Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN


“KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN”

OLEH:

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr.Azwar Ananda, MA

OLEH
Della Lestari
(19177027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Landasan Ilmu Pendidikan dengan materi Kebudayaan dan Kepribadian.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan
Bapak Prof. Dr.Azwar Ananda, MA .
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, 25 September 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Definisi kebudayaan dan kepribadian................................................3
B. Pandangan terhadap kebudyaan.........................................................8
C. Unsur- unsur kebudayaan dan kepribadian........................................9
D. Manusia sebagai makhluk pencipta kebudayaan...............................10
E. Pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian......................................11
BAB III. PENUTUP...........................................................................................16
A. Kesimpulan........................................................................................16
B. Saran..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa terlepas dari manusia lainnya dan
lingkungan sosialnya. Dari lingkungan sosialnya inilah manusia mendapatkan pengaruh,
timbal-balik, kebiasaan, tata cara dan yang terpenting adalah menyadari dirinya dan
lingkungannya. Berbagai faktor telah mempengaruhi manusia dan kepribadiannya termasuk
lingkungan budaya yang dianggap sebagai faktor dominan yang mempengaruhi
kepribadian. Bahkan ada anggapan yang menyatakan bahwa hampir seluruh tindakan
manusia merupakan kebudayaan. Sehingga kebudayaan telah mendominasi seluruh aspek
kehidupan manusia.
Secara umum Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam
kehidupan setiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, selain itu karena disebut sebagai makhluk sosila
maka manusia tidak bisa hidup sendiri / saling ketergantungan.
Secara sederhana hubungan antara Budaya dan Kepribadian adalah manusia yang
terbentuk dalam suatu kepribadian dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan
manusia dari sisi lain hubungan antara manusia dan kepribadian adalah setiap kebudayaan
yang berada di lingkungan manusia itu tinggal akan membentuk kepribadian, dan biasanya
faktor lingkungan dan kebudayaan yang berada disekitarnya itu yang dapat membentuk
suatu kepribadian sehingga di setiap tempat atau lingkungan pasti setiap manusia
mempunyai kepribadian yang bermacam – macam.
Dalam kehidupan manusia yang sangat kompleks ini, manusia sendiri perlu
menyadari dan mengetahui tentang segala aspek yang berkaitan dengan manusia dan
kebudayaannya. Untuk itu, dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan apa saja
faktor yang mempengaruhi kepribadian, kebudayaan dominan dan tipologi manusia agar
kita sebagai manusia bisa tau lebih dalam lagi tentang kepribadiaan dan kebudayaan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan dan Kepribadian?
2. Bagaimana Pandangan tentang Kebudayaan ?
3. Apa saja unsur- unsur kebudayaan dan kepribadian?
4. Bagaimana pandangan manusia sebagai Makhluk dan Pencipta Kebudayaan
5. Bagaimana pengaruh Kebudayaan Terhadap Kepribadian?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Tugas Landasan Filosofis Pendidikan.
2. Untuk Mengetahui definisi kebudayaan dan kepribadian.
3. Untuk Mengetahui bagaimana pandangan tentang Kebudayaan itu sendiri.
4. Untuk Mengetahui apa saja unsur- unsur kebudayaan dan kepribadian.
5. Untuk Mengetahui bagaimana pandangan manusia sebagai Makhluk dan Pencipta
Kebudayaan.
6. Untuk Mengetahui bagaimana pengaruh Kebudayaan Terhadap Kepribadian.

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kebudayaan dan Kepribadian
1. Kebudayaan
a. Pengertian Kebudayaan
Dilihat dari sudut pandang bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari kata bahasa
sansekerta yaitu buddayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
atau pekerti. Tetapi ada pula yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi
yang artinya akal dari unsur rohani kebudayaan dan daya yang artinya pikiran dari unsur
jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil ikhtisar manusia.
Istilah kebudayaan merupakan kata bentukan dari kata “budaya” dan imbuhan “ke-
an”. Berikut beberapa artikulasi kebudayaan menurut para ahli, diantaranya:
1) Taylor
Kebudayaan adalah totalitas yang kompleks mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh
orang sebagai anggota masyarakat.
2) Imran Manan
Kebudayaan itu mempunyai lima komponen yaitu:
a) Gagasan,
b) Ideologi,
c) Norma,
d) Teknologi, dan
e) Benda.
Ada sebagian ahli budaya menambahkan beberapa komponen lagi, yaitu:
a) Kesenian,
b) Ilmu dan
c) Kepandaian.

