Disusun oleh :
UNIVERSITAS PRABUMULIH
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya.Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama
Islam yanga berjudul IPTEK dan Seni dalam Islam. makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat berpikir kritis tentang
bagaimana ilmu, pengetahuaan teknologi, dan seni yang berkaitan dengan
Pendidikan agama Islam terutama Iptek dan Seni dalam Konsep Islam.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Batasan Masalah.................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern yang canggih saat ini, kemajuan teknologi akan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi (iptek) dan seni, sangatlah berpengaruh terhadap
segala aspek dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai subjek dari
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi dan seni.
Peran islam dalam perkembangan Iptek pada dasarnya ada dua. Pertama,
menjadikan aqidah islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan, paradigma inilah
yang seharusnya dimiliki umat islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Paradigma islam ini menyatakan bahwa aqidah Islam wajib di jadikan
landasan pemikiran bagi seluruh pengetahuan ini bukan berarti menjadi aqidah
islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkaan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. kedua menjadikan syariat Islam sebagai
standar bagi pemanfaatan IPTEK dalam kehidupan sehari hari standar atau kriteria
inilah yang seharusnya digunakan umat islam, bukan standar manfaat seperti
yang ada sekarang, standar syariat ini mengatur bahwa boleh tidak pemanfaatan
iptek di dasarkan kepada ketentuan halal haramnya. Umat islam boleh
memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh syariat islam. Sebaliknya jika suatu
aspek telah di haramkan oleh syariah, maka tidak boleh umat islam
memanfaatkanya, walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat memenuhi kebutuhan
manusia.
Pada dasarnya kita hidup didunia tidak lain dan untuk beribadah kepada
Allah swt, dan ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah swt seperti sholat,
puasa, dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu itu wajib hukumnya seperti sabda
Rasulullah Saw : “Menuntut Ilmu adalah Kewajiban bagi seorang Muslim dan
Muslimah.” Dan ilmu menjadi muliah karena ia merupakan wasilah menuju
kebaikan dan ketakwaan dan denganya seseorang berhak mendapatkan kemuliaan
di sisi allah SWT dan kebahagiaan yang abadi.
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang yang sudah di rumuskan, maka beberapa yang perlu di
ketahui yaitu :
C. Batasan Masalah
Makalah ini memiliki batasan masalah dimana makalah ini hanya membahas
mengenai iptek dan seni dalam islam saja.
BAB II
PEMBAHASAN
Peran Islam dalam perkembangan Iptek, adalah bahwa syariat islam harus di
jadikan standar pemanfaatan iptek berdasarkan ketentuan halal haramnya (hukum
hukum syariah) wajib menjadi tolak ukur atau standar dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh di manfaatkan adalah jika telah
di halalkan oleh syariah islam, sedangkan Iptek yang tidak boleh di manfaatkan
adalah yang telah di haramkan oleh syariat islam. Sedangkan seni dalam islam
merupakan seni yang berpedoman pada akidah islam yaitu pengesahan kepada
Allah dan tidak keluar dari akidah dan akhlak. M. Abdul Jabbar Beg berpendapat,
suatu seni akan menjadi islamis, jika seni mengungkapkan pandangan kehidupan
muslimin yaitu dengan konsep tauhid. Tujuan dari seni islam tidak lain hanya
karena mencari keridhaan Allah Swt, sedangkan keseniaan tidak berkonsep islam
hanya semata-mata untuk dunia sebagai hiburan atau kesenangan saja tak ada
manfaatnya. Quraish Shihab mengemukakan pandangannya, seni islam adalah
ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang islam. Hidup
manusia yang mengantar menuju pertemuaan sempurna antara kebenaran dan
keindahan.
Ajaran islam sebagai mana tercermin dari Al-quran sangat kental dengan
nuansa – nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menepati kedudukan yang
sangat penting dalam ajaran islam. Keimanan yang di miliki seseorang akan jadi
pendorong untuk menuntut ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu
berada pada posisi tinggi di hadapan Allah.Yang berarti rasa takut kepada Allah
akan mennjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal sholeh.
Sedangkan secara bahasa “amal” berasal dari bahasa arab yang berarti
perbuatan atau tindakkan. Amal setiap pandangan islam adalah amal saleh atau
setiap perbuatan kebajikan yang di ridhoi oleh Allah SWT. Dengan demikian
amal dalam islam tidak hanya terbatas pada ibadah, sebagian ilmu dalam islam
tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu dalam ini
mencangkup semua yang bermanfaat bagi manusia seperti ilmu agama, ilmu alam,
Ilmu sosial dan lain lain. Ilmu ilmu ini jika di kembangkan dengan benar dan
maka memberikan dampak yang positif bagi peradapan manusia.
