Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS MAKNA SINISME TERHADAP HIDUP PADA

LIRIK LAGU “INOCHI NI KIRAWARETE IRU” KARYA


KANZAKI IORI (2017)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh:

AYU DINDA PARIDA

160240048

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, Yang telah memberikan kesempata n
dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan PROPOSAL SKRIPSI
dengan judul “ ANALISIS MAKNA SINISME TERHADAP HIDUP PADA
LIRIK LAGU “INOCHI NI KIRAWARETE IRU” KARYA KANZAKI
IORI(2007). Shalawat dan salam penulis sanjung sajikan ke pangkuan nabi besar
Muhammad SAW,Yang membawa kita dari alam jahiliah ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.

Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan dan
memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi pada program ilmu komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Malikussaleh. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan arahan dan bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan hormat dan terima


kasih kepada pihak telah membantu kami dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini terutama kepada :

1. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua Ayah saya yang
bernama Muliadi dan ibu saya Susiati Terima kasih untuk cinta dan kasih
sayang yang tidak pernah pudar dan doa tulus ikhlas yang tiada henti untuk
kebaikan saya.
2. Bapak Dr. Herman Fithra, ST., MT Selaku Rektor Universitas Malikussaleh
3. Bapak Dr. M. Nazaruddin, SS., M.Si Selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh
4. Bapak Kamaruddin.S.Sos.,M.Si Selaku ketua program prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Malikussaleh.
5. Bapak Awaluddin Arifin, S.I.Kom., M.I.Kom selaku sekretaris program
studi Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh.
6. Ibu Ade Muana Husniati, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing Akademik
saya sekaligus dosen pembimbing skripsi saya.
7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada saya.
8. Seluruh keluarga besar yang selalu menyemangati dan mendukung saya,
terutama kedua kakak kandung saya, Kak Chitra dan Kak Anum.
9. Kepada Nawal Azka yang selalu mendukung, menyemangati, serta
membantu saya dalam mengerjakan.
10. Kepada saudara seperjuangan seperantauan saya, Eva Risti, Abimanyu
Pamungkas yang selalu menyemangati saya dalam mengerjakan.
11. Seluruh teman-teman kelas Public Relations 2016 yang sudah mendukung
saya, Nidela Adinda Lisna, Fitria Nisa, Nadia Siska Nurlina yang selalu
memberikan semangat dan motivasi.
12. Keluarga Beringin saya yang selama ini mendukung saya, Dinna Baby, Ayu
Bik Ijah, Daddy Wawi, Ikbal Aqiqah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal skripsi


ini masih jauh dari kata kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.

Lhokseumawe, 19 Oktober 2020

Penulis

Ayu Dinda Parida


NIM. 160240048
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Fokus Penelitian........................................................................................6
1.3. Rumusan Masalah.....................................................................................7
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................7
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
2.1. Penelitian Terdahulu..................................................................................9
2.2. Landasan Teoritis....................................................................................13
2.2.1. Analisis Makna................................................................................13
2.2.2. Teori Semiotika................................................................................15
2.2.3. Analisis Semiotika Model Roland Barthes......................................17
2.3. Mazhab Sinisme Sebagai Aliran Filsafat................................................23
2.4. Lirik Lagu Sebagai Media Komunikasi..................................................25
2.5. Kerangka Berpikir...................................................................................27
2.6. Operasionalisasi Konsep Penelitian........................................................29
BAB III..................................................................................................................31
3.1. Objek Penelitian......................................................................................31
3.2. Pendekatan Penelitian..............................................................................31
3.3. Sumber Data............................................................................................33
3.4. Teknik Pengumpulan Data......................................................................33
3.5. Teknik Analisis Data...............................................................................34
3.6. Jadwal Penelitian.....................................................................................36
BAB IV..................................................................................................................37
4.1. Hasil Penelitian........................................................................................37
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................................37
4.1.2. Makna Denotasi pada Lirik Lagu Inochi Ni Kirawarete Iru...........40
4.1.3. Makna Konotasi pada Lirik Lagu Inochi Ni Kirawarete Iru............49
4.1.4. Mitologi pada Lirik Lagu Inochi Ni Kirawarete Iru........................55
4.2. Pembahasan.............................................................................................57
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hubungan semiotik...............................................................................16


Gambar 2 Peta Tanda Roland Barthes...................................................................21
Gambar 3 Kerangka Berpikir.................................................................................28
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu...............................................................................11


Tabel 2. 2 Konsep Penenelitian..........................................................................29Y
Tabel 4. 1 Hasil Penelitian.....................................................................................57
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut David Ewen seni musik adalah ilmu pengetahuan serta seni

mengenai kombinasi ritmik dan beberapa nada, baik vokal ataupun instrumental

yang mencangkup melodi serta harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu hal

yang menginginkan diungkapkan terlebih dalam segi emosional. Dalam

kehidupan sehari-hari, tentunya kita tak luput dari musik, terlebih lagi kita dapat

mengaksesnya dengan mudah melalui aplikasi Youtube, JOOX, Spotify, iTunes.

Setiap hari pastinya kita mendengar lagu di mana pun kita berada, baik kita putar

sendiri maupun mendengar musik yang diputar orang lain.

Musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang di

dalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan dan ide-ide dari

otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan. Dengan kata lain,

musik bisa mewakili segala ungkapan yang ada dalam pikiran manusia,

menyangkut pengalaman maupun harapan.

Musik merupakan salah satu bentuk hiburan yang ditampilkan oleh media

massa yang digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan yang diangkat dari

masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari melalui lirik yang digunakan. Musik

juga dapat menjadi media untuk mengungkapkan berbagai realitas kehidupan

manusia pada umumnya, dan kehidupan sosial pada khususnya. Pesan atau makna

dalam musik pada prinsipnya bervariasi tergantung pada realitas sosial dan
ideologi masing-masing kelompok, baik musik lokal maupun musik mancanegara.

Sebagai media massa, musik digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi

melalui lirik lagu. Bagi penciptaan musik itu sendiri, lirik lagu digunakan sebagai

media komunikasi untuk menyampaikan apa yang ada dalam benak penciptanya

agar para pendengarnya mengerti makna dan pesan yang disampaikan oleh si

pencipta.

Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan

dan pengelolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara

dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu (Sendjaja, 2014: 1.12). Dalam proses

komunikasi, terdapat beberapa model komunikasi, salah satunya komunikasi

massa. Komunikasi massa berkaitan dengan media massa. Media massa secara

garis besar dibagi ke dalam dua kelompok: media massa cetak dan media massa

elektronik. Dalam perkembangan media massa, kemajuan di bidang teknologi

digital dan jaringan telekomunikasi membawa semua media ke dalam

konvergensi. Konvergensi muncul dalam proses digitalisasi semua teknologi

media dan dalam integrasi berbagai media yang berbeda menjadi jaringan-

jaringan computer.

Perkembangan perekaman Compact Disc (CD) dimulai pada pertengahan

tahun 1980-an yang mulai menggantikan pita-pita Vinyl dan kaset audio segera

setelah mulai diperkenalkan pada tahun 1982. Munculnya teknologi perekaman

dan siaran radio di awal abad ke-20 membangkitkan music sebagai saran hiburan

dan seni pengalihan perhatian. Musik digunakan oleh para penyair sebagai salah

satu karya seni, media hiburan, lirik lagu juga digunakan untuk menyampaikan
pesan yang ada di dalam benaknya kepada setiap pendengarnya. Musik mampu

melampaui bahasa konvensional dalam menyampaikan apa yang dikandungnya

secara universal.

Menurut Victor E. Frankl (Naisaban, 2004:135) makna hidup adalah arti

hidup bagi seseorang manusia. Arti Hidup yang dimaksudkan adalah arti hidup

bukan untuk dipertanyakan, tetapi untuk direspon karena kita semua bertanggung

jawab untuk suatu hidup. Respons yang diberikan bukan dalam bentuk kata-kata

melainkan bentuk tindakan. Makna hidup merupakan suatu tujuan dan harapan

yang harus dimiliki oleh setiap individu yang hidup di dunia ini. Untuk mencapai

semua itu seseorang harus melakukan sesuatu dalam hidupnya, tidak hanya diam

dan bertanya hidup ini untuk apa. Namun tak jarang juga terdapat beberapa orang

yang memiliki pandangan miring terhadap kehidupan itu sendiri. Tak

membenarkan perkataan orang-orang yang naif, dan mencari pembenaran atas

pemikirannya sendiri. Di dunia ini terdapat beberapa kelompok manusia yang tak

menyukai bagaimana orang lain hidup menikmati hari-harinya namun

menginginkan hidup yang bebas tak terikat apapun. Mereka memandang bahwa

hidup ini dipenuhi dengan ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang diciptakan

untuk mengatur kehidupan, baik sehari-hari. Maupun bermasyarakat.

Di dalam menjalani kehidupan, seseorang tentunya memiliki beragam

emosi. Emosi adalah sebuah bentuk pengekspresian dari perasaan yang timbul di

dalam diri setiap orang. Emosi itu sendiri meliputi rasa marah, senang, sedih,

bahagia. Jika seseorang merasa senang dan bahagia maka ia akan

menunjukkannya melalui senyuman di bibirnya. Begitu juga ketika ia sedih, ia


akan menangis. Saat merasa marah maka ia akan diam, emosi juga menjadi bagian

dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa emosi seseorang bagaikan sebuah tubuh tanpa

jiwa. Hingga saat ini banyak manusia yang mengekspresikan emosi nya melalui

lagu. Lirik-lirik lagu yang disusun sesuai dengan suasana hatinya agar mampu

membuat si pendengar memahami bagaimana kondisi hati si pencipta.

Salah satu lagu yang menggambarkan tentang kehidupan adalah lagu

Inochi Ni Kirawarete Iru (Dibenci oleh kehidupan itu sendiri) karya Kanzaki Iori.

Lagu Inochi Ni Kirawarete Iru (Dibenci oleh kehidupan itu sendiri) karya

Kanzaki Iori diciptakan pada tahun 2017 sebagai lagu pembuka dari anime Evil or

Live pertama kali dinyanyikan oleh Hatsune Miku. Hatsune Miku adalah produk

perangkat lunak yang menghasilkan suara wanita. Hatsune Miku adalah seri

Vocaloid yaitu sebuah perangkat lunak produksi Yamaha Corporation yang

menghasilkan suara manusia Hatsune Miku merupakan seri Vocaloid generasi

kedua yang dianggap paling popular di seluruh dunia. Hatsune Miku merupakan

penyanyi pertama dari serangkaian penyanyi rekaan “Character vocal series”

yang diproduksi oleh Crypton Future Media. Suara yang dimiliki Miku diambil

dari suara Saki Fujita, seorang seiyuu atau pengisi suara dari Jepang. Lagu ini

kemudian dicover oleh banyak penyanyi Youtube terkenal, diantaranya Mafu

Mafu, Raon Lee, Umykun, Fujita Maiko dan lain sebagainya.

Jepang adalah sebuah Negara maju yang memiliki tradisi yang kuat, baik

dalam segi kebudayaan juga dalam kemajuan teknologi yang sangat pesat

perkembangannya. Selain hal-hal tersebut Jepang dikenal dengan peradabam dan

sumber daya manusianya yang sangat modern, disiplin yang tinggi dan ketekunan
yang akan sesuatu menunjukkan bahwa orang-orang Jepang adalah manusia yang

memiliki karakter yang kuat dan tangguh. Namun dibalik hal-hal positif tersebut

ada suatu fakta unik atau terkesan aneh yang sering kita dengar dari negara Jepang

yaitu tingginya kasus bunuh diri di Jepang yang membuat Negara Jepang menjadi

salah satu Negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat bunuh diri.

Salah satu ilmu yang mengkaji tentang tanda adalah semiotika. Semiotika

atau ilmu ketandaan adalah studi tentang makna keputusan. Ini termasuk studi

tentang tanda-tanda dan proses tanda, metafora, simbolisme, makna dan

komunikasi. Komunikasi didefinisikan sebagai proses mentransfer data atau

pemaknaan dari sumber ke penerima. Berdasarkan hal itu, teori komunikasi

membangun model berdasarkan kode, media, dan konteks untuk menjelaskan

aspek biologi, psikologi, dan mekanik yang terlibat. Ilmu komunikasi dan

semiotika mengakui bahwa proses teknis tidak dapat dipisahkan dari fakta bahwa

penerima harus membaca makna data, yaitu dapat membedakan data sebagai

bentuk yang penting, dan membuat makna dari itu sendiri.

Telaah media yang dilihat dari sudut semiotika diawali oleh Roland

Barthes pada tahun 1950. Roland Barthes merupakan salah satu seorang semiologi

terkemuka di ranah akademisi bidang humaniora, khususnya ilmu komunikasi.

Pemikirannya tentang semiologi merupakan perkembangan dari pemikiran

Ferdinand de Saussure. Apabila analisis semiotika aliran Saussure berupa tanda

denotative dan tanda konotatif, Barthes mengembangkan analisis tersebut menjadi

lebih dalam lagi. Terdapat suatu proses signifikasi dalam peta tanda analisis

Roland Barthes. Pada tahap pertama atau signifikasi pertama adalah tanda
denotative. Tanda denotatif juga merupakan penanda konotatif, yang masuk pada

tahap signifikasi kedua.

Melalui musik kita dapat merasakan emosi yang disampaikan oleh para

penyanyinya. Para penyanyi menyampaikan perasaan-perasaan melalui lirik-lirik

lagu yang dinyanyikan. Lirik-lirik itu mewakili perasaannya. Saat seseorang

merasa sedih lalu ia mendengarkan lagu yang liriknya berisi semangat maka ia

akan termotivasi juga untuk semangat. Namun tak jarang juga penyanyi

menyuarakan isi hati dan kegundahannya. Banyak sekali penyanyi-penyanyi yang

menuangkan kritikan terhadap sesuatu di dalam lagunya agar pendengarnya

mengetahui bagaimana isi hatinya. Lagu tak hanya diciptakan untuk menghibur,

namun juga sebagai sarana menuangkan pemikirannya terhadap sesuatu.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berusaha untuk mengkaji makna sinisme

terhadap hidup pada lirik lagu Inochi Ni Kirawarete Iru (Dibenci oleh kehidupan

itu sendiri) karya Kanzaki Iori menggunakan teori semiotika Roland Barthes.

Meskipun bentuk asli sinisme adalah sebuah filsafat, namun pada penelitian ini

peneliti menggunakan makna sinisme berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

1.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan agar penelitian ini lebih terarah dengan

membatasi dan mempersempit ruang lingkup dan kajian penelitian agar

berkembang tak terlalu luas dan tidak lari dari permasalahan. Maka fokus

penelitian yang penulis teliti yaitu:

1. Makna Sinisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.


2. Makna sinisme terhadap hidup.

3. Lirik lagu Inochi Ni Kirawarete Iru (Dibenci oleh kehidupan itu

sendiri) Karya Kanzaki Iori yang menggambarkan makna sinisme.

4. Menganalisis lirik lagu Inochi Ni Kirawarete Iru (Dibenci oleh

kehidupan itu sendiri) Karya Kanzaki Iori menggunakan teori

semiotika Roland Barthes.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini : Bagaimana makna sinisme

terhadap hidup pada lirik lagu Inochi Ni Kirawarete Iru ( dibenci oleh kehidupan

itu sendiri) karya Kanzaki Iori dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes.

1.4. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus memiliki tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan

untuk mengetahui apa yang sebenarnya dicari peneliti sehingga memberikan

arahan dalam melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Adapun tujuan

penelitian ini adalah :

1. Menganalisis makna sinisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2. Menganalisis makna sinisme terhadap hidup.

3. Menentukan lirik lagu Inochi Ni Kirawarete Iru (Dibenci oleh

kehidupan itu sendiri) Karya Kanzaki Iori yang menunjukkan makna

sinisme.
4. Menganalisis makna sinisme terhadap hidup pada lirik lagu Inochi Ni

Kirawarete Iru (Dibenci oleh kehidupan itu sendiri) Karya Kanzaki

Iori menggunakan teori Semiotika Roland Barthes.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu

komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan studi

analisis semiotika musik dalam kajian media massa khususnya pada

analisis semiotika Roland Barthes.

2. Secara praktis, hasil analisis ini diharapkan bisa memberikan

gambaran kepada para pembaca agar lebih memahami dan mampu

memaknai setiap pesan yang disampaikan oleh media baik melalui

film, iklan, maupun lagu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai

tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya. Penelitian terdahulu memudahkan

peneliti dalam menemukan langkah yang sistematis untuk penyusunan penelitian

dari segi teori maupun konsep. Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang

menjadi bahan referensi yang menunjang peneliti untuk melakukan penelitian

terkait dengan permasalahan yang penulis angkat.

Penelitian pertama, skripsi Adydhatya Della Pahlevi berjudul Makna Lirik

Lagu Slank Sebagai Media Komunikasi Kritik Sosial (Analisis Semiotika Lirik

Lagu Grup Band Slank “Gossip Jalanan”), Tahun 2016. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif. Teori yang digunakan adalah Teori

Semiotika, Pengumpulan datanya menggunakan metode analisis dari Roland

Barthes. Hasil penelitian dari literatur ini mendeskripsikan Gambaran tentang

bagaimanakah pemaknaan sebenarnya “mafia: dalam lirik lagu “Gossip Jalanan”

yang diterangkan melalui kode Hermeneutik, Kode Proairetik (Tindakan), Kode

Budaya, Kode Semik, dan Kode Simbolik.

Pada Kode Hermeneutik, mafia digambarkan seperti makna kata

“Bandar”, pada Kode Proairetik (Tindakan) Mafia berani melakukan tindakan

berupa fisik atau perilaku yang melanggar hukum seperti melakukan tindakan

kekerasan (memukul/menampar) dan menyuap oknum berwajib. Pada Kode


Budaya, mafia di dalam lirik lagu “Gossip Jalanan” budaya korupsi seakan

menjadi budaya baru yang muncul di Negara Indonesia. Pada Kode Semik, mafia

digambarkan sebagai pihak yang memiliki sifat ingin kekuasaan dan memiliki

kekuatan uang untuk mengatur banyak hal yang ingin dicapai. Pada Kode

Simbolik, mafia dijelaskan sebagai perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang

kejahatan dan sebai persekongkolan di antara para penegak hukum dengan pencari

keadilan.

Persamaan penelitian ini yaitu peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif dan menggunakan teori semiotika Roland Barthes, sedangkan

perbedaannya penelitian peneliti menggunakan metode Deskriptif Kualitatif.

Penelitian kedua dalam jurnal Muara Ilmu Sosial, oleh Septia Winduwati

yang berjudul Representasi Seks Bebas Pada Lirik Lagu Dangdut (Analisis

Semiotika Saussure Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam”), Tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif Kualitatif, teori yang digunakan

adalah teori semiotika. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada lirik

lagu “Cinta Satu Malam” secara eksplisit merepresentasikan fenomena seks bebas

sebagai salah satu realitas sosial serta menunjukkan suatu pergeseran nilai bahasa

khususnya pada pemilihan kata pada lagu dangdut. Pada lirik lagu ini juga

menonjolkan kata/bahasa eksplisit mengenai seks bebas sebagai hal atau wacana

yang lumrah di kalangan masyarakat.

Persamaan penelitian ini yaitu peneliti menggunakan penelitian kualitatif

dan menggunakan teori semiotika, sedangkan perbedaannya yaitu pada jurnal


Septia Winduwati menggunakan paradigma konstruktivis, sedangkan penelitian

peneliti menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes.

Penelitian ke tiga, dalam Journal Volume II No. 4, oleh Chrestavius

Kondoahi yang berjudul Analisis Simiotika Pragmatik Lirik Lagu Krisis

Kepercayaan Dan Republik Sulap (Studi Pada Komunitas Punk Street Di

Manado), Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan menggunakan teori semiotika pragmatic. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa komunitas Punk Street melakukan kritik sosial terhadap

pemerintah melalui lagu Krisis Kepercayaan dan Republik Sulap. Hal ini

digambarkan oleh situasi yang dialami Indonesia yang dipenuhi oleh orang-orang

yang memiliki jabatan dan uang bisa melakukan apa saja.

Persamaan penelitian ini yaitu peneliti menggunakan penelitian kualitatif

dan teori semiotika. Perbedaan penelitian ini yaitu pada penelitian Chrestavius

Kondoahi menggunakan metode analisis semiotika pragmatic, sedangkan peneliti

menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes.

Tabel 2. Penelitian terdahulu

Nama / Judul / Persamaan


Metode / Hasil
Tahun /Perbedaan
Skripsi Adydhatya Penelitian ini Persamaan penelitian
Della Pahlevi / Makna menggunakan metode ini yaitu peneliti
Lirik Lagu Slank penelitian Kualitatif. menggunakan metode
Sebagai Media Hasil penelitian ini penelitian kualitatif
Komunikasi Kritik adalah mendeskripikan dan teori semiotika
Sosial (Analisis Gambaran tentang Roland Barthes.
Semiotika Lirik Lagu bagaimanakah Perbedaan penelitian
Grup Band Slank pemaknaan ini adalah peneliti
“Gossip Jalanan”) sebenarnya “Mafia” menggunakan metode
Tahun 2016 dalam lirik lagu deskriptif kualitatif.
“Gossip Jalanan” yang
diterangkan melalui
kode Hemeneutik,
kode Proariretik, kode
Budaya, kode Semik,
dank ode Simbolik.
Jurnal Muara Ilmu Penelitian ini Persamaan penelitian
Sosial, oleh Septia menggunakan metode ini yaitu peneliti
Winduwati / penelitian deskriptif menggunakan
Representasi Seks kualitatif. penelitian kualitatif
Bebas Pada Lirik Lagu Hasil dari penelitian deskriptif dan teori
Dangdut (Analisis ini menunjukkan semiotika.
Semiotika Saussure bahwa lirik lagu Perbedaan pada jurnal
Pada Lirik Lagu “Cinta Satu Malam” atas nama Septia
“Cinta Satu Malam”), secara eksplisit Widuwati
Tahun 2017. merepresentasikan menggunakan
fenomena seks bebas paradigm kostruktivis,
salah satu realitas sedangkan penelitian
sosial serta peneliti menggunakan
menunjukkan suatu metode analisis
pergeseran nilai semiotika Roland
bahasa khususnya Barthes.
pada pemilihan kata
pada lagu dangut.
Jurnal Volume II No. Penelitian ini Persamaan penelitian
4, oleh Chrestavius menggunakan jenis ini yaitu peneliti
Kondoahi / Analisis penelitian kualitatif menggunakan
Semiotika Pragmatik dengan menggunakan penelitian kualitatif
Lirik Lagu Krisis teori semiotika dan teori semiotika.
Kepercayaan dan Pragmatic. Perbedaan penelitian
Republik Sulap (Studi Hasil dari penelitian ini yaitu pada
pada Komunitas Punk ini menunjukkan penelitian Chrestavius
Street Di Manado), bahwa komunikas Kondoahi
Tahun 2013. Punk Street menggunakan metode
melakukan kritik analisis semiotika
sosial terhadap pragmatic, sedangkan
pemerintah melalui peneliti menggunakan
lagu Krisis metode analisis
Kepercayaan dan semiotika Roland
Republik Sulap. Barthes.
Sumber : Adydhatya Della Pahlevi (2016), Septia Winduwati (2017),

Chrestavius Kondoahi (2013)

2.2. Landasan Teoritis

2.2.1. Analisis Makna

Makna merupakan konsep yang abstrak, yang telah menarik perhatian

para ahli filsafat dan para teoretisi ilmu sosial selama 2000 tahun silam (Fisher,

1986:343 dalam Sobur, 2004:19). Semenjak Plato mengkonseptualisasikan

makna manusia sebagai salinan “ultrarealitas”, para pemikir besar telah sering

mempergunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas yang

merentang sejak pengungkapan mental dari Locke sampai respon yang

dikeluarkan Skinner.

Komunikasi adalah proses yang kita gunakan untuk mereproduksi, di

benak pendengar apa yang ada dalam benak kita. Reproduksi ini hanyalah

sebuah proses parsial dan selalu bias salah” (Devito, 1997: 123-124, dalam
Sobur, 2004: 20). Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada

manusia. Kita menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita

komunikasikan. Tetapi, kata-kata ini tidak secara sempurna dan lengkap

menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula, makna yang

didapat pendengar dari pesan-pesan kita akan sangat berbeda dengan makna

yang ingin kita komunikasikan.

Makna “kata” dalam komunikasi pergaulan sosial ditentukan oleh hasil

tawar-menawar yang tanpa henti. Dalam situasi tawar-menawar inilah berbagai

peristiwa lucu atau, kadang-kadang tragis dalam komunikasi bias terjadi.

Kemungkinan “kelucuan komunikasi” ini biasanya dapat juga terhindarkan

oleh berbagai macam mekanisme komunikasi bahasa yang lain mulai dari

konteks, tekanan kata, sampai air muka dan gerak tubuh. Semakin sebuah

komunitas bersifat multi-bahasa, semakin tinggi peran yang harus dimainkan

oleh mekanisme tambahan ini.

Para ahli filsafat dan linguis umumnya mengakui bahwa masalah

makna suatu ungkapan bahasa merupakan persoalan yang paling mendasar di

dalam filsafat bahasa. Pada awal perkembangannya di Inggris, Moor sebagai

seorang tokoh utama yang memperkenalkan mazhab analitik bahasa ini, selalu

mempersoalkan makna yang dikandung dalam ungkapan filsafat. Russell dan

Wittgensten kemudian melangkah lebih maju dalam rangka memberi bobot

makna ke dalam bahasa filsafat, melalui bahasa yang bersifat logis sempurna.

Mereka membedakan antara struktur logis dan sruktur bahasa, sehingga

memudahkan kita untuk membedakan antara ungkapan yang tidak


mengandung makna (meaningless) dan yang mengandung arti (meaningfull).

Langkah-langkah ini dilanjutkan pula oleh positivisme logis yang berupaya

menentukan kriteria pernyataan yang mengandung makna, melalui prinsip

verifikasi (Munstasyir, 2001:153-154, dalam Sobur, 2004:22).

2.2.2. Teori Semiotika

Kata semiotika berasal dari Bahasa Yunani, Semeion yang berarti

“tanda” (Sudjiman dan Van Zoest, 1996 dalam Sobur, 2009:16) atau seme,

yang berarti “penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1999 dalam Sobur, 2009:16).

Semiotika berakar pada studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan

poetika (Kurniawan, 2001 dalam Sobur, 2009:17). “Tanda” pada masa itu

masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya,

asap menandai adanya api.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari

jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak

mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).

Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan

mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek

itu hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
berkomunikasi, tetapi juga mengonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes,

19988:179; Kurniawan, 2001:53 dalam Sobur, 2009:15).

Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna

(meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau ide dan suatu tanda

(Littlejohn, 1996:64 dalam Sobur, 2009:16). Konsep dasar ini mengikat

bersama seperangkat teori yang amat luas berurusan dengan simbol, bahasa,

wacana, dan bentuk-bentuk nonverbal, teori-teori yang menjelaskan bagaimana

tanda disusun.

Pada dasarnya, semiosis dapat dipandang sebagai suatu proses tanda

yang dapat diperikan dalam istilah semiotika sebagai suatu hubungan antara

lima istilah:

Anda mungkin juga menyukai