Anda di halaman 1dari 20

NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA

SENI PERTUNJUKAN

Dosen Pengampuh : Dr. Asia Ramli, M.Pd.

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:


 Febry Indrayani (210802501026)
 Nikita Demiyanti Leontari Sairi Kopi (210802501019)
 Marcella Yuniati (210802501024)
 Mirza Azzahra Maula (210802500019)
 Dwi Caesar (2108025000192016)
 Yusril Bakhtiar (210802501028)

PRODI PENDIDIKAN SENDRATASIK

FAKULTAS SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini
disususn dalam rangka memenuh tugas dari mata kuliah “Pendidikan Seni Pertunjukan” yang
berjudul “Nilai-nilai Pendidikan dalam Seni Pertunjukan”

Makalah ini kami sususn dengan bantuan dari bapak Dr. Asia Ramli, M. Pd dan bapak Dr.
Arifin Manggau, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Seni Pertunjukan. Juga
saya ucapkan terima kasih kepada teman teman kelompok yang telah membantu baik secara
moral maupun material.Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan
pikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih
jauh dari kata sempurna.Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini
dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya.

Makassar, 8 September 2022

KELOMPOK V

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................iii-iv

Bab I Pendahuluan…………………………………………..................2
A.Latar Belakang.................................................................................2
B. Rumusan Masalah...........................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................4

Bab II Kajian Pustaka………………………………………......................5


A. Penelitian Terdahulu......................................................................5
B. Beberapa Pengertian Pendidikan....................................................5

Bab III Metodologi Penelitian.....................................................................9

A. Jenis Penelitian..............................................................................9

B.Teknik Pengumpulan Data.............................................................9

Bab IV Hasil dan Pembahasan.................................................11


A. Hasil..............................................................................................11
B. Pembahasan...................................................................................15
Bab V Penutup.........................................................................................16
1. Kesimpulan....................................................................................16
2 Saran................................................................................................16
Daftar Pustaka...............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian
manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani. Ada juga para beberapa
orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan melalui
pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa lebih dewasa karena
pendidikan tersebut memberikan dampak yang sangat positif bagi kita, dan juga
pendidikan tersebut bisa memberantas buta huruf dan akan memberikan
keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya. Seperti yang tertera
didalam UU No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.1
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Salah satu persoalan kehidupan yang sering menjadi pencermatan
sastrawan adalah persoalan pendidikan. Pendidikan dijadikan usaha manusia
untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
adat istiadat kebudayaan.
Istilah nilai dapat ditemukan dalam pembendaharaan dalam bahasa Inggris dengan
kata value yang digunakan untuk menunjukan kata benda yang abstrak, yang
dapat diartikan sebagai keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness)
(Darmodiharjo, 2006:233). Jika dalam KBBI nilai adalah sebagai kadar, mutu
atau sifat penting yang berguna bagi kemanusiaan.
Problematika Pendidikan yang masih harus di perbaiki menjadi catatan
penting untuk Indonesia karena Pendidikan yang buruk akan menciptakan
generasi yang buruk selanjutnya. menurut data Komisi Nasional Perlindungan
Anak merilis data bahwa 62,7 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak
perawan, 93,7 persen siswa SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2
persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film porno. Survei dari Badan
Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI)
menunjukkan 2,3 juta pelajar atau mahasiswa di Indonesia pernah mengonsumsi
narkotika, angka itu setara dengan 3,2 persen dari populasi pemakai narkoba.

Peran pendidikan di Indonesia sampai saat ini belumlah maksimal karena


masih banyak problem-problem yang belum terselesaikan di dunia pendidikan di

iv
negeri ini, tercatat dalam survei kualitas pendidikan yang di keluarkan oleh
Programme For International Student Assessment (PISA), Indonesia menempati
peringkat ke 72 dari 77 negara. Melihat data di atas sungguh amatlah miris
lembaga pendidikan yang seharusnya bisa menjadi ujung tombak pada kemajuan
negeri ini agar terciptanya generasi-generasi hebat ke depannya, tapi memiliki
kualitas peringkat yang sangat buruk di tingkat dunia, harusnya pemerintah bisa
bergerak secara maksimal untuk membenahi pendidikan di Indonesia agar
pendidikan di Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik, agar setiap tahun
tercipta generasi-generasi yang hebat. Harusnya Indonesia bisa belajar dari negara
tetangga yang pendidikannya lebih baik seperti Malaysia atau bahkan negara
Singapura yang menepati peringkat nomor dua teratas, karena mempunyai sistem
pendidikan yang sangat matang.

Generasi milenial adalah generasi yang terlahir sekitar tahun 1980 sampai
dengan tahun 2000-an. Terlahir dengan zaman yang sudah maju dalam teknologi.
Misalnya televisi yang sudah berwarna, handpone yang canggih, dan internet yang
super cepat. Sehingga salah satu ciri khas generasi ini adalah mahir
berteknologi.Di Indonesia di mana jumlah penduduk terus meningkat, secara
otomatis melahirkan generasi generasi milenial. Sebenarnya generasi milenial
adalah generasi pembaru bagi suatu negeri. Jika diberikan pendidikan dengan
metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran yang menarik dan inovatif.
Salah satu kelebihan dari generasi milenial ini adalah cepat beradaptasi dengan
teknologi. Contohnya hampir semua aplikasi sosial media dipenuhi oleh generasi
milenial. Katakan saja generasi milenial adalah pemuda, remaja atau manusia
yang berumur hingga 33 tahun. Sebagian besar dari mereka mendominasi
kehidupan dunia digital.

Optimalisasi teknologi dalam pembelajaran perlu dibimbing oleh tenaga


pendidik yang berkualitas agar generasi milenial tidak gagal paham dalam
memanfaatkan teknologi yang baik. Sebab saat ini banyak yang salah kaprah
dalam berteknologi. Dunia digital dibuat wadah yang menyeramkan, saling
memusuhi, saling mencaci yang membuat antar manusia memendam rasa
dendam.Oleh karena itu, di samping optimalisasi teknologi dalam pendidikan,
sekolah perlu memperhatikan pembinaan karakter untuk generasi milenial sebagai
bekal dalam berpikir dan berperilaku sehari-hari baik di masyarakat dan juga di
dunia digital.

2
B. Rumusan Masalah
Fokus masalah dalam makalah ini yaitu membahas beberapa yang
termasuk dalam Nilai pendidikan dalam seni pertunjukan antaranya adalah:
a) Apa yang dimaksud dengan nilai
b) Jelaskan masing masing pengertian jenis-jenis nilai:
- Nilai sosial
- Nilai budaya
- Nilai estetik
- Nilai Etik
c) Apa yang dimaksud nilai pemdidikan
d) Apa yang dimaksud pengertian seni pertunjukan

1. Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian nilai
b) Untuk mengetahui pengertian jenis-jenis nilai
c) Untuk mengetahui pengertian nilai pendidikan
d) Untuk mengetahui pengertian seni pertunjukan

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang signifikan menjadi bahan acuan bagi peneliti,
diantaranya:
1) Ujang Nendra Pratama (2020), mahasiswa Institut Seni Indonesia
Yogyakarta dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Gaya Belajar Mahasiswa
Pendidikan Seni Pertunjukan Berdasarkan Modalitas Preferensi Sensori, dari
hasil penelitiannya menunjukan bahwa modalitas visual merupakan gaya belajar
paling dominan, diikuti dengan modalitas kinestetik dan auditori. Hasil penelitian
ini juga dapat memberikan rekomedasi untuk menyiapkan perencanaan
pembelajaran yang relavan bagi mayoritas mahasiswa dengan referensi visual

B. Beberapa pengertian

1.Pengertian pendidikan
Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut dengan “Education”
dimana secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu
Eductum. Kata Eductum terdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya
perkembangan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang
berkembang. Sehingga secara etimologis arti pendidikan adalah suatu
proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.
Menurut Muhibbin Syah (2010: 10), ”Pendidikan berasal dari kata
“didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi
“mendidik” artinya, memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara
dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran”. Pendidikan merupakan masalah yang
sudah tidak asing bagi masyarakat. Pendidikan itu sendiri berkembang seiring
dengan pergeseran zaman. Sepanjang sejarahnya, manusia sebagai makhluk
sosial dan budaya menyelenggarakan pendidikan sebagai fungsi utama