Dalam islam, antara iman, ilmu, dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi
kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem
kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga ruang lingkup yaitu, akidah,
syariah, dan akhlak. Sedangkan iman ilmu dan amal berada di dalam ruang
lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang ke enam, sedangkan
ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara ibadah dan
pengamalanya.
Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan
sangat menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan
hati. Akidah sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap
rukun iman, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab
kitab Allah, iman kepada Rasulullah, iman kepada hari kiamat dan iman kepada
takdir.
Beriman yang mempunyai arti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan
Rasulullah SAW, Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut.
Untuk menjalankan perintah Allah SWT dan rasul kita harus memahaminya
terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan
Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama (islam).
Iman dan ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya.
Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap, Sebaliknya dengan iman orang
yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan menggunakan ilmunya
untuk kepentingan pribadi bahkan untuk kerusakan.
Amal sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorang, Artinya orang yang
beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanan dalam bentuk amal
sholeh. Iman dan amal sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat di
pisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia di sebut
mata uang. Iman tanpa amal sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah.
Hubungan iman dan amal dapat di fokus kan dua hal, pertama ilmu adalah
pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang
bila didasari dengan ilmu, Dalam semua aspek kegiatan manusia harus di sertai
dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainya. Jika
orang itu berilmu maka ia harus di iringi dengan amal. Amal ini akan memiliki
nilai jika di landasi dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai
jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat di pisahkan dalam perilaku
manusia. Sebuah perpadua yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia
yaitu setelah berilmu lalu beramal.
Ajaran islam sebagai mana tercermin dari alquran sangat kental dengan
nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menepati kedudukan yang sangat
penting dalam ajaran islam. Keimanan yang di miliki seseorang akan jadi
pendorong untuk menuntut ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu
berada di posisi yang tinggi di hadapan Allah yang berarti juga rasa takut kepada
Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh.
Dengan demikian akan nampak jelas bahwa keimanan yang di barengi dengan
ilmu akan membuahkan amal amal shaleh. Maka dapat di simpulkan bahwa
keimanan dan amal perbuatan beserta ilmu akan membentuk segi tiga pola hidup
yang kokoh. Ilmu iman dan amal shaleh merupakan faktor menanggapi kehidupan
bahagia. Tentang hubungan antara iman dan amal demikian sabdanya,
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman” [HR.Ath-Thabrani]. Kemudian jelaskan pula bahwa,
َ لع ْل ْم فَ ِر ْث
ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم ِ طَلَبُ ْا
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” [HR. Ibnu Majah dari Anas,
HR. Al Baihaqi].
Alam dan lingkungan merupakan ciptaan Allah SWT yang disediakan untuk
makhluknya. Manusia sebagai khalifah di muka bumi bertugas untuk mengelola
dan mengeksploitasi demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam rangka
eksploitasi tersebut, tentu harus diimbangi dengan usaha agar kelestarian alam dan
lingkungan tetap terjaga (keseimbangan ekosistem). Hal ini juga diperuntukkan
bagi terutama alim, ulama dan ilmuwan didalam melakukan penjagaan terhadap
alam lingkungan dan sekitarnya.
Alim adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab yang artinya berilmu
(terutama dalam hal Agama Islam). Sedangkan ulama artinya orang yang ahli
dalam pengetahuan Agama Islam. Istilah Alim Ulama artinya orang-orang yang
pandai dalam pengetahuan Agama Islam.
Ilmuwan berasal dari kata “ilmu” dan imbuhan “-wan”. Ilmu artinya
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode
tertentu, yang digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) itu. Sedangkan yang dimaksud dengan ilmuwan adalah orang yang
ahli/banyak pengetahuan mengenai suatu ilmu, orang yang berkecimpung dalam
ilmu pengetahuan.
1. Memelihara Lingkungan
Para Ilmuwan mempunyai tugas penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Selain sebagai upaya pencapaian misi lingkungan yaitu mencegah
atau memperbaiki kerusakan lingkungan, dilihat dari segi ibadah, tentunya orang-
orang yang berilmu juga punya nilai lebih. Seperti yang telah disebutkan di atas
bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Kerusakan alam
seperti banjir, kebakaran hutan, tanah longsor, alih fungsi hutan, pencemaran
lingkungan, polusi, dsb sebagai bentuk kiamat kecil, tentunya bisa diminimalisir
dengan memanfaatkan dan menerapkan IPTEK. Karena adanya orang-orang yang
berilmu setidaknya bisa “menunda” kiamat. Sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan
merebaknya kebodohan …” (Shahih Bukhari No. 78 dan Shahih Muslim No.
4.824).
Dihadapkan dengan masalah moral dan akses ilmu dan teknologi yang
bersifat merusak, para ilmuwan dapat dipilahkan ke dalam 2 golongan pendapat,
yaitu (1) golongan yang berpendapat bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap
nilai-nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini ilmuwan
hanya menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk
mempergunakannya, apakah akan digunakan untuk tujuan yang baik ataukah
untuk tujuan yang buruk, (2) golongan yang berpendapat bahwa netralisasi ilmu
hanya terbatas pada metafisika keilmuwan, sedangkan dalam penggunaannya
harus dilandaskan nilai-nilai moral. Seorang ilmuwan akan dihadapkan pada
kepentingan-kepentingan pribadi ataukah kepentingan masyarakat akan membawa
persoalan etika keilmuwan.
2. Membuktikan Isi /ayat-ayat Alquran
Selain itu, ilmuwan juga dituntut untuk bisa menjawab dan membuktikan
suatu ilmu yang dasarnya berasal dari Firman Allah (Alquran) dan Sabda Nabi
Muhammad (SAW). Sehingga apa yang sudah tertulis dalam kitab tersebut
memang benar, menjadi pedoman bagi umat manusia dan tidak ada keragu-raguan
di dalamnya.
3. Menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dan selaras
dengan alam sekitar
Fazrur Rahman membicarakan alam dalam konsep Islam tidak bisa dipisahkan
dari pembahasan tentang Tuhan dan manusia. Membahas salah satunya pasti akan
menyeret tema laimya dalam pembicaraannya. Dalam Islam Tuhan (baca: Allah
SWT) adalah pemilik tunggal alam semesta, dimana manusia termasuk
didalamnya. Namun begitu manusia mempunyai kedudukan yang sangat unik dan
khas dibandingkan makhluk-makhluk Allah lainnya.
4. Memakmurkan alam, mengolah SDA dengan IPTEK untuk
kesejahteraan
Dalam mengelola alam, sudah seharusnya kita tidak hanya meminta
dari alam saja. Namun sebaliknya kita juga harus memberi kepada alam. Misalnya
meregenerasi tanah dengan memanfaatkan IPTEK misalnya dengan dibajak
menggunakan traktror, mengelola potensi SDA yang ada dengan menggandeng
masyarakat sekitar sehingga tercipta kesejahteraan.
5. Menerapkan ilmunya dalam mengeksploitasi alam dan lingkungan
dengan teknologi terkini, ramah lingkungan, tanpa merusak alam dan
dengan bijak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Iptek dan seni dalam
islam memiliki beberapa cakupan di antaranya mengenai tentang Iman, ilmu,dan
amal sebagai kesatuan, Keutamaan orang beriman dan berilmu serta Tanggung
jawab Ilmuan terhadap Alam Lingkunganya.
Iman, ilmu dan amal merupakan sesuatu yang tidak bisa di pisahkan karena
ketiganya saling berkaitan satu sama lain, bila seseorang ada iman maka perlu
ilmu dan amal di dalam pengamalan ibadah yang dilakukan dan orang yang
berilmu dan orang beriman memiliki banyak keutamaan di antaranya Allah
mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu yang terdapat pada Q.S Al
mujadalah ayat 11.
B. Saran
Fadlilah Putra, Oriza. 2016. Iptek dan Seni Dalam Konsep Islam.
https://www.academia.edu/30502286/IPTEK_DAN_SENI_DALAM_KONSEP_I
SLAM. Diakses pada tanggal 25 September 2022.
Fajar, Arya. 2021. Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam dan Lingkungan.
https://www.scribd.com/document/438249375/Tanggung-Jawab-Ilmuwan-
Terhadap-Alam-Dan-Lingkungan. Diakses pada tanggal 25 september 2022.
Arsyadana, Addin. (2017). “Penerapan Sistem Full Day School Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Mi Al-Qamar Bagor, Nganjuk”. Bagor:
Nganjuk Realita, Volume 15, No. 1 Tahun 2017.