Anda di halaman 1dari 14

MANUSIA dan PERADABAN

DISUSUN OLEH:
NURUL FADHILAH PUSPA DARWINI
220511501011

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


SASINDO 2022/A

Universitas Negeri Makassar


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ridho-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Sholawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada nabi-Nya. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis berikan kepada
bapak Faisal S.S M.Hum. selaku dosen pendidik dalam mata kuliah ini, serta semua pihak yang
memeberikan kontribusinya dalam makalah ini.

Makalah dengan judul Manusia dan Peradaban ini penulis tulis untuk menyelesaikan
tugas perkuliahan Ilmu Sosial Budaya Dasar. Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa
terpisahkan karena manusia itu memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu akan
menimbulkan perkembangan pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Dari hal itulah
kebudayaan akan mengalami kemajuan sehingga dikatakan sebagai peradaban.

Demikianlah makalah ini penulis susun, semoga bisa menambah ilmu bagi para
pembaca dan penulis sendiri. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat pengembangan kata
yang belum sempurna, sehingga penulis berharap para pembaca dan semua pihak berkenan untuk
memberikan kritik dan saran demi dapat menyempurnakan makalah ini selanjutnya.

Makassar, 29 September 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dan peradaban adalah dua hal yang tidak terpisahkan satu sama lain. Bukan
manusia jika tidak memiliki peradaban dan peradaban tidak akan pernah ada tanpa manusia.
Peradabanlah yang memanusiakan manusia. Singkatnya, peradaban melekat pada manusia dan
kehidupannya sehingga di kala kita membicarakan tentang peradabannya, yaitu konsepsi
pemikiran, perilaku, dan capaian-capaiannya di dalam ruang dan waktu.
Hubungan keduanya secara lebih jelas dimulai dari manusia sebagai pemilik peradaban,
yaitu apa buah dar pemikiran dan pergulatannya dalam kehidupannya untuk mencapai kondisi
yang lebih baik. Buah itu hasil interaksi manusia dengan lingkungannya, baik yang biotik
maupun abiotik. Dalam hal ini hendak dikatakan bahwa manusia tidak akakn terpisahkan
dengan lingkungannya karena lngkungan itu sendirilah yang menjadi wadah kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakekat manusia dan peradaban?
2. Bagaimana wujud dan perkembangan peradaban?
3. Bagaimana dampak peradaban terhadap manusia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui hubungan antara manusia dan peradaban
2. Mengetahui dampak peradaban bagi manusia
3. Mengetahui respon manusia terhadap problematika peradaban global masa kini
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Hakekat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhikebutuhan hidupnya. Kemampuan
cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-
alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa
manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan
berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan
manusia inilah yang disebut peradaban
Dalam kaitannya dengan dua istilah tersebut, (Koentjaraningrat dalam Hermanto dan
Winarno, 2011: 64) berusaha memberi penjelasannya bahwa di samping istilah kebudayaan ada
pula istilah peradaban. Hal yang terakhir adalah sama dalam bahasa Inggris civilization yang
biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan
indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan
sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni rupa, dan sistem kenegaraan serta
masyarakat kota yang maju dan kompleks.