4
untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan eksistensinya agar
dapat beradaptasi dengan lingkungan.
Melalui pendidikan pula, setiap individu diharapkan dapat mempelajari
simbolsimbol budaya, serta dapat menerapkan nilai-nilai yang telah dipelajari
sebagai pedoman bertingkah laku yang bermakna bagi individu yang
bersangkutan dalam kehidupan masyarakat (Triyanto, 2017: 60).
Menurut Rohidi (2014:110) menyatakan bahwa pendidikan dalam
konteks budaya berarti pendidikan dipandang sebagai upaya pengalihan,
pengembangan, dan penciptaan nilai-nilai, pengetahuan, dan keyakinan,
melalui suatu tradisi yang disepakati bersama oleh anggota masyarakat
pendukungnya, baik dilakukan bersama-sama atau antarpribadi, dengan
tujuan agar anggota masyarakat didikannya dapat memainkan peranan
(sebagai individu dalam kerangka sistem sosial-budayanya) di dalam
kehidupan dan dunia yang dihadapinya

PENGERTIAN PENDIDIKAN MENURUT BEBERAPA AHLI


Menurut Aristoteles (367-345 SM)
Pendidikan adalah salah satu fungsi dari suatu negara, dan dilakukan, terutama
setidaknya, untuk tujuan Negara itu sendiri. Negara adalah institusi sosial tertinggi
yang mengamankan tujuan tertinggi atau kebahagiaan manusia. Pendidikan adalah
persiapan/bekal untuk beberapa aktivitas/pekerjaan yang layak. Pendidikan
semestinya dipandu oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai (koresponden)
dengan hasil analisis psikologis, dan mengikuti perkembangan secara bertahap,
baik secara fisik (lahiriah) maupun mental (batiniah/jiwa).
Menurut John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M)
Menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan
tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003
Pendidikan adalah upaya yang disengaja untuk menciptakan suasana belajar dan
belajar yang memungkinkan siswa untuk menyadari potensi penuh mereka dalam
hal kekuatan spiritual, kepribadian yang baik, kontrol diri, kecerdasan, karakter
tinggi, dan keterampilan yang dibutuhkan oleh diri mereka sendiri dan
kemampuan mereka untuk membuka komunitas.

5
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 16
mendefinisikan secara umum “Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.”

Menurut Campbell (197:3)


menyatakan bahwa “a system as any group of irrelated components or parts
which function together to achieve a goal” , sistem adalah sekumpulan komponen
atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain yang berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan.17.

Menurut Elias M Award (1979:4)


juga menyatakan bahwa “… can ce defined as an organized group of components
(subsystem) linked together according to a plan to achieve a specific obejctive”,
sistem adalah sekumpulan komponen-komponen atau subsistem yang teroganisir
satu sama lain sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Siagian, 2006: 273 :

Pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam
rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.

Menurut H. Fuad Ihsan, 2005: 1 : Pengertian pendidikan secara sederhana


adalah “Usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-
potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang
ada didalam masyarakat dan kebudayaan”.

Menurut KI HAJAR DEWANTARA (2009)


Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk
segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun
hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya

2. Pengertian Seni
Pengertian seni menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya, dan sebagainya. Seni juga didefinisikan sebagai sebuah karya yang
diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran, dan
sebagainya.
Pengertian seni secara umum adalah kegiatan manusia dalam menciptakan karya
visual, audio, atau pertunjukan yang mengungkapkan imajinasi, gagasan, atau
teknik pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau kekuatan emosinya.

