“GLOBALISASI BUDAYA”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ISBD
Dosen Pengampu : Ridwan M.s.i
Disusun oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian globalisasi dan budaya...................................................................3
B. Globalisasi dan imperalisme budaya...............................................................4
C. Ciri-ciri dan dampak globalisasi budaya.........................................................5
D. Ketahanan budaya dan kebudayaan nasional..................................................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
Kesimpulan...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terusdalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiranteknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagaitantangan dan
permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkanglobalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua
puluh tahun yanglalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar
lima atau sepuluh tahun terakhir.Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah
diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia.Wacana globalisasi sebagai
sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmupengetahuan dan
teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para
pakar ekonomi,sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut
mengandung suatu pengetian akanhilangnya satu situasi dimana berbagai
pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh duniadapat bergerak bebas
dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negaraterhadap
negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi,
polakonsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada
penyempitan duniasecara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksiglobal dan pemahaman kita akan
koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahamidalam konteks
institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat
dipersepsikanrefleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki
banyak penafsiran dari berbagaisudut pandang. Sebagian orang menafsirkan
globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia
sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia
dari sisi gaya hidup,orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi
seperti yang dikatakan oleh Barker (2004)adalah bahwa globalisasi
merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yangsemakin
iv
mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam
kesadaran kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian globalisasi dan budaya?
2. Apa globalisasi dan imperialisme budaya ?
3. Apa saja ciri-ciri dan dampak dari globalisasi budaya ?
4. Bagaimana ketahanan budaya dan kebudayaan nasional ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian globalisasi dan buaya
2. Untuk mengetahui globalisasi dan imperialisme budaya
3. Untuk mengatahui ciri-ciri dan dampak dari globalisasi budaya
4. Untuk mengetahui ketahanan budaya dan kebudayaan nasional
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Sebagai pengetahuan, kebudayaan merupakan suatu satuan ide yang ada
dalam kepala manusia dan bukan merupakaan suatu gejala yang terdiri atas
kebiasaan dan hasil kelakuan manusia. Kebudayaan terdiri atas serangkaian
nilai-nilai, norma-norma dan menghadapi suatu lingkungan social dan
kebudayaan.
Globalisasi budaya merupakan “serangkaian proses dimana relasi akal
dan budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis”. Hal tersebut
memunculkan jalinan situasi yang integratif antara akal dan budi manusia di
suatu belahan bumi dengan yang lainnya. dari pemahaman tersebut tidak
menutup kemungkinan muncul budaya pop yang mengglobal atau disebut
dengan global pop culture, yakni budaya tren dalam suatu wilayah yang
kemudian dipopulerkan dan diterima hingga ke taraf dunia atau lingkup
global. Hal tersebut sesuai pendapat kaum hiperglobalis bahwa globalisasi
budaya adalah homogezination of the world under the auspices of American
popular culture of western consumerism in general . ( I.Made Gede
Arimbawa, 2011:175), bahwa globalisasi budaya adalah proses homogenisasi
dunia dengan mengusung kemasan budaya populer Amerika.
Dengan adanya globalisasi dalam kebudayaan, maka tidak bisa dielakkan
lagi perkembangan budaya yang semakin cepat. Globalisasi telah
menimbulkan percepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses
berkomunikasi dan mendapatkan informasi apapun. Tak pelak semua ini
justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling
krusial dalam globalisasi.
B. Globalisasi dan imperalisme budaya
Globalisasi adalah proses kompleks yang membawa dunia menjadi
semakin “menyatu” melalui intensitas dan ekstensi komunikasi dengan segala
bentuk salurannya. Isi komunikasi mengandung bias kepentingan baik atas
nama individu, kelompok, bisnis korporasi dan negara baik secara ideologis,
ekonomi, dan kultural. Karena itu, globalisasi tak lain adalah imperialisme
budaya yang datang ke Indonesia.
Teori imperialisme budaya/media merupakan bagian dari teori komunikasi
internasional yang mampu menggambarkan dominasi dan hegemoni media
Barat yang isinya mengandung kepentingan politik, ekonomi dan budaya
sebagai bagian dari diplomasi publik untuk mengkonstruksi sudut pandang
dunia (worldview) Barat terhadap negara-negara Dunia Ketiga atau yang non
Barat.
vii
Validitas dan realibitas teori imperialisme budaya menimbulkan banyak
kritik karena tidak mampu menggambarkan dominasi dan hegemoni media
dan budaya untuk setiap bangsa. Dalam pada itu, counter hegemony melalui
industri film Bollywood misalnya, atau film-film Cina yang juga dominan,
termasuk pemberitaan Aljazeera, telah membuka pintu realitas dunia menjadi
multiperspektif. Imperialisme budaya dewasa ini bersifat multipolar.
Kuat dan lemahnya efek imperialisme budaya bergantung pada politik
kebudayaan dan kebijakan komunikasi satu negara, ketahanan ekonomi dan
budayanya, termasuk kesadaran literasi individu dalam menerima berbagai
informasi dan hiburan yang datang dari luar. Bangsa Jepang misalnya,
meskipun mampu mengadopsi modernisasi Barat dalam teknologi dan
ekonomi, namun watak kultural “Ketimuran”-nya tidak lantas terkikis.
Gejala imperialisme budaya dilihat dari kurun waktu rezim berkuasa dan
politik kebudayaannya, menunjukkan bahwa pada era rezim Orla,
imperialisme budaya tumbuh namun tidak massif akibat politik kebudayaan
“pintu tertutup” bagi budaya Barat. Sedangkan era Orba, imperialisme budaya
lebih terbuka dan massif kecuali liberalisasi politik Barat. Dan era reformasi,
imperialisme budaya semakin massif dan semakin terbuka akibat politik
kebudayaan rezimnya dan tumbuhnya media sosial yang menumbuhkan
partisipasi warga di segala sektor kehidupan.
Dibutuhkan strategi kebudayaan bagi satu bangsa, termasuk Indonesia
untuk terbuka mengambil nilai-nilai universal dalam semua bidang baik ilmu,
teknologi, ekonomi dan budaya tanpa kehilangan “jati diri” sebagai sebuah
bangsa yang berdaulat dan bermartabat di tengah bangsa-bangsa lain.
Membangun branding nation yang positif dan berkarakter adalah pekerjaan
rumah kita ke depan.
Semangat Trisakti yakni berdaulat dalam ekonomi, berdaulat dalam politik
dan berdaulat dalam kebudayaan, merupakan wacana baru yang tengah
menjadi kesadaran politik para elit politik untuk membangun bangsa yang
“diimpikan” ke depan. Kesadaran akan pentingnya doktrin Trisaksi di
kalangan elit akan mampu mereduksi imperialisme budaya yang semakin kuat
sekarang.
C. Ciri-ciri dan dampak globalisasi budaya
Berikut ini ada beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia :
1. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
viii
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai halhal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
ix
D. Ketahanan budaya dan kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah hasil produk manusia atau masyarakat
nusantara yang bersumber dari gagasan, ide pemikiran dan hasil kreatifitas
dalam menjawab berbagai kebutuhan kehidupan, baik yang bersifat fisik
maupun non-fisisk (Material dan spiritual).
Kebudayaan nasional adalah sebagai puncak kebudayaan daerah, yang di
dalamnya merupakan panduan seluruh lapisan kebudayaan bangsa Indonesia,
yang mencerminkan semua aspek kehidupan bangsa. Kebudayaan nasional
adalah totalitas berdasarkan aspek kerohanian bangsa dan segala sesuatu yang
dihasilkan oleh manusia Indonesia. Oleh karena itu kebudayaan nasional
dengan segala unsurnya, seperti bahasa, kesenian, agama dan adat istiadat
dalam seluruh wilayah dan suku-suku bangsa harus dilestarikan secara
keseluruhan, agar kebudayaan tetap terjaga dan terpelihara.
Terdapat banyak pandangan yang dapat menghubungkan kebudayaan
nasional dengan ketahanan Bangsa. Seperti telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya bahwa kebudayaan yang telah dipadatkan menjadi falsafah hidup
merupakan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Jika demikian, maka dapat dipastikan bahwa falsafah hidup
tersebut juga sekaligus sebagai pedoman mengenai ketahanan bangsa.
Dengan perkataan lain, falsafah hidup dan dasar negara sudah mengandung
keharusan untuk mempertahankan bangsa dari segala gangguan, baik
gangguan yang datang dari luar, maupun dari dalam.
Saat ini manusia hidup pada era modernisasi dan globalisasi yang berasal
dari Barat, dimana pengaruh dari hal tersebut terhadap perilaku budaya umat
manusia sangatlah besar baik yang bersifat positif maupun negatif. Perubahan
perilaku budaya umat manusia secara positif tentunya bukanlah suatu
persoalan. Akan tetapi perubahan perilaku dan budaya secara negatif, maka
diperlukan sebuah ketahanan budaya pada masyarakat seperti di Indonesia.
Setidaknya terdapat empat ketahanan yang harus dimiliki oleh masyarakat
dalam membendung arus budaya asing yaitu:
1. Kemampuan memelihara sistem nilai budaya yang dianut, karena budaya
adalah endapan dari perilaku manusia. Budaya masyarakat itu sendiri
akan berubah karena terjadi transformasi nilai dari masyarakat terdahulu
ke masyarakat kemudian, tetapi dengan tetap memelihara nilai-nilai yang
x
dianggapnya luhur, karena tanpa hal itu akan terbentuk masyarakat baru
yang lain.
2. Kemampuan masyarakat beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan
cepat. Masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
serta memanfaatkan peluang yang timbul akan menjadi unggul.
3. Adanya fungsi integrasi dari unsur-unsur masyarakat yang beraneka
ragam secara terus menerus sehingga terbentuk kekuatan sentripetal yang
semakin menyatukan masyarakat tersebut.
4. Masyarakat perlu memiliki goal attainment atau tujuan bersama yang dari
masa ke masa bertransformasi karena terus menerus diperbaiki oleh
dinamika masyarakatnya dan oleh para pemimpinnya.
Selain keempat hal tersebut, perlu juga ditambahkan yaitu peran dan
fungsi agama. Dengan menganut agama secara mendalam dan inklusif, maka
seorang manusia dapat melihat segala macam perubahan dan kemajuan atau
progresivitas yang terjadi didunia akibat perkembangan pemikiran manusia
secara jernih sekaligus, dan dapat membentengi diri dari terjangan budaya
asing yang banyak diantaranya tidak sesuai dengan karakter dan budaya asli
Indonesia.
Beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan
yaitu :
1. Kita harus dapat memanfaatkan kemajuan dan hadirnya media massa
secara benar.
2. Sebagai masyarakat Indonesia yang setia terhadap bangsanya, kita tidak
boleh terpengaruh arus globalisasi yang dapat merugikan kita.
3. Kita harus menjaga kredibilitas dan jati diri bangsa Indonesia, agar
bangsa Indonesia tidak kehilangan jati dirinya.
4. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat
menyebabkan pergeseran budaya bangsa.
5. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah
masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
6. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap
berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak
menimbulkan pergeseran budaya.
7. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
8. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan
baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu
xi
berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal.
Globalisasi budaya merupakan “serangkaian proses dimana relasi akal dan
budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis”.
Dengan adanya globalisasi dalam kebudayaan, maka tidak bisa dielakkan lagi
perkembangan budaya yang semakin cepat. Globalisasi telah menimbulkan
percepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses berkomunikasi dan
mendapatkan informasi apapun. Tak pelak semua ini justru menjadi bumerang
tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial dalam globalisasi.
Kuat dan lemahnya efek imperialisme budaya bergantung pada politik
kebudayaan dan kebijakan komunikasi satu negara, ketahanan ekonomi dan
budayanya, termasuk kesadaran literasi individu dalam menerima berbagai
informasi dan hiburan yang datang dari luar.
Ada dampak yang ditimbulkan dari globalisasi budaya, adanya dampak
negative dan ada juga dampak positifnya .Untuk mencegah dampak negative yang
ditimbulkan maka diperlukan ketahanan budaya, Kebudayaan nasional secara
struktural ada kaitannya dengan ketahanan bangsa. Sebab ketahanan bangsa
merupakan salah satu sub sistem dari kebudayaan nasional. Dengan kata lain
bagaimana karakteristik kebudayaan nasional dapat dilihat pada ketahanan
bangsa, atau pada jiwa nasionalis masyarakat, dan sebaliknya, jiwa nasionalis juga
dapat merupakan cerminan dari kebudayaan nasional.
xii
DAFTAR PUSTAKA
xiii