DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
FADHEL RIZKYIANTO NUGRAHA SAWALI G30123018
NURHIKMA G30123030
TASYA RIZKA NURBAITI LASAWEDI G30123008
FITRIYANA NURKHOLIS G30123002
ALIYA LAJALI G30123074
SITI NUR’ AISYAH G30123012
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS FMIPA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga laporan ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ Ilmu sosial dan budaya dasar”.
kami sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan ini.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................3
A. Kesimpulan...............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................9
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat
manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang
"kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman,
berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam
beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial.
Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari
istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis. Dimana setiap manusia dapat
berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai "seni, adat istiadat,
kebiasaan , kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang
merupakan sebuah cara hidup masyarakat". Namun, dalam definisi yang paling banyak
digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk
pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh
kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam kegiatan ekonomi dan budaya.
Dalam sebuah pemahaman lama tetapi masih sering dipergunakan adalah istilah
"peradaban" dapat digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam konteks sosial di
mana rumit dan budaya kota yang dianggap unggul lain "ganas" atau "biadab" budaya,
konsep dari "peradaban" digunakan sebagai sinonim untuk "budaya (dan sering moral)
Keunggulan dari kelompok tertentu." Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti
"perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa".
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu peradaban dan manusia?
2. Bagaimana kebudayaan sebagai peradaban?
3. Apa kertekaitn anatara manusia dan peradaban?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia dan Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab yang berarti akhlak, kesopanan atau kehalusan budi
pekerti. Peradaban merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata
civil (warga kota) dan sivitas (kota;kedudukan warga kota). Biasanya peradaban juga
disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa literatur.
Manusia sebenarnya sudah mencapai puncak kebudayaan walaupun masih dalam taraf
primitive. Akan tetapi, tidak semua kebudayaan bisa mencapai tahap puncaknya.
Kadang, kebudayaan manusia terhenti dengan apa yang disebut blind eyes atau jalan
buntu. Frans Boas mengartikan peradaban sebagai keseluruhan bentuk reaksi manusia
terhadap alam sekitar, individu ataupun kelompok.
Peradaban bisa meliputi segala aspek kehidupan manusia, seperti budaya materiil, relasi
sosial, seni, agama, dan ditambah dengan sistem moral, gagasan, dan bahasa.
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita
terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan
mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya bersifat halus, indah, tinggi, sopan,
luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah
memiliki peradaban yang tinggi.
Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan interaksi dengan manusia lainnya.
Seorang manusia tidak dapat mencapai apa yang ia inginkan tanpa bantuan dari
manusia lain. Manusia menjalankan perannya dengan menggunakan sebuah symbol.
Simbol itu digunakan untuk mengkomunikasikan pikiran serta perasaan yang ia
rasakan.
Manusia menyadari bahwa ia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lainnya.
Akan tetapi, masih banyak yang tidak mengetahui makna dari manusia adalah makhluk
sosial. Artikel ini akan membahas mengenai pengertian manusia sebagai makhluk
sosial. Selain itu artikel ini juga akan membahas contoh yang menunjukan bahwa
3
manusia adalah makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki arti bahwa manusia membutuhkan manusia
lain. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat menjalankan
hidupnya sendiri. Bahkan dalam memenuhi kebutuhannya, manusia memerlukan
manusia lain untuk membantunya.
Hal ini berlaku untuk semua manusia. Tidak mengenal sebuah kedudukan bahkan
sebuah kekayaan. Setiap manusia selalu membutuhkan manusia lainnya. Setiap
manusia dalam bermasyarakat pasti melakukan komunikasi, sosialisasi dan juga
interaksi dengan masyarakat lainnya. Manusia sebagai makhluk sosial sudah terjadi
sejak ia lahir. Seorang manusia yang akan lahir pun membutuhkan manusia lain untuk
memberikan pertolongan.
Hakikat manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk suatu hukum, mendirikan
sebuah kaidah perilaku dan kerja sama antar kelompok yang lebih besar. Dalam
perkembangan ini bantuan dari spesialisasi dan organisasi atau integrasi sangat
diperlukan. Hal itu dikarenakan kemajuan manusia yang terlihat akan bersandar pada
sebuah kemampuan manusia.
Kemampuan tersebut adalah kerja sama dengan kelompok yang lebih besar. Bekerja
sama secara sosial adalah sebuah syarat untuk menjalankan kehidupan yang baik di
dalam suatu masyarakat yang saling membutuhkan. Kesadaran suatu manusia sebagai
makhluk sosial akan memberikan rasa tanggung jawab untuk mengayomi seseorang
dengan lebih baik.
4
seni, sastra, religi (agama) dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik,
ekonomi dan teknologi.
Koentjaraningrat telah memasukkan konsep peradaban ke dalam kebudayaan dan
menyatakan bahwa peradaban sebuah masyarakat lebih tercermin pada sistem
teknologi, politik, ekonomi, seni bangunan, seni rupa, dan ilmu pengetahuan yang maju
dan kompleks.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang
"berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai
musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia
adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada
kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan
menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini,
seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang
"berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai
orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih
"alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat
tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan
tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi
pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan
dan menyimpangkan sifat dasar manusia.
Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja)
dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (natural way of life), dan musik
klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara
kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka
menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan
"kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang
tidak dapat diperbandingkan.
5
Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular
culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan
dikonsumsi oleh banyak orang. Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban
Oswald membedakan antara kebudayaan dan peradaban. Menurutnya, dua hal tersebut
merupakan dua gaya hidup yang berlawanan. Oswal berpendapat bahwa kebudayaan
lebih dominan pada nilai-nilai spiritual yang menekan manusia pada perkembangan
individu di bidang mental dan moral. Sementara itu, peradaban menurutnya, lebih
mengarah kepada hal-hal bersifat material yang menekankan pada kesejahteraan fisik
dan material.
Oswald mencontohkan bahwa gaya hidup Yunani Kuno dan Romawi Kuno sebagai
peradaban. Bieren de Han berpendapat sama dengan Oswald. Ia juga membedakan
antara kebudayaan dan peradaban. Menurut Bieren, peradaban adalah seluruh
kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik. Kebudayaan, bagi Bieren, lebih
menekankan kepada segala sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih
murni, berada di atas tujuan praktis hubungan masyarakat.
Manusia dan peradaban merupakan dua hal yang tidak mungkin terpisahkan. Manusia
melalui kemampuan cipta dan karya selalu melakukan karya-karya di segala bidang
kehidupan. Istilah peradaban mempunyai arti yang erat kaitannya dengan manusia.
6
Istilah peradaban seringkali merujuk pada suatu masyarakat yang kompleks.
Peradaban manusia bisa dilihat melalui praktik pertanian, hasil karya, permukiman, dan
berbagai pandangan manusia mengenai ilmu pengetahuan, politik, dan kehidupan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=WfoWEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:d6LLXlGzuZwJ:schol
ar.google.com/
&ots=WDR4fz9gHW&sig=WXDrUkDY2dI3C_i9FXEvH5WmRvU&redir_esc=y#v=
onepage&q&f=false
https://mahasiswa.ung.ac.id/421415063/home/2016/8/13/manusia-dan-peradaban.html
https://klipaa.com/story/2090-hakikat-manusia-dan-peradaban