3. Pengertian Seni Pertunjukan

6
Seni pertunjukan merupakan seni yang melihat aksi individu atau
kelompok dalam suatu pertunjukan dan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori
yaitu tari, teater dan musik. Seni pertunjukan merupakan sebuah ungkapan budaya,
wahana untuk Menyampaikan nilai-nilai budaya, dan perwujudan norma-norma
estetik-Artistik yang berkembang sesuai dengan zaman. Proses alkulturasi
Berperan besar dalam melahirkan perubahan dan transformasi dalam Banyak
bentuk tanggapan budaya, termasuk juga seni pertunjukan. . (Aditia Syaeful
Bahri, 2015 halaman 1

4. Nilai-nilai pendidikan
Nilai Secara umum, nilai adalah sesuatu yang dapat dimaknai baik ataupun
buruk dalam kehidupan sehari-hari. Nilai yang muncul memiliki perbedaan antar
komunitas masyarakat karena kebudayaan yang mempengaruhinya tidak sama.
Masyarakat menjadikan nilai sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil sikap
dan keputusan.
Nilai-nilai pendidikan adalah batasan segala sesuatu yang mendidik ke
arah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi
kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan
Kohlberg et al. (Djahiri, 1992: 27) menjelaskan bahwa Pendidikan Nilai adalah
rekayasa ke arah:

1. Pembinaan dan pengembangan struktur dan potensi/komponen


pengalaman afektual (affective component & experiences) atau “jati diri”
atau hati nurani manusia (the consiense of man) atau suara hati (al-qolb)
manusia dengan perangkat tatanan nilai-moral-norma.
2. Pembinaan proses pelakonan (experiencing) dan atau transaksi/interaksi
dunia afektif seseorang sehingga terjadi proses klarifikasi niai-moral-
norma, ajuan nilai-moral-norma (moral judgment) atau penalaran nilai-
moral-norma (moral reasoning) dan atau pengendalian nilai-moral-norma
(moral control).

Dahlan (2007:5) mengartikan Pendidikan Nilai sebagai suatu proses kegiatan


yang dilaksanakan secara sistematis untuk melahirkan manusia yang memiliki
komitmen kognitif, komitmen afektif dan komitmen pribadi yang berlandaskan
nilai-nilai agama.

7
BAB III
METOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi yang berarti ilmu
tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang
telah ditetapkansebelumnya.
Metode penelitian kualitatif adalah sebuah metode riset yang sifatnya deskriptif,
menggunakan analisis, mengacu pada data, memanfaatkan teori yang ada sebagai
bahan pendukung, serta menghasilkan suatu teori.

Pendapat lain mengatakan, pengertian penelitian kualitatif adalah jenis penelitian


ilmu sosial yang mengumpulkan dan bekerja dengan data non-numerik dan yang
berupaya menafsirkan makna dari data ini sehingga dapat membantu kita
memahami kehidupan sosial melalui studi populasi atau tempat yang ditargetkan.

Metode penelitian kualitatif bersifat subjektif dari sudut pandang partisipan secara
deskriptif sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. Dengan kata lain,
metode riset ini lebih bersifat memberikan gambaran secara jelas suatu
permasalahan sesuai dengan fakta di lapangan.

Terdapat lima tahapan dalam melakukan penelitian ini, yaitu:

8
1. Mengangkat permasalahan
2. Memunculkan pertanyaan riset
3. Mengumpulkan data yang relevan
4. Melakukan analisis data
5. Menjawab pertanyaan riset

B. Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan Teknik pengumpulan data sebagai alat
evaluasi serta pengukur suatu konsep Pendidikan seni pertunjukan.
1. Observasi
Observasi menurut Tjetjep Rohidi (2011: 81), Observasi
mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa, tingkah laku,
benda atau karya yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan.

2. Studi Pustaka
Menurut Nazir (2013: 93), Studi Pustaka merupakan teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku
buku, literatur, catatan, dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan.
3. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016: 317), Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan
yang lebih mendalam.

4. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2017: 124), Dokumentasi adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen biasa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dan seseorang.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengertian Nilai secara umum
Secara bahasa, kata nilai dapat diartikan sebagai “harga”. Namun tentu saja kata
tersebut memiliki makna yang lebih luas dan berhubungan dengan sesuatu yang
berharga bagi manusia.

10
Pada dasarnya pengertian nilai adalah suatu konsep umum atau gagasan yang
merujuk pada hal-hal yang dianggap benar, baik, berharga, penting, indah, pantas,
dan dikehendaki oleh masyarakat secara umum di dalam kehidupannya.

1) Pengertian Nilai Sosial Menurut Para Ahli


Pengertian nilai sosial dari para tokoh sosiologi memiliki arti yang sama
yaitu suatu perilaku atau tindakan individu yang dianggap baik oleh kebanyakan
warga masyarakatnya. Mengutip Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, pengertian nilai sosial menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Kimball Young
Kimball Young mendefinisikan nilai sosial sebagai asumsi yang abstrak
dan sering tidak disadari apa yang baik dan benar dan apa yang dianggap penting
oleh masyarakat.
2. A.W. Green
Salah seorang penulis buku tentang Sosiologi sekaligus pengusaha asal
Amerika, A.W. Green, mengatakan bahwa nilai sosial merupakan suatu kesadaran
yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
3. Soerjono Soekanto
Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Fakultas Hukum Universitas
Indonesia (1965-1969) yang aktif menulis buku Sosiologi, Soerjono Soekanto,
mendefinisikan nilai sosial sebagai konsepsi abstrak di dalam diri manusia
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
4. Kluckhohn
Seorang antropolog Amerika dan ahli teori sosial, Clyde Kluckhohn,
mengartikan nilai sosial sebagai ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengatasi
kemauan pada waktu dan situasi tertentu.

2). Pengertian Nilai Budaya


Nilai budaya adalah seperangkat nilai-nilai yang disepakati dan tertanam
dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, atau lingkungan masyarakat, yang
telah mengakar pada kebiasaan, kepercayaan (believe), dan simbol-simbol,

11
dengan karakteristik tertentu yang bisa dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan
prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Pengertian Nilai Budaya menurut beberapa ahli
1. Edward Burnett Tylor (1832-19721)
Menurut Tylor, kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat istiadat, kemampuan,
serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2. Bronislaw Malinowski (1884-1942)
Malinowski mendefinisikan kebudayaan sebagai penyelesaian manusia
terhadap lingkungan hidupnya serta usaha untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya sesuai dengan tradisi yang terbaik. Dalam hal ini, Malinowski
menekankan bahwa hubungan manusia dengan alam semesta dapat
digeneralisasikan secara lintas budaya.
3. Clifford Geertz (1926-2006)
Antropolog ternama dunia Clifford Geertz mengatakan kebudayaan
merupakan sistem keteraturan dari makna dan simbol-simbol. Simbol tersebut
kemudian diterjemahkan dan diinterpretasikan agar dapat mengontrol perilaku,
sumber-sumber ekstrasomatik informasi, memantapkan individu, pengembangkan
pengetahuan, hingga cara bersikap.
4. Roger M. Keesing (1935-1993)
Roger mendefinisikan makna kebudayaan melalui dua pendekatan, adaptif
dan ideasional. Kebudayaan menurut pendekatan adaptif merupakan kontes
pikiran dan perilaku. Sedangkan, menurut pendekatan ideasional kebudayaan
adalah semata-mata sebagai konteks pikiran.

5. Koentjaraningrat (1923-1999)
Antropolog asal Indonesia ini mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh
sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.

12
3). Pengertian Nilai Estetik
Nilai estetika adalah sumber rasa keindahan yang di dalamnya terdapat
cinta kasih maupun kasih sayang karena adanya kecintaan yang dirasakan oleh
manusia. Sehingga dengan hal ini tidak heran apabila manusia ingin kembali
menikmati segala hal yang menjadi kecintaannya.

Rasa cinta ini tidak hanya tertuju pada keindahan, akan tetapi juga pada kebenaran
dalam hal ilmu pengetahuan dan rasa kebaikan atau moral.

Pengertian Nilai Estetika Menurut Para Ahli

Adapun untuk definisi nilai estetika menurut para ahli, antara lain sebagai berikut;

1. Aristoteles, Nilai estetika adalah seni yang bisa memberikan dampak baik
melalui ilmu pengetahuan sehingga dapat diaplikasikannya dan tidak kalah
dengan ilmu eksak lain
2. .Agustinus, Nilai estetika adalah suatu hal yang berupa keindahan dengan
adanya kesatuan objek atau unsur seni lain yang sesuai dengan prinsip-
prinsip seni serta mengetahui porsinya masing-masing.
3. Earl of Shaftesbury, Nilai estetika adalah keindahan yang diperoleh dari
ide murni abadi sehingga bisa menciptakan suatu hal yang luar biasa,
tanpa harus ada campur tangan dari kepentingan pribadi (selera) karena
dengan hal tersebut dapat merusak keindahan murni itu sendiri.
4. Hutcheson, Nilai estetika adalah keindahan yang sifatnya tunggal yaitu
kemurnian, serta mempercayai bahwa manusia dapat menciptakan
keindahan tersebut karena dalam diri mereka terdapat kemampuan dasar
yang sifatnya ekternal maupun internal.

5). Pengertian Nilai Etik

Nilai etik adalah nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh, misal
kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang berkaitan dengan
benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Ilmu yang
mempelajari nilai etik disebut dengan etika.

Nilai etika ini sangat penting bagi manusia karena disitulah letak kemanusiaan
seorang manusia. Binatang tidak akan pernah memiliki atau mempertimbangkan
nilai etik. Nilai kejujuran, keberanian atas kebenaran, dan kesungguhan di dalam
menjalani kehidupan hanya akan dimiliki oleh manusia. Sedangkan binatang
hanya menjalani segala kodratnya tanpa pernah melakukan perubahan, karena
binatang tidak dibekali dengan akal dan pikiran.

2.Pengertian Nilai Pendidikan

13
Istilah Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan
memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (FIP-UPI, 2007:20).
Selain itu beberapa definisi lain tentang pendidikan seperti: Kemendikbud
(2010:14) menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan sistematis
dalam mengembangkan potensi peserta didik. Artinya usaha dari masyarakat dan
bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.

3.Pengertian Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan merupakan karya seni yang menghadirkan sebuah


tontonan kepada masyarakat luas dengan melibatkan aksi seniman individu
ataupun berkelompok sesuai konsep yang dibawakan.

Adapun dalam menghadirkan suatu seni pertunjukan harus melibatkan beberapa


unsur seperti ruang, waktu, gerak tubuh seniman dan juga hubungan seniman
dengan penonton.

Di indonesia sendiri memiliki banyak sekali seni pertunjukan tradisional


diantaranya seperti wayang, ketoprak, sendatari dan ludruk. Namun ada pula seni
pertunjukan modern seperti drama, teater, opera dan fragmen yang juga tidak
kalah menarik.

Pengertian Seni Pertunjukan menurut Beberapa Ahli

1.Menurut Murgiyanto (1995) Seni pertunjukan merupakan sebuah tontonan yang


memiliki nilai seni dimana tontonan tersebut disajikan sebagai pertunjukan di depan
penonton. Sal Murgiyanto juga mengatakan bahwa kajian pertunjukan adalah sebuah
disiplin baru yang mempertemukan ilmu-ilmu seni (musikologi, kajian tari, kajian
teater) di satu titik dan antropologi di titik lain dalam satu kajian inter-disiplin
(etnomusikologi, etnologi tari dan performance studies).

2.Menurut Soedarsono seni pertunjukan adalah sebuah rumpun seni yang berfungsi
sebagai sarana ritual, hiburan pribadi, dan presentasi estetis yang mengajarkan
bagaimana selayaknya manusia berprilaku sosial.

3. Anantarfi mengatakan bahwa seni pertunjukan adalah sebuah media yang


digunakan untuk mengekspresikan / menyampaikan pesan moral dsb kepada
penonton dalam bentuk dialog ataupun gerakan.