            Bila istilah kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban dalam bahasa Inggris
disebut civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukan pendapat dan penilaian
kita terhadap perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur
kebudayaan yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat
pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi (Herimanto dan
Winarno, 2011: 64).
B. Hakekat Manusia
Pendapat tentang hakikat manusia sangat beragam, tergantung bagaimana pandangan
masing-masing. Ada beberapa konsep tentang makna manusia, antara lain homo sapiens yaitu
makhluk yang memiliki akal dan budi, animal rational yaitu makhluk yang mempunyai
kemampuan berpikir, homo laquen yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa,
homo faber atau homor toolmaking animal yaitu makhluk yang mampu membuat perangkat
peralatan (Jalauddin 2011:77).
Pembahasan tentang manusia sangat banyak dan tidak henti-hentinya, hal ini disebabkan
oleh perbedaan sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing orang. Beberapa di antara
telah memandang manusia sebgai makhluk yang mampu berpikir, makhluk yang memiliki akal
budi, memilki kemampuan berbahasa dan mampu membuat peralatan untuk kebutuhan bertahan
hidupnya.
Socrates (470-399 SM) mengungkapkan hakikat manusia ialah ia ingin tahu dan untuk itu
harus ada orang yang membantunya. Kewajiban setiap orang untuk mengetahui dirinya sendiri
lebih dahulu jika ingin mengetahui hal-hal di luar dirinya (Tafsir 2010:8-9).
Manusia menurut Socrates adalah makhluk yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu,
baik tentang manusia itu sendiri maupun tentang hal yang ada di luar dirinya. Ada persyaratan
yang harus dipenuhi untuk memenuhi keingintahuan manusia tersebut, yaitu harus ada bantuan
dari orang lain dan harus mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu.
Menurut Thomas Hobbes (1588-1629) bahwa salah satu hakikat manusia adalah
keberadaan kontrak sosial, yaitu setiap orang harus menghargai dan menjaga hak orang lain
(Tafsir 2010:12-13). Hakikat manusia adalah manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai
dengan keberadaan kontrak sosial di dalamnya. Manusia tidak dapat menjalani kehidupannya
secara sendiri-sendiri, oleh karena itu harus ada saling menghargai antar sesama dan saling
menjaga hak-hak orang lain. Dua hal ini diperulukan untuk menjaga keharmonisan manusia.
Menurut Immanuel Kant (1724-1804) bahwa manusia adalah makhluk rasional yang
bebas bertindak berdasarkan alasan moral, manusia bertindak bukan hanya untuk kepentingan
diri sendiri (Tafsir 2010:13-14). Hampir sama dengan Descartes, Kant mendefinisikan manusia
sebagaimakhluk rasional yang mengandalkan rasio. Akan tetapi Kant menambahkan peran moral
dalam penggunaan rasio tersebut, sehingga manusia dituntut untuk berbuat bukan hanya untuk
kepentingannya sendiri, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan orang lain di dalamnya.
C. Hubungan Manusia dan Peradaban

Peradaban tidak hanya menunjukan pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya
fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Peradaban tidak hanya merujuk pada wujud
benda hasil budaya, tetapi juga wujud gagasan dan perilaku manusia, baik cipta, rasa, dan karsa.
Kebudayaan berwujud gagasan/ide, perilaku/aktifitas, dan benda-benda. Sedangkan peradaban
adalah bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Jadi, perbedaan termasuk
pula didalamnya gagasan dan perilaku manusia yang tinggi, halus, dan maju. Peradaban sebagai
produk yang bernilai tinggi, halus, indah, dan maju menunjukan bahwa manusia memanglah
merupakan makhluk yang memiliki kecerdasan, keberadaban, dan kemauan yang kuat.
Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa, dan
karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu
melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluralis secara optimal). Kebalikannya adalah
manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar. Secara sempit, orang yang biadab
diartikan sebagai orang yang perilakunya tidak sopan, tidak berakhlak, dan tidak memiliki budi
pekerti yang mulia. Orang biadab juga tidak dapat menyelaraskan antara cipta, rasa, dan
karsanya sebagai manusia. contoh, kemampuan cipta manusia dalam membuat senjata digunakan
untuk saling membunuh sesamanya.
Manusia beradab pastilah berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab sehingga
terbentuklah masyarakat beradab atau keberadaban.Istilah masyarakat adab dikenal dengan kata
lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani. Manusia adab pada dasarnya
merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai makhluk yang beradab.
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Evolusi Peradaban dan Dampaknya


Peradaban adalah objektifikasi kemauan dan kemampuan masyarakat dalam konteks
ruang dan waktu. Dalam hal ini peradaban sesungguhnya merupakan peradaban yang
menghasilkan capaian-capaian. Ada beberapa hal yang dapat kita pahami bahwa peradaban
adalah produk sebuah masyarakat yang memiliki konteks ruang dan waktu, ada proses
kesejarahannya dan akumulasi pertambahan yang bertahap proses bertambahnya hasil pemikiran
yang mengalami perkembangan.
Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang
tandus atau subur, di pegunungan atau seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia
pun akan gigih dan berusaha keras dalam merespon alam tersebut, begitu pun sebaliknya. Contoh
bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup berat
untuk ditaklukkan. Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan
pertaniannya tidak terlalu luas.
       Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk
memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, teknik, dan benda material yang digunakan
dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk
merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia disebut teknologi.
Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan
lingkungan sehingga kebutuhannya dapat penuhi.
Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan
efisiensi dan prokdutivitas. Alfin toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan membaharuan
peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third
Wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat
ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu:
1. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500 M.
2. Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
3. Gelombang III, peradaban informasi berlangsung mulai 1970 M- sekarang.

Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian.
Pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia.
Pada awalnya, manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil
pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan. Selanjutnya, mereka berpindah ke
penerapan teknologi pertanian, dimana manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat
yang kemudian menumbuhkan desa penerapan teknologi pertanian, dimana manusia cenderung
bertempat tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.
Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang
mulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang kedua adalah masa revolusi industri,
yaitu kira-kira tahun 1700-1970. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap pada tahun 1712.
Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin bergerak cepat, dan ban
jalan. Mesin-mesian tersebut tidak hanya mengganti otot-otot manusia, tetapi peradaban industri
juga memberi mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga mesin-mesin dapat mendengar
dan melihat lebih tajam daripada indra manusia, dan dapat menghasilkan atau melahirkan
bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan rapi dengan pabrik.
Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin pemintal dalam industri garmen dan industri
tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.
Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan
teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang.
Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang, yaitu:
1. Komunikasi dan data prosessing.
2. Penerbangan dan angkasa luar.
3. Energi alternative dan yang dapat diperbarui.
4. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan
transportasi.

            Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan
sebutan the global village (kampung global). Sekarang berada pada gelombang ketiga atau
masa revolusi informas. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20
tahun mendatang. John Naisbtt dalam bukunya Megatrends (1982), mengatakan bahwa
globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara dunia.
Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antarnegara, terutama negara
berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara-negara maju. Perubahan-perubahan
tersebut ialah:

1. Perubahan dari masyarakat industry ke masyarakat informasi.


2. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
3. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
4. Perubahan sentralisasi ke desentralisasi.
5. Perubahan ke bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
6. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke partisipatori.
7. Perubahan dari sistem hierarki jaringan kerja.
8. Perbahan dari utara ke selatan.
9. Perubahan dari satu diantara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.

Nasbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali menemukan lagi adanya sepuluh macam
perubahan di era global, yaitu:
1. Abad biologi.
2. Bangunnya sosialisme pasar bebas.
3. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
4. Dasawarsa kepemimpinan wanita.
5. Kebangkitan agama dan millinium baru.
6. Kebangkitan dalam kesenian.
7. Kemenangan individu.
8. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.
9. Berkembangnya wilayah pasifik.
10. Privatisasi/swastanisasi atas negara kesejahteraan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas diketahui bahwa peradaban manusia mengalami


dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era
global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya. Merujuk pada pendapat Alvin
Tofler di atas, sekarang ini umat manusia berada pada era peradaban informasi. Kemajuan yang
pesat di bidang teknologi iinformasi menghasilkan globalisasi, di samping kemajuan dalam
sarana transportasi. Di era global, perilaku hidup manusia bisa berubah dan bergerak dengan
cepat. Dalam era global, hubungan antar manusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja,
tetapi sudah antar negara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan
orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.