3) Kamus Besar Bahasa Indonesia

3
Kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia
seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
4) Dalam Ilmu Antropologi
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sbg makhluk sosial yg
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yg menjadi
pedoman tingkah lakunya.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan
untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat
2. Kepribadian
a. Pengertian Kepribadian
Pengertian kepribadian merupakan terjemahan dari istilah dalam bahasa Inggris yaitu
personality. Istilah ini berasal dari bahas latin yaitu dari kata per dan sonare yang berarti
topeng (mask) yang dipakai oleh para pemain sandiwara. Tetapi istilah kata personality
juga berasal dari persona yang berarti pemain sandiwara (aktor); yaitu orang yang
memakai topeng pada waktu bermai sandiwara. Dengan demikian asal kata personality
mempunyai dua pengertian yaitu berarti pemain (aktor) atau dapat pula berarti topeng atau
mask yang dipakai oleh pemain sandiwara. Jadi personalty dapat ditafsirkan sebagai suatu
perwujudan perilaku seseorang yang mungkin sebagai perilaku yang sebenarnya (subtansi)
atau yang tidak sebenarnya (memakai topeng).
Menurut Horton ( 1982 ) kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, eksprese
dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai

4
kecendrungan perilaku yang baku, atau pola dan konsisten sehingga menjadi cirri khas
pribadinya
Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau herediter
dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi
kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005).

Kepribadian menurut teori dari George Kelly yang memandang bahwa kepribadian
sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman
hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang
terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah
laku individu yang bersangkutan. Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport
yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang
menentukan tingkah laku dan pikiran.
Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh
proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk
melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan
berkehendak maupun perbuatan. Konsep kepribadian merupakan konsep yang sangat luas,
sehingga sulit untuk merumuskan satu definisi yang dapat mencakup keseluruhannya
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian meliputi
segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang
digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak
tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
Menurut Purwanto (2006) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
antara lain:
1) Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau
seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetic pencernaan,
pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan dan

5
sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan
telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap
bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada
setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan
pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan
yang penting pada kepribadian seseorang.
2) Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-manusia
lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial
adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya
yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan
lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan
keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian
selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh
yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak. Pengaruh
lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat
mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini
disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh
yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu
sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu
diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak
maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini
dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan
pembentukan kepribadian.

3) Faktor Kebudayaan

6
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak
dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana seseorang itu dibesarkan.
Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:
 Nilai-nilai (Value), dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang
dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk
dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian
yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
 Adat dan Tradisi, Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping
menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga
menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak
pada kepribadian seseorang.
 Pengetahuan dan Keterampilan, Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan
seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya
kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin
berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.
 Bahasa, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas
dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian
manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan
alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap,
bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
 Milik Kebendaan (Material Possession), Semakin maju kebudayaan suatu
masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan
bagi keperluan hidupnya. Hal tersebut sangat mempengaruhi kepribadian
manusia yang memiliki kebudayaan itu.

B. Pandangan-pandangan tentang kebudayaan

7
Dalam menjelaskan fenomena kebudayaan, berbagai pandangan atau teori telah
dikemukakan oleh ahli, antara lain pandangan superorganik, padangan realis, dan  teori
konseptual.
1. Pandangan Superorganik
Menurut pandangan superorganik kebudayaan adalah sebuah realita yang bersifat
superorganis, sebuah realita yang berada diatas dan luar individu– individu yang menjadi
pendukung suatu kebudayaan serta mempunyai hukum– hukum perkembangannya sendiri.
Durkheim menggunakan konsep Colletive  representation untuk mengungkapkan
gagasannya tentang realita kebudayaan, realita diluar individu atau kelompok pendukung
kebudayaan tersebut, yang merupakan realita objektif, dengan kehidupan sendiri diluar
kesadaran subjektif individu-individu pendukung kebudayaan tersebut.
Meskipun individu tidak mempengaruhui kebudayaan masyarakatnya, sebaliknya
kebudayaan mempengaruhui individu. Kebudayaan menentukan prilaku individu–individu.
Kebudayaan tidak hanya menjadi penyebab kehadirannya sendiri, tetapi juga menyebabkan
prilaku individu–individunya. Orang melakukan sesuatu dengan cara tertentu sebab mereka
harus melakukannya dengan cara demikian. White mengatakan “prilaku manusia semata-
mata merupakan respons organisme terhadap rangsangan budaya. Karena itu, tingkah laku
manusia ditentukan oleh kebudayaan. Dari pandangann derteminisme budaya manusia
merupakan instrumen, melaluinya kebudayaan mungungkapkan dirinya sendiri.”
2. Pandangan Konseptualis
Menurut pandangan pengikut aliran koseptual,  kebudayaan tidak sesuatu yang dapat
diamati secara nyata dan tidak pula sesuatu yang metarealita yang tidak dapat diamati,
tetapi kebudayaan itu hanya sebuah penanaman umum bagi banyak prilaku bagi banyak
manusia, seperi menulis buku-buku, proses pendidikan, perang dan perilaku-perilaku lain.
Pandangan R. Lincon, bahwa kebudayaan tidak lebih dari kepribadian dan interaksi
kepribadian- kepribadian.

