
Maka persamaan :
∆T 1−∆ T 2
LMTD= =¿ ¿
∆T1 (2.18)
ln ( )
∆T2
{ }
−1
1+ exp [−NTU √ 1+ C
] 2
ε =2 1 +C + √ 1+ C
2
(2.23)
1−exp [−NTU √ 1+C ]
2
{ }
0 , 22
NTU
ε =1−exp
C
[ exp (−C NTU 0 ,78 ) −1 ] (2.24)
Metode penelitian adalah suatu cara atau langkah yang dilakukan dalam
proses penelitian sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah. Dalam melakukan penelitian hendaknya mempersiapkan waktu,
tempat,spesimen, dan alat-alat untuk dapat menyelesaikan penelitian dan
mendapatkan hasil yang sempurna.
27
28
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian untuk merancang heat exchanger
meliputi pipa tembaga, tabung destilasi, tabung kondensor, pipa penghubung dan
lain-lain. Adapun fungsinya antara lain :
1. Pipa tembaga sebagai media penyaluran air pada instalasi saluran pemisah
antara air pendingin dan etanol. Pipa ini digunakan sebagai media
penghantar panas.
2. Tabung destilasi digunakan sebagai wadah atau tempat sampel yang akan
didestilasi.
3. Tabung kondensor digunakan untuk mendinginkan uap destilasi yang
melewati kondensor sehingga menjadi cair.
4. Pipa penghubung digunakan sebagai pembuangan uap hasil senyawa cairan
kimia.
5. Pemanas (heater) digunakan untuk memanaskan sempel.
6. Gelas ukur digunakan sebagai tempat sampel etanol yang akan diukur pada
shell and tube heat exchanger untuk pemurnian bioetanol.
7. Termometer digunakan untuk mengetahui suhu sampel etanol yang akan
diukur viskositasnya pada saat pengujian.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini untuk merancang heat
exchanger meliputi etanol dan air. Adapun fungsinya antara lain :
1. Etanol (C 2 H 5 OH ) digunakan sebagai sampel pada heat exchanger untuk
pemurnian bioetanol. Etanol yang digunakan dengan kapasitas 60%.
2. Air ( H 2 O) digunakan sebagai sampel shell and tube heat exchanger sebagai
media pendingin (cooling water) untuk pemurnian bioetanol.
29
Keterangan :
1. Heater
Heater atau pemanas berfungsi untuk memanaskan sampel yang terdapat
pada alas bulat atau labu destilat.
2. Thermometer
Thermometer berfungsi untuk mengamati suhu dalam proses destilasi
sehingga suhu dapat dikontrol sesuai suhu yang diinginkan.
3. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap destilat yang melewati
kondensor sehingga menjadi cair.
4. Ember
30
Studi literature
33
Profil dataYabenar ?
Ya
Analisaa data dan pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Anonim. (2019). Buku Panduan Kerja Praktek dan Tugas Akhir. Teknik Mesin,
Universitas Malikussaleh.
Hargono dan Suryanto (2017). Rancang Bangun Alat Distilasi Satu Tahap Untuk
Memproduksi Bioetanolgrade Teknis. Jurnal Rekayasa Mesin Vol 10 No 1
(2015). Hal 9 – 14. https://jurnal.polines.ac.id/index.php/reka
yasa/article/view/208
Mustiadi, L., Astuti, S., & Purwokuncoro, A.E. (2020). Buku Ajar Distilasi Uap
Dan Bahan Bakar Pelet Arang Sampah Organik. C.V IRDH, Jl. Sokajaya
No. 59, Purwokerto New Villa Bukit Sengkaling C9 No. 1 Malang.
http://eprints.itn.ac.id/id/eprint/5209
Rapiyanta, P.T., Sutopo, B., & Soesanti, I. (2012). Pengaturan Suhu Destilator
pada Proses Destilasi Bio-Etanol Berbasis Kendali Proporsional
Menggunakan Plc Omron CPM2A. Paradigma, Jurnal Komupter dan
Informatika. Vol 14. No 1, https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php
/paradigma/article/view/3374
Syaichurrozi, I., et al. (2014). Study of Plate and Frame Heat Exchanger
Performance : The Effects of Mass Flow Rate, InletTemperature and Type
of Flow Againts The Overall Heat Transfer Coefficient. Eksergi, Vol XI, No.
02. 2014