Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah berjudul “ Manusia dan Peradaban“ dengan
baik dan benar serta tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar di Universitas Syiah Kuala. Selain itu, saya juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “ Manusia dan
Peradaban “.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Saiful, S.Pd., M.Si selaku Dosen
Pengampu mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat

menambah wawasan saya berkaitan MAKALAH ILMU SOSIAL DAN


BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PERADABAN

Disusun Oleh:
Putri Amiliawati
2204109010008

Sabtu/01 Desember 2022

Dosen Pengampu:
Dr. Saiful, S.Pd., M.Si.

PRODI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022dengan topik yang diberikan.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini

Banda Aceh, 01 Desember 2022


Putri Amiliawati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................2
1.3 TUJUAN...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3
2.1 MANUSIA DAN PERADABAN........................................................................3
2.2 KEBUDAYAAN SEBAGAI PERADABAN.....................................................4
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................5
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat
manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang
"kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding
dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam
pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.Istilah peradaban sering digunakan
sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah "budaya" yang populer dalam kalangan
akademis. Dimana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat
diartikan sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan , kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan
kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat".
Dalam sebuah pemahaman lama tetapi masih sering dipergunakan adalah istilah
"peradaban" dapat digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam konteks sosial di mana
rumit dan budaya kota yang dianggap unggul lain "ganas" atau "biadab" budaya, konsep dari
"peradaban" digunakan sebagai sinonim untuk "budaya (dan sering moral) Keunggulan dari
kelompok tertentu." Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti "perbaikan pemikiran,
tata krama, atau rasa". Masyarakat yang mempraktikkan pertanian secara intensif; memiliki
pembagian kerja; dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk kota-kota.
"Peradaban" dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau
tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradabanmanusia atau peradaban global).
Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk
memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan
dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor
tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK. Manusia dan peradaban
adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa.
Cipta, rasa dan karsa itu akan menimbulkan perkembangan pengetahuan yang berasal dari
suatu budaya. Dari hal itulah kebudayaan akan mengalami kemajuan sehingga dikatakan
sebagai peradaban.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, terdapat beberapa rumusan pokok masalah
permasalahan, antara lain :
1. Apa itu peradaban ?
2. Bagaimana kebudayaan sebagai peradaban ?
3. Apakah mungkin terjadinya peradaban universal?

1.3 TUJUAN
1. Mampu memahami tentang peradaban.
2. Mampu memahami dan menjelaskan hubungan kebudayaan sebagai peradaban.
3. Mampu memahami tentang terjadinya peradaban universal.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MANUSIA DAN PERADABAN


Manusia dan peradaban merupakan dua hal yang tidak mungkin terpisahkan.
Manusia melalui kemampuan cipta dan karya selalu melakukan karya-karya di segala bidang
kehidupan. Istilah peradaban mempunyai arti yang erat kaitannya dengan manusia. Istilah
peradaban seringkali merujuk pada suatu masyarakat yang kompleks. Peradaban manusia
bisa dilihat melalui praktik pertanian, hasil karya, permukiman, dan berbagai pandangan
manusia mengenai ilmu pengetahuan, politik, dan kehidupan. Peradaban merupakan
terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil (warga kota) dan sivitas (kota;
kedudukan warga kota). Biasanya, peradaban juga disamakan dengan budaya dan
kebudayaan dalam beberapa literatur. Menurut Huntington, peradaban mewujudkan puncak-
puncak dari kebudayaan. Manusia sebenarnya sudah mencapai puncak kebudayaan walaupun
masih dalam taraf primitif. Akan tetapi, tidak semua kebudayaan bisa mencapai tahap
puncaknya. Kadang, kebudayaan manusia terhenti dengan apa yang disebut blind eyes atau
jalan buntu. Frans Boas mengartikan peradaban sebagai keseluruhan bentuk reaksi manusia
terhadap tantangan dalam menghadapi alam sekitar, individu ataupun kelompok.Peradaban
bisa meliputi segala aspek kehidupan manusia, seperti budaya materiil, relasi sosial, seni,
agama, dan ditambah dengan sistem moral, gagasan, dan bahasa.
Dalam perjalanan peradaban manusia, ada suatu fenomena yang harus dihadapi, yaitu
terjadinya benturan peradaban. Hutington menyebutnya dengan istilah clash civilization.
Pada zaman modern, Hutington meyakini bahwa peradaban-peradaban yang muncul akan
menimbulkan proses benturan-benturan. Benturan itu terjadi bisa antara peradaban Barat dan
Timur. Bisa juga karena perbedaan ideologi, satu hal yang tidak boleh terjadi adalah berhenti
mempelajari peradaban manusia. Peradaban manusia harus terus dikaji atau dipelajari.
Sejarah peradaban manusia dari tiap masa tidak boleh hilang. Karena dari belajar peradaban
di masa lalu itulah, kita bisa becermin untuk mengembangkan peradaban manusia masa
mendatang. Beberapa alasan menyebutkan bahwa peradaban kuno biasanya tumbuh dan
berkembang dengan sangat pesat di daerah yang berada di sekitar lembah sungai atau pantai.
Ini karena sungai dan pantai merupakan prasarana perhubungan dengan bangsa lain, juga
sungai dan pantai merupakan sumber kehidupan.
Peradaban sungai Mesir terletak di Lembah Sungai Nil. Bagi bangsa Mesir sungai Nil
adalah sumber kehidupan dan pusat perhubungan antarbangsa. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika peradaban Mesir kuno sangat maju dibanding dengan bangsa lain.
Beberapa fakta yang menyebutkan bahwa mesir kuno telah memiliki kebudayaan yang tinggi,
di antaranya sebagai berikut.
1. Pemerintahan
Bangsa Mesir sudah mengenal bentuk pemerintahan kerajaan. Adalah daerah Mesir
Utara yang beribukota Memphis dengan raja Menes, yang pertama kali menjalankan bentuk
pemerintahan kerajaan ini.

2. Kepercayaan
Bangsa Mesir percaya pada dewa-dewa (polytheisme). Mereka memuja banyak dewa,
dengan Dewa Ra atau Dewa Matahari sebagai dewa tertinggi yang dipuja oleh sebagian besar
masyarakat Mesir kuno. Bangsa Mesir juga percaya ada kehidupan baru setelah kematian.

3. Bangunan
Bangunan bangsa Mesir dengan kemegahan dan misteri yang terkandung di dalamnya
sampai saat ini masih bisa dinikmati dan membawa kekaguman tersendiri bagi masyarakat
modern. Salah satu bangunan Mesir yang dimaksud tentu saja adalah Piramida. Bangunan
dengan bentuk limas ini dibangun sejak dinasti ketiga untuk makam raja-raja Mesir.

4. Seni Patung
Bangsa Mesir meninggalkan seni patung yang sangat mengagumkan dengan ukuran
yang besar-besar meskipun saat itu belum ditemukan alat-alat atau teknologi canggih seperti
yang dimiliki zaman modern seperti sekarang ini. Seni patung Mesir menggambarkan dewa
dewi maupun raja dan keluarganya. Seni patung Mesir berhubungan dengan bangunannya.

5. Seni Lukis
Media lukis yang dipakai Bangsa Mesir kuno adalah papyrus. Lukisan memiliki fungsi
sebagai upacara pelengkap kematian atau upacara keagamaan. Bentuk lukisan Bangsa Mesir
tidak memiliki perspektif, posisi manusia semuanya dengan posisi menyamping.

2.2 KEBUDAYAAN SEBAGAI PERADABAN


Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di
Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan
adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang
dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam".
Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan;
salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya. Sebagai contoh, jika
seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita
rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan
ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
"berkebudayaan".
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak
berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai
perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat
dasar manusia. Oswald membedakan antara kebudayaan dan peradaban. Menurutnya, dua hal
tersebut merupakan dua gaya hidup yang berlawanan. Oswal berpendapat bahwa kebudayaan
lebih dominan pada nilai-nilai spiritual yang menekan manusia pada perkembangan individu
di bidang mental dan moral. Sementara itu, peradaban menurutnya, lebih mengarah kepada
hal-hal bersifat material yang menekankan pada kesejahteraan fisik dan material. Menurut
Bieren, peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik.
Kebudayaan, bagi Bieren, lebih menekankan kepada segala sesuatu yang berasal dari hasrat
dan gairah yang lebih murni, berada di atas tujuan praktis hubungan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya maka kami selaku penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari
istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis. Dimana setiap manusia dapat
berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai "seni, adat istiadat,
kebiasaan , kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan
sebuah cara hidup masyarakat". Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan,
peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya
kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan
beragam kegiatan ekonomi dan budaya.
Sedangkan Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada
seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau
peradaban global/ universal). Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai
sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah
peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya
sebuah peradaban.

DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi


dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, 2006. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://www.anneahira.com/manusia-dan-peradaban.htm

Anda mungkin juga menyukai