OLEH:
KELOMPOK 02
KELAS 4C PGSD
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga kami diberi
kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model
Pembelajaran Tematik”. Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini kami akan menyampaikan terimakasih kepada Dra.Hj. Ike
Hananik, M.Pdselaku dosen pengampu mata kuliah Menggambar di SD ,
dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. KEBUDAYAAN..........................................................................................3
1. Pengertian Budaya dan Kebudayaan.........................................................3
2. Teori Kebudayaan.....................................................................................4
3. Wujud dan Nilai Kebudayaan...................................................................7
4. Tahap-tahap Kebudayaan..........................................................................9
5. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya....................................................11
6. Kebudayaan dan Kesenian......................................................................11
7. Manusia, Kesenian dan Kebudayaan.......................................................12
8. Proses Pembudayaan Budaya..................................................................12
B. KESENIAN.................................................................................................14
1. Pengertian seni........................................................................................14
2. Fungsi seni...............................................................................................16
3. Prinsip seni..............................................................................................17
C. ESTETIKA DAN SENI..............................................................................19
1. Pengertian Estetika/Keindahan................................................................19
2. Nilai Estetika...........................................................................................20
3. Makna Keindahan....................................................................................22
4. Hubungan Seni dan Keindahan...............................................................25
iii
5. Manusia dan Keindahan..........................................................................26
6. Pandangan dalam Estetika.......................................................................29
BAB III PENUTUP...............................................................................................32
A. KESIMPULAN...........................................................................................32
B. SARAN.......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai warga Negara Indonesia tentulah kita menyadari bahwa
kita tinggal di Negara yang sangatlah kaya dan memiliki berbagai macam
keberagaman yaitu mulai dari keberagaman kebudayaan, kesenian dan
yang lainnya. Dan tentunya hidup di Negara yang memiliki banyak
keberagaman ini tidaklah bisa terlepas dari nama nya kebudayaan,
kesenian, dan estetika tersebut.Tetapi terkadang kita tidak mengetahui dan
memahami apa perbedaan antara kebudayaan, kesenian dan estetika itu.
Selain itu juga kita tidak menyadari apa hubungan antara manusia,
kebudayaan, kesenian, dan estetika tersebut.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep kebudayaan berdasarkan teori, wujud,tahap-tahap
kebudayaan, manusia sebagai makhluk budaya, keterkaitan
kebudayaan dengan kesenian dan proses pembudayaan budaya itu
sendiri?
2. Bagaimana konsep kesenian dalam ruang lingkup fungsi dan prinsip
seni?
3. Bagaimana konsep estetika berdasarkan nilai, makna keindahan,
hubungan seni dan estetika, estetika dengan manusia dan pandangan
estetika tersebut?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memudahkan mempelajari lebih dalam terkait konsep
kebudayaan berdasarkan teori, wujud,tahap-tahap kebudayaan,
manusia sebagai makhluk budaya, keterkaitan kebudayaan dengan
kesenian dan proses pembudayaan budaya.
2. Untuk menjelaskan konsep kesenian dalam ruang lingkup fungsi dan
prinsip seni.
3. Untuk menjelaskan konsep estetika berdasarkan nilai, makna
keindahan, hubungan seni dan estetika, estetika dengan manusia dan
pandangan estetika.
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami perbedaan antara kebudayaan, kesenian, dan
estetika. Kemudian selain dari itu juga untuk dapat mengetahui dan
memahami bagaimana hubungan kebudayaan, kesenian, estetika dalam
kehidupan ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEBUDAYAAN
3
Kebudayaan merupakan penjelmaan manusia dalam menghadapi
dimensi waktu, peluang, kesinambungan dan perubahan yakni sejarah
(Sujatmoko, 1983:20). Dengan demikian, dalam kondisi sosial budaya
yang berbeda maka akan berlainan pula bentuk manifestasinya. Meski
begitu, hakekat yang melandasi sistem sosial budaya tetap sama dalam
berbagai bentuk manifestasi tersebut. Karena kebudayaan itu sendiri
merupakan perwujudan dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal
yang ada dalam pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan
batin. Hasil cipta tersebut berupa berbagai ilmu pengetahuan. Karsa
mempakan kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang 'sangkan
paran’ dari mana manusia itu sebelum lahir (sangkan), dan ke mana
manusia sesudah mati (paran). Rasa adalah kerinduan manusiaakan
keindahan, sehjngga menimbulkan dorongan untuk menikmati
keindahan. Manusia merindukan ‘keindahan dan menolak
keburukan/kejelekan. Buah perkembangan rasa ini terjelma dalam
bentuk berbagai norma kgindahan yang kemudian menghasilkan
berbagai macam kesenian (Djojodiguno, 1958).
2. Teori Kebudayaan
Ada dua sarjana antropologi yaitu: A.L, Kroeber dan C.
Kluchohn yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi
tentang faham kebudayaan yang termaktub dalam banyak buku dan
yang berasal dari banyak pengarang dan sarjana. Terbukti ada 160
macam definisi tentang kebudayaan yang kemudian dianalisis dicari
inti nya dan klasifikasikan dalam berbagai golongan, dan kemudian
hasil penyelidikan itu diterbitkan dalam suatu kitab bernama: “Culture
A Critical Review of Concept and Devinitions” (1952).
4
R. Linton dalam buku “The Cultural background of
personality”, menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari
tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya
didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
5
Definisi-definisi di atas kelihatannya berbeda-beda, namun
semuanya berprinsip sama, yaitu mengakui adanya ciptaan manusia,
meliputi perilaku dan hasil kelakuan manusia, yang semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat.Kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memnuhi kehidupannya denagn cara belajar, yang semuanya tersusun
dalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih jelas, dapat dirinci sebagai
berikut:
6
dan masyarakat manusia sangat beraneka ragam, sedangkan pada
hewan tetap saja.
7
proses nalurinya; 4) manusia memiliki alat komunikasi berupa bahasa
sedangkan hewan tidak; 5) pengetahuan manusia bersifat akumulatif
karena masyarakatnya yang berkembang dan telah mempunyai sistem
pembagian kerja; 6) sistem pembagian kerja manusia jauh lebih
kompleks daripada hewan; 7) masyarakat manusia sangat ber-‘ aneka
ragam, sedangkan pada hewan bersifat tetap (Widagdho, 1991: 22-
23).
8
Karena sebagian besar masyarakat Indonesia telah memasuki tahap
perkembangan yang disebut post traditional society, artinya nilai-nilai
budaya lama sudah mulai ditinggalkan tetapi belum ada nilai-nilai
budaya baru yang mampu memberikan jalan keluar. Kondisi inilah
yang sering kali dinamakan bahwa budaya Indonesia dalam posisi
kawah candradimuka, artinya dalam proses penempaan menuju cita-
cita kebudayaan nasional.
4. Tahap-tahap Kebudayaan
Menurut Van Peursen (1976218), perkembangan kebudayaan
dapat dibagi atas tiga tahap: pertama tahap mistis, kedua tahap
ontologis, dan ketiga tahap fungsional. Yang dimaksud tahap mistis
adalah tahap di mana manusia merasakan dirinya terkepung oleh
kekuatan-kekuatan gaib di sekitamya, yaitu kekuasaan dewa-dewa
alam raya atau kekuasaan kesuburan, seperti yang dipentaskan dalam
mitologi-mitologi kebudayaan primitif (kepercayaan terhadap ”Nyai
Roro Kidul" penguasa laut Selatan). Kecenderungan bersifat mistis
seperti ini masih sering dijumpai di daerah-daerah yang tingkat
modemisitasnya rendah. Tahap kedua disebut tahap ontologis ialah
sikap manusia yang tidak lagi hidup dalam kepungan kekuasaan
mistis, tetapi secara bebas ingin meneliti segala hal ikhwal. Manusia
mengambil jarak terhadap segala sesuatu yang pada masa lalu dunia
mistis merupakan kepungan bagi dirinya. Manusia pada tahap ini
mulai menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar segala sesuatu
(ontologi). Tahap seperti ini berkembang pada daerah-daerah
9
berkebudayaan kuno yang dipengaruhi oleh filsafat dan ilmu,
misalnya zaman Yunani Kuno.
10
itu sendiri disebut inovasi, misalnya pemanfaatan lahan pertanian agar
lebih optimal hasilnya dengan model tumpang sari. Sedangkan, difusi
adalah perubahan budaya yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar
masyarakatnya, yakni seperti masuknya unsur-unsur budaya asing
(Frazer, 1944: 211-216).
11
sistem yang benar menurut moral, dipahami akal pikiran dan diterima
oleh cita rasa. Ekspresi estetika itu sendiri sebagai kebutuhan
integratif juga karena motivasi pada diri manusia dalam merefleksikan
keberadaanya sebagai makhluk bermoral, berakal dan berperasaan.
Dalam konsep kesenian beriringan dengan kebudayaan bahwa
perilaku mencipta suatu karya seni dilakukan seniman yang
termotivasi oleh kebutuhan integratif. Pada kehidupan masyarakat,
kesenian dibedakan berdasarkan media seperti alat pembeda seni suara
maupun musik, seni gerak atau tari, seni pentas atau drama dan seni
rupa atau visual.
12
individu; sosialisasi adalah proses penyesuaian diri seorang individu
ke dalam kehidupan kelompok di mana individu tersebut berada.
sehingga kehadirannya dapat diterima oleh anggota kelompok yang
lain; sedangkan, enkulturasi adalah proses ketika individu memilih
nilai-nilai yang dianggap baik dan pantas untuk hidup bermasyarakat,
sehingga dapat dipakai sebagai pedoman bertindak. Ketiga proses itu
dapat bervariasi dari individu yang satu ke individu yang lain,
meskipun mereka hidup dalam masyarakat dan kebudayaan yang
sama. Variasi budaya ini sering disebut dengan istilah sub-culture
(cabang kebudayaan) (Dyson. 1997:37).
13
tradisi wayang kulit di Jawa yang ide ceritanya dafi India namun
ekspresi dari bentuk wayang dan substansinya sudah banyak
dipengaruhi dari kehidupan masyarakat Jawa (Dyson, 1977:38).
B. KESENIAN
1. Pengertian seni
Seni adalah segala sesuatu yang memiliki nilai keindahan,
kehalusan, serta permai. Seni juga diartikan sebagai kemampuan
untuk menciptakan suatu yang sungguh-sungguh bagus atau luar biasa
(Badudu, 1994: 1280). Sedangkan, menurut Ensiklopedi Indonesia,
seni meliputi penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahan
bentuknya orang menjadi senang melihatnya atau mendengarnya.
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1989: 816),
seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi
kehalusan, keindahan. dan sebagainya, seperti: seni tari, lukis. ukir,
dan lain-lain. Seni juga diartikan sebagai kesanggupan akal untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Peranan seni bagi manusia
dapat dibandingkan seperti ekonomi mengisi kehidupan dengan
14
kemakmuran bersifat material, kesenian mengisi kehidupan itu dengan
kesejahteraan yang bersifat spritual.
15
kondisi zaman yang menyertainya. Indonesia yang memiliki beragam
budaya dan kondisi sosial yang beraneka ragam juga memiliki
keanekaragam bentuk kesenian. Keragaman kesenian di Indonesia
memunculkan kesenian yang bercorak keindonesiaan. Dengan
demikian, kesenian Indonesia adaIah ungkapan perasaan manusia
Indonesia yang berisi nilai-nilai tentang kondisi sosial budaya
masyarakat Indonesia, yang diekspresikan dalam bentuk karya seninya
yang beragam.
2. Fungsi seni
Dilihat dari fungsinya, karya seni memiliki fungsi yang beragam
tergantung dari aspek mana meninjaunya. Adapun fungsi seni yang
dilihat dari aspek kepentingannya maka dapat digoIongkan sebagai
berikut:
16
peringatan hari-hari besar keagamaan, maupun hajatan, kematian, atau
pun hal-hal lain yang dikeramatkan oleh komunitasnya.
Pada era modern dewasa ini para kreator seni sudah ahli untuk
membisniskan hasil karya seninya sebagai barang komoditi yang
memiliki nilai jual bagi komunitas masyarakatnya. Para kreator seni
tersebut sudah paham untuk melihat komunitas pasar yang akan
ditujunya. Melebumya beragam bentuk seni ke dalam satu fungsi
komersial memiliki argumen tersendiri bagi para kreator seni maupun
masyarakat konsumennya. Alasan pertama datang dari para kreator
seni itu sendiri, yang mau tak mau harus menerima situasi jaman yang
sudah berubah. Setiap manusia dituntut untuk dapat bertahan hidup
dengan beragam bentuk kebutuhan hidup manusia yang semakin
meningkat, sehingga untuk kelangsungan hidup sehari-hari para
kreator seni pun memerlukan biaya hidup yang sama dengan manusia
lainnya. Alasan lain adalah tuntutan masyarakat itu sendiri yang
menjadi konsumen hasil karya seni, sering kali mereka membutuhkan
peran kreator seni yang dinamis sehingga dapat memenuhi beragam
bentuk kebutuhan selera konsumen. Apa pun yang tercermin dalam
karya seni, yang gerpenting adalah tidak hilangnya esensi keindahan
dari karya tersebut seperti yang dikatakan oleh Horace dalam
konsepnya dulce et utele (berguna dan menyenangkan). Setiap karya
seni harus berguna bagi manusia dan mampu memberikan hiburan
atau kesenangan.
3. Prinsip seni
Bagi kebanyakan orang, menilai suatu karya seni tidaklah mudah,
karena satu orang dengan yang lain mempunyai persepsi dan apresiasi
yang berbeda. Namun demikian, ada beberapa prinsip yang dapat
17
dijadikan patokan untuk membantu mengapresiasi suatu hasil karya
seni. Secara teoritis suatu keindahan dalam karya seni memiliki
prinsip-prinsip dasar untuk pencapaian keindahan, yang antara lain
meliputi ciri-ciri sebagai berikut.
18
C. ESTETIKA DAN SENI
1. Pengertian Estetika/Keindahan
Kata estetika umumnya dikaitkan dengan keindahan.
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah
segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah),
pemandangan alam (panta, pegunungan, danau, bunga-bunga dilereng
gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh),
suara , warna dan sebagainya.
19
Keindahan dalam arti esteti murni menyangkut pengalaman
estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang
diserapnya.Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai yang
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang
dapat diserap dengan oenglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan
warna.
2. Nilai Estetika
Menurut The Liang Gie, keindahan dianggap sebagai salah satu
jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan,
dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
20
dan kemasyarakatan. Penggolongan lain yang terpenting adalah nilai
ekstrinsik dan nilai intrinsik.
21
a group” (kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang
dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang
menarik minat seseorang atau suatu kelompok)”
3. Makna Keindahan
Makna keindahan secara akademis sudah dipelajari manusia
sejak abad ke-18 oleh para filsuf yang tertarik untuk mengembangkan
estetika. Berawal dari situlah dapat dilihat pandangan dari beberapa
ahli tentang makna keindahan tersebut. Baumgarten mengatakan
bahwa keindahan adalah keseluruhan yang tersusun secara teratur dari
bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama Iain (beauty is an
order of parts in their manual relations and in their relation to the
whole). Sementara itu, Sulzer berpendapat bahwa yang indah
hanyalah yang baik. Jika belum baik, ciptaan itu belum indah.
Keindahan harus memupuk perasaan moral. Jadi, ciptaan-ciptaan yang
amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk
memupuk moral.
22
Tolstoy mengatakan keindahan adalah sesuatu yang
mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat. Sedangkan,
menurut Hume keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan
rasa senang. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Heinsterhuis yang
menyatakan bahwa yang indah adalah yang paling banyak
mendatangkan rasa senang, serta dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang
menyenanglcan.
23
(subjek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis,
atau kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.
24
minat orang yang bersangkutan dengan selera atau minat akal
budinya. Seseorang disebut sebagai orang yang berpribadi mulia, bila
orang tersebut memiliki rasa keindahan atau minat yang cenderung
objektif. Keobjektifan seseorang dapat muncul jika di dalam
sanubarinya telah tertanam niatan budi pekerti yang memang baik.
Rasulullah saw. pernah bersabda: ”Dalam tubuh manusia ilu ada
segumpal daging. Manakala segumpal daging itu baik, maka akan
baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Tetapi manakala segumpal
daging itu tidak baik, maka akan menjadi tidak baiklah jasad manusia
itu seluruhnya. Segumpal daging yang dimaksud adalah hati.”
25
merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan yang
dilihat.
26
manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah
(halaman, tatanan perabot rumah tangga, dan sebagainya), suara,
wama dan seterusnya. Kawasan keindahan manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai dengan perkembangan peradaban
teknologi, sosial dan budaya. Keindahan merupakan bagian kehidupan
manusia yang tidak dapat dipisahkan di mana pun, kapan pun dan oleh
siapa pun.
27
Berbicara tentang keindahan mau tidak mau memang harus
menengok ke jaman Yunani Kuno pada abad ke-18. Menurut The
Liang Cie, dalam bukunya Garis Besar Esietik diterangkan bahwa
istilah keindahan dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan menjadi
beautiful, Perancis beau, Italia dan Spanyol hello. Kata-kata tersebut
berasal dari bahasa Latin helium. Akar kata dari istilah tersebut adalah
bonum yang berarti kebaikan, lalu mempunyai bentuk pengecilan
menjadi bonellum dan akhimya dipendekkan ditulis helium.
28
garis, wama, bentuk, nada, dan katakata. Ada pula yang berpendapat,
keindahan itu suatu kumpulan dari hubungan-hubungan yang selaras
dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Dengan kata lain, ciri-ciri keindahan menyangkut kualitas hakiki dari
segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keseimbangan
(balance), keselarasan (harmoni), kesimetrisan (symetry), dan
pertentangan (contrast). Yang berarti pula bahwa keindahan itu
tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, wama, bentuk,
nada, dan kata-kata.
29
seni itu hanyalah / dan selalu memperjuangkan bentuk-bentuk yang
sempurna (idealisasi).
c) Estetika Pramodern
Anthony Asley Cooper mengembangkan metafisika
neoplatoistik yang memimpikan satu dunia yang harmonis yang
diciptakan oleh Tuhan. Aspek-aspek dari alam yang harmonis pada
manusia ini termasuk pengertian moral yang menilai aksi-aksi
manusia, dan satu pengertian tentang keindahan yang menilai dan
menghargai seni dan alam. Keagungan, termasuk keindahan
merupakan kategori estetika yang terpenting.
d) Estetika Modern
e) Estetika Timur
30
proses keatif dari pikiran menuju pada pencintaan obyek yang
dihasilkan oleh getaran emosi. Inti keindahan adalah emosi (pendapat
Joganatha).Pendapat lain mengatakan bahwa keindahan adalah
sesuatu yang memberikan kesenangan tanpa rasa kegunaan. Yang
menyebabkan rasa estetik adalah faktor luar dan faktor dalam.
(pendapat Radindranat Tagore). Ia juga menerangkan untuk sebuah
sajaknya,, bahwa ia tidak dapat menerangkan bekerjanya proses
alamiah yang miterius itu, tetapi seolah-olah terjadi dengan
sendirinya.Berdasarkan paparan diatas maka tampak dalam estetika
timur, seniman yang menciptakan obyek keindahan atau seni didorong
oleh potensi teologis yang dimilikinya.
31
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian materi yang sudah dipaparkan diatas dapat kita tarik
kesimpulan bahwa manusia, kebudayaan, kesenian, dan estetika itu
sangatlah berbeda namun memiliki hubungan yang sangat erat dan saling
mempengaruhi satu sama lain. seperti suatu kebudayaan tidak akan ada
jika manusia tidak menciptakannya, karena kebudayaan adalah sesuatu hal
yang diciptakan manusia dan kemudian menjadi kebiasaan dan
membudaya. Begitu juga dengan seni, suatu karya seni tidak bisa
dikatakan sebagai seni jika tidak memiliki keindahan.
A. SARAN
Sebagai warga Negara Indonesia tentulah kita menyadari bahwa
kita tinggal di Negara yang sangatlah kaya dan memiliki berbagai macam
keberagaman. Oleh karena itulah penting untuk kita mengetahui,
memahami, dan menyadari bagaimana manusia, kebudayaan, kesenian,
dan estetika tersebut serta hubungannya satu sama lain.
32
DAFTAR PUSTAKA
Sujarwo. (2014). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
33