Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN SENI IPTEK

Makalah ini dibuat untuk memenuhi

tugas mata kuliah Pendidikan Agama dan Peradaban Islam II

Dosen Pengampu :

CHOSINAWAROTIN, S.Ag, M.Ag

Disusun Oleh :

Aldi Danang Wijaya 19101120024

Lutpi Hidayat 19101120023

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Pendidikan Seni IPTEK” makalah ini diajukan guna melengkapi tugas Mata
Kuliah Pendidikan Agama pada Semester II.

Dalam pelaksanaan penyusunan Makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Ibu Chosina Warotin, S.Ag., M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu, mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan sampai Makalah ini
terwujud.
2. Semua pihak yang membantu kami, baik berupa dorongan serta semangat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.
3. Rekan-rekan Senasib dan Seperjuangan yang telah memberikan bantuan Kritikan dan
Saran.

Semoga Arahan, Motivasi dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah bagi
ibu dan rekan-rekan sehingga memperoleh balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penelitian atau tulisan
penulis berikutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan
sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan pendidikan khususnya di bidang Pendidikan
Agama.

Blitar, April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................... i

Kata Pengantar................................................................................................................. ii

Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

1.3. Tujuan Masalah............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Seni dan IPTEK dalam Islam...........................................................3

2.2. Seni dan IPTEK dalam Prespektif Islam....................................................... 5

2.3. Integrasi Iman dengan Seni dan IPTEK........................................................ 8

2.4. Dampak Positif Maupun Negatif Seni dan IPTEK........................................ 8

2.5. Ciri-ciri dan Tanggung Jawab Ilmuan Islam Terhadap Lingkungan........... 11

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................................. 14

3.2. Saran............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagi manusia, ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga di dalam hidup.  Banyak
saudara-saudara kita yang hidupnya serba kekurangan. Ada yang bekerja sebagai pemulung,
pengemis, pengamen, dan lain-lain. Semuanya ini dapat teratasi apabila mereka memiliki
ilmu yang dapat dimanfaatkan, sehingga mereka tidak lagi bekerja sebagai pemulung,
pengemis, pengamen dan lain-lain sebagainya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap umat yang ada di dunia ini, terlebih
lagi bagi umat muslim. Dalam ajaran agama islam, menuntut ilmu sangat ditekankan dalam
kitab suci Al’Quran dan Al-Hadits. Orang mempunyi ilmu berbeda dengan orang yang tidak
mempunyai ilmu. Orang yang mempunyai ilmu, apabila dia ingin melakukan sesuatu dia
harus memikirkan dengan matang sebelum dia melakukan sesuatu. Dan orang yang memiliki
ilmu juga mempunyai tujuan hidup yang jelas. Sedangkan orang tidak memiliki ilmu, apabila
dia ingin melakukan sesuatu dia tidak lagi memikirkan dengan matang apa yang akan dia
lakukan nantinya.

Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW, Beliau bersabda “tuntutlah ilmu walau
ke negeri cina”. Begitu pentingnya sebuah ilmu sehinggan Nabi sendiri menyuruh kita untuk
menuntut ilmu sampai ke negeri cina. Untuk mendapatkan ilmu, banyak cara yang dapat kita
lakukan diantaranya dengan cara membaca, mendengarkan, melihat atau membaca situasi
yang pernah kita rasakan, dan masih banyak cara lagi untuk mendapatkan ilmu. Seni
merupakan ekspresi dari jiwa seseorang yang menghasilkan sebuah budaya yang diidentik
dengan keindahan. Seorang seniman sering menggunakan benda-benda yang diolah secara
kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga menghasilkan sebuah keindahan. Seni yang lepas
dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal
dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang
kematangan jiwanya terus bertambah.

1
1.2. Rumusan Masalah

Pada pembuatan makalah ini terdapat lima rumusan masalah, rumusan masalah
tersebut yaitu :

1. Apa definisi seni dan iptek dalam Islam ?


2. Bagaimana seni dan iptek dalam prespektif Isalam ?
3. Bagaimana integrasi iman dengan seni dan iptek ?
4. Bagaimana dampak positif maupun negatif seni dan iptek ?
5. Apa saja ciri-ciri dan tanggung jawab ilmuan Islam terhadap lingkungan ?