B. Problematika Peradaban Global Masa Kini

Menurut Arnold Y.Toynbee, peradaban itu lahir sebagai respon (tanggapan) manusia
yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukan dan mengolah alam
sebagai tantangan guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya.
Manusia akan berusaha menemukan dan memperoleh kebutuhan yang diperlukan. Seluruh ide
(pemikiran), metode/cara, teknik dan benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu
tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka lahirlah istilah teknologi. Ilmu pengetahuan dan
Teknologi lahir untuk memanfaatkan dan menguasai serta mengelola lingkungan alamnya dalam
rangka memenuhi kebutuhan manusia.
Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini tidak bisa dipisahkan dari globalisasi itu
sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working
definition),  sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi, dan budaya masyarakat.
Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi, transportasi dan
informasi komunikasi. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di seluruh dunia:
1. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan antar
manusia di seluruh dunia.
2. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme, memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya
yang berbeda.
3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO).
4. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film,
musik, serta transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini, kita dapat mengkomsumsi
dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka
ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
5. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional  inflasi regional dan lain-lain.
Globalisasi dimunculkan oleh negara-negara maju, karena mereka merasa telah lebih
maju dalam mengusai teknologi, telah merasakan memperoleh kemajuan yang sangat pesat,
terutama di bidang informasi, dan transportasi. Dewasa ini, negara-negara maju lebih
didominasi oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat karena memang kemajuan
teknologi negara-negara tersebut lebih cepat di banding dengan negara lain.
Kebudayaan dan peradapan Barat memberi pengaruh besar bagi masyarakat dunia
dewasa ini. Namun, demikian, dunia tidak hanya didominasi satu peradaban besar
saja. (Huntington dalam Herimanto dan Winarno, 2011: 65) mengidentifikasi adanya sembilan
peradaban besar saat ini.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan
semakin menguatnya pengeruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang
yang ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi terhadap
bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai
demokratis, termasuk di dalamnya masalah HAM. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh
ideologi lain, seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara
semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar
bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhya perusahaan-perusahaan transnasional yang
beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya
persaingan dalam menghasilakan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut
adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat,  kewiraswastaan,
akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional. Ini semua menuntut
adanya mekanisme global baru berupa struktur kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi
raksasa.
Pengaruh globalisasi terhadap hasil budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban
lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial buadaya suatu bangsa yang menjadi jati
dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti
televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa
pengaruh pada sikap, perilaku, dan kelembagaan masyarakat. Menghadapi perkembangan ini
diperlukan suatu upaya yang mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa.
Globalisasi juga memberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara.
Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya konflik kepentingan yang dapat mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga
menjadikan suatu negara amat perlu menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti
latihan perang bersama, perjanjian pertahanan dan pendidikan militer antarpersonil negara. Hal
ini dikarenakan saat ini ancaman bukan lagi bersifat konvensional, tetapi kompleks dan semakin
canggih. Misalnya, ancaman terorisme, ancaman pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran
hutan, illegal fishing, illegal logging, dan sabagainya.
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peradaban tidak hanya menunjukan pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya
fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Peradaban tidak hanya merujuk pada wujud
benda hasil budaya, tetapi juga wujud gagasan dan perilaku manusia, baik cipta, rasa, dan karsa.
Kebudayaan berwujud gagasan/ide, perilaku/aktifitas, dan benda-benda. Sedangkan peradaban
adalah bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Jadi, perbedaan termasuk
pula didalamnya gagasan dan perilaku manusia yang tinggi, halus, dan maju. Peradaban sebagai
produk yang bernilai tinggi, halus, indah, dan maju menunjukan bahwa manusia memanglah
merupakan makhluk yang memiliki kecerdasan, keberadaban, dan kemauan yang kuat. Manusia
yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa. Manusia
beradab pastilah berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab sehingga terbentuklah
masyarakat beradab atau keberadaban.Istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain
masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani. Manusia adab pada dasarnya
merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai makhluk yang beradab.

Globalisasi dimunculkan oleh negara-negara maju, karena mereka merasa telah lebih
maju dalam mengusai teknologi, telah merasakan memperoleh kemajuan yang sangat pesat,
terutama di bidang informasi, dan transportasi. Dewasa ini, negara-negara maju lebih didominasi
oleh negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat karena memang kemajuan teknologi
negara-negara tersebut lebih cepat di banding dengan negara lain. Kebudayaan dan peradapan
Barat memberi pengaruh besar bagi masyarakat dunia dewasa ini. Globalisasi memberi pengaruh
dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh
globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Pengaruh
globalisasi terhadap hasil budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Globalisasi
juga memberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya perdagangan
dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan
yang dapat mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara amat perlu
menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti latihan perang bersama, perjanjian
pertahanan dan pendidikan militer antarpersonil negara. Hal ini dikarenakan saat ini ancaman
bukan lagi bersifat konvensional, tetapi kompleks dan semakin canggih. Misalnya, ancaman
terorisme, ancaman pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, illegal
logging, dan sabagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Alriani, Nurul. Hubungan Manusia dan Peradaban (disertasi Masalah Sosial, Universitas
Negeri Jakarta). Diakses dari
https://www.academia.edu/17266045/Hubungan_Manusia_dan_Peradaban
Herimanto dan Winarno. (2010). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.
Kurniawan, Ragil. Dinamika Peradaban Global (disertasi ekonomi). Diakses dari
https://www.academia.edu/44729297/MAKALAH_DINAMIKA_PERADABAN_GLOB
AL
Setiadi, M.Ali,dkk. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai