Anda di halaman 1dari 13

MINI RESEARCH

“KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM


LINGKUNGAN TEKNIK SIPIL DIUNIVERSITAS
NEGERI MEDAN”

Mini Research

Mk. Pendidikan Agama


Kristen

Prodi S1 Teknik Sipil -FT

KELOMPOK 9 : SKOR NILAI:

- Ronal Stepan Harianja


- Daniel Simanjuntak
- Daniel O.C Simbolon
- Alwen Juliver Siregar

DOSEN PENGAMPU:
Pdt. Luhut Simarmata, M.Th.
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

PRODI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugrah dan kasih
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Miniriset kami mengenai “Kerukunan antar
umat beragama dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitan Negeri Medan” dalam mata
kuliah Pendidikan Agama Kristen. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen
pengampu bapak Pdt. Luhut Simarmata, M.Th. pada mata kuliah ini atas bimbingan dan
arahannya, dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman sekalian yang telah
memberikan buah pikirannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Miniriset ini.

Kami mengharapkan agar pembaca juga mendapatkan pengetahuan dan wawasan dari
hasil penelitian Miniriset yang telah kami lakukan. Semoga hasil dari miniriset ini memberikan
manfaat juga bagi orang-orang sekitar kami agar dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari.

Kami juga minta maaf apabila ada kesalahan baik dari segi penulisan maupun isi dari
yang telah kami kaji dari hasil Miniriset yang telah kami lakukan. Kami mengharapkan kritik
dan saran dari masing-masing pembaca agar untuk kedepannya kami dapat membuat laporan
yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga laporan miniriset ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 22 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4
1.2 Pembatasan Masalah .......................................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II.................................................................................................................................................. 6
TEORI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM LINGKUNGAN.................. 6
2.1 Etimologi/Pengertian Kerukunan Umat Beragama ......................................................... 6
2.2 Bentuk-bentuk Hubungan Antara Umat Beragama ........................................................ 6
2.3 Beberapa Faktor yang Mengganggu Kerukunan Umat Beragama ................................. 7
BAB III ................................................................................................................................................ 8
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 8
BAB IV ......................................................................................................................................................... 10
PENUTUP ......................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 11
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kerukunan antar umat beragamamerupakan satuunsur penting yang harus dijagadi


Indonesiayang hidup di dalamnyaberbagai macamsuku, ras, aliran danagama.Untuk itusikap
toleransi yang baik diperlukandalam menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut agar kerukunan
antar umat beragama dapat tetap terjaga, sebab perdamaian nasional hanya bisa dicapai kalau
masing-masing golongan agama pandai menghormati identitas golongan lain.1

Agama menjadi kebutuhan yang mendasar bagi eksistensi manusia dalam kehidupannya2.
Sebagaimana dikemukakan oleh Raimundo Panikkar, ekspresi keagamaan seseorang dibedakan
menjadi tiga, yaitu eksklusivisme, inklusivisme, dan pluralisme3. Dengan adanya pemahaman
inilah sehingga Pluralitas keberagamaan dapat diterima, dan dengan menggunakan paradigma
pluralisme, maka hal-hal negatif yang dapat memunculkan konflik tidak akan terjadi. Untuk
menghindari konflik, setiap umat beragama haruslah bersikap terbuka, apalagi di tengah
kehidupan beragama yang plural seperti di Indonesia, yang memiliki perbedaan-perbedaan suku
bangsa, agama, adat, kedaerahannya menjadi ciri bahwa masyarakat Indonesia bersifat majemuk
(plural societies). 4

Karena Indonesia memiliki beragam agama dan budaya, maka yang dijadikan pedoman
bukanlah ajaran dari satu agama melainkan Pancasila dengan prinsip “Bhinneka Tunggal Ika”.
Beberapa kasus ketidak harmonisan yang terjadi akhir-akhir ini hampir semuanya dipicu karena
sentimen agama, seperti menghina ajaran agama, pembakaran tempat ibadah dan sebagainya.
Begitu pula berbagai hubungan negatif antara penganut agama satu dengan yang lain juga muncul
dibeberapa tempat, seperti rasa saling mencurigai dan saling membenci. Oleh sebab itu diperlukan
kesadaran umat beragama untuk menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan beragama. Sikap
toleransi ini dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan saling menghormati antara satu
dengan yang lain untuk mewujudkan ketentraman dan perdamaian.

1
M. Natsir, Islam dan Kristen di Indonesia(Jakarta: Media Dakwah, 1988), hlm. 209.
2
M. Sastrapratedja, ed., Manusia Multi Dimensional: Sebuah Renungan Filsafat (Jakarta: Gramedia, 1983), 38.
3
Raimundo Panikkar, Dialog Intra Religius, terj. Sudiarja, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 18-24.
4
Nasikun, Sistem Sosial Indonesia (Jakarta: Rajawali, 1992), 29.
4
1.2 Pembatasan Masalah

1. Kenali bentuk kerukunan agama yang ada di lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri
Medan?

2. Berikan pemahaman mahasiswa yang menjunjung kerukunan umat beragama yang ada di
lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan?

3. Memberikan beberapa refrensi cara bersosialisasi antar mahasiswa beragama baik secara
langsung maupun via percakapan Whatsapp dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri
Medan ?

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk kerukunan agama yang ada di lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri
Medan?

2. Bagaimana bentuk kegiatan mahasiswa yang menjunjung kerukunan umat beragama yang ada
di lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan?

3. Bagaimana cara bersosialisasi antar mahasiswa beragama baik secara langsung maupun via
percakapan Whatsapp dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan ?

1.4 Manfaat Tujuan

1. Mengetahui kerukunan agama yang ada di lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri
Medan.

2. Mengetahui bentuk kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan kerukunan umat beragama
dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan.

3. Mengetahui cara sosisalisasi antar mahasiswa beragama baik secara langsung maupun via
Whatsapp dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan.

5
BAB II

TEORI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


DALAM LINGKUNGAN

2.1 Etimologi/Pengertian Kerukunan Umat Beragama

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama dan budaya.
Dengan adanya arus pemikiran modern aka setiap agama bergulat dengan persoalan adaptasi
dialog serta identitas. Di situ pihak agama harus berakar pada sejarah dan tradisi tetapi di
pihak lain agama harus membuktikan sebagai kekuatan atau gerakan liberatif atau bebas yang
terbuka terhadap dialog dan kerjasama. Setelah Indonesia merdeka, kesatuan bangsa
seringkali mengalami banyak tantangan dan ancaman. Di berbagai tempat di Indonesia
terdapat rasa soovenisme (kebanggaan nasional) yang dilatar belakangi oleh sukuisme,
kedaerahan, agama dan aliran-aliran tertentu.5

2.2 Bentuk-bentuk Hubungan Antara Umat Beragama

Ada 3 bentuk sikap dalam hubungan antara agama:

1. Sikap Eksklusivisme

Sikap eksklusivisme akan melahirkan pandangan ajaran yang paling benar hanyalah agama
yang dipeluknya, sedangkan agama lain sesat dan wajib dikikis, atau pemeluknya dikonversi,
sebab agama dan penganutnya terkutuk dalam pandangan Tuhan.6

2. Sikap Insklusivisme

Insklusivisme adalah sikap yang dapat memahami dan menghargai agama-agama lain dengan
segala eksistensinya. Tetapi orang yang inklusivisme ini tetap memandang agamanya
sendirilah sebagai agama satu-satunya jalan menuju keselamatan.7

3. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap yang menerima, menghargai dan memandang agama lain

5
Yustiani, Kerukunan Antar Umat Beragama Kristen dan Islam di Soe, Nusa Tenggara Timur, (Jurnal Analisa, Vol.
XV. No. 02, Edisi: Mei-Agustus 2008), 72.
6
Komarudin Hidayat, dalam Andito (ed), Ibid, hal. 119
7
Grose & Hubbard, Loc.Cit
6
sebagaimana yang baik dan benar serta memiliki jalan keselamatan. Dalam perspektif
pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama akan terpanggil untuk menerima huubungan
solidaritas, dialog dan kerjasama dalam rangka mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan
lebih berpengharap8

8
Nurcholish Madjid dalam Kata Pengantar Grose & Hubbard (ed), Op.Cit, hal. xix
7
Keukunan hidup umat bergama adalah suatu kondisi sosial dimana semua golongan agama dapat
hidup bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban
agamanya sehingga masing-masing pemeluk agama dapat hidup dalam keadaan rukun dan damai.

2.3 Beberapa Faktor yang Mengganggu Kerukunan Umat Beragama

A. Sikap Mental Negatif

Sikap mental negatif ini nampak dalam kesombongan religius, prasangka dan intoleransim
misalnya umat beragama tertentu mempunyai keyakinan bahwa agamanya memiliki ajaran yang
paling benar. Akibatnya mereka sombong dan tinggi daripada pemeluk agama lain.

B. Faktor SARA (Suku Agama Ras dan Antar golongan)

Secara sosiologis dapat dipahami bahwa suku, agama, ras dan antar golongan adalah merupakan
nilai permersatu bagi yang bersangkutan tetapi juga sering menjadi faktor penyebab perpecahan.

C. Faktor Perbedaan Tingkat Kebudayaan

Dapat disadar bahwa perbedaan tingkat kebudayaan yang menyolok akan mengganggu
keseimbangan, keserasian dan keselarasan pergaulan kehidupan bangsa dan kelompok
masyarakat.

D. Faktor Mayoritas dan Minoritas Golongan Beragama

Dalam kehidupan umat beragama sering timbul sikap merasa lebih berkuasa dari golongan
mayoritas terhadap golongan minoritas. Golngan mayoritas menginginkan hak-hak istimewa dari
hak-hak yang diperoleh oleh minoritas.9

9
Kimbal Young, op cit, ha! 210-213
8
BAB III

PEMBAHASAN

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di lingkungan Teknik Sipil di Univeritas Negeri
Medan, kami dapat menguraikan masing-masing aspek dari kegiatan-kegiatan, sikap, maupun
tingkah laku dalam mahasiswa sebagai umat beragama baik Kristen maupun Islam.

A. Bentuk Kegiatan yang Dilakukan Antar Mahasiswa sebagai Umat Beragama

Dalam umat Kristen kegiatan yang dilakukan biasanya berupa Paskah, Natal, dan Kebaktian
PA yang dilakukan oleh HMJ Teknik Sipil juga dibantu oleh panitia UKM-KP. Dalam pelaksanaan
acara tersebut tidak ditemukan adanya kendala. Hanya saja mahasiswa masih kurang banyak yang
mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, hal ini didorong karena faktor-faktor berupa tugas
perkuliahan yang banyak.

Dalam umat Islam kegiatan yang dilakukan biasanya berupa Isra Miraj, Ramadhan, Lebaran,
Idul Adha, dsb. yang biasanya diadakan dan dibentuk oleh panitia HMJ Teknik Sipil dan masing-
masing mengadakannya dengan rukun tanpa ada masalah atau kendala dalam acara tersebut.

Dalam dua kegiatan ini dapat dilihat tidak adanya terjadi kendala dalam pelaksanaan masing-
masing kegiatan religius yang terjadi dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan.
Namun, tidak ada tindakan saling membantu dalam mahasiswa yang berbeda agama dari masing-
masing pelaksanaan acara tersebut.

B. Bentuk Sosialisasi dalam Mahasiswa sebagai Umat Beragama

Pada lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan dapat kami lihat mahasiswa antar
umat beragama yang berbeda-beda sering saling berinteraksi dengan berkumpul untuk bekerja
kelompok mengerjakan tugas perkuliahan. Pada kegiatan liburan atau hiburan mahasiswa tersebut
masih tetap berjalan dengan baik, tidak adanya perpecahan dan saling menjaga toleransi mereka
dalam perbedaan agama yang mereka anut.

Percakapan dalam grup PAK-FT maupun grup lainnya di aplikasi smartphone dengan nama
Whatsapp masih dapat dikatakan akrab dimana mereka saling bertukar pikiran mengenai tugas
ataupun percakapan lainnya. Berbagi cerita dalam masing-masing antar kelas, berbagi informasi
seputar masalah perkuliahan ataupun berita-berita yang sedang trending, dll.

9
Dari masing-masing observasi yang telah kami lakukan dapat kami lihat bahwa bentuk
kerukunan umat beragama masuk ke dalam Kerukunan Umat Beragama, dimana mahasiswa tetap
dapat bersosialisasi baik tanpa mengurangi hak-hak yang berlaku dalam melaksanakan kewajiban
beragamanya. Dilihat dari lancarnya pelaksanaan kegiatan religius yang diadakan. Dilihat dari
bentuk sosialisasi mahasiswa sebagai umat beragama tidak ada terjadi konflik, membentuk kubu
sendiri, dan tetap dapat saling menghargai tanpa menghina atau mengejek menyangkut agama satu
sama lain.

10
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari kegiatan observasi yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Di dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan dapat dilihat memiliki
kerukunan umat beragama yang baik dimana mahasiswa saling menghargai satu sama lain,
saling bersosialisasi tanpa mengundang konflik, menghina, dan mengejek yang berhubungan
dengan agama yang mereka anut. Masing-masing mahasiswa tidak saling mengurangi hak
mereka dalam menjalankan kegiatan beragamanya masing-masing.

2. Di dalam kegiatan religius yang telah masing-masing mahasiswa lakukan dalam umat
beragama tetap berjalan dengan lancar tidak terjadi kendala dalam setiap pelaksanaannya.

3. Mahasiswa dalam lingkungan Teknik Sipil di Universitas Negeri Medan dapat bersosialisasi
dengan baik dan sopan, tidak adanya terjadi konflik menunjukkan masih ada interaksi yang baik
dari setiap mahasiswa yang berbeda agama.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://uinsgd.ac.id/berita/tipologi-sikap-beragama/
Tim MPK Pendidikan Agama Kristen Universitas Negeri Medan. 2020. Matakuliah
Pendidikan Agama Kristen di Perguruan Tinggi:Pendidikan Agama Kristen. Medan
Yustiani. 2008. Kerukunan Antar Umat Beragama Kristen dan Islam di Soe, Nusa Tenggara
Timur: Jurnal Analisa. Vol 15 No 2:71-84

12
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kerukunan Umat Beragama 6
2 Bentuk-bentuk Hubungan Antara Umat Beragama 6
3 Beberapa Faktor yang Mengganggu Kerukunan Umat Beragama 7
4 Bentuk Kegiatan yang Dilakukan Antar Mahasiswa sebagai Umat Beragama 8
5 Bentuk Sosialisasi dalam Mahasiswa sebagai Umat Beragama 8

13

Anda mungkin juga menyukai