“Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Tradisi lisan Sumatra
Utara”
Dosen Pengampu:
KELOMPOK 3
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis sampaikan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas Critical jurnal Review pada mata kuliah tradisi lisan.
Dalam penulisan makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai sumber, maka
pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Ibu Dr. Elly
Prihasti Wuriyani, S.S., M.Pd dan juga Ibu Tri Indah Prasasti, M.Pd karena telah memberikan
tugas ini kepada kami, sehingga dapat menambah pengetahuan sesuai dengan studi yang
kami tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki . Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
Judul : Tradisi Lisan sebagai Media Pembelajaran Nilai Sosial dan Budaya Masyarakat
ISSN : 2621-3257
2. Jurnal Pembanding
ISSN :-
2
BAB II
RINGKASAN ISI
Budaya merupakan adat kebiasaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat yang
hidup di sebuah wilayah. Kebudayaan ini dapat hidup di kalangan masyarakat dengan lintas
waktu dan lintas generasi. Artinya, kebudayaan tersebut mampu hidup dalam runtutan waktu
yang sangat panjang karna adanya pewarisan kepada generasi muda. Akan tetapi, hilangnya
minat generasi muda pada budaya daerahnya dapat menghambat proses pelestarian budaya.
Hal ini karena di era yang serba modern, generasi muda (khususnya generasi milenial, anak-
anak yang lahir di akhir tahun 1990 dan awal tahun 2000) mempunyai kecenderungan lebih
menyukai budaya pop atau budaya barat. Tentunya, ini akan membuat mereka tidak tertarik
dengan kebudayaan daerah, sehingga mereka malas mempelajarinya. Alhasil, lambat laun
kebudayaan daerah akan semakin punah. Di sinilah arti penting pelestarian budaya itu
digalakkan, sehingga nilai-nilai kearifan lokal masih bisa dipelajari oleh mereka yang hidup
pada lintas generasi yang berbeda.
Salah satu contoh kebudayaan yang akrab di kalangan masyarakat adalah tradisi lisan.
Tradisi lisan dijelaskan sebagai kebiasaan yang dijalankan secara turun temurun oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu dan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan dalam
bentuk lisan (bahasa lisan) kepada masyarakat generasi muda. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Roger dan Prudentia (dalam Endraswara, 2013: 200), yang menyatakan bahwa
salah satu bagian folklor adalah tradisi lisan tentang aneka ragam pengetahuan dan gagasan
kebiasaan yang diwujudkan dan disampaikan melalui lisan secara turun menurun antara lain
berupa cerita rakyat, legenda, mite, dan System kekerabatan/kognisi yang asli dan lengkap, di
mana tradisi ini dijadikan sebagai contoh sejarah, hukum, peraturan, kebiasaan, dan
pengobatan yang berlaku dalam masyarakat.
Tradisi lisan sangat berhubungan erat dengan sastra lisan. Hal ini karena dalam
sebuah tradisi lisan terdapat unsur seni atau sastra. Sastra lisan juga hidup dan hadir dalam
tradisi lisan yang berkembang pada masyarakat penuturnya. Amir (2013: 18) memaparkan
bahwa sastra lisan menyimpan dan menyampaikan nilai yang dianut dan dipedomani oleh
masyarakatnya. Artinya, dalam tradisi lisan/sastra lisan tersimpan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat penuturnya.
Tradisi lisan sangat penting untuk diteliti dan dikaji secara lebih mendalam. Beberapa
alasan tersebut dijelaskan sebagai berikut. Pertama, tradisi lisan hidup dan akan terus hidup
ditengah-tengah masyarakat pemiliknya, masyarakat yang telah melahirkan dan
menghidupkannya, yaitu di daerah asalnya. Kedua, dalam tradisi lisan tersimpan kearifan
lokal (local wisdom), kecendekiaan tradisional (tradisional scholarly), pesan-pesan moral,
dan nilai sosial budaya; yang semuanya itu tumbuh dan berkembang serta diwariskan pada
3
masyarakat penutur secara lisan. Ketiga, terdapat genre yang ini hubungan antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Hal ini berarti bahwa di samping mempunyai
genre sastra/tradisi lisan sendiri, sangat mungkin suatu kebudayaan memperlihatkan pengaruh
kebudayaan lain atau mempengaruhi kebudayaan lain. Hal ini berarti bahwa di samping
mempunyai genre sastra/tradisi lisan sendiri, sangat mungkin suatu kebudayaan
memperlihatkan pengaruh kebudayaan lain atau mempengaruhi kebudayaan lain. Amir
(2013: 24-25) memberikan contoh cerita wayang yang bersumber dari Ramayana.