3. Pandangan Realis

8
Menurut pandangan realis, kebudayaan adalah jumlah dari apa yang umum dari apa
yang umum disetujui sebagai peristiwa-peristiwa budaya pada suatu waktu, seperti kata-
kata, hubungan-hubungan antar pribadi, proses-proses pengelompokan, teknik-teknik, dan
respon-respon simbolik manusia pada umumnya.
Menurut david Bidney, kebudayaan merupakan “warisan budaya”, yaitu abstrasi atau
generalisasi dari “perilaku” nyata anggota-anggota masyarakat. Hal ini berarti kebudayaan
merupakan sebuah konsep (abstraksi) dan merupakan realita (tingkah laku).
C. Unsur-unsur Kebudayaan dan Kepribadian
Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan. Sangat penting untuk
memahami beberapa unsur kebudayaan manusia. Kluckhon (1953) membagi kebudayaan
yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana
seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat
perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan
universal atau disebut dengan kultural universal. Tujuh unsur kebudayaan tersebut antara
lain:
1. Sistem bahasa.
2. Sistem pengetahuan.
3. Sistem organisasi kemasyarakatan.
4. Sistem teknologi.
5. Sistem ekonomi.
6. Sistem religi.
7. Sistem kesenian.
Terdapat beberapa unsur dalam kepribadian, yaitu :
1. Pengetahuan, merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang
yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya
melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu
dari otaknya. Dan didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang
dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai
“persepsi” yaitu; “seluruh proses akal manusia yang sadar”.
9
2. Perasaan, adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya
dinilai sebagai keadan yang positif atau negative.
3. Dorongan naluri, kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan
lain yang tidak ditimbulkan karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi karena
memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai
naluri, dan kemauan yang sudah merupakan naluri disebut “Dorongan”.
D. Manusia sebagai Makhluk dan Pencipta Kebudayaan
Menurut Manan (1989a: 33-35) kebudayaan adalah ciptaan manusia dan syarat bagi
kehidupan manusia. Manusia menciptakan kebudayaan dan kebudayaan menjadikan
manusia makhluk berbudaya. Kebudayaan membentuk kita secara intelektual, emosional,
dan bahkan secara fisik. Kebudayaan menentukan cara-cara bereaksi secara fisik, seperti
isyarat, ekspresi muka, cara berjalan, duduk, makan, dan tidur. Syam (1988: 80-81)
menyampaikan bahwa kebudayaan di samping sebagai kreasi dalam arti ciptaan manusia
(umat manusia sepanjang sejarah), terutama adalah karya, prestasi, dan achievement
seorang pribadi yang sedikit banyak terdidik.
Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara
manusia dengan segala isi alam raya ini. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena ada
manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendukungnya. maka kebudayaan memiliki peran sebagai berikut:
1. Suatu pedoman hubungan antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. pembeda manusia dan binatang.
5. petunjuk–petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku
didalam pergaulan .
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya berbuat, bertindak,
koma menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7. sebagai modal dasar pembangunan.
10
Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Yang dimaksudkan dengan manusia sebagai makhluk kebudayaan tidak lain adalah
makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan.
Karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan
adil, maka dapat dikatakan hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan,
kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Kebudayaan yang berlainan atau kebudayaan yang sama dalam masa yang berlainan,
akan mengungkapkan emosi yang sama dengan cara yang berbeda. Kebudayaan
menentukan bagaimana perasaan harus disampaikan. Kebudayaan menentukan bagaimana
cara berpikir tentang dunia dan bagaimana kota memandangnya. Semua kebudayaan
mempunyai pembagian kerja atau spesialisasi (Manan, 1989a: 35-36).

Menurut Purwanto (2007: 163-166) kebudayaan tumbuh dan berkembang di dalam


masyarakat. Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang
tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana orang itu dibesarkan. Beberapa
aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan
kepribadian, antara lain adalah:
1. Nilai-nilai
2. Adat dan tradisi
3. Pengetahuan dan keterampilan
4. Bahasa
5. Milik kebendaaan
E. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Kepribadian
Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau
abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia
dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang
perilaku yang ada dalam diri seorang individu.

11
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas
dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu
individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi
pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-
tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1.  Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai
kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota
suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama
dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-
istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar
mempelai di Lampung. 
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh
perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan
di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-
temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa
lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap
menilai (sense of value). 
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. 
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab
di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan
umatnya. 
5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh
besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda
12
dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Hubungan Kebudayaan dan Kepribadian
Teori hubungan Kebudayaan dengan kepribadian telah dikembangkan para
antropolog dan sosiolog, diantaranya :
1. Teori konfigurasi dari Ruth Bernedict.
Menurut Bernedict setiap kebudayaan itu disusun disekitar etos (sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu) sentral dan demikian merupakan suatu
konfigurasi. Melalui internalisasi etos budaya yang sama, anggota-anggota suatu
masyarakat akan memiliki struktur psikologis yang sama, yaitu mereka akan memiliki
konfigurasi  atau bentuk kepribadian yang sama.
2. Abraham Kardiner dalam  bukunya  “The individual and  his society” menjelaskan
bahwa pengalaman sosial dalam keluarga , terutama dalam masa pengasuhan  dan
teknik subsistensi akan menghasilkan satu struktur kepribadian dasar yang sama pada
mayoritas anggota suatu masyarakat. Konsep kepribadian dasar yang dikemukan oleh
Kardiner dapat didefinisikan sebagai “intisari  dari kepribadian, yang dimiliki oeh
kebanyakan anggota suatu masyarakat sebagai pengalaman meraka pada masa kanak
– kanak”. Struktur kepribadian dasar itu terdiri dari unsur – unsur: teknik berfikir,
sikap terhadap berbagai benda dilingkungan mereka. Dan sistem keamanan dan
kesejahteraan
3. Margaret mead mengatakan bahwa praktek pengasuhan anak menghasilkan struktur
karakter tertentu. Pengasuhan anak yang menekankan ketidak tergantungan, akan
menghasilkan tipe kepribadian pekerja keras, individualistis dan berorentasi kepada
keberhasilan. Mead meluaskannya sebagai watak kebudayaan. Konsep watak
kebudayaan didefinisikan sebagai: kesamaan (regulirities) sifat didalam organisasi
intra-psikis individu anggota suatu masyarakat tertentu yang diperoleh karena
mengalami cara pengasuhan yang sama dalam masyarakat yang bersangkutan

13
4. Eric Fromm mengembangkan lebih lanjut teori watak bangsa sebagai watak
masyarakat (social character). Dia mengembangkan watak masyarakat dengan
kebutuhan masyarakat  pada suatu masa. Unsur-unsur watak bersama membentuk
watak masyarakat dari bangsa tersebut dan proses penterjemahan tersebut melalui
latihan yang dilakukan orang tua terhadap anak- anaknya.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada
bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe
kebudayaan yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan. Terdapat kepribadian
yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu
masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan
dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat
melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai
di Lampung. 
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh
perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan
di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-
temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa
lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap
menilai (sense of value). 
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. 
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab
di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan
umatnya. 
5. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh
besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda
14
dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Menurut pandangan para pengkaji hubungan kebudayaan dengan kepribadian, tahun-
tahun awal kehidupan anak-anak sangat vital bagi pembentukan kepribadian anak;  karena
itu masa anak-anak yang sama akan menghasilkan orang dewasa yang sama. Karena
kebudayaan menentukan apa yang harus diajarkan orang tua dan bagaimana
mengajarkannya (isi dan cara sosialisasinya), maka bisa diharapkan bahwa kebudayaan
nilai-nilai tertentu akan menghasilkan tipe kepribadian tertentu. Umpamanya, teori yang
dikemukakan Mc. Clelland secara eksplisit mengatakan bahwa cara dan isi pendidikan anak
mulai dari lahir yang menekan tema percaya pada diri sendiri, ketaktergantungan,
kebebasan dan persaingan yang sehat telah menghasilkan orang-orang Amerika yang sangat
berorentasi pada prestasi dan menjadi pengusaha-pengusaha yang kreatif dan inovatif,
menciptakan sistem demokrasi dan ekonomi kapitalis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang
terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu
bersifat abstrak. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk
melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan
berkehendak maupun perbuatan.
Dalam konteks, dapat dilihat hubungan antara kebudayaan dan kepribadian. Jadi,
terbentuknya kepribadian dipengaruhi oleh kebudayaan. Kepribadian suatu individu
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma dalam sistem budaya dan juga sistem sosial
yang telah diserap ke dalam dirinya melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan
selama hidup sejak masa kecilnya
B. Saran
Penulis juga menyadari terdapat banyaknya kekurangan dalam penyusunan
makalah, karena itu saran yang membangun sangatlah dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Kodiran. 2004. Pewarisan Budaya dan Kepribadian. Jurnal Humaniora. Vol. 16 (1)

Kontjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta


16
Manan, I. 1989a. Anthropologi Pendidikan: Suatu Pengantar. Jakarta: Depdikbud.

Manan, I. 1989b. Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Purwanto, M. N. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syam, M. N. 1988. Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan Pancasila.

Surabaya: Usaha Nasional.

17

Anda mungkin juga menyukai