UNIVERSITAS BOSOWA
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 1
NURVIANTI : 4521031003
DIDIRIADI : 4521031001
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengenalan Internet Secara Efektif Kepada
Masyarakat Desa” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini telah
saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penulis
i|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................................2
A. APA ITU KEBUDAYAAN....................................................................................................2
B. MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA............................................................................2
C. PROBLEMATIKA MANUSIA DALAM BERKEBUDAYAAN DAN BERADAB..........................6
BAB III.........................................................................................................................................8
PENUTUP....................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN...................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................9
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak dapat terlepas
dari interaksi, sosialisasi, dan komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting
karena dengan melakukan komunikasi seseorang akan dapat mengungkapkan apa
yang mereka inginkan dan harapkan terhadap orang lain dalam aktivitasnya. Budaya
merupakan enigma, entah itu sebuah teka-teki atau penyataan yang
membingungkan (Ting-Toomey, 1999:9). Budaya sendiri mempunyai komponen
yang bersifat kongkrit dan abstrak. Meskipun budaya merupakan sebuah konsep
yang sangat umum, tetapi budaya memiliki efek yang sangat kuat terhadap perilaku
individu, termasuk perilaku komunikasi.
Budaya tidak hanya dimilik oleh kelompok bangsa atau etnis saja tetapi juga
komunitas organisasi dan sistem-sistem lain. Budaya mencakup tiga hal penitng,
yaitu
B. RUMUSAN MASALAH
Apa itu kebudayaan ?
Esensi manusia sebagai mahluk kebudayaan ?
Adakah problematika dalam konteks hidup manusia sebagai makhluk
berbudaya dan beradab ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan pembelajaran agar kita mampu memahami konsep-konsep dasar
tentang konsep manusia sebagai makhluk budaya, serta pemahaman konsep
tersebut dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan
menyikapi berbagai problematika budaya yang berkembang dalam
masyarakat.
1|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. APA ITU KEBUDAYAAN
Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta yaitu budhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari kata budik yang berarti “akal”.
Dalam bahasa asing kebudayaan disebut culture. Culture berasal dari kata latin
yakni Colore, yang berarti mengolah atau mengerjakan, terutama yang berkaitan
dengan tanah.
E.B. Tyler
Ralph Linton
White
2|Page
B. MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA
Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan
kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan
bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan
kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia
dapat mencapai kebahagiaan.
Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat
dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai
problematic budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak
semata-mata merupakan mahluk biologis saja namun juga sebagai mahluk social,
ekonomi, politik dan mahluk budaya.
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadilah pula kehidupan. Pola kehidupan
inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat
3|Page
mempengaruhi cara berfikir dan gerak social. Dengan memfungsikan akal budinya
dan pengetahuan kebudayaannya, manusia bias mempertimbangkan dan menyikapi
problema budayanya.
Kebudayaan perlu dikaji agar kita bias mengembangkan kepribadian dan wawasan
berfikir. Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan
kesejahteraannya. Dalam proses perkembangan kebudayaan terjadi pula
penyimpangan dari tujuan penciptaan kebudayaan yang disebut MASALAH
KEBUDAYAAN. Masalah kebudayaan adalah segala system/tata nilai, sikap mental,
pola berfikir pola tingkah laku dalam berbagai aspek kehidupan yang tidak
memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan. Masalah tata nilai dapat
menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain : DEHUMANISASI, artinya
pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita melihat Dehumanisasi terjadi
akibat perubahan sikap manusia sebagai dampak dari penyimpangan tujuan
pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi hal itu, manusia harus
dikenalkan pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui filsafat bias
memaknai tentang etika, estetika dan logika
Jadi melalui kajian pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau penertiban dan
pengolahan nilaii-nilai insane sebagai usaha memanusiakan diri dalam alam
lingkungannya baik secara fisik maupun mental. Manusia memanusiakan dirinya dan
lingkungannya, artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup dan
menyempurnakan hubungan insane.
4|Page
kemampuannya masing-masing. Pekerjaan jika dilakukan dengan cara gotong
royong akan lebih mudah dan ringan. Pada dasarnya manusia itu tergantung pada
manusia lainnya, dan bahwa manusia tidak hidup sendiri melainkan hidup bersama
dengan orang lain atau lingkungan sosial. Sifat gotong royong dan kekeluargaan
didaerah pedesaan lebih menonjol dalam pola kehidupan mereka, seperti
memperbaiki dan membersihkan jalan, masyarakat desa adalah masyarakat yang
kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat adalah
sesuatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya
yang mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosial hidup
bersama, bekerja sama dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat
yang hampir seragam. Satu fenomena yang ditampakkan oleh masayarakat desa,
baik secara langsung ataupun tidak langsung ketika bertemu/bergaul dengan orang
kota adalah perasaan mindernya yang cukup besar. Biasanya mereka cenderung
untuk diam/tidak banyak omong. Masyarakat desa benar-benar memperhitungkan
kebaikan orang lain yang pernah diterimanya sebagai “patokan” untuk membalas
budi sebesar-besarnya. Balas budi ini tidak selalu dalam wujud material tetapi juga
dalam bentuk penghargaan sosial. Ciri-ciri yang telah diungkapkan di atas yang
seharusnya menjadi identitas mereka, di sebagian masyarakat pedesaan hal
tersebut telah pudar bahkan sebagian lagi telah hilang ditelan zaman. Contoh
konkrit, gotong royong. Masyarakat pedesaan tempo dulu menjadikan gotong royong
sebagai sebuah kearifan lokal. Bahkan menjadi sebuah gunjingan di kalangan
masyarakat jika ada seseorang yang tidak mau ikut campur dalam kegiatan tersebut.
Tapi sekarang, hal ini telah dilupakan dan terkesan individualis, yang notabene
hidup individualis adalah ciri masyarakat perkotaan dan perumahan.
Sedangkan diperkotaan gotong royong dapat dijumpai dalam kegiatan kerja bakti di
lingkungan rumah, disekolah dan bahkan dikantor-kantor, misalnya pada saat
memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, mereka bekerja tanpa
imbalan jasa, karena demi kepentingan bersama. Dari sini timbulah rasa
kebersamaan, kekeluargaan, tolong menolong, sehingga dapat terbina rasa
kesatuan dan persatuan nasional, di bandingkan dengan cara individualisme yang
mementingkan diri sendiri maka akan memeperlambat pembangunan di suatu
daerah. Kesadaran untuk memiliki rasa gotong royong haruslah diawali dari diri kita
masing-masing, memiliki rasa gotong royong yang tinggi akan membangun
5|Page
solidaritas dan kepedulian terhadap lingkungan juga bisa menurunkan rasa
individualisme maupun kelompok. Dari kesadaran untuk memiliki rasa tanggung
jawab bersama akan menciptakan kerukunan antar masyarakat. Sehingga ideologi-
ideologi ekstrimisme atau radikal maupun sikap liar dari masyarakat yang akhir-akhir
ini bermunculan akan bisa ditanggulangi yang akan menciptakan karakter bangsa
sesuai falsafat pancasila.
Nilai-nilai budaya asing mulai deras masuk dan menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat Indonesia. Kehidupan perekonomian masyarakat berangsur-angsur
berubah dari agraris ke industri, industri berkembang maju dan pada zaman
sekarang tatanan kehidupan lebih banyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi,
sehingga bersifat materialistik.
Pembahasan nilai-nilai budaya asing yang mulai banyak masuk dan menjadi bagian
di masyarakat Indonesia mempunyai dampak positif yaitu modernisasi yang terjadi di
Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil,
maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan
masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani. Untuk dampak negatifnya
budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan
yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya;
kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan
kenakalan remaja.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya
kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka
6|Page
tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai
contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka
umumnya miskin.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang
ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh
dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang
dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan
dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak
banyak rezeki.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam
sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran
penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara
dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.
Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri
dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu
timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan.
7|Page
Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti
Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan
perpecahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka kami dapat mengambil beberapa kesimpulan
yaitu: Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Manusia sebagai pencipta dan
pengguna kebudayaan yaitu manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan
pikirannya menjadikan Khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan. Manusia
memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, intuisi, perasaan, emosi,
kemauan, fantasi, dan perilaku. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Dan seiring dinamika pergaulan manusia sebagai makhluk budaya
tentunya akan menimbulkan berbagai problema dalam kehidupan manusia
B. Saran
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
8|Page
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, 2006. Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial. Kencana.
Jakarta
Mustofa Ahmad, 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV. Pustaka Setia. Bandung
http://rieffraff.blogspot.co.id/2015/03/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html
http://nadillaikaputri.wordpress.com/2012/10/21/manusia-sebagai-makhluk-budaya-
3/
http://fandhy20.wordpress.com/2012/10/22/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
https://endahendaho.wordpress.com/2014/09/28/apa-itu-kebudayaan-peradaban-
danperbedaannya/#:~:text=Kebudayaan%20adalah%20seluruh%20cara
%20kehidupan%20Dari%20Masyarakat%20Yang,lebih%20diinginkan%20Dibuat
%20Tinggi%20atau%20lebih.%20Dr.Koentjoroningrat%20%281985%29
https://karyatulisku.com/problematika-kebudayaan/
https://www.academia.edu/22609010/Hubungan_Manusia_dan_Kebudayaan_ISBD
9|Page