Sumatra utara merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia yang
memiliki beragam kebudayaan seperti budaya Batak, Melayu, India, Tionghoa dan lain lain
(www.wikipedia.com). Jika dibahas mengenai provinsi Sumatra utara, maka secara spontan
yang ada di dalam pikiran kita adalah “Batak”. Mengapa demikian? dikarenakan Batak
merupakan suatu etnik yang mendominasi kebudayaan Sumatra utara (SUMUT). Batak
memiliki 5 sub etnik yaitu Batak Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, dan Angkola Mandailing
Adat istiadat dan budaya merupakan warisan leluhur yang masih ada di tengah-tengah
masyarakat, karena adat istiadat dan budaya merupakan tatanan yang mengatur kehidupan di
masyarakat secara turun temurun. Masyarakat yang beradat lebih tertib dalam menjalankan
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat. Begitu pula adat dan budaya yang masih
dipakai masyarakat di berbagai daerah di Indonesia khususnya di Mandailing. Realitas di
masyarakat menunjukkan bahwa, para penutur dan komunitas tradisi lisan semakin
berkurang. Hal ini akibat proses pewarisan secara alamiah tidak berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, sementara perubahan kebudayaan berjalan dengan cepat. Dihadapkan pada
kenyataan ini, satu-satunya yang penting dalam upaya menjaga tradisi lisan pada upacara adat
sebagai pengetahuan pada masa kini dan yang akan datang adalah sistem pewarisan adat
istiadat dan budaya Mandailing(Zahir, 2019).
Pada prosesi pelaksanaan upacara perkawinan adat di Mandailing, tokoh adat selalu
menggunakan bahasa yang disampaikan secara lisan. Tradisi lisan dilakukan pada upacara
perkawinan adat, di samping persyaratan adat yang harus dipenuhi agar upacara adat tersebut
dapat terselenggara. Tradisi lisan pada upacara adat merupakan alat komunikasi yang
digunakan oleh komunitas adat untuk menyampaikan maksud sesuai dengan bahasa adat dan
aturan adat yang berlaku. Tradisi budaya berusaha menggali, menjelaskan dan
menginterpensi secara ilmiah warisan-warisan budaya pada masa lalu, menginterpensikannya
dan implementasi pada pembentukan karakter generasi pada masa kini demi mempersiapkan
kehidupan yang damai dan sejahtera untuk generasi masa mendatang.
Tradisi budaya atau tradisi lisan selalu mengalami perubahan akibat perkembangan
zaman dan akibat penyesuaiannya dengan konteks zaman. Kehidupan sebuah tradisi pada
hakikatnya berada pada proses perubahan karena sebuah tradisi tidak akan hidup kalau tidak
mengalami perubahan. Dalam tradisi budaya yang mengalami perubahan terdapat inovasi
akibat sebuah persinggungan sebuah tradisi dengan modernisasi. Kemampuan penyesuaian
4
tradisi budaya dengan modernisasi atau konteks zaman merupakan kedinamisan sebuah
tradisi
BAB III
PEMBAHASAN ISI
Tradisi lisan Sebagai sebuah kekuatan, yang dengan itu sebagian masyarakat kita mampu
Berdialog secara baik dengan kekuatan-kekuatan lain termasuk kekuatan hegemoni Dan
kekuatan di luar dirinya. Paradigma ini terbangun dari suatu pandangan bahwa Tradisi lisan
merupakan perwujudan kegiatan sosial budaya sebuah komunitas Masyarakat pemakainya.
Tradisi lisan itu sendiri dapat dilihat sebagai suatu peristiwa budaya atau Sebagai suatu
bentuk kebudayaan yang diciptakan kembali (invented culture) untuk Dimanfaatkan,
dikembangkan, dan dilestarikan sebagai suatu bentuk kebudayaan, Yang karena suatu alasan
tertentu perlu dijaga dari kepunahannya. Menggali dan Mengembangkan potensi tradisi lisan,
termasuk perlindungan kekayaan intelektual Budaya Indonesia, melalui penelitian yang
terstruktur dan berkelanjutan. Salah satu bentuk tradisi lisan budaya masyarakat Mandailing
pada jurnal Pembanding, yaitu tradisi lisan upacara perkawinan adat di Mandailing, tokoh
adat selalu menggunakan bahasa yang disampaikan secara lisan. Tradisi lisan dilakukan pada
upacara perkawinan adat, di samping persyaratan adat yang harus dipenuhi agar upacara adat
tersebut dapat terselenggara. Dan pada jurnal utama tradisi lisan juga mencakup sebagian
besar sastra lisan yang terkandung akan setiap pesan- pesan moral setiap masyarakat hingga
modern salah satunya dalam tradisi lisan tersimpan kearifan lokal (local wisdom),
kecendekiaan tradisional (tradisional scholarly), pesan-pesan moral, dan nilai sosial budaya;
yang semuanya itu tumbuh dan berkembang serta diwariskan pada masyarakat.
Dari pembahasan jurnal Pembanding dan utama maka dapat kita simpulkan bahwa Indonesia
memiliki Kekayaan tradisi lisan yang luar biasa, yang tersebar di ratusan Etnik di Indonesia
sebagai warisan budaya masa lalu. Kekayaan Tradisi lisan ini menjadi sumber kekayaan
pengetahuan lokal Yang dapat diterapkan dalam mengatasi secara arif persoalan-persoalan
5
yang dihadapi bangsa sekarang ini demi Mempersiapkan masa depan generasi penerus
bangsa. tradisi lisan adalah kegiatan budaya tradisional suatu Komunitas yang diwariskan
secara turun-temurun dengan media Lisan dari satu generasi ke generasi lain baik tradisi itu
berupa Susunan kata-kata lisan (verbal) maupun tradisi lain yang bukan lisan (non-verbal).
Dengan pengertian ini, kata tradisi lisan Berbeda dari tradisi kelisanan karena tradisi
kelisanan adalah Tradisi menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi lisan, Sedangkan
tradisi lisan adalah tradisi kegiatan tradisional yang Disampaikan secara lisan.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Budaya merupakan adat kebiasaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat yang
hidup di sebuah wilayah. Kebudayaan ini dapat hidup di kalangan masyarakat dengan lintas
waktu dan lintas generasi. Artinya, kebudayaan tersebut mampu hidup dalam runtutan waktu
yang sangat panjang karna adanya pewarisan kepada generasi muda. Tradisi lisan sangat
penting untuk diteliti dan dikaji secara lebih mendalam. Salah satu contoh kebudayaan yang
akrab di kalangan masyarakat adalah tradisi lisan.
Adat istiadat dan budaya merupakan warisan leluhur yang masih ada di tengah-tengah
masyarakat, karena adat istiadat dan budaya merupakan tatanan yang mengatur kehidupan di
masyarakat secara turun temurun
4.2 Saran
Kami mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas Critical Journal Review ini masih
jauh dari kata kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang kami miliki,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang sifatnya membangun guna menyempurnakan
tugas kami ini, agar dalam pembuatan tugas yang sama kedepannya jauh lebih baik.
7
DAFTAR PUSTAKA
Sopiyana. Mimi Rosadi. 2022. Revilitasi Tradisi Lisan Budaya Mandailing. Journal Pusat
Studi Pendidikan Rakyat. Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah, Medan
Luluk Ulfa Hasanah, Novi Andari, 2021. Tradisi Lisan sebagai Media Pembelajaran Nilai
Sosial dan Budaya Masyarakat.Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.