4. Malaranganjaya juga ikut berpendapat mengenai seni pertunjukan, menurutnya seni


pertunjukan adalah sebuah media untuk mengekspresikan rasa dan karsa manusia.

5..Muhyani hampir memiliki pendapat yang sama tentang seni pertunjukan yaitu
sebuah media untuk mengekspresikan cipta, rasa dan karsa manusia.

14
6. RoseLee Goldberg seorang kritikus seni dari amerika mengatakan bahwa seni
pertunjukan merupakan sebuah seni yang dapat disajikan sendiri, kelompok/group
dengan pencahayaan, musik atau gambar yang dibuat oleh artis sendiri atau bekerja
sama, dan dilakukan di tempat-tempat mulai dari sebuah galeri seni atau museum
untuk sebuah “ruang alternatif”, sebuah teate, kafe, bar atau sudut jalan.

7. Menurut Sapardi Djoko Damono seni pertunjukan merupakan cabang seni yang
memiliki 3 unsur yakni sutradara, pemain dan penonton.

8. Edi Sedyawati mengemukakan bahwa seni pertunjukan merupakan seni yang telah
ditemukan pada zaman prasejarah akhir, terutama pada zaman perunggu dan pada
perkembangannya seni pertunjukan memiliki fungsi yakni fungsi religius, edukatif,
peneguhan integrasi sosial, hiburan dan mata pencaharian.

9. Menurut Bagus Susetyo (2007:1-23) seni pertunjukan adalah sebuah ungkapan


budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan norma-
norma estetik-artistik yang berkembang sesuai zaman, dan wilayah dimana bentuk
seni pertunjukan itu tumbuh dan berkembang

B. Pembahasan

Setelah membaca definisi diatas menurut kelompok kami:

Nilai adalah integritas hidup seseorang yang akan tercermin dalam pilihannya:
cara berpakaian, teman-teman yang dipilih pasangan hidup, interaksi sosial,
danbagaimana hubungan keluarga dengan saudara-saudaranya.

Nilai pendidikan suatu usaha dalam memelihara dan memmberikan latihan


mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran

Seni Pertunjukan adalah suatu karya seni yang menampilkan atau


mempertontonkan suatu karya yang dibuat oleh seorang komposer, koreografer,
ataupun sutradara yang bernilai menhibur para penonton

BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Nilai-nilai pendidikan adalah batasan segala sesuatu yang mendidik ke
arah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi

15
kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Menurut Rohidi
(2014:110) menyatakan bahwa pendidikan dalam konteks budaya berarti
pendidikan dipandang sebagai upaya pengalihan, pengembangan, dan penciptaan
nilai-nilai, pengetahuan, dan keyakinan, melalui suatu tradisi yang disepakati
bersama oleh anggota masyarakat pendukungnya, baik dilakukan bersama-sama
atau antarpribadi, dengan tujuan agar anggota masyarakat didikannya dapat
memainkan peranan (sebagai individu dalam kerangka sistem sosial-budayanya)
di dalam kehidupan dan dunia yang dihadapinya
2. Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut. Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Agustinus Sani. 2018. Konsep dan Perilaku Musikal untuk Mencapai
Tujuan Pendidikan. Jurnal Of Music Science, Technology, and
Industry. Vol.01. No.01.

16
Dahar, R. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Nazir. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.


Pratama, Ujang Nendra. 2020. Analisis Gaya Belajar Mhasiswa
Pendidikan Seni Pertunjukan Berdasarkan Modalitas Preferensi Sensori.
Jurnal
Inovasi Teknologi Pembelajaran. Vol.07. No.02.

Rokana, Siti. 2021. Peran Pendidikan Seni dalam Melestarikan Kekayaan


Budaya Di Era 5.0. Jurnal Ilmu Keguruan. Vol.01.No.01.

Rondi. 2017. Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan Seni. Jurnal Imajinasi.
Vol.11. No.01.

Rohidi, Tjetjep. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Rohidi. 2014. Pendidikan Seni Isu dan Paradigma. Semarang: Cipta Prima
Nusantara.
Sanada dan Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV.
Alfabeta.

17

Anda mungkin juga menyukai