1.3. Tujuan Masalah

Ada tiga tujuan dalam pembuatan makalah ini, adapun tiga tujuan tersebut adalah :

1. Mengetahui bagaimana seni dan iptek itu.


2. Mengetahui hubungan antara seni dan iptek dalam agama islam.
3. Menambah wawasan lebih dalam tentang seni dan iptek.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Seni dan IPTEK dalam Islam

2.1.1. Pengertian Seni

Seni merupakan satu proses pendidikan yang bersifat positif mengikut kaca mata
islam,menggerakan semangat,memimpin batin dan membangunkan akhlak. Artinya seni
mestilah bersifat “Al-Amar bil Ma’ruf dan An-Nahy’an munkar”(menyuruh berbuat bak dan
mencegah kemungkaran)serta membangunkan akhlak masyarakat,bukan membawa
kemungkaran dan juga bukan sebagai perusak akhlak ummat. Seni islam merupakan sebagian
daripada kebudayaan islam dan perbedaan antara seni islam dengan bukan islam ialah
darisegi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung dalam hasil seni islam. Kesenian
dalam islam diwujudkan dalam seni bangunan,arsitektur,lukis,ukir,suara,tari dan lain-lain.
Hadist nabawi yang diriwayatkan didalam shahih Bukhori dan muslim pandangan ulama
islam tentang seni musik. Para ulama sepakat bahwa bentuk seni musik (nyanyian) yang
memanglingkan dari dzikrullah hukumnya haram,namun berbeda dengan pandangan
mengenai seni music yang tidak memanglingkan dzikrulloh. Pendapat pertama yang
menyatakan bahwa nyanyian dan seni music merupakan seruling syaitan yang dilarang.
Secara harfiah seni merupakan bentuk dari karya manusia yang mengandung
keindahan,mengandung pesona karya dan rasa jika diamati dan dinikati. Secara filsafat,kalau
segala sesuatu yang baik dan buruk dapat dinilai dangan dimensi etika,maka seni dan
keindahan ini selalu dibahas dengan dimensi estetika yaitu melalui penghayatan dan
pengalaman-pengalaman indra manusia.
Dalam Ensiklopedia Indonesia bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah yang
terkandung dalam jiwa manusia,yang dilahirkan dengan perantara alat komunikasi ke dalam
bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar(seni suara),dengan perantara gerak(seni
tari,drama). Dilihat dari ruh ajaran islam dan kaedahnya islam tidak melarang sesuatu yang
baik,indah dan kenikmatan yang diterima akal sehat. Sebagimana dijelaskan pada surah al-
maidah ayat 4 yang artinya : “Meraka bertanya kepadamu tentang apa yang dihalalkan
Allah,katakanlah dihalalkan kepadamu segala yang baik-baik”.
Seni merupakan fitrah yang Allah ciptakan dalam diri manusia. Dari segi makna
literal,seni ialah segala yang halus yang indah lagi menyenangkan hati serta perasaan
manusia, dalam pengertian lebih padu ia membawa nilai halus,indah,suci,berguna dan

3
bermanfaat serta mempunyai fungsi dan nilai social. Menurut Ki Hajar Dewantara Seni
merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari perasaannya dan bersifat indah hingga
dapat menggerakan jiwa perasaan manusia. Sedangkan menurut Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam brntuk agung
yng mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
2.1.2. Pengertian IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sosok yang tidak dapat di pisahkan satu
sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemampuan munculnya
berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari
ilmu yang dapat ditunjukan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong
manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat islam kita harus menyadari bahwa
dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu biasanya dikaji dan digali
dalam Al-Quran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuandan teknologi. Seperti kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam
kehiduppan kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah
sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewujudkan
kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Atas dasar kreatifitas,
akalnya, manusia mengembangkat iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang diberikan
oleh Tuhan Yang MahaEsa. Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari moral dan
kemanusian yang adil dan beradap, agar semua masyarakat merasakan IPTEK secara merata.
Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekai di aspek telekomunikasi,
namun pelaksanaan pembangunan IPTEK belum merata.
Masih banyak masyarakat yang kurang mampu, putus harapan untuk mendapatkan
pengetahuan dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus
mereka tanggung. Maka dari itu pemerintah harus menyikapi dan menanggapi masalah-
masalah tersebut, agar peranan IPTEK dapet bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada.
Perkrmbangan IPTEK disamping bermanfaat untuk kemajuan hidup Indonesia, juga
memberikan dampak negatif.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya
seminimal mungkin antara lain:
a. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.
b. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.

4
c. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang ada.
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan
penguatan iptek mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Visi dan Misi iptek
dirumuskan sebagai panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia.Undang-undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang telah berlaku sejak 29
Juli 2002, merupakan penjabaran dari visi dan misi Iptek sebagaimana termaksud dalam
UUD 1945 Amandemen pasal 31 ayat 5, agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah beserta
seluruh rakyat dengan sebaik baiknya. Selain itu pula perkembangan iptek di berbagai bidang
di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat semestinya dapat meningkatkan kualitas
SDM di tengah bermunculannya dampak negatif dari adanya perkembangan iptek, sehingga
diperlukan pemikiran yang serius dan mantap dalam menghadapi permasalahan dalam
penemuan-penemuan baru tersebut.

2.2. Seni dan IPTEK dalam Prespektif Islam

Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi


(iptek). Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan ipteknya
untuk kepentingan materiel, Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan iptek untuk
menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek juga sebagai pengabdian muslim kepada Allah
(spiritual) dan mengembangkan amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi untuk
berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil
alamin).

Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya, Posisi Alquran terhadap Ilmu dan


Teknologi, mengatakan bahwa bagi umat Islam yang beriman kepada Alquran, belajar
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan atribut dari keimanannya.
Secara jelas juga telah ditunjukkan bahwa orang-orang berilmu akan memperoleh pahala
yang tidak ternilai di hari akhir.

Belajar dan mengembangkan iptek merupakan bentuk keimanan seseorang dan


menjadi daya penggerak untuk menggali ilmu. Memandang betapa pentingnya mempelajari
ilmu-ilmu lain (selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif Alquran, Mehdi Golshani

5
dalam bukunya, The Holy Qur'an and The Science Of Nature (2003), mengajukan beberapa
alasan.

Pertama, jika pengetahuan dari suatu ilmu merupakan persyaratan pencapaian tujuan
Islam sebagaimana dipandang oleh syariat, mencarinya merupakan sebuah kewajiban karena
ia merupakan kondisi awal untuk memenuhi kewajiban syariat. Contohnya, kesehatan badan
bagi seseorang dalam satu masyarakat adalah penting. Oleh sebab itu, sebagian kaum muslim
harus ada yang mempelajari ilmu mengenai pengobatan.

Kedua, masyarakat yang dikehendaki Alquran adalah masyarakat yang agung dan
mulia, bukan masyarakat yang takluk dan bergantung pada nonmuslim (QS An-Nisa’: 141).
Agar dapat merealisasikan tujuan yang dibahas Alquran itu, masyarakat Islam benar-benar
harus menemukan kemerdekaan kultural, politik, dan ekonomi. Pada gilirannya, hal itu
membutuhkan pelatihan para spesialis spesifikasi tinggi di dalam segala lapangan dan
penciptaan fasilitas ilmiah dan teknik dalam masyarakat Islam. Sebab, pada abad modern,
kehidupan manusia tidak dapat dipecahkan kecuali dengan upaya pengembangan ilmiah dan
kunci sukses seluruh urusan bersandar pada ilmu.

Ketiga, Alquran menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema penciptaan,


keajaiban-keajaiban alam, sebab-sebab, akibat-akibat seluruh benda, dan organisme hidup.
Pendek kata, seluruh tanda kekuasaan Tuhan di alam eksternal dan kedalaman batin jiwa
manusia, seperti tersirat dalam Alquran, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS Al-Baqarah:
164).

Keempat, alasan lain untuk mempelajari fenomena-fenomena alam dan skema


penciptaan adalah bahwa ilmu tentang hukum-hukum alam dan karakteristik benda serta
organisme dapat berguna untuk perbaikan kondisi manusia. Ini misalnya yang tersirat dalam
Alquran, “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”. (QS Al-Jatsiyah: 13)

6
Di antara ayat-ayat Alquran yang menjadi landasan iptek, antara lain QS Ar-Rum: 22, QS Al-
An’am: 97, dan QS Yunus: 5. Ayat-ayat itu secara jelas menggambarkan fenomena alam
yang selalu dihadapi dan mengiringi perjalanan hidup umat manusia untuk dipahami, diteliti,
sehingga lahirlah pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, seperti diisyaratkan dalam
ayat-ayat di atas, yang mengetahui hakikat alam ini hanyalah orang-orang yang mengetahui,
yakni mereka yang intens bergerak untuk mencari dan mencari karena kuriositasnya yang
tinggi dengan memaksimalkan kerja pikiran.

Allah tidak menciptakan alam ini dengan sia-sia. Dia menciptakan alam ini
mempunyai maksud dan hikmah. Muhammad Imaduddin Abdulrahim dalam tulisannya,
Sains dalam Perspektif Alquran, mengatakan bahwa sunatullah sebagai ketetapan Allah
terhadap alam ciptaan-Nya ini dimaksudkan untuk kelestarian, keharmonisan, dan
kesejahteraan manusia di dunia ini. Tujuan itu tidak akan terealisasi tanpa pengungkapan
terhadap alam. Oleh karena itu, usaha-usaha manusia untuk mengungkapkan rahasia alam ini
juga harus diselaraskan dengan tujuan penciptaan sebenarnya. Jangan sampai sains itu
digunakan untuk hal-hal yang merusak keharmonisan alam dan menimbulkan bencana bagi
kehidupan manusia.

Nurcholish Madjid dalam tulisannya, Pandangan Dunia Alquran: Ajaran tentang


Harapan kepada Allah dan Seluruh Ciptaan, mengatakan bahwa alam raya ini diciptakan
Allah dengan benar (haq) (QS Az-Zumar: 5). Sebab, ia itu benar atau diciptakan dengan
benar, alam ini mempunyai hakikat, yaitu kenyataan yang benar. Kosmologi haqqiyah
mengandung dalam dirinya pandangan bahwa alam adalah tertib atau harmonis, indah, dan
bermakna.

Dengan kata lain, kosmologi haqqiyah membimbing kita kepada sikap


berpengharapan atau optimistis kepada alam ciptaan Allah itu. Dan sikap itu sendiri
merupakan kelanjutan atau konsekuensi sikap serupa kepada Allah. Dengan pandangan
seperti itu, berbagai macam pengembangan pengetahuan terhadap realitas alam raya ini juga
menjadi hal yang mesti dan bahkan diharuskan.

Menengok sejarah peradaban Islam zaman dulu, kita akan menemukan para ilmuwan
muslim yang mengembangkan iptek. Tokoh-tokoh semisal Muhammad bin Musa al-
Khawarizmi (780—850, matematikawan), Abu Ar-Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni
(973—1048, fisikawan), Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi (781—815, kimiawan), ad-

7
Dinawari (w. 895, biolog), dan Muhammad al-Fazari (w. 777, astronom), merupakan
beberapa di antara ilmuwan Islam yang sangat genius saat itu.

Mereka membaca Alquran, mencipta karya, teori, dan penemuan baru yang luar biasa.
Jadi, Islam tidak anti-iptek, tetapi mendorong pengembangannya.

2.3. Integrasi Iman dengan Seni dan IPTEK

Menurut Nurcholis Madjid, ilmu adalah pelaksanaaan perintah Tuhan untuk


memperhatikan dan memahami alam raya hasil ciptaan-Nya, sebagai manifestasi
penyingkapan tabir kebesaran ayat-Nya. sehingga integrasi ilmu dan iman adalah sebuah
keniscayaan, sebab iman tidak hanya mendorong bahkan menghasilkan ilmu, tetapi juga
membimbing ilmu dalam bentuk pertimbangan moral dan etis serta estetika penggunaannya.
Adapun perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada sumbernya. Ilmu bersandar pada
observasi (ainul yakin) terhadap alam dan disusun melalui proses penalaran rasio (aqliyah).
Sedangkan iman bersandar pada sikap membenarkan atau mendukung pembenaran berita
yang dibawa oleh Nabi dan Rasul-Nya.

Menurut Osman Bakar, shahadat tauhid adalah sebuah pernyataan pengetahuan


tentang realitas, sehingga orang Islam memandang bahwa sains, seni, ilmu sebagai ragam
bukti yang menunjuk pd kebenaran yang fundamental dalam Islam. Konsekuensi integrasi di
atas adalah tidak ada iman kecuali orang yang berilmu, tidak ada yang berilmu kecuali
mereka berpikir, bersikap, dan yang kritis. Seni berkaitan dengan pengetahuan, seni juga
bagian dari sains. Sains tanpa seni akan terasa hampa, tetapi sangat berbahaya jika iptek tidak
dijiwai dengan iman. Fungsi keindahan scr duniawi utk membimbing manusia kembali ke
fitrah-nya, sebagai sarana untuk meraih pengetahuan dan kesucian.

2.4. Dampak Positif Maupun Negatif Seni dan IPTEK

Dampak positif maupun negatif dari pendidikan seni dan iptek di masyarakat dapat
dilihat dari beberapa bidang atau segi.

1. Bidang ekonomi.
Dampak positifnya yaitu:
a. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan
meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi
industri maupun pada aspek jenis produks.
b. Pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi.

8
c. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill
dan pengetahuan yang dimiliki.
d. Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan.
e. Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu akan
mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk.
f. Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses
internet tidak dibatasi tempat dan waktu.
g. Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi.
h. Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak.
i. Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah.
j. Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah
transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan.
k. Pemanfaatan teknologi untuk membuat layanan baru dalam perekonomian dan bisnis
antara lain internet banking, SMS banking, dan e-commerce.

Adapun dampak negatifnya yaitu:

a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang
sesuai dengan yang dibutuhkan
b. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga
melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros
dan memiliki jalan pintas yang bermental instant
c. Adanya aksi tipu menipu dalam proses jual beli online yang dapat merugikan
beberapa pihak.
d. Dengan jaringan yang tersedia seperti yang terdapat pada beberapa situs yang
menyediakan perjudian secara online, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus
untuk memenuhi keinginannya
e. Resistensi Membeli Secara Online. Bagi orang awam yang belum pernah bertransaksi
secara online, akan merasa janggal ketika harus bertransaksi tanpa bertatap muka atau
melihat penjualnya. Belum lagi ketakutan bila pembayaran tak terkirim atau tak
diterima. Atau barang tak dikirim, atau bahkan barang dikirim tetapi tak diterima.
2. Bidang Sosial

Dampak positifnya yaitu:

9
a. Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antar
manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain.
b. Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat.
c. Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh
masyarakat.

Adapun dampak negatifnya yaitu:

a. Dengan makin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah,yang


asalnya face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan komunikasi hampa.
b. Seseorang yang terus-menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi
seseorang yang individualis.
c. Dengan pesatnya teknologi informasi, baik internet maupun media lainnya,membuat
peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi,pornoaksi,maupun kekerasan
makin mudah.
d. Mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial.
e. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan
pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya
pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga
masyarakat menjadi kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani.
3. Bidang Budaya

Dampak positifnya yaitu:

a. Mempermudah seseorang di suatu Negara mengetahui berbagai macam budaya yang


ada di belahan bumi yang lain.
b. Mempermudah adanya pertukaran pelajar antar negara.
c. Mempermudah pendistribusian karya-karya anak bangsa seperti musik, film, fashion
maupun furnitureke Negara-negara tetangga maupun Negara-negara berbeda benua
yang mana akan memperkuat identitas Negara serta membuat Negara semakin dikenal
oleh dunia.

Adapun dampak negatifnya yaitu:

a. Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.


b. Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa.
c. Membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit.

10
d. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat.
e. Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
f. Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri.
g. Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme.
h. Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.

2.5. Ciri-ciri dan Tanggung Jawab Ilmuan Islam Terhadap Lingkungan

Memberikan informasi secara benar/tidak dibuat-buat dan memang sesuai fakta. Jika
memberikan suatu informasi yang salah berarti mereka sudah melakukan kebohongan (ciri-
ciri orang munafiq). Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba
Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung
jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan alam.

Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini
memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya.
Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan
menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan sang pencipta berupa potensi yang
sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya
rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan
manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada
sesama manusia termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan
yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS.
Asy-Syams/91:8).

Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikan petunjuk berupa agama


sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan
bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah.

Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta
memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan umat manusia dengan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk
kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Allah menciptakan alam, karena Allah

11
menciptakan manusia. Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dari Allah untuk
memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat
manusia. Ilmuwan merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan
masyarakat kepada seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah
dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta,
termasuk fenomena fisika, matematis dan kehidupan social.

Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali


permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah
sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan
tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada
dipundaknya.

Ilmuwan memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta
dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk
itu yang bersangkutan harus tunduk dibawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang
paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran. Seorang ilmuwan tampaknya tidak
cukup hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan
tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih
dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan
kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama. Oleh karena itu seorang
ilmuwan harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya :

a. Prosedur ilmiah.
b. Metode ilmiah.
c. Adanya suatu gelar yang berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh.
d. Kejujuran ilmuwan, yakni suatu kemauan yang besar, ketertarikan pada
perkembangan Ilmu Pengetahuan terbaru dalam rangka profesionalitas keilmuannya.

Peran dan Fungsi Ilmuwan yaitu:

1. Sebagai intektual, seorang ilmuwan sosial dan tetap mempertahankan dialognya yang
kontinyu dengan masyarakat sekitar dan suatu keterlibatan yang intensif dan sensitif.
2. Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha memperluas wawasan teoritis dan
keterbukaannya kepada kemungkinan dan penemuan baru dalam bidang keahliannya.
3. Sebagai teknikus, dia tetap menjaga keterampilannya memakai instrument yang
tersedia dalam disiplin yang dikuasainya. Dua peran terakhir memungkinkan dia

12
menjaga martabat ilmunya, sedangkan peran pertama mengharuskannya untuk turut
menjaga martabat.

Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya


berdimensi religious atau etis dan social. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang
ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika
umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial pengembangan ilmu
mewajibkan ilmuwan berlaku jujur, mengakui keterbatasannya bahkan kegagalannya,
mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam
dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian
pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya
secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia
juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang
dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga
seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
IPTEK adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang dibidang
teknologi. Al-Qur’an adalah kitab suci yang berisikan Kalam Ilahi (Perkataan Allah) yang
sungguh tiada keraguan didalamnya. Al-Qur’an berisikan berbagai hal termasuk di dalamnya
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga
unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh
atau ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25).
Ilmuwan merupakan sosok manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan dalam
menguasai sebuah ilmu pengetahuan. Dari kelebihannya ini maka Tuhan mengangkat harkat
dan martabat ilmuan tersebut di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara sehingga
mereka disanjung dan dihormati serta menjadi sumber solusi dari situasi-dan kondisi
lingkungan hidup manusia. Adapun yang menjadi tanggung jawab seorang ilmuan ialah
memelihara lingkungan, Memakmurkan alam, mengolah SDA dengan IPTEK untuk
kesejahteraan, Menerapkan ilmunya dalam mengeksploitasi alam dan lingkungan dengan
teknologi terkini, ramah lingkungan, tanpa merusak alam dan dengan bijak.
3.2. Saran
Sebagai manusia kami tidak luput dari lalai dan lupa, tentu membutuhkan kritik dan
saran yang dapat memberikan motivasi untuk inovasi karya selanjutnya. Semoga makalah
yang sederhana ini yang merupakan bentuk kecil dari sejuta karya besar dapat memberikan
manfaat yang sangat besar bagi mereka yang haus akan pengetahuan dan menginginkan
pengetahuan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-iptek-atau-ilmu-pengetahuan-dan-
teknologi-lengkap.html

https://www.lampost.co/berita-iptek-dalam-perspektif-islam.html

https://www.kompasiana.com/jokowinarto/5500d5018133111918fa7e8b/tugas-dan-tanggung-
jawab-ilmuan

https://fatonikeren.blogspot.com/2019/03/iptek-dan-seni-dalam-pandangan-islam.html

https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Pertemuan_VII_Udinus.pdf

http://ipmbantaeng.blogspot.co.id/2014/04/al-quran-adalah-sumber-iptek.html

15

Anda mungkin juga menyukai