Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANUSIA DAN PERADABAN


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar

Dosen Pembimbing :
PUTRI RAHAYU S.M.Pd

Disusun Oleh :
Muhammad Fauzan Pratama 23110015
Nabila Ramadhani 23110003
Hayatul Fauzi

Program Ilmu Hadits


Fakultas Ushuluddin

INSTITUT DAARUL QUR’AN


Tahun Pelajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim dengan menyebut Nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang kami panjatkan puja serta puji Syukur kehadirat-Nya yang telah memberikan
kami kemudahan dalam penyusunan Makalah ini.
Dengan ini kami mempersembahkan Makalah yang berjudul “MANUSIA DAN
PERADABAN” Yang InsyaAllah akan memberikan manfaat bagi kita semua.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuh nya bahwa masih ada kekurangan baik
dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu, dengan sangat terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki skill menulis kami
di tugas yang akan mendatang
Semoga makalah ini dapat memenuhi syarat proses kegiatan belajar kami dalam mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar dan apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan dalam Menyusun
Makalah ini. Kami mohon maaf dan sekali lagi kami mengucapkan terima kasih.

TerimaKasih

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Pembahasan
C. Tujuan Masalah
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Hakikat Peradaban
2. Manusia Sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
3. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya
4. Dinamika Peradaban Global
5. Problematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia

BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui
akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang
berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya
manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai
dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan
melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan
cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Antara manusia dan
peradaban mempunyai hubungan yang sangat crat karena diantara keduanya saling mendukung
untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada
yang menciptakannya, yaitu diantaranya faktor manusianya yang melaksanakan peradaban
tersebut. Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan, dan dapat berevolusi atau berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula, dapat mengakibatkan suatu perubahan pada
kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di
masyarakat.

Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan
kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan. ketentraman dan kedamaian sebagai makna
hakiki manusia beradab, dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam rangka melaksanakan tugas mata kuliah
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, maka kami membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hakikat peradaban?
2. Apakah pengertian manusia sebagai makhluk yang beradab dan masyarakat yang adab?
3. Apakah arti evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya?
4. Bagaimana dinamika peradaban global?
5. Apakah problematika peradaban dalam kehidupan masyarakat?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui hakikat peradaban.
2. Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk yang beradab dan masyarakat adab.
3. Mengetahui arti evolusi budaya dan memberi contoh wujud peradaban dalam kehidupan
sosial budaya.
4. Mengetahui dinamika peradaban global.
5. Mengetahui problematika peradaban dalam kehidupan masyarakat.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan
cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-
alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa
manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan
berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan
manusia inilah yang menghasilkan peradaban.
Dalam kaitannya dengan dua istilah tersebut. Koentjaraningrat (1990) berusaha memberi
penjelasannya sebagai berikut. Di samping istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal
yang terakhir adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai
untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya
kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun, pergaulan, kepandaian menulis, organisasi
kenegaraan, dan sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu
kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni rupa, dan sistem
kenegaraan scrta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Bila istilah kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban dalam Bahasa Inggris
disebut civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian
kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai
puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan
sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban
yang tinggi.
Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia,
berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001)
mendefinisikan peradaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other
species. Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat
tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya.
Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang
dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi, Dari batasan pengertian di atas,
maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil kebudayaan seperti kesenian. ilmu
pengetahuan dan teknologi, adat, sopan santun, serta pergaulan. Selain itu, kepandaian menulis,
organisasi bernegara, serta masyarakat kota yang maju dan kompleks. Peradaban menunjuk pada
hasil kebudayaan yang bernilai tinggi dan maju. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap
masyarakat atau bangsa dimana pun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semuanya telah memiliki
peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang
telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni yang telah maju.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor kemajuan teknologi,
ilmu pengetahuan, dan tingkat pendidikan. Dengan demikian, suatu bangsa yang memiliki
kebudayaan tinggi (peradaban) dapat dinilai dari tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, dan
ilmu pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
masyarakat akan senantiasa berkembang. Oleh karena itu, peradaban masyarakat juga akan
berkembang sesuai dengan zamannya. Peradaban bangsa dalam suatu kurun waktu tertentu
dianggap tinggi di zamannya. Namun, penilaian atas peradaban itu tidak bisa dibandingkan lagi
dengan peradaban manusia pada masa sekarang.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa.
Kemajuan teknologi menjadikan bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa- bangsa lain pada
zamannya. Kemajuan teknologi bisa dilihat dari inflastruktur bangunan, sarana yang dibuat,
lembaga yang dibentuk, dan lain-lain. Contoh bangsa yang memiliki peradaban tinggi pada masa
lampau, salah satunya adalah yang tinggal di lembah Sungai Nil, masa itu kita sebut dengan
nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungai Nil, sebab mereka telah
memiliki organisasi sosial, kebudayaan, dan cara berkehidupan yang sudah maju bila dibanding
dengan bangsa lain.
Masyarakat pada saat ini tetap memberi penghargaan dan apresiasi yang tinggi untuk
peradaban masa itu, Bukti akan hal tersebut adalah pengakuan masyarakat dunia akan adanya
keajaiban dunia, yang pada hakikatnya berasal dari peradaban masa lalu. Keajaiban dunia yang
dikenal saat ini antara lain:
1). Piramida di Mesir merupakan makam raja-raja Mesir kuno.
2). Taman gantung di Babylonia.
3). Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.
4). Menara Pisa di Italia.
5). Menara Eiffel di Paris.
6). Candi Borobudur di Indonesia.
7). Taj Mahal di India.
8). Patung Zeus yang tingginya 14 m da seluruhnya terbuat dari emas.
9). Kuil Artemis merupakan kuil yang terbesar di Yunani.
10). Mausoleum Halicarnacus, kuburan yang dibangun oleh Ratu Artemisia untuk mengenang
suaminya Raja Maulosus dari Carla.
11). Colossus, yaitu patung perungu dewa matahari dari Rhodes.
12). Pharos, yaitu patung yang tingginya hingga 130 m dari Alexsandria.
13). Gedung parlemen di Inggris di London.
14). Kabah di Saudi Arabia.
15). Colossum di Roma Italia.
Selain dari kemajuan teknologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh
tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya,
yang dalam bahasa ingris disebut cultured. Orang yang cultured adalah yang juga lettered,
artinya melek huruf. Namun, pengertian lettered dalam hal ini tidak sekedar bisa membaca dan
menulis hal yang sederhana. Orang yang sekedar bisa membaca karangan yang sederhana dan
memahami kesenian yang tidak kompleks dianggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan
peminat seni picisan dianggap uncultured. Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati
dan memahami hasil kebudayaan adiluhung, yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan
yang tarafinya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik. Akan tetapi, bangsa
yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

2. Manusia Sebagai Mahluk Beradab dan Masyarakat Adab

Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik,
seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Peradaban tidak hanya merujuk pada wujud benda
hasil budaya, tetapi juga wujud gagasan dan perilaku manusia. Kebudayaan merupakan
keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Kebudayaan berwujud
gagasan/ide, perilaku/aktivitas. dan benda-benda. Sedangkan peradaban adalah bagian dari
kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Jadi, peradaban termasuk pula di dalamnya
gagasan dan perilaku manusia yang tinggi, halus, dan maju.
Peradaban sebagai produk yang bemilai tinggi, halus, indah, dan maju menunjukkan bahwa
manusia memanglah merupakan makhluk yang memiliki kecerdasan, keberadaban, dan kemauan
yang kuat. Manusia merupakan makhluk yang beradab sehingga mampu menghasilkan
peradaban. Di samping itu, manusia sebagai makhluk sosial juga mampu menciptakan
masyarakat yang beradab.
Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki
potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti yang luhur. Sopan, berakhlak,
berbudi pekerti yang luhur menunjuk pada perilaku manusia. Orang yang beradab adalah orang
yang berkesopanan, berakhlak, dan berbudi pekerti luhur dalam perilaku, termasuk pula dalam
gagasan-gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara
cipta, rasa, dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang
mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluraris secara optimal). Kebalikannya
adalah manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar. Secara sempit, orang yang
biadab diartikan sebagai orang yang perilakunya tidak sopan, tidak berakhlak, dan tidak memiliki
budi pekerti yang mulia. Orang yang biadab juga tidak mampu menyeimbangkan antara cipta,
rasa, dan karsanya sebagai manusia. Misalnya, kemampuan cipma manusia dalam membuat
senjata digunakan untuk saling membunuh antar sesama.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat.
serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun, dalam perkembangannya manusia bisa jatuh
dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta,
rasa, dan karsa yang dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya
sendiri.
Manusia sebagai makhluk sosial membentuk persekutuan hidup, yaitu masyarakat. Manusia
beradab pastilah berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab. Terbentuklah masyarakat
beradab atau berkeadaban.
Masyarakat adab memiliki padanan istilah yang dikenal dengan masyarakat madani atau
masyarakat sipil (civil society). Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari
asal kata cociety civilis. Istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil,
masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah Datao Answar Ibrahim (mantan
Wakil Perdana Menteri Malaysia) yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat madani
sebagai istilah lain dari civil society. Nurcholish Madjid mengindonesiakan civil society
(Inggris) dengan masyarakat madani. Kata civil memiliki dasar kata yang sama dengan civic
(kewargaan) dan city (kota) dari kata dasar berbahasa Latin civis. Kemudian, kata civil tumbuh
menjadi bermakna dari atau dalam persesuaian dengan teratur, beradab.
Oleh banyak kalangan, istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa indonesia
dengan berbagai istilah antara lain:
1. Civil society diterjemah dengan istilah masyrakat sipil, civil artinya sipil sedangkan
society artinya masyarakat.
2. Civil society diterjemahkan dengan istilah masyarakat beradap atau berkeadaban. Ini
merupakan terjemahan dari civilizet (beradab) dan society (masyarakat) sebagai lawan dari
masyarakat yang tidak beradab (uncivilizet society).
3. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata
Madinah, kota tempat kelahiran Nabi Muhammad saw. Madinah berasal dari kata madaniyah
yang berarti peradaban. Masyarakat madani juga berarti masyarakat yang berperadaban.
4. Berkaitan dengan nomor 3, civil society diartikan masyarakat kota. Hal ini karena
Madinah adalah sebuah negara kota (city-state) yang mengingatkan kita kepada polis di zaman
Yunani kuno. Masyarakat kota sebagai model masyarakat yang beradab.
5. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewargaan. Masyarakat disini
adalah pengelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negara.
Dari makna-makna tersebut dapat dinyatakan bahwa masyarakat teratur tidak mungkin tanpa
peradaban, dan peradaban hanya terwujud dalam masyarakat teratur. Dengan kata lain,
masyarakat madani secara etimologis dapat dinyatakan sebagai masyarakat yang teratur dan
beradab. Masyarakat madani adalah masyarakat yang berkeadaban. Nurcholis Majid menyebut
masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkeadaban memiliki ciri-ciri, antara lain
egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan
pluralisme, serta musyawarah Muhamad A.S. Hikam (1999) dalam bukunya Demokrasi dan
Civil Society memberikan definisi civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang
terorganisasi dan bercirikan antara lain bersukarelaan (voluntari), keswasembadaan (self
generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara,
dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
Masyarakat adab pada dasarnya merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai
makhluk yang beradab. Namun, sebagaimana halnya dengan individu, masyarakat dalam suatu
kurun waktu tertentu bisa saling bertengkar, saling bertikai, bahkan saling membunuh antar
kelompok masyarakat. Bukti bahwa perang yang sampai saat ini banyak terjadi di berbagai
belahan dunia, menunjukkan bahwa cita- cita masyarakat adab harus senantiasa diperjuangkan,
dipertahankan, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya.

3. Evolusi Budaya dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya

Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan


berkeseimbangan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi kebudayan ini
berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran dalam menghadapi
tantangan hidup dari waktu atau kewaktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di
berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan
intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam
menanggapi, merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai
kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukan alam. Manusia
menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam.
Manusia menciptakan keudayaan.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum
manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarak (masa manusia
telah mengenal tulisan). Data-data tentang masa prasejarah diambil dari sisa-sisa dan bukti-bukti
yang digali dan diinterpretasi. Masa sejarah bermula ketika adanya catatan tertulis untuk
dijadikan bahan rujukan. Penciptaan tulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang
genius. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti kambing, lembu, wadah,
ukuran barang, dan sebagainya: diikuti dengan indikasi angka: kemudian diikuti simbol yang
mengindikasi transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan, selanjutnya simbol untuk
fenomena harian, hubungan antara mereka, dan akhirnya intisari, seperti warna, bentuk, dan
konsep.
Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah,
yaitu:
1. Penemuan roda untuk transportasi
Pada mulanya, roda digunakan hanya untuk mengangkat barang berat diatas batang pohon.
Kemudian, roda itu disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini.
2. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang
kepada orang lain. Bahasa bisa diartikan pula sebagai suatu persetujuan bersama untuk
menginterpretasi bunyi tertentu. Dengan bahasa, kehidupan sosial dan peradaban pun terlahir.
Ketika tanda-tanda diterima sebagai representasi dari bunyi-bunyi arbitrer yang mewakili ide-
ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu:
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (Palacolitikum), zaman
batu tengah/ madya (Mesolitikum), dan zaman batu baru (Neolitikum).
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri
atas:
a. Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi
Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).
b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.
c. Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semituang perunggu dan tradisi
semituang besi.
Pendapat lain membagi periode praperadaban manusia ke dalam empat bagian. yaitu
prapalacolitik. palacolitik, neolitik dan era perunggu. Penggunaan bahan-bahan metal pada era
perunggu inilah yang kemudian dianggap sebagai masa lahirnya peradaban manusia. Kedihupan
manusia berubah ke aspek yang lebih baik dan memasuki fase baru. Manusia tidak lagi sekedar
homo yang hanya menginginkan makanan. Dari kehidupan yang hanya bertumpu pada pemuasan
kebutuhan perut, manusia berpindah kepada kehidupan yang keperluannya muncul dalam bentuk
impian dan visi serta kesadaran objektif terhadap dunia di sekitamya. Semakin manusia itu
menang dalam upayanya menaklukkan alam, semakin tinggilah keinginan dan keperluannya.
Berawal dari barbarisme manusia akhirnya menemukan jalan ke arah peradaban. Manusia
berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakan.
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R.Sockmono (1973), membagi menjadi
empat masa yaitu:
1. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-
kira abad ke-5 Masehi.
2. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai
dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Maschi.
3. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh islam menjelang akhir kerajaan Majapahit
sampai dengan akhir abad ke-19.
4. Zaman baru/modern, yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-
kira tahun 1900 sampai sekarang.
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu
yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu
tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang
tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi, yaitu peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh
kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol. meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni,
teknologi, dan spiritualitas yang tinggi.
Lahirnya peradaban Barat di Eropa dimulai dengan adanya revolusi pemikiran. Masyarakat
Barat ingin keluar dari Abad Gelap (dart ages) melalui Renaissance. Melalui revolusi pemikiran
inilah, lahir sains dan teknologi.
Peradaban tidak hanya terwujud dalam bangunan sebagai hasil teknologi fisik, tetapi juga
dalam bidang sosial budaya. Penemuan dan revolusi di bidang teknologi memengaruhi
kehidupan sosial budaya masyarakat, dan juga sebaliknya. Selanjutnya, bidang sosial budaya
mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya
mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi sosial
yang dibentuk kala itu.
Bagaimana dengan jejak peradaban di Indonesia? dalam uraian sebelumnya dikatakan bahwa
penggunaan bhan-bahan mental pada era perunggu inilah yang kemudian dianggap sebagai masa
lahirnya peradaban manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peradaban bangsa
Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian. Zaman perundagian
terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tuang perunggu dan tradisi seni tuang besi. Meskipun saat
itu masih zaman prasejarah (masa sebelum menganal tulisan), namun telah mengenal teknologi
terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang dibutuhkan masyarakat
Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap
Di Indonesia, penggunaan logam sudah mulai dikenal beberapa abad sebelum Maschi.
Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan
rumah tangga, dan lain-lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu.
Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan
logam disebut undagi, tempat pembuatannya disebut perundagian. Beberapa contoh alat dari
perunggu adalah kapak corong, nekara, bejana perunggu, dan arca perunggu. Alat-alat ini
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya pengaruh
Hindu dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu dan Budha membawa
dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa
tulis). Salah satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam
prasasti yangg ditemukan sejak tahun 400 M adalah huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Kemampuan baca tulis masayarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang
kesusastraan, yaitu munculnya banyak kitab yang ditulis oleh para pujangga masa lalu. Dengan
banyaknya prasasti dan kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama
dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam
dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen- Katolik.
Pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan informasi.

4. Dinamika Pradaban Global


Menurut Amold Y. Toynbee seorang sejarawan asal Inggris, lahimya peradaban itu diuraikan
dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia
yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukkan, dan mengolah alam
sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan
hidupnya.
Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang
tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau tanahnya stabil,
dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha kerasa
dalam merespons alam tersebut, begitu pun sebaliknya.
Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk
memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan
dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk
merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi.
Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan
lingkungan schings kebutuhannya dapat terpenuhi.

Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan
efisiensi dan produktivitas. Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan
peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave
(1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini
mengalami tiga gelombang yaitu :
a. Gelombang I. peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500 M.
b. Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
c. Gelombang III, peradaban teknologi informasi berlangsung mulai 1970 M- sekarang.
Merujuk pada pendapat Alvin Toffler di atas, sekarang ini umat manusia berada pada era
peradaban informasi. Kemjuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan
globalisasi, di samping kemajuan dalam sarana transportasi. Di era global, perilaku hidup
manusia berubah dan bergerak dengan cepat. Di era global, hubungan antar manusia tidak
terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudh antar negara (transnasional). Dengan
demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah
dengan cepat dari satu negara ke negara lain.

5. Problematika Peradaban Global pada Kehidupan Manusia


Peradaban global yang tengah terjadi tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata
globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja, sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang menandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau
proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan
batas geografis, ckonomi, dan budaya masyarakat.
Globalisasi dimunculkan ole negara-negara maju, karena mereka merasa telah lebih maju
dalam menguasai teknologi, telah merasa memperoleh kemajuan yang sangat pesat, terutama di
bidang informasi, komunikasi, dan transportasi. Negara- negara maju lebih didominasi oleh
negara Eropa Barat dan Amerika serikat karena memang kemajuan teknologi negara tersebut
lebih cepat dibanding dengan negara lain.
1. Pengaruh globalisasi
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua
bangsa dan masyarakat internasional. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah
akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara
berkembang yang ditandai dengan menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh
globalisai terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai peradaban lain.
2. Efek globalisai bagi Indonesia
Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Globalisasi telah
memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengaruh
negatif. Proses saling memegaruhi sesunguhnya adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar
masyarakat lain, bangsa ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang menghuni nusantara
telah mengalami proses dipengaruhi dan memengaruhi. Pengaruh tersebut selamanya
mempunyai dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif.
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut.
a. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam
berinteraksi.
b. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia untuk
berhubungan dengan manusia lain.
c. Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan cfisiensi.

Aspek negatif globalisasi antara lain sebagai berikut.


a. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan
identitas suatu bangsa.
b. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang makin
membesar.
c. Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme dan individual yang
menggeser nilai-nilai masyrakat.
d. Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak
menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
3. Sikap terhadap Globalisasi
Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa-bangsa di dunia memberi respons atau tanggapan
yang dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Sebagai bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap sebagai jalan keluar baru
untuk perbaikan nasib umat manusia.
b. Sebagai masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap sebagai bentuk baru
penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang bersifat trannasional dibidang politik,
ekonomi, dan budaya.
c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah keniscayaan akibat
perkembangan teknologi informasi dan transportasi.
Bagi bangsa Indonesia, globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif dan
bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya nilai-nilai
materialistis pada masyarakat Indonesia. Di sisi lain, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan,
keramahtamahan sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan
pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia makin pudar. Inilah yang menyebabkan krisis pada jati
diri bangsa.
BAB 3

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto dan Winarno, 2016. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Setiadi. Elly M. Dkk. 2006. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
The Silk Roads: A New History of the World oleh Peter Frankopan - Menelusuri peran
jalur-jalur sutra dalam pertukaran budaya dan peradaban.
Sapiens: A Brief History of Humankind oleh Yuval Noah Harari - Menjelajahi evolusi
manusia dan perkembangan peradaban.

Anda mungkin juga menyukai