Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PERKEMBANGAN BUDAYA HINDU DI KOTA MEDAN

(KUIL SHRI MARIAMMAN)

DISUSUN OLEH :

DANI IMLEK TOMSON SIDABUTAR 5203510016

ENDO FIRMANSYAH PURBA 5202610001

ENGGO PARSAORAN MANIK 5203510014

JACK RIYAN PATRICK 5203510006

YANDI BORKAT RAHMADDINI 5203510003

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih karuniaNya
yang berlimpah pada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mini riset dimata
kuliah Ilmu Sosial Bdaya Dasar.

Tidak lupa juga kami berterimakasih kepada ibu dosen pengampu yang telah
membimbing dan memberikan tugas makalah mini riset Ilmu Sosial Budaya Dasar ini sehingga
dengan tugas ini kami dapat menambah wawasan kami mengenai salah satu keragaman budaya
yang ada di Sumatera Utara kota Medan

Serta kami juga tidak lupa berterimakasih kepada semua pihak yang sudah berkonstribusi
dalam pembuatan makalah mini riset ini. Makalah mini riset ini kami susun sedemikian
mungkinwalaupun kami tahu hasilnya jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi pedoman kami
untuk memperbaiki makalah mini riset selanjutnya yang akan kami susun.

Akhir kata kami sangat berharap makalah mini riset ini dapat membangun dan menambah
pengetahuan pembaca mengenai makalah kami ini, serta dapat bermanfaat bagi semua orang.

Medan, 17 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................................4

2. Identifikasi Masalah.................................................................................................................5

3. Tujuan Penelitian.....................................................................................................................5

4. Manfaat Penelitian...................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................6

1. Penelitian yang Relavan...........................................................................................................6

2. Kerangka Konseptual / teoritis.................................................................................................6

3. Kerangka Berpikir....................................................................................................................6

BAB III............................................................................................................................................7

METODE PENELITIAN................................................................................................................7

1. Jenis dan Tahapan Penelitian...................................................................................................7

2. Lokasi Penelitian......................................................................................................................7

3. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................................7

4. Teknik Analisis Data................................................................................................................8

BAB IV............................................................................................................................................9

HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................9

1. Gambar lokasi penelitian.........................................................................................................9

2. Sejarah budya Hindu..............................................................................................................10

3. Sejarah Kuil Shri Mariamman...............................................................................................12

4. Fungsi Kuil Shri Mariamman................................................................................................13

3
5. Dewa yang terdapat pada kuil................................................................................................14

BAB V...........................................................................................................................................15

PENUTUP.....................................................................................................................................15

1. Kesimpulan............................................................................................................................15

2. Saran.......................................................................................................................................15

BAB VI..........................................................................................................................................16

LAMPIRAN..................................................................................................................................16

4
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Seperti kota-kota besar lain di Indonesia, Kota Jakarta, Kota Surabaya, dan Kota
Bandung, Kota Medan juga merupakan kota besar yang terdiri dari berbagai
keberagaman suku, agama, bahasa, seni dan budaya. Keanekaragaman tersebut
menjadikan Kota Medan sebagai kota majemuk yang masyarakatnya hidup
berdampingan dan harmonis satu sama lain. Kota Medan menjadi contoh kota majemuk
yang baik bagi kota-kota lain di Indonesia dalam hal bertoleransi dan mengharagai
antarmasyarakat.
Lebih dalam dari konsep plruralisme, multikulturalisme lebih menekankan relasi
antarkebudayaan dengan pengertian bahwa keberadaan suatu kebudayaan harus
mempertimbangkan keberadaan kebudayaan lainnya. Dari sini lahir gagasan kesetaraan,
toleransi, dan saling menghargai (Suharyanto, 2012:4). Keharmonisan hidup antarsuku
adalah bentuk interpretasi dari adanya rasa saling menghormati dan menghargai yang
cukup tinggi dalam diri setiap masyarakat. Menerapkan konsep Melting Pot dalam
kehidupan bermasyarakat yang beragam sangatlah diperlukan agar terhindar dari
ketegangan-ketegangan atau konflik suku, ras, golongan, maupun agama.
Harmonisasi yang tercipta pada masyarakat Kota Medan bukan saja terjalin antar
sesama penduduk pribumi seperti Suku Batak, Suku Melayu, Suku Jawa, Suku
Minangkabau dan suku-suku pribumi lainnya tetapi juga terjalin dengan etnis-etnis
lainnya termasuk etnis Tamil dan Etnis Tionghoa. Etnis Tamil dan Etnis Tionghoa adalah
dua etnis yang sudah cukup lama tinggal dan hidup di Kota Medan. Adapun kedua etnis
ini telah membaur dan menjadi bagian dari keberagaman budaya yang ada di Kota
Medan. Orang India telah menyebar ke berbagai wilayah di Kota Medan dan sekitarnya
dan Kampung Madras yang berada di wilayah Medan Polonia adalah kawasan yang
mayoritas masyarakatnya adalah orang-orang India.

5
2. Identifikasi Masalah
A. Bagaimana Sejarah Masuknya budaya hindu di kota Medan?
B. Bagaimana sejarah Kuil Shri Mariamman dibangun?
C. Apakah fungsi dari Kuil Shri Mariamman?
D. Apa saja yang terdapat di Kuil Shri Mariamman?

3. Tujuan Penelitian
A. Untuk mengetahui Sejarah Kuil Shri Mariamman
B. Untuk mengetahui fungsi Kuil Shri Mariamman
C. Untuk mengetahui patung dewa yang terdapat di Kuil Shri Mariamman
D. Untuk mengetahui Sejarah budaya Hindu

4. Manfaat Penelitian
A. Menambah Wawasan penulis dan pembaca tentang Kuil Shri Mariamman
B. Mengetahui peranan Kuil Shri Mariamman
C. Dapat dimanfaatkan sebagai referensi Mahasiswa/Pelajar dalam proses pembelajaran
D. Mengetahui latar belakang Kuil Shri Mariamman

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian yang Relavan
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan: nilai – nilai sejarah yang terkandung
dalam Kuil Shri Mariamman yang hendak ditanamkan kepada mahsiswa dari kuil Shri
Mariamman adalah nilai praktis, nilai teoritis, nilai ketuhanan dan nilai ekonomis; Patung
dewa yang ada di Kuil Shri Mariamman. Ini dapat dijadikan sebagai media dan sumber
pembelajaran sejarah; Guru dalam menyelenggarakan pembelajaran sejarah dengan
memanfaatkan Kuil Shri Mariamman sebagai media dan sumber belajar.

2. Kerangka Konseptual / teoritis


Menurut Azhari, dkk (2013:137-138) sebelum berubah nama menjadi Kampung
Madras, dahulunya pada masa kolonial Belanda masyarakat pribumi menyebut wilayah
tersebut dengan nama Kampung Keling dan Etnis Tamil diberi julukan “orang Keling”.
Keling dalam streotipe artinya lebih menjurus kepada ejekan warna kulit hitam. Karena
dianggap streotipe tersebut kurang baik maka diubahlah menjadi Kampung Madras oleh
sebab Etnis Tamil berasal dari wilayah Madras di India. Tetapi umumnya masyarakat
Kota Medan –bukan Etnis Tamillebih mengenal istilah Kampung Keling dibanding
Kampung Madras.

3. Kerangka Berpikir

PELESTARIAN

PENELITIAN PRESENTASI
Interpretasi

PEMANFAATAN

7
BAB III

METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Tahapan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan
pendekatan naturalistic dan Teknik pengumpulan data berupa wawancara, dan
dokumentasi. Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian hummaniora dengan cara
pendekatannya empiric. Penelitian ini dilakukan offline sesuai dengan tahapan
pelaksanaan penelitian, Adapun tahapan penelitian ini untuk memperoleh data hasil
penelitian mengenai Kuil Shri Marriamman.

2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan di Kuil Shri Marriaman. Jl. Teuku Umar
No.18, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara 20151,
pada pukul 14.00 – 16.00
A. Sebelah utara berbatasan dengan Rumah sakit Umum Materna
B. Sebelah barat berbatasan dengan Klinik dr. Dewanta Tjandra
C. Sebelah selatan berbatasan dengan Apotek Bintang
D. Sebelah timur berbatasan dengan Nasi Goreng Komdak.

3. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang diambil pada laporan ini dengan menggunakan metode
wawancara tidak terstruktur atau wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan – pertanyaan spesifik, namun hanya membuat poin –
poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden serta melakukan observasi
langsung ke tempat Kuil Shri Mariamman dan mengambil dokumentasi berbentuk foto
tempat sebagai memperkuat hasil laporan mini riset.

8
4. Teknik Analisis Data
Menurut Lexy J. Moleong yang merupakan penulis buku berjudul metode penelitian
kualitatif menuturkan analisis data adalah kegiatan analisis pada suatu penelitian yang
dikerjakan dengan memeriksa seluruh data dari instrument penelitian, seperti catatan,
dokumen, dan hasil tes. Teknik analisis data yang dilakukan pada laporan ini adalah
dengan mengambil informasi acara langsung dengan mempersiapkan data dokumen
melalui bukti foto dokumentasi yang didapat.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Gambar lokasi penelitian

10
2. Sejarah budya Hindu
Situs purbakala Padang Lawas mencirikan bangunan candi Hindu-Budha.
Kawasan ini merupakan kompleks percandian terbesar di Sumatera Bagian Utara. Kata
“Candi” mengacu pada berbagai macam bentuk dan fungsi bangunan, antara lain tempat
beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, tempat
pemujaan atau bersemayam Dewa, dan petirtarian (pemandian), serta gapura.
Daerah ini juga sering dikaitkan dengan data kesejarahan tentang sebuah kerajaan
atau wilayah yang bernama Pannai atau Pane. Tetapi, sampai saat ini masih ada
perdebatan mengenai kerajaan tersebut.
Setidaknya ada enam biara/candi Hindu-Budha yang dapat diidentifikasi dan
dapat diketahui denah tata letak biaranya di Padang Lawas. Keenam biara/candi tersebut
adalah:

1. Biara Bahal I.
Terletak di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara,
sekitar 500 meter arah tenggara dari Biara Pulo. Pada halaman biara terdapat lima
bangunan yang terdiri dari sebuah biara induk, sebuah bangunan tanpa atap yang
diidentifkasi sebagai mandapa terletak di depan biara induk, sebuah biara perwara yang
terletak di sebelah timur laut biara induk. Juga, terdapat dua buah bangunan lain yang
terletak di sebelah barat daya mandapa (sebuah bangunan yang berfungsi sebagai aula
dapat berupa bangunan berdinding atau tidak berdinding).

2. Biara Bahal II
Biara ini berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas
Utara, sekitar 500 meter arah tenggara dari Biara Bahal I. Adapun tata letak bangunan di
dalam halaman biara adalah sebuah biara induk yang menghadap ke arah tenggara,
dengan satu biara perwara di sebelah utara biara induk dan di depan biara induk terdapat
sebuah mandapa.

11
3. Biara Bahal III
Situs ini terletak di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas
Utara, sekitar 400 meter arah timur dari Candi Bahal II. Di dalam halaman, hanya
terdapat dua komponen bangunan yaitu satu biara induk yang menghadap ke timur dan
sebuah mandapa yang terdapat tepat di depan biara induk.

4. Biara Sangkilon
Situs ini terletak di Desa Sangkilon, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang
Lawas. Jarak situs dari perkampungan penduduk sekitar kurang lebih 2,5 km ke arah
barat. Kompleks biara ini walaupun hanya menyisakan gundukan dan runtuhan tetapi
masih dapat diidentifikasi keletakannya. Kompleks ini berpagar keliling berbahan bata,
dengan luasan 44 m x 39,5 m.
Pada halaman biara terdapat empat buah gundukan tanah yang merupakan
runtuhan bangunan. Sebuah biara induk yang menyisakan dua buah dinding tubuh biara.
Sebuah gundukan tanah yang diduga perwara di sebelah utara, dan sebuah gundukan
datar di sebelah timur biara induk yang diduga mandapa, serta sebuah gundukan tanah
yang lebih kecil di sebelah utara mandapa.

5. Biara Situpoyan
Secara administratif masuk wilayah Desa Sitopoyan, Kecamatan Portibi,
Kabupaten Padang Lwas Utara. Saat ini kompleks ini ditandai dengan enam buah
gundukan terbesar berukuran 20 x 10 m, dengan tinggi 2 m. Gundukan mandapa yang
terletak di sebelah timur gundukan terbesar berukuran 8 m x 6 m dengan tinggi 1,5 m.

12
6. Biara Sipamutung

Biara ini berlokasi di Dusun Siparau Lama, Desa Siparau, Kecamatan Barumun Tengah,
Kabupaten Padang Lawas. Kawasan situs berada di dekat pertemuan dua sungai, yaitu
Sungai Pane di sebelah barat dan Sungai Barumun di sisi timur dan utara.

Area kompleks candi seluas 26,58 hektar ini dikelilingi oleh benteng tanah. Sebagian
arkeolog mengasumsikan benteng tanteng tanaha ini berfungsi sebagai penahan atau
pelindung dari segala bahaya, di antaranya dari luapan air sungai yang berada tidak jauh
dari komplek percandian. (K-LH)

3. Sejarah Kuil Shri Mariamman


Kuil Shri Mariamman merupakan kuil tertua di Sumatera Utara dengan usia yang
mencapai lebih dari 1 abad. Terletak di Kampung Madras yang banyak ditempati oleh
masyarakat India Tamil, kuil ini menjadi salah satu tujuan favorit bagi wisatawan yang
berkunjung ke kampung ini.Adanya Kuil Shri Mariamman menunjukkan bahwa Kota
Medan merupakan kota yang memiliki beragam kebudayaan serta suku, di mana kuil ini
merupakan tempat beribadah bagi para umat Hindu.Selain itu, kuil yang berada di tengah
kota ini juga memiliki daya tarik lain yang selalu membuat wisatawan penasaran untuk
datang mengunjunginya.
Nama kuil ini memiliki arti penting tersendiri bagi masyarakat sekitar. Kuil Shri
Mariamman diambil dari nama seorang Dewi Mariamman. Dewi ini banyak dipuja di
beberapa wilayah di India Selatan.Menurut kepercayaan Hindu, Dewi Mariamman
merupakan dewi yang dipercayai mempunyai kekuatan yang mampu menyembuhkan
berbagai penyakit, mulai dari penyakit ringan hingga berat. Dewi Mariamman juga
dipercaya bisa menurunkan hujan ketika mengalami musim kemarau yang tandus.

4. Fungsi Kuil Shri Mariamman


Peranan sebuah kuil tidak spesifik. Hal ini adalah sama sahaja secaraumum kepada
semua kuil. Cuma cara pembinaan sahaja yang membezakanmengikut tempat dan budaya
masyarakat di sekitarnya. Peranan dan fungsi waterfall temple” dipinang pun sama juga
13
dengan kuil lain. Kuil ini dipanggil “aalayam” atau “kovil” dalam bahasa Tamil yang
artinya tempat di mana jiwa seseorang mencari ketenangan. Oleh karena itu Kovil
diartikan tempat Tuhan bersemedi. Bagi seorang penganutagama hindu kuil itu bukan
sahaja berperanan sebagai tempat ibadat malah iaadalah tempat bagi pemerintah segala
alam. Penganut agama Hindu mempercayaibahawa Tuhan maha kuasa bersemadi di tiga
tempat utama iaitu di hati, di rumahdan di kuil. Pembinaan kuil itu sendiri ditakrifkan
sebgai alam semesta dan prinsippembinaan, bentuk dan perhiasan dan juga upacara yang
berlaku di dalamnyaadalah untuk mencapai keluhuran.
Dari segi seni bina, kuil Hindu adalah seni purba yang lahir daripadakepercayaan
dan budaya yang ulung. Apabila setiap abad berlalu, seni binanya punberubah mengikut
kesesuaian. Kuil Hindu mewakili badan manusia di mana kepalakuil menuju ke barat dan
kakinya menuju ke sebelah timur. Banyak upacarakeagamaan dijalankan di dalam kuil
supaya penganut dapat kesihatan danketenangan di dalam hidup. Dinding kuil dihiasi
dengan patung-patung dewa dan juga hiasan yang cantik supaya melindungi daripada
kuasa jahat yang boleh dilihatdengan mata kasar dan juga bukan dengan mata kasar. Dua
patung yang berwajahgarang dibina di setiap penjuru muka depan kuil adalah berfungsi
sebagaipengawal.

14
5. Dewa yang terdapat pada kuil

Di bagian dalam kuil, terdapat banyak patung dewa yang menghiasi seluruh sudut
ruangan. Patung-patung ini diantaranya terdiri dari patung Shri Murugan, Shri
Mariamman Visnu, Shri Murugan, Annai, Narayanan, Vinayagar, Brahman, Sivan,
Visnu, Agasthiyar, Parvathi, dan masih banyak lagi.

Adanya patung-patung ini juga sering kali menjadi daya tarik bagi wisatawan yang
datang berkunjung ke kuil ini.

15
BAB V

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, maka diperoleh kesimpulan
bahwa sejarah kuil Shri Mariamman ini kuil tertua di kota Medan, Sumatera Utara. Usia
kuil ini mencapai 1 abad sekitar 100 Tahun, kuil ini dibuka untuk umum, namun
dikarenakan masa korona kuil ini sangat sepi. Berbagai fungsi kuil ini salah satunya
untuk tempat beribadah suku hindu, namun tidak hanya itu kuil ni bida dijadikan sebagai
rekreasi tempat berfoto karena tempat yang begitu indah.

2. Saran
Kuil ini sudah lama berdiri dan sudah sangat tua. Kami menyarankan untuk
melakukan renovasi pada kuil tersebut seperti pengecatan ulang, dan menambahkan
sedikit objek untuk menarik warga setempat datang ke kuil tersebut.

16
BAB VI

LAMPIRAN
1. Dokumentasi foto

17

Anda mungkin juga